وبركاته هللا ورحمة عليكم والسالم
. Prinsip tersebut diantaranya diaplikasikan melalui pelaksanaan zakat, wakaf dan infaq.oleh karena
itu izinkan kami menyampaikan sbuah syarahan yg berjudul : pemanfaatan zakat wujudkan
perekonomian yg merakyat
Dengan landasan surah At-Taubah ayat 103:
ِ ُخ ْذ مِنْ أَمْ َوال ِِه ْم صَ دَ َق ًة ُت َط ِّه ُر ُه ْم َو ُت َز ِّك
﴾١٠٣﴿ يهم ِبهَا َوصَ ِّل عَ لَي ِْه ْم إِنَّ صَ الَ َتكَ سَ َكنٌ لَّ ُه ْم َوهّللا ُ سَ مِي ٌع عَ لِي ٌم
Artinya : “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka,
dan mendo`alah untuk mereka. Sesungguhnya do`a kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha
Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
Kedua, mengisyaratkan agar amilin memiliki manajemen yang bagus. Masa orde baru terbukti
karena amilin tidak professional akhirnya zakat bukan mensejahterakan rakyat tapi zakat menjadi jaket.
Hadirin, apa hikmah zakat bagi seorang muzakki?
Ayat tadi menjelaskan :
Pertama, untuk membersihkan harta dari hak-hak fakir miskin, orang yang tak berharta, orang yang
terbaring di pinggir-pinggir jalan yang tiap hari merasakan pekik getirnya kehidupan, hanya isak
tangis yang ia rasakan.
Kedua,, membersihkan dari penyakit rakus, tamak, dan serakah. Penyakit ini hadirin yang harus kita
bersihkan, sebab jika kehidupan manusia dilanda penyakit ini maka akan lahir hartawan berjiwa
Qarun, pengusaha bermental Sa’labah, penguasa berotak Fir’aun, fungsinya bukan pelindung rakyat
tapi pemeras, penindas, bahkan perampas hak-hak rakyat. Fungsi yang ketiga, dengan zakat, wakaf,
dan infaq jiwa akan tenang, hati senang walaupun banyak uang. Amin ya rabbal ‘alamin.
Tapi sebaliknya, jika para aghniya’, para konglemerat enggan membayar zakat, enggan untuk wakaf,
dan enggan berinfak maka suatu negara bisa kiamat, walau gedung bertingkat, walau mobil makin
mengkilat, dijamin rakyat sulit berdaulat apalagi jikalau pejabat sudah jadi penjahat, menyikat uang
rakyat, jelas bangsa bisa kiamat. Na’udzubillah tsumma naudzubillah Padahal Rasulullah saw telah
bersabda :
“Bukan termasuk orang mukmin, orang yang hidupnya kenyang sendirian sementara tetangganya hidup dalam kelaparan ”
Dengan demikian, orang kaya yang tidak peduli dengan nasib kaum dhu’afa, konglomerat yang
acuh terhadap kaum melarat, pejabat yang apriori terhadap nasib rakyat, bukan saja mencerminkan
orang yang jahat, tetapi mencerminkan orang yang tidak beriman dan orang seperti ini harus minggir
dari Negara kita tercinta ini.
Oleh karena itu hadirin, semangat zakat, wakaf dan infak wajib kita aplikasikan dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara lalu, kepada siapa zakat itu diberikan? Sebagai jabannya kita renungkan
firman Allah swt dalam al-Qur’an Surat al-Taubah ayat : 60
Artinya : “Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus
zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah
dan untuk mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana”
Hadirin Rakhimakumullah….
. Ayat tersebut merupakan deskripsi Allah swt tentang skala prioritas penerima harta zakat, yaitu
الفقراء والمساكينorang-orang fakir dan miskin. Lalu bagaimanakah kaitannya dengan kondisi Bangsa
kita saat ini? Ternyata setelah di teliti oleh lembaga penelitian di Indonesia trdapat 23 juta lebih
penduduk indonesia hidup di bawah garis kemiskinan, apalagi setelah terjadinya krisis moneter, ,
sulit mencari lapangan kerja, kemiskinan semakin membengkak. Akibatnya kemiskinan ini
langsungnya adalah dapat menyebabkan kekufuran, Dr. Ismail Raj’i al-Faruqi, derektur lembaga
pengkajian Islam internasional mengatakan bahwa “ kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan
merupakan tiga permasalahan besar yang saat ini, namun diantara ketiganya kemiskinan
merupakan yang paling berbahaya. Sebab kebodohan dan keterbelakangan itu muncul akibat
kemiskinan. Akibatnya, tidak sedikit saudara kita yang menjual akidah hanya untuk
mempertahankan hidupnya. Hadirin, agar kemiskinan tidak bertambah dan bertambah, ada tiga hal
yang harus kita lakukan berkaitan dengan kewajiban zakat. Pertama. Kita harus mengeluarkan zakat
dan memasyarakatkan gerakan sadar zakat. Kedua, kita harus membentuk lembaga zakat yang
professional. Ketiga, kita harus memberdayakan zakat untuk membangun kesejahteraan
masyarakat.
Dari uraian tersebut maka dapat kita simpulkan bahwa ,