Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI


HUBUNGAN ANTARA HIDUP BERFOYA-FOYA DENGAN RIYA

DISUSUN OLEH:

1. ALISHA NAURAH MUMTAZ


2. AULIA NANTHA SAYRA
3. KIRANA DITHA AURELLIA
4. SELVIANA RAHMAH

SMA NEGERI 1 SIMPANG EMPAT

TAHUN PELAJARAN 2023/2024


KATA PENGANTAR

Assalamu‟alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kami panjatkan kehadirat


Allah SWT, yang atas rahmat-Nya dan karunianya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat
pada waktunya. Adapun tema dari makalah ini adalah "Hubungan Antara Hidup Berfoya-foya
dengan Riya".

Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
Bapak Muhammad.Haris S.Pd.I yang telah memberikan tugas terhadap kami. Kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang turut membantu dalam pembuatan makalah
ini.

Kami jauh dari sempurna.Dan ini merupakan langkah yang baik dari studi yang
sesungguhnya. Oleh karena itu, keterbatasan waktu dan kemampuan kami, maka kritik dan
saran yang membangun senantiasa kami harapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi
kelompok saya pada khususnya dan pihak lain yang berkepentingan pada umumnya.

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ……………………………………............................………………..…… i


DAFTAR ISI ………………………………………………………………………………………… ii
BAB 1 PENDAHULUAN …………………………………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………………………….........................


1
B. Perumusan Masalah …………………………………………………. ……………………… 1
C. Tujuan Masalah ………………………………………………………………………………. 1

BAB 2 PEMBAHASAN ………………………………………………………………………....... 2

A. Penjelasan ……………………………………………………………………………………....2
B. Dampak ………………………………………………………………………………………… 10
C. Cara Menghindari ………………………………………………………………………………
11
D. Keuntungan ...………………………………………………………………………………… 12

BAB 3 PENUTUP…………………………………………………………………………………..…. 13

A. Kesimpulan …………………………………………………………………………...……. 13
B. Saran ………………………………………………………………………………………..… 13

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………….. 14


BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Pernahkah kalian melakukan suatu


amal ibadah, kemudian
menunjukkannyakepada orang lain, baik 3. Bagaiman cara menghindari sifat
melalui melalui media sosial ataupun secara a. Berfoya-foya
langsungdengan maksud agar mendapat b. Riya
pujian? Atau pernahkah sifat sum'ah di dalam 4. Apa keuntungan terbebas dari sifat
hati. Kebanyakan manusia suka mendapat a. Berfoya-foya
pujian, hanya sedikit yang mampu beramal b. Riya
secara ikhlas. Padahal, Allah Swt. hanya
menerima amal yang dilakukan dengan ikhlas.
Di samping itu, berbagai sifat tercela seperti C. TUJUAN MASALAH
berfoya-foya, takabur (sombong), hasad juga 1. Untuk memberikan informasi
akan selalu dihembuskan setan ke dalam hati tentang
manusiakalian bersedekah,kemudian a. Berfoya-foya
menghendaki diumumkan secara terbuka oleh b. Riya
panitia pembangunan masjid? Jika kalian 2. Untuk mengetahui dampak
pernah melakukannya, maka berhati-hatilah negative dari
karena biasa jadi amal tersebut sia-sia, sebab a. Berfoya-foya
ada sifat sum‟ah dalam hati. Kebanyakan b. Riya
manusia suka mendapat pujian, hanya sedikit 3. Untuk mengetahui cara
yang mampu beramal dengan ikhlas. Di menghindari sifat
samping itu, berbagai sifat tercela seperti a. Berfoya-foya
berfoya-foya, takabur (sombong), hasad juga b. Riya
akan selalu dihembeskan setan ke dalam hati 4. Untuk mengetahui keuntungan diri
manusia dengan tujuan menjerumuskan kita terbebas dari sifat
kedalam neraka. a. Berfoya-foya
b. Riya

B. PERUMUSAN MASALAH

Dari latar belakang yang sudah dibuat, dapat


dirumuskan dengan pertanyaan, sebagai
berikut:

1. Apa penjelasan lebih lanjut tentang


a. Berfoya-foya
b. Riya
2. Apa dampak negative dari
a. Berfoya-foya
b. Riya
BAB 2

PEMBAHASAN

A. BERFOYA-FOYA

Berfoya-foya artinya menghabiskan bagi orang lain atau tidak, karena mereka
uang untuk tujuan bersenang-senang belaka. Hal beranggapan hidup ini hanya sekali, sehingga
ini sama sekali tidak disukai oleh Allah, sesuai mereka merasa ingin menikmati hidup
dengan firman-Nya dalam surat At Takatsur ayat senikmat-nikmatnya. Di dalam lingkungan
1-2 yang artinya, "bermegah-megahan telah penganut gaya hidup ini, hidup dijalani dengan
melalaikan kamu. Sampai kamu masuk dalam sebebas-bebasnya yaitu tanpa batasan yang
kubur.". Berfoya foya dapat dilihat dari gaya mengganggu sehingga leluasa mengejar
hidup yg merupakan pola sehari-hari individu kesenangan dan kenikmatan demi memenuhi
yang dinyatakan dalam bentuk aktifitas, minat hawa nafsu (Praja, 2005). Gaya hidup hedonis
dan opini (Syafaati, 2008). Aktivitas merupakan menganggap bahwa kesenangan dan
cara bagaimana individu menggunakan kepuasan pribadi sebagai tujuan utama dan
waktunya. Minat merupakan hal menarik dari menghindari hal-hal yang tidak
lingkungannya yang dapat membuat seseorang menyenangkan dan mendatangkan
memperhatikan baik secara sadar maupun tidak kesengsaran.
sadar. Opini merupakan hal-hal yang dipikirkan
individu tentang diri dan lingkunganya. Gaya Secara kodrat alamiah, manusia
hidup adalah cara yang unik dari setiap orang memang memiliki tabiat mencintai harta. Pada
dalam berjuang mencapai tujuan khusus yang saat uang dan hartanya melimpah,
telah ditentukan orang itu dalam kehidupan perilakunya bisa berubah menjadi lebih
tertentu dimana ia berada (Alwisol, 2011). Gaya konsumtif. la akan mudah membuat
hidup dinyatakan wajar apabila keputusan untuk membeli barang- barang
keberlangsunganya tidak mewah, meskipun barang tersebut kurang
mendominasi dan mengesampingkan begitu penting bagi diri dan keluarganya
kepentingan yang lain, seperti akademik ataupun Sesungguhnya gaya hidup seperti itu salah,
pekerjaan. karena termasuk kategori menghamburkan
harta, pemborosan dan berfoya-foya. Berfoya-
Pada realitanya di kota besar banyak foya juga merupakan pola pikir seseorang,
orang yang justru mengutamakan gaya hidup sikap dan tindakan yang tidak seimbang
mengejar kesenangan materi dan berfoya-foya dalam memperlakukan harta. Harta
daripada harus memikirkan tanggung jawab. merupakan cobaan bagi pemiliknya, jika harta
Mereka cenderung mengejar kesenangan digunakan dengan baik maka harta bisa
dengan berbagai upaya dan menjadikan bermanfaat baginya, sebaliknya kalau harta
kenikmatan materi sebagai tujuan utama yang dikelola secara salah maka akan
justru akan menimbulkan masalah yang secara mencelakakannya. Harta bisa menjadi tercela
tidak langsung mereka sadari. Kecenderungan jika dijadikan tujuan utama oleh pemiliknya,
gaya hidup tersebut dikenal dengan istilah gaya dan dalam proses mencarinya tidak diniatkan
hidup hedonis atau mengejar kesenangan yang untuk beribadah kepada Allah Swt. Islam
bersifat materi dan kesenangan indera. melarang perilaku berlebih-lebihan atau
melampaui batas (isra) dan boros (tabzir)
Gaya hidup hedonis adalah cara dalam membelanjakan harta, keduanya
hidup yang menganggap bahwa kesenangan dan termasuk perbuatan setan.
kenikmatan materi adalah tujuan utama hidup.
Bagi para penganut gaya hidup ini, bersenang-
senang, pesta-pora, dan pelesiran merupakan
tujuan utama hidup, entah itu menyenangkan
Sebaliknya. Islam menganjurkan oleh Abu Daud yang berbunyi “makanlah,
umatnya untuk hidup bersahaja, seimbang dan minumlah, pakailah, dan bershodaqohlah
proporsional. Sebagai orang Islam yang jangan kamu berlebih-lebihan atau boros dan
berpedoman pada Al- Qur‟an dan Hadits. Allah janganlah untuk bermegah-megahan”. Hadits
berfirman dalam surat Al-Isra‟ ayat 27 : tersebut menjelaskan bahwa Islam
mengajarkan untuk melaksanakan sesuatu
secukupnya dan tidak berlebih-lebihan. Gaya
hidup hedonis memiliki tujuan menghindari
Artinya: “Dan sesungguhnya orang-orang yang kesengasaraan dan menikmati kebahagiaan
melakukan tabddzir adalah saudara-saudaranya sebanyak mungkin dalam kehidupan di dunia.
syaithan” Ayat di atas secara tegas mengatakan Gaya hidup hedonis saat ini merebak pada
bahwa pemboros merupakan saudara setan, semua lapisan generasi tanpa pandang bulu,
Berkaitan dengan sikap berlebih-lebihan atau terutama dalam hal ini banyak ditemukan
melampaui batas (israf), Allah Swt. berfirman pada remaja. Gaya hidup hedonis antara lain
dalam Q.S. al-Furqan/25: 67 berikut ini yang lebih banyak bermain, senang pada
artinya: "Dan (termasuk hamba-hamba Tuhan keramaian kota, senang membeli barang
Yang Maha Pengasih) orang-orang yang apabila mahal yang disukai serta selalu ingin menjadi
menginfakkan (harta), mereka tidak berlebihan, pusat perhatian. Permasalahan ini,
dan tidak (pula) kikir, di antara keduanya secara dikarenakan semakin derasnya arus informasi
wajar" (QS.al-Furqan/25: 67). Kata tabzir diulang dan teknologi yang diserap secara “apa
sebanyak tiga kali dalam Al-Qur'an, sedangkan adanya” tanpa memilah-milah mana yang
kata israf diulang sebanyak dua puluh tiga kali pantas dan tidak pantas untuk dilakukan
dengan berbagai bentuknya. Ayat di atas menyebabkan remaja terjebak dalam gaya
menyatakan secara tegas larangan tabzir dan hidup hedonis. Seringkali terlihat remaja
israf Sikap tabzir dan israf memiliki kemiripan berfoya-foya dan nongkrong dikafe, mall dan
perngertian dan makna. Tabzir (boros) adalah plaza. Ini merupakan bagian dari agenda
perilaku membelanjakan harta tidak pada hidup mereka. Kemampuan mengontrol diri
jalannya. Dengan kata lain, yang dimaksud sangat diperlukan untuk mengurangi
pemborosan yaitu mengeluarkan harta tidak haq. kemungkinan terjebak atau terlibat pada
Apabila seseorang mengeluarkan harta sangat perbuatan-perbuatan yang menyimpang dan
banyak tetapi untuk hal-hal yang dibenarkan oleh mampu dalam menahan diri untuk berperilaku
Islam, maka bukan termasuk pemborosan. benar berdasarkan hati dan pikiran. Kontrol
Sebaliknya, jika seseorang mengeluarkan harta diri menurut Goldfried dan Merbaum (dalam
meskipun sedikit, tetapi untuk hal-hal yang Fatimah, 2013) adalah suatu kemampuan
dilarang agama, maka ia termasuk pemboros. untuk menyusun, membimbing, mengatur, dan
Allah Swt. sangat tidak menyukai seseorang mengarahkan bentuk perilaku yang dapat
yang mempergunakan harta secara berlebihan membawa kearah konsekuensi positif. Gailliot
(israf) dan tanpa manfaat. Mereka dan Baumeister (2007) menyebutkan bahwa
menghamburkan harta sia-sia dan melupakan kontrol diri adalah kemampuan seseorang
hak-hak orang lain atas hartanya. Seseorang untuk mengendalikan impuls dan tanggapan,
disebut berperilaku israf apabila ia dan merupakan pengaturan diri secara sadar.
membelanjakan harta melewati batas kepatutan Lazarus (dalam Fatimah, 2013) berpendapat
menurut ajaran Islam dan tidak ada nilai bahwa kontrol diri adalah kemampuan untuk
manfaatnya untuk kepentingan dunia maupun mengontrol tindakan atas impuls atau desakan
akhirat. Sifat israf ini dipengaruhi oleh godaan yang mungkin berbahaya atau menghasilkan
uang dan harta pada seseorang yang lemah hukuman karena impuls tersebut bertentangan
imannyadengan demikian jelaslah bahwa yang dengan norma atau standar masyarakat
membelanjakan harta dijalan selain yang haq dimana ia tinggal.
atau selain yang Allah perbolehkan dan hanya
mengikuti keinginan hawa nafsu merupakan
saudara-saudara syaitan, hal ini juga
bertentangan dengan riwayat Nabi Muhammad
SAW dalam sebuah Hadits yang dirawayatkan
Berdasarkan apa yang telah dipaparkan di atas, Meskipun berfoya-foya dapat memberikan
kecendrungan gaya hidup hedonis atau berfoya- kesenangan dan kenikmatan sementara,
foya diakibatkan karena sulitanya dalam namun penting untuk mempertimbangkan
mengontrol hidupnya yang tidak lagi mampu beberapa hal:
untuk mengarahkan tingkah lakunya sendiri yang
pada akhirnya akan berakibat pada tekanan dan 1. Keuangan Pribadi: Penting bagi
dorongan yang menyebabkan adanya seseorang untuk mempertimbangkan
pandangan hidup yang menganggap bahwa keseimbangan keuangan pribadi
kesenangan dan kenikmatan materi adalah sebelum terlibat dalam aktivitas berfoya-
tujuan utama hidup. Dengan adanya foya. Menghabiskan uang secara
perkembangan zaman dan munculnya teknologi berlebihan dapat menyebabkan masalah
akan membuat manusia lebih mudah dalam keuangan jangka panjang, seperti utang
mengakses segala sesuatu, hal ini dapat yang tak terkendali atau kesulitan
mempengaruhi kehidupan remaja, terutama pada keuangan lainnya.
remaja akhir dengan usia 17-22 tahun. 2. Prioritas dan Nilai: Setiap individu
Kehidupan remaja tidak terlepas dari kebutuhan memiliki prioritas dan nilai-nilai yang
akan kebebasan, dengan adanya kebutuhan berbeda. Penting untuk
akan kebebasan dizaman ini, sebabnya remaja mempertimbangkan apakah berfoya-foya
tidak dapat mengontrol perasaan dan pikirannya sesuai dengan nilai-nilai pribadi dan
untuk terus mencari kebahagiaan di dunia, salah apakah kegiatan tersebut memberikan
satunya dengan cara berfoya-foya. Dengan gaya kepuasan yang berarti.
hidup berfoya-foya atau hedonisme, remaja akan 3. Kendali Diri: Berfoya-foya yang
memiliki kecenderungan sifat untuk selalu berlebihan dapat mengarah pada
merasakan hidup yang jauh lebih baik, lebih kecanduan atau penggunaan yang tidak
mewah, dan nyaman, serta berkecukupan tanpa sehat terhadap konsumsi. Penting untuk
harus bekerjakeras. Remaja yang berfikir seperti menjaga kendali diri dan memastikan
itu akan membuat merek memiliki standarisasi bahwa perilaku berfoya-foya tetap dalam
terhadap kondisi kehidupan dan pergaulan. batas yang sehat.
Banyak dari manusia berfikir bahwa kebahagiaan 4. Efek Lingkungan: Aktivitas berfoya-foya
adalah hal terbaik di dunia ini, dengan mencari sering kali melibatkan penggunaan
kesenangan jiwa dengan cara hedonisme. sumber daya yang berlebihan dan dapat
Hedonisme menurut sebagian orang ialah memiliki dampak negatif pada
mencari kesenangan dengan cara berfoya-foya, lingkungan. Penting untuk
akan tetapi hedonisme sebenarnya tidak hanya mempertimbangkan dampak lingkungan
mencari kebahagiaan dunia saja, akan tetapi dari perilaku berfoya-foya dan mencari
kebahagiaan jiwa, mencari kebahagiaan jiwa bisa cara untuk mengurangi jejak ekologis.
dengan cara hidup yang sederhana dan merasa 5. Kebahagiaan Jangka Panjang:
cukup. Salah satu penyebab munculnya perilaku Kebahagiaan jangka panjang sering kali
Hedonisme yang dikemukakan oleh Engel dan tidak tergantung pada kegiatan berfoya-
Blackwell yaitu gaya hidup. Hal tersebut tidak foya semata. Kebahagiaan yang lebih
terlepas dari lingkungan sekitar dari para berkelanjutan bisa didapatkan melalui
responden, karena sesungguhnya lingkungan hubungan yang bermakna, pencapaian
memiliki interaksi sosial yang sangat tinggi pribadi, atau kontribusi pada masyarakat.
dibandingkan dengan yang lain, seperti memiliki Dalam menghadapi aktivitas berfoya-
tetangga atau teman disekitar yang dapat foya, penting untuk mencari
memicu munculnya perilaku tersebut. Tinggal keseimbangan antara kesenangan dan
dilingkungan yang memiliki gaya hidup yang tanggung jawab keuangan serta
tinggi akan sangat memungkinkan bagi responde mempertimbangkan nilai-nilai pribadi dan
terpengaruh oleh perilaku tersebut mengingat dampak yang mungkin timbul.
kondisi responden yang masih memiliki pikiran Perubahan dunia sekitar baik yang
yang labil dan ikut-ikutan trend terbaru. bersifat konstruktif maupun destruktif,
menjadi bagian yang tak terpisahkan
dengan kehidupan manusia.
B. RIYA

Secara etimologi, kata riya berasal Riya berasal dari bahasa Arab
dari kata ru‟yah, yang artinya menampakkan. ra‟a-yara-ruyan-wa ru‟yatan yang artinya
Dikatakan arar-rajulu, berarti seseorang melihat. Istilah riya adalah memperlihatkan diri
menampakkan amal shalih agar dilihat oleh kepada orang lain agar keberadaannya baik
manusia. Makna ini sejalan dengan firman Allah itu ucapan, tulisan, sikap, maupun amal
SWT: perbuatannya supaya diketahui oleh orang
(4) (5) lain.
(6) (7)
Sedangkan secara garis besar,
“Maka celakalah orang-orang yang shalat (4)
arti riya adalah sebuah perbuatan pamer. Oleh
Yaitu orang-orang yang lalai terhadap shalatnya karena itu, riya tergolong sebagai perbuatan
(5) mereka berbuat riya‟ (6) dan enggan yang bisa menyebabkan penyakit hati. Secara
memberikan bantuan..” bahasa, arti riya merupakan istilah yang
berasal dari kata Arriyaa‟u yang berarti
Sedangkan pengertian riya secara memperlihatkan atau pamer. Riya juga dapat
istilah/ terminologi adalah sikap seorang muslim diartikan sebagai perbuatan memperlihatkan
yang menampakkan amal shalihnya kepada sesuatu, baik itu barang atau perbuatan baik
manusia lain secara langsung agar dirinya dengan maksud agar dilihat orang lain atau
mendapatkan kedudukan dan/atau penghargaan pun mendapat pujian dari orang lain. Dalam
dari mereka, atau mengharapkan keuntungan agama Islam, perbuatan riya sendiri dibenci
materi.Kata lain yang mempunyai arti serupa Allah SWT, karena perbuatan yang dilakukan
dengan riya ialah Sum`ah.Kata sum`ah berasal tidak didasarkan dengan niat semata-mata
dari bahasa Arab ‫ة‬ yang berarti hanya untuk Allah SWT. Perlu Grameds
kemasyhuran nama, baik sebutannya. Orang ketahui bahwa Allah SWT membenci orang
yang sum`ah dengan perbuatan baiknya, berarti yang memiliki sikap riya dan mengharamkan
ingin mendengar pujian orang lain terhadap perbuatan ini. Hal ini karena riya adalah salah
kebaikan yang ia lakukan.dengan danya pujian satu perbuatan yang dapat menghapus amal
tersebut, akhirnya masyhurlah nama baiknya baik seseorang. Selain itu, riya merupakan
dilingkungan masyarakat. Jadi, sum‟ah perbuatan yang digolongkan sebagai syirik
mempunyai arti yang sama dengan riya. Al- kecil dan riya merupakan perbuatan yang bisa
Hafidz Ibnu Hajar al-Asqolani dalam kitabnya muncul karena ada niat dalam hati atau bisa
Fathul Baari berkata: “Riya‟ ialah menampakkan juga dalam perbuatan. Arti riya lainnya yaitu
ibadah dengan tujuan dilihat manusia, lalu sikap yang muncul karena kurangnya
mereka memuji pelaku amalan itu”. Imam Al- pemahaman akan tujuan amal dan ibadah
Ghazali, riya‟ adalah mencari kedudukan pada yang dilakukan. Riya yang merupakan salah
hati manusia dengan memperlihatkan kepada satu penyakit hati, sehingga perilaku ini perlu
mereka hal-hal kebaikan. Sementara Imam Habib dijauhi oleh setiap manusia. Hal ini perlu
Abdullah Haddad pula berpendapat bahwa riya‟ dilakukan agar diri sendiri terhindar dari
adalah menuntut kedudukan atau meminta penyakit hati. Seperti yang sudah dijelaskan
dihormati daripada orang ramai dengan amalan sebelumnya bahwa riya merupakan syirik kecil
yang ditujukan untuk akhirat. Dengan demikian, yang dibenci oleh Allah, sehingga apabila
dapat disimpulkan bahwa riya‟ adalah melakukan melakukannya dapat merusak ibadah atau
amal kebaikan bukan karena niat ibadah kepada mengurangi pahala. Selain itu, seseorang
Allah, melainkan demi manusia dengan cara yang melakukan kebaikan didasari dengan
memperlihatkan amal kebaikannya kepada orang niat riya, maka kebaikan itu tidak bernilai di
lain supaya mendapat pujian atau penghargaan, hadapan Allah.
dengan harapan agar orang lain memberikan
penghormatan padanya.
Hukum Riya ada dua jenis. Jenis Orang yang riya terdapat terdapat beberapa
yang pertama hukumnya syirik akbar. Hal ini ciri :
terjadi jika sesorang melakukan seluruh amalnya
agar dilihat manusia, dan tidak sedikit pun 1. Malas, jika seorang diri tapi giat jika di
mengharap wajah Allah. Dia bermaksud bisa tengah-tengah orang banyak.
bebas hidup bersama kaum muslimin, menjaga 2. Bertambah semangat beramal jika
darah dan hartanya. Inilah riya‟ yang dimiliki oleh mendapatkan pujian namun
orang-orang munafik. Allah berfirman tentang berkurang frekwensi amalnya jika
keadaan mereka (yang artinya), “Sesungguhnya mendapatkan celaan.
orang-orang munafik itu menipu Allah, dan Allah
akan membalas tipuan mereka . Dan apabila a) Bentuk dan contoh sikap riya:
mereka berdiri untuk shalat mereka berdiri 1. Riya dalam iman,“Dan bila mereka
dengan malas. Mereka bermaksud riya (dengan berjumpa dengan orang-orang yang
shalat) di hadapan manusia. Dan tidaklah mereka beriman, mereka mengatakan, „Kami
menyebut Allah kecuali sedikit sekali” (QS. An telah beriman‟.” (QS. Al-Baqarah: 14).
Nisaa‟:142). Adapun yang kedua adalah riya‟ 2. Riya dengan (ibadah) wajib atau
yang terkadang menimpa orang yang beriman. sunnah, maka dia menampakkannya
Sikap riya‟ ini terjadang muncul dalam sebagian ketika ia sendiri.
amal. Seseorang beramal karena Allah dan juga 3. Riya dengan bentuk ibadah, seperti
diniatkan untuk selain Allah. Riya‟ jenis seperti ini membaguskannya dan
merupakan perbuatan syirik asghar. Jadi, hukum memperhatikan bentuk dhahirnya
asal riya‟ adalah syirik asghar (syirik kecil). saja.
Namun, riya‟ bisa berubah hukumnya menjadi 4. Riya dengan ucapan, dan ini khusus
syirik akbar (syirik besar) dalam tiga keadaan bagi para pemberi nasihat, maka dia
berikut : menghafal agar dia pandai berbicara,
berdebat, dan berdiskusi atau untuk
 Jika seseorang riya‟ kepada manusia memuji dirinya sendiri dan
dalam pokok keimanan. Misalnya mempersiapkan proyek-proyeknya.
seseorang yang menampakkan dirinya di 5. Riya dengan keadaan orang yang
hadapan manusia bahwa dia seorang berbuat riya, seperti (menampakkan)
mukmin demi menjaga harta dan darahnya. kurus dan pucatnya badan, agar
 Jika riya‟ dan sum‟ah mendominasi dalam disangka bersungguh-sungguh dalam
seluruh jenis amalan seseorang. beribadah, dan juga seperti
 Jika seseorang dalam amalannya lebih menampakkan suara yang lemah dan
dominan menginginkan tujuan dunia, dan keringnya bibir agar disangka
tidak mengharapkan wajah Allah. berpuasa. Ini adalah masalah yang
besar dan samudra yang
Riya muncul akibat kurang iman bergelombang, termasuk ke dalamnya
kepada Allah dan hari akhirat serta ketidakjujuran riya‟ dengan pakaian, cara berjalan
menjalankan agama. Ia beribadah kerana ingin dan kewibawaan.
dipandang sebagai orang taat dan saleh. Sikap 6. Riya dengan (akibat) yang terjadi
riya sangat merugikan karena kebaikan dan setelah perbuatan, seperti orang yang
ketaatan yang dilakukan tidak bernilai di sisi menyukai agar diberi ucapan salam
Allah. Terdapat sebuah ungkapan yang terlebih dulu, diberi sambutan dengan
dikemukakan oleh seorang sahabat Rasulullah wajah yang ceria, dicukupi keperluan-
SAW yang sangat zuhud kehidupannya, beliau keperluannya dan diberi kelapangan
juga termasuk salah seorang dari empat khulafa‟ dalam majelis.
rasydin, yang juga mendapatkan berita gembira
untuk masuk dalam surga Allah kelak. Beliau
adalah Ali bin Abi Thalib. Ali bin Abi Thalib
mengemukakan, tentang ciri-ciri riya‟ yang
terdapat dalam jiwa seseorang.
7. Riya dengan mencela diri, Mutharrif maka ini saling bertentangan; karena
berkata, “Cukuplah seseorang dianggap orang yang menginginkan sesuatu
sebagai ithara‟ (melampaui batas dalam karena sesuatu yang lain,maka yang
memuji), jika dia mencela dirinya di kedua itulah yang dituju secara
hadapan orang-orang seolah-olah engkau dzatnya, sedangkan yang pertama
ingin memujinya dengan celaan tersebut, digunakan karena ia adalah perantara
dan hal ini buruk menurutku.” kepadanya, maka jika dia ikhlas
8. Mengharapkan dunia dengan kepada Allah, dengan tujuan agar
mengikhlaskan amal. Syaikhul Islam menjadi seorang alim, orang pintar,
berkata,“Seperti orang yang tujuannya orang yang memiliki
adalah pengagungan dan pujian dari hikmah,mukasyafah, tasharrufat, dan
manusia misalnya-, dan dia mengetahui yang semisalnya, maka dia berarti
bahwasanya hal itu bisa didapat dengan tidak menginginkan Allah, akan tetapi
ikhlas, maka dia di sini tidak dia menjadikan Allah sebagai
mengaharapkan Allah”. perantara untuk mendapatkan
9. Seorang hamba dalam beribadah tujuannya yang rendah tersebut.”
menginginkan selain Allah. Dia senang (Dar‟u Ta‟arudh an-Naql wa al-Aql,
orang lain tahu/melihat apa yang 6/66-67). Oleh karena itu, asy-Syathibi
diperbuatnya. Dia tidak menunjukkan rahimahullah berkata, “Sesungguhnya
keikhlasan dalam beribadah kepada Allah pelaku sebab mengetahui
dan ini termasuk jenis nifaq. bahwasanya akibat itu tidak
10. Seorang hamba beribadah dengan tujuan dinisbatkan kepadanya (tetapi
dan keinginannya ikhlas karena Allah, dinisbatkan kepada Allah). Apabila dia
namun ketika manusia melihat ibadahnya menyerahkannya kepada Allah
maka ia bertambah giat dalam beribadah subhaanahu wata‟ala dan dia
serta membaguskan ibadahnya. Ini memalingkan pandangannya dari
termasuk perbuatan syirik tersembunyi. akibat, maka dia lebih dekat kepada
11. Seorang hamba beribadah pada awalnya ikhlas. Maka seorang mukallaf,
ikhlas karena Allah dan sampai selesai apabila melaksanakan perintah dan
keadaannya masih demikian, namun pada larangan dengan sebab tanpa
akhir ibadahnya dipuji oleh manusia dan ia memikirkan hal lain selain perintah
merasa bangga dengan pujian manusia dan larangan tersebut, maka berarti
tersebut serta ia mendapatkan apa yang dia telah keluar dari bagian
diinginkannya (dunia, missal: dengan (dunia)nya, melaksanakan hak-hak
memperoleh kedudukan di masyarakat dan Rabb-nya, dan melaksanakan tugas
lainnya). Riya‟ badaniyah, yaitu perbuatan „ubudiyyah. Berbeda halnya apabila
riya‟ dengan menampakkan pelaku melihat dan memperhatikan
badan/jasadnya kurus karena banyaknya akibat, maka sesungguhnya ketika dia
ibadah sehingga ia disebut sebagai orang berpaling kepadanya, berarti dia
ABID (Ahli Ibadah) Ibnu Taimiyyah berkata, menghadap setengahnya saja,
“Hal ini karena terkadang tujuan manusia sehingga menghadapnya dia kepada
itu adalah mendapatkan ilmu dan hikmah, Rabb-nya dengan melakukan sebab
atau mendapatkan mukasyafah dan adalah dikarenakan menghadapnya
ta‟tsirat, atau mendapatkan penghormatan dia kepada akibat, dan tidak
dan pujian dari manusia, atau tujuan-tujuan diragukan lagi perbedaan antara dua
lainnya, dan dia mengetahui bahwasanya tingkatan ini dalam masalah
hal itu bisa didapatkan dengan ikhlas dan ikhlas.”(Al- Muwafaqat,1/219-220).
mengharap wajah-Nya, maka jika dia Dan setelah asy-Syatibi menceritakan
bertujuan untuk mendapatkan hal tersebut riwayat,.. Beliau rahimahullah berkata,
dengan ikhlas kepada Allah dan “ini sering terjadi dikarenakan
mengarapkan Wajah-Nya, seseorang memperhatikan akibat
(hasil) dari sebab-sebab tersebut, dan
bisa jadi perhatiannya (terhadap akibat ini) Bermacam-macam jenis Riya. Riya adalah
menutupi, sehingga akan menghalangi penyakit hati yang perlu kita hindari. Riya
antara pelaku sebab dan perhatiannya sendiri memiliki dua jenis jenis, yaitu riya
(terhadap akibat ini) menutupi, sehingga kholish dan riya syirik. Berikut adalah
akan menghalangi antara pelaku sebab penjelasan lengkapnya. Riya Kholish adalah
dan perhatiannya kepada sebab. Dan jenis riya yang pertama yaitu ada Riya
dengan hal tersebut, seorang ahli ibadah Kholish. Jenis riya yang satu ini merupakan
akan memperbanyak ibadahnya, dan jenis riya yang pembuatannya memiliki tujuan
seorang alim tertipu dengan ilmunya, dan untuk melakukan ibadah semata-mata hanya
lain sebagainya.” (Al-Muwafawat, 1/220). untuk mendapatkan perhatian dan pujian dari
Bentuk-bentuk (contoh) perbuatan riya‟ manusia. Riya ini juga terbagi lagi dalam
antara lain sebagai berikut: beberapa jenis, yaitu:

a) Seorang siswa mau melaksanakan tugas 1. Riya Badan,Riya badan ini biasanya
piketnya dengan baik sesudah guru masuk dilakukan dengan memamerkan tubuh
ke kelas, dengan harapan guru menilai langsing dengan alasan karena kita rajin
bahwa siswa tersebut tergolong siswa yang melakukan puasa.
rajin melaksanakan tugas piket. 2. Riya Pakaian,Riya pakaian adalah yang
b) Seseorang menyantuni anak yatim termaksud contohnya saat kita
dihadapan banyak orang agar orang-orang mengenakan hijab panjang hanya karena
banyak menilai dirinya sebagai orang untuk mendapatkan penilaian atau
dermawan dan baik hati. dianggap sebagai orang alim oleh orang
lain. Selain itu, mereka akan menundukkan
Selain contoh diatas, perbuatan kepala ketika berjalan, bersikap tenang
riya itu bisa timbul dalam berbagai kegiatan dalam bergerak, menampakan bekas sujud
antara lain: pada jidatnya, mengenakan pakaian yang
kasar dan tidak membersihkannya serta
a. Riya‟dalam beribadah, Apabila ada membiarkannya baju robek dan memakai
diantara jama‟ah atau karena dilihat orang pakaian yang bertambal. Dari
biasanya memperlihatkan kekhusu‟an, penampilannya tersebut ia ingin terlihat
ruku‟, sujud dipanjangkan begitu juga seperti orang alim dan agar banyak orang
dengan wirid dan do‟anya, dengan harapan yang berbelas kasih kepadanya. Tidak
ingin mendapatkan pujian sebagai orang hanya itu, ada juga yang selalu
yang tekun beribadah. menggunakan barang-barang mewah dan
b. Riya‟ dalam bersedekah merupakan branded agar mendapatkan pujian orang
Memberikan sedekah bukan karena ingin lain bahwa Ia seorang yang kaya raya.
menolong orang denga ikhlas, akan tetapi 3. Riya Ucapan,Riya ucapan ini biasanya
karena ingin dicap sebagai dermawan dan dilakukan dengan membaca Al-Qur‟an
pemurah. dengan suara yang sangat merdu dan fasih
c. Riya‟ dalam berpakaian merupakan di hadapan orang-orang yang hanya
Memakai pakaian yang bagus, perhiasan karena ingin dipuji saja oleh orang lain.
yang mahal dan beraneka ragam, dengan Padahal Hatinya tidak ikhlas dalam
harapan ingin disebut dengan orang yang membacakan ayat-ayat suci Al-Qur‟an
kaya, mampu, melebihi orang lain. melainkan hanya untuk mendapatkan
pujian dari manusia.Riya dengan ucapan
Bahaya Riya, kini riya sudah bisa juga dilakukan oleh para pemberi
begitu merajalela. Meskipun dari setiap orang nasihat. Mereka biasanya akan menghafal
memiliki kadar yang berbeda,tetap saja tujuannya suatu ayat maupun ilmu agar dia pandai
adalah sama-sama ingin mendapat pujian dari berbicara, berdebat, dan berdiskusi atau
manusia dan tidak ikhlas. Riya‟sangat berbahaya untuk memuji dirinya sendiri dan
karena merupakan salah satu daripada penyakit mempersiapkan diskusi lainnya.Selain itu,
hati yang menjadikan seseorang masuk dalam dengan mengucapkan kata-kata bijak dan
golongan orang munafik. menggerakkan bibir saat berdzikir
dihadapan orang banyak, menyuruh  Dan yang terakhir adalah Menjadi manusia
berbuat baik dan mencegah perbuatan yang sombong dan suka pamer baik di
mungkar di hadapan khalayak. Perbuatan media social ataupun di lingkungan
riya ini bisa juga ditunjukkan dengan masyarakat.
menampakkan marah atas perbuatan
maksiat.
B. DAMPAK NEGATIF RIYA
4. Riya Perbuatan,Riya perbuatan ini Dampak Negatif Apabila Kita
biasanya dilakukan pada saat shalat Bersifat Riya yaitu:
dengan menampakan kekhusyukan saat
melakukan shalat, berlama-lama saat  Menghapus amalan yang kita
berdiri, sujud, ruku‟, dan sejenisnya. Hal itu kerjakan di dunia.
juga dilakukan ketika berpuasa, haji, dan  Pada hari kiamat akan
pada saat mengeluarkan zakat, infak, dipermalukan dihadapan seluruh
maupun sedekah. Perbuatan tersebut makhluk.
adalah perbuatan baik, ternyata perbuatan  Menjadikan amal ibadah yang
baik pun bisa terjerumus menjadi riya baik menjadi batal, berubah
karena niat yang salah. Oleh sebab itu, menjadi buruk, dan berbuah
sebagai umat Islam, kita harus berhati-hati menjadi dosa.
agar tidak terjerumus dalam perbuatan riya.  Lebih berbahaya daripada fitnah.
5. Riya Syirik,Riya adalah perbuatan yang  Terhalang daripada taufik dan
bisa muncul dalam bentuk niat dalam hati hidayah Allah SWT.
atau dalam sebuah perbuatan. Riya adalah  Menimbulkan kesempitan dalam
sikap yang muncul karena kurangnya hidup.
pemahaman akan tujuan amal dan ibadah  Menjadi penyebab adanya jiwa
yang dilakukan. Sementara itu, riya syirik yang tidak tenang dan gelisah.
atau riya niat adalah suatu perbuatan yang  Hilangnya wibawa pada diri
dilakukan dengan niat untuk menjalankan sendiri dan kharisma diri di
perintah Allah SWT, tetapi juga dilandasi hadapan orang lain.
dengan niat agar mendapat perhatian dan  Profesionalisme kerja pada diri
pujian dari manusia sekaligus. Hal ini tidak ada lagi.
biasanya dilakukan dengan memfoto  Terjebak dalam sikap sombong
kegiatan ibadah atau perbuatan baik, yang yang hanya akan menyulitkan diri
kemudian diunggah di internet atau media sendiri.
sosia mereka.  Menghilangkan keimanan diri.
 Menimbulkan kesengsaraan
hidup.
A. DAMPAK NEGATIF BERFOYA-FOYA  Akan mendapat siksa di akhirat.
Dampak negatif apabila kita Berfoya-
foya yaitu: Beberapa Perkara yang Disangka Riya
dan Syirik Pada dasarnya, perbuatan
 Pertama, Terancam jatuh miskin karena riya‟itulah adalah didasarkan daripada
tidak pandai mengelola uang dan terlalu niatnya:
sering mengeluarkan uang.
 Kedua yaitu, Bisa mengalami a) Belanja sesuai dengan kebutuhan
penyesalan di masa depan. hidup, Jika memiliki uang dan ingin
 Ketiga, Kebutuhan pokok sulit tercukupi di belanjakan, maka perlu memilah
karena uang dipakai untuk hal-hal yang antara kebutuhan primer, sekunder
tidak bermanfaat. dan tersier, selanjutnya perlu dibuat
 Keempat, Dibenci oleh orang lain dan skala prioritas agar uang yang
masyarakat. digunakan tepat guna dan terhindari
dari sifat pemborosan.
b) Membiasakan diri sedekah dan berharap keridhaan-Nya. Yakni
membantu orang lain,Dalam harta yang dengan menyadari bahwa seorang
kita miliki terdapat hak untuk orang hamba bisa tetap istiqamah dalam
lain,karenanya biasakan diri untuk beribadah adalah atas keridhaan-
bersedekah sikap ini juga dapat Nya. Perlu diketahui keistiqamahan
membangkitkan rasa empati terhadap dalam beribadah merupakan bukti
orang lain dan lingkungan sekitar serta keridhaan Allah Swt. akan apa yang
bisa mempererat hubungan hamba-Nya lakukan.
antarsesama manusia.
c) Bergaya hidup sederhana, Terbiasa Seseorang perlu menyadari dan
hidup seadanya dan sederhana dapat meyakini, bahwa dengan riya, seluruh
membuat hati dan pikiran tenteram. Ada amalannya akan tidak memiliki arti sama
perasaan bahagia ketikaa melihat orang sekali. Amalannya akan hilang sia-sia dan
lain hidup berkecukupan dan akan akan musnah. Serta dirinya tidak akan
tergerak untuk membantu orang lain pernah mendapatkan apapun dari
yang membutuhkan. usahanya sendiri.Dirinya pun perlu
d) Selalu bersyukur, Perasaan selalu menyadari, bahwa lambat launpun
bersyukur atas semua karunia Allah manusia akan mengetahui apa yang
akan membuahkan ketenangan batin. terdapat di balik amalan-amalan baik yang
Mensyukuri nikmat adalah bentuk kasih dilakukannya, baik di dunia apalagi di
sayang Allah SWT yangk kemudian akhirat kelak.Banyak berdzikir kapada
dapat menumbuhkan keyakinan bahwa Allah SWT, terutama manakala sedang
Allah telah menjamin rejeki semua menjalankan suatu amalan, yang tiba-tiba
mahkluk ciptaan-Nya. Perasaan syukur muncul pula niatan riya. Hal ini sebaiknya
juga dapat diungkapkan dengan selalu segera diterapi dengan dzikir. Perbuatan
mengucapkan kalimat tahmid riya adalah sifat tercela yang dapat
(alhamdulillah) dan berdoa kepada Allah menghapuskan pahala amal ibadah
SWT. seseorang. Dari Ali bin Abu Thalib
e) Bertindak selektif dan terencana, berkata, ” Orang yang riya memiliki empat
Merencanakan kehidupan di masa pertanda. Dia malas (beramal saleh) jika
datang akan membuat seseorang lebih sedang seorang diri, semangat jika
selektif dalam memutuskan penggunaan melakukannya bersama orang-orang,
harta. Contohnya adalah membiasakan bertambah rajin jika dipuji perbuatannya,
diri untuk menabung setiap harinya.X dan tambah malas jika dihina.” Setidaknya
f) Bersikap rendah hati, Rendah hati dapat dengan mengetahui keempat pertanda ini,
ditunjukkan dengan sikap menjauhi kita bisa mawas diri agar jangan sampai
perasaan paling kaya dan paling hebat. termasuk dari orang-orang yang riya.
Kekayaan seseorang di muka bumi ini
tidak ada artinya dibanding kebesaran Jika menemukan pertanda-
dan kekuasaan Allah SWT. Oleh sebab pertanda tersebut dalam diri hendaknya
itu sebaiknya usahakan jangan merasa segera memperbaiki kembali hati dan niat.
bahwa diri sendiri adalah yang paling Menurut Abu Layyist Samarqandi
pintar, paling kuat dan paling hebat setidaknya kita bisa melakukan tiga hal
dibanding orang orang lain. Setiap amal berikut ini agar jangan sampai kita terjatuh
saleh yang kita lakukan. Maksudnya ke dalam sifat riya, sebagaimana berikut:
setiap amal perbuatan tidak akan terjadi
kecuali atas izin dan kehendaknya,
dengan demikian kita akan selalu
bersyukur karena diberi kesempatan
untuk beribadah dan bukannya merasa
kagum bangga atas amal ibadah yang
dikerjakan.Memulai ibadah dengan
1. Meminta izin dari Allah dalam setiap  Melatih Kebijaksanaan
amal saleh yang kita lakukan. Jika seseorang telah mampu
Maksudnya setiap amal perbuatan tidak menghindari sikap hidup berfoya-
akan terjadi kecuali atas izin dan foya, maka kemampuan orang
kehendaknya, dengan demikian kita tersebut dalam memilih hal yang
akan selalu bersyukur karena diberi penting pun semakin meningkat.
kesempatan untuk beribadah dan Kemampuan ini akan berpengaruh
bukannya merasa kagum bangga atas terhadap aspek-aspek kehidupan
amal ibadah yang dikerjakan. lainnya.
2. Memulai ibadah dengan berharap
keridhaan-Nya. Yakni dengan
menyadari bahwa seorang hamba bisa
tetap istiqamah dalam beribadah adalah B. KEUNTUNGAN TERHINDAR SIFAT
atas keridhaan- Nya. Perlu diketahui RIYA
keistiqamahan dalam beribadah
merupakan bukti keridhaan Allah Swt.  Mengetahui jenis-jenis amalan
akan apa yang hamba-Nya lakukan. yang diperuntukkan untuk dunia.
 Mengetahui jenis-jenis riya‟ serta
faktor-faktor pendorong
perbuatan riya‟ .
 Mengetahui keagungan Allah
A. KEUNTUNGAN TERHINDAR DARI BERFOYA-FOYA Swt.
 Mengenal apa yang telah Allah
 Menghindari Penyakit Hati Swt. persiapkan untuk akhir
Mengutip buku Maaf Tuhan, Saya Khilaf!, kehidupan.
Ahfa Wahid (2020: 121), gaya hidup yang  Takut dari beramal untuk
foya-foya juga mesti dihindari sebab hal itu kepentingan dunia.
mengantarkan kepada penyakit hati. Penyakit  Disukai manusia dan juga allah
hati sendiri merupakan sifat atau perilaku swt.
tercela yang dimiliki oleh seseorang.  Terhindar dari sifat riya.
 Berhemat  Menjadi seorang yang dapat
Seperti yang telah disinggung sebelumnya, menghargai oran lain.
sikap hidup berfoya-foya berkaitan dengan
 Hati menjadi tenang.
menghambur-hamburkan uang yang dimiliki.
 Hidup lebih bersahaja.
Jadi jika sikap ini dihindari, maka seseorang
pun bisa berhemat.
 Uang Lebih Bermanfaat
Uang yang dihabiskan untuk memenuhi gaya
hidup berfoya-foya tidak akan bermanfaat
lebih selain menyenangkan diri sendiri. Jika
menghindari gaya hidup tersebut, maka uang
bisa dimanfaatkan untuk keperluan lainnya.
 Memahami Kebutuhan
Menghindari gaya hidup berfoya-foya bisa
mengajarkan seseorang untuk memahami
mana kebutuhan yang lebih penting dan
mana keinginan saja. Hal ini bisa berdampak
pada pemenuhan kebutuhan yang lebih
efisien.
A. MENJAUHI HIDUP BERFOYA-FOYA DAN RIYA
DENGAN CARA BERAMAL ”Barangsiapa yang mengerjakan
amal saleh, baik laki-laki maupun
Amal dalam Islam diartikan sebagai perempuan dalam keadaan beriman,
pekerjaan yang dilakukan dengan maksud tertentu. maka sesungguhnya akan Kami
Pengertian dari amal dalam Islam dapat bersifat baik berikan kepadanya kehidupan yang
maupun buruk. Di dalam Al-Qur'an, konteks amal baik dan sesungguhnya akan Kami
sebagian besar tentang amal saleh dan sangat sedikit berikan balasan kepada mereka
tentang amal buruk. dengan pahala yang lebih baik dari
apa yang telah mereka kerjakan.”
Kata "amal" berasal dari bahasa Arab yaitu [An-Nahl/16: 97].
'amal yang artinya adalah pekerjaan. Pengertian ini Oleh karena itu amalan kebaikan
hampir sama dengan kata al-fi'l yang juga diartikan orang kafir dapat dipastikan akan
sebagai pekerjaan. Namun, 'amal diartikan sebagai tertolak. Allâh Azza wa Jalla
pekerjaan yang dilakukan secara sengaja dengan berfirman:
adanya suatu tujuan atau maksud tertentu. Sementara
al-fi'l merupakan semua jenis pekerjaan yang
dilakukan secara sengaja maupun tidak disengaja.
Kata 'amal juga dikaitkan dengan perilaku manusia
yang bersifat umum, sementara al-fi'l dikaikan dengan
perilaku manusia yang pasti dan bersifat khusus. “Orang-orang yang kafir kepada
Rabbnya, amalan-amalan mereka
Di dalam Al-Qur'an, kata 'amal digunakan adalah seperti abu yang ditiup angin
untuk pengertian yang bermakna baik maupun buruk. dengan keras pada suatu hari yang
Pengertian amal sebagai pekerjaan yang baik sangat berangin kencang. Mereka tidak
banyak disebutkan dalam Al-Qur'an. Sementara amal dapat mengambil manfaat sedikitpun
sebagai pekerjaan yang buruk hanya disebutkan dari apa yang telah mereka
sebanyak 3 kali di dalam Al-Qur'an. Masing-masing di usahakan (di dunia). Yang demikian
Surah Al-A'raf ayat 42, Surah An-Nahl ayat 119 dan itu adalah kesesatan yang jauh.”
Surah Al-Qasas ayat 84. [Ibrâhîm/14:18].
Ibadah yang dilaksanakan harus
Tiga syarat di terimanya amal ada 3, yaitu: dilandasi dengan ikhlas, artinya
apapun bentuk ibadah dan pekerjaan
I. Iman yang kita lakukan harus ikhlas
Ibadah yang dilaksanakan harus dilandasi semata karena Allâh Azza wa Jalla.
dengan iman kepada Allah. Hal ini mengandung Hal ini dimaksudkan untuk
pengertian bahwa setiap seseorang menghindari sifat riya‟ yang dapat
melaksanakan ibadah harus diyakini bahwa itu merusak amal ibadah seseorang.
merupakan perintah Allah atau merupakan maka barangsiapa melakukan ibadah
anjuran Allah. Kalaun tidak ada terdapat dengan dengan meniatkannya untuk selain
tegas bahwa ibadah itu perintah atau anjuran Allâh, seperti menginginkan pujian
Allah, maka harus berlandaskan apakah itu manusia, atau keuntungan duniawi,
merupakan perintah atau anjuran Nabi atau melakukannya karena ikut-
Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam, ikutan orang lain tanpa meniatkan
sehingga dengan demikian kita akan yakin amalannya untuk Allâh, atau
bahwa itu sesuai dengan syariat dan yakin akan barangsiapa melakukan ibadah
diterima dan mendapat balasan pahala dari Allâh dengan niat mendekatkan diri
Azza wa Jalla. Allâh Azza wa Jalla berfirman, kepada makhluk, atau karena takut
penguasa, atau semacamnya, maka
‫ة‬ ibadahnya tidak akan diterima, tidak
akan berpahala.
Demikian juga jika seseorang meniatkan ibadah Berhati-hatilah dengan perkara
kepada Allâh Azza wa Jalla, tetapi niatnya bid‟ah dalam agama, yaitu suatu
dicampuri riya‟, amalannya gugur. Ini merupakan metode dalam beragama yang diada-
kesepakatan ulama. Allâh Azza wa Jalla adakan, yang menandingi syariat,
berfirman: tujuan melakukan metode itu adalah
berlebihan dalam ta‟abbud
(beribadah, mendekatkan diri)
kepada Allah. (Lihat al-I‟tisham karya
"Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya Imam asy-Syathibi 1/11). Oleh
menyembah Allâh dengan memurnikan ketaatan karena itu, dalam mengisi bulan
kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang Ramadhan ini dengan berbagai
lurus". [Al-Bayyinah/98: 5]. macam ibadah, hendaknya kita juga
bertanya kepada diri kita sendiri,“
II. ITTIBA
Ittibâ‟ adalah mengikuti tuntunan Nabi Apakah puasa kita sudah sesuai
Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam . Orang dengan tuntunan Rasulullah
yang telah bersyahadat bahwa Nabi Muhammad Shallallahu „alaihi wa sallam?”
Shallallahu „alaihi wa sallam adalah utusan Allâh, “Apakah wudhu kita sudah benar?”
maka syahadat tersebut memuat kandungan:
meyakini berita Beliau Shallallahu „alaihi wa “Apakah shalat kita sudah sesuai
sallam , mentaati perintah Beliau, menjauhi dengan tata cara yang dicontohkan
larangan Beliau, dan beribadah kepada Allâh oleh Rasulullah Shallallahu „alaihi
hanya dengan syari‟at Beliau. Oleh karena itu, wa sallam?”
barangsiapa membuat perkara baru dalam “Bagaimana dengan amalan-amalan
agama ini, maka itu tertolak. Allâh Azza wa Jalla
berfirman: kita yang lain? Mandi janabah,
sahur, berbuka puasa, zikir, doa,
shalat tarawih, tilawah Al-Qur‟an,
zakat, dll.; apakah yang selama ini
"Barangsiapa mencari agama selain dari agama kita lakukan, sudah benar dan
Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima sesuai tuntunan Rasulullah
(agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat Shallallahu „alaihi wa sallam?”
termasuk orang-orang yang rugi".
[Ali-Imran/3: 85].
B. MANFAAT MENJAUHI HIDUP
Nabi Shallallahu „alaihi wa sallam bersabda: BERFOYA-FOYA DAN RIYA DENGAN
CARA BERAMAL

a. Melipatgandakan Pahala
"Barangsiapa membuat perkara baru di dalam Jangan pernah takut miskin jika
urusan kami (agama) ini, apa-apa yang bukan kamu mengamalkan sebagian
padanya, maka itu tertolak". harta kepada orang lain.
Begitu penting mutaba‟ah dalam beribadah. Beramallah dengan ikhlas, karena
Bahkan, ketika suatu amalan tidak ada contoh Allah SWT akan senantiasa
dan bimbingannya dari Rasulullah shallallahu melipat gandakan harta yang kita
alaihi wa sallam atau tata caranya tidak sesuai sisihkan. Kamu bisa beramal
dengan tuntunan dan teladan dari beliau, maka melalui infaq atau sedekah, tidak
amalan tersebut tidak akan diterima di sisi Allah. perlu besar, sedekahkan hartamu
Oleh karena itu, kita wajib mendasari setiap amal sesuai kemampuan dengan niat
dan ibadah kita dengan ilmu dan dalil. Apakah yang baik dan tulus.
ada tuntunannya? Apakah ada dalilnya?
b. Menghapus Dosa-dosa Terus biasakan berbuat baik
Tidak ada satu pun manusia yang luput dari kepada orang sekitar agar hidup
dosa. Salah satu manfaat beramal adalah kita dipermudah oleh Allah SWT.
menghapus dosa-dosa yang pernah kita lakukan. Apabila, kamu sudah berkeluarga
Bentuk amalan paling sederhana yang bisa kamu dan memiliki anak. Kamu bisa
lakukan dalam kehidupan sehari-hari adalah mengajarkan kebiasaan baik
membantu orang lain yang sedang kesulitan atau kepada anak sejak dini. Dengan
pun membagikan ilmu pengetahuan yang kita begitu, kebiasaan beramal baik
miliki untuk kepentingan orang banyakbanyak akan terbangun dengan
misalnya dengan mengajarkan mengaji di masjid sendirinya.
sekitar rumah atau mengajarkan ilmu
pengetahuan umum kepada anak-anak yang f. Budgeting mindset yang lebih
putus sekolah. baikSaat menggunakan uang
dengan menyadari tujuannya,
c. Mendatangkan Rezeki Yang Melimpah kamu akan merasakan
Manfaat beramal yang sudah dirasakan oleh kebahagiaan. Sementara itu, jika
banyak orang adalah dilipat gandakan rezekinya. kamu menggunakan uang untuk
Saat kamu menggunakan rezeki yang kamu miliki memuaskan keinginan semata,
di jalan Allah SWT, tanpa kamu sadari rezeki itu rasa yang didapat bukan
akan datang kembali dengan jumlah yang lebih kebahagiaan, tapi lebih kepada
banyak. Misalnya, saat kamu memberikan kesenangan. Dan, kesenangan ini
separuh gaji kepada orang tua, kamu akan cepat pudar.Kebahagiaan
diberikan kelancaran rezeki oleh Allah SWT. berpengaruh terhadap budgeting
Namun, tetap perlu diingat bahwa amal yang baik mindset. Kamu jadi lebih
harus dilakukan secara ikhlas tanpa bersemangat dalam melakukan
mengharapkan imbalan apapun. budgeting secara lebih baik
karena kamu tahu tujuan baik
d. Meringankan Kesulitan Yang Sedang Dialami dibaliknya.
Saat kita sedang dilanda kesulitan bukan berarti
kita harus berhenti membantu orang lain. Justru g. Membantu mengurangi belanja
salah satu manfaat beramal adalah akan yang kurang perlu
meringankan kesulitan yang sedang kita alami. Saat sebagian uang dialihkan
Jika kita sedang kesulitan dan melihat tetangga untuk amal, maka secara otomatis
kita kekurangan makanan, bantulah mereka kamu mengurangi belanja yang
dengan makanan yang kamu miliki, karena kurang perlu. Misalnya, uang yang
kebaikan yang kamu lakukan akan berbuah tadinya mau digunakan untuk
kebaikan juga. Jadi, tetap berbuat baik kepada membeli sepatu akhirnya kamu
sesama dan memasrahkan diri kepada Allah gunakan untuk beramal. Belanja
SWT karena setiap amalan yang kita lakukan sepatu sebenarnya nggak perlu
akan menyelamatkan kita dari semua kesulitan di karena kamu sudah punya banyak
dunia dan akhirat. sepatu.

e. Membuat Hidup Menjadi Lebih Bahagia h. Meningkatkan perhatian terhadap


Pasti kamu pernah merasakan, saat membantu manajemen keuangan pribadi
teman atau saudara kita yang kesulitan secara Saat kamu sudah berniat untuk
tidak lansung kamu merasa bahagia. Ya, ternyata beramal, tentu kamu akan
beramal membuat hidup kita lebih bahagia dan memastikan niat tersebut benar-
bermakna. Hal itu karena ada kepuasan pribadi benar terwujud, benar kan
yang kita rasakan saat kita bisa membantu orang Jagoan?
lain. Itulah beberapa manfaat beramal yang akan Kamu akan jadi lebih perhatian
kamu dapatkan jika melakukan amal baik. terhadap manajemen keuangan
pribadi.
Ini dilakukan untuk memastikan bahwa kamu Artinya: “Ya Allah, jadikanlah
nggak kelupaan untuk beramal sesuai jadwal seluruh amalku sebagai amal yang
yang telah kamu pilih. shalih, Ikhlas karena mengharap
Bukan hanya kebutuhan amal, kamu juga akan Wajah-Mu, dan janganlah jadikan
memperhatikan pengeluaran untuk kebutuhan di dalam amalku bagian untuk
lainnya dan keuangan pribadi-mu secara siapapun.”
keseluruhan. Pada awalnya kamu mungkin 2. Menyembunyikan amal
nggak menyadari ini, tapi lama kelamaan ini akan Amal yang dilakukan secara
menjadi kebiasaan. Kebiasaan yang baik. sembunyi-sembunyi lebih diterima
oleh Allah SWT. Sebab, perbuatan
ini bisa menjadi indikasi ikhlas.
C. CARA AGAR KITA IKHLAS PADA SAAT BERAMAL Nabi Muhammad SAW pernah
berkata yang artinya demikian:
Abu Laits al-Samarqandi dalam Tanbihul “Ada tujuh golongan yang akan
Ghafilin, menjelaskan terdapat tiga cara agar ikhlas
dalam beramal. Berikut uraiannya: dinaungi Allah ta‟ala dalam
1. Setiap beramal, agaknya perlu memahami bahwa naungan-Nya pada hari dimana
setiap amalan yang dilakukan atas izin Allah. tidak ada naungan selain naungan-
Sebab, tanpa kehendak Allah SWT kita tidak Nya. mereka adalah seorang
dapat mengerjakan suatu apapun. Dengan pemimpin yang adil; seorang
demikian, akan timbul rasa syukur dan terhindar pemuda yang tumbuh dalam
dari takabur. ketaatan kepada Allah; seorang
2. Awali setiap amal dengan ridha Allah SWT. pria yang hatinya senantiasa
Artinya yakni meyakinkan diri bahwa amalan terpaut dengan masjid; dua orang
yang sedang dilakukan direstui oleh Allah SWT, yang saling mencintai karena Allah,
sehingga tidak terpengaruh hawa nafsu. mereka berkumpul dan berpisah di
3. Tanamkan dalam diri bahwa amalan yang atas kecintaan kepada-Nya;
dilakukan semata-mata untuk Allah SWT dan seorang pria yang diajak (berbuat
mencari rida-Nya. Jadi, kita tidak lagi peduli tidak senonoh) oleh seorang
dengan tanggapan dan pujian orang lain. wanita yang cantik, namun pria
tersebut mengatakan,
Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah “Sesungguhnya saya takut kepada
bersabda: Allah\‟\‟; seorang pria yang
bersedekah kemudian dia
، menyembunyikannya sehingga
tangan kirinya tidak tahu aa yang
Artinya: “Barangsiapa yang memperdengarkan telah disedekahkan oleh tangan
(amal) maka Allah SWT akan memperdengarkan kanannya; seorang pria yang
hal itu, dan barangsiapa yang ingin mengingat Allah dalam keadaan
memperlihatkan (amalnya) maka Allah akan sunyi dan air matanya berlinang.” –
memperlihatkan hal itu”. – HR.Bukhari Muslim. Muttafaqun \‟alaih).
3. Memperbanyak istigfar setelah
Selain ketiga cara di atas, kita juga dapat melakukan beramal
beberapa cara berikut agar ikhlas dalam beramal: Kita dapat memperbanyak istighfar
1. Berdoa setelah beramal. Hal ini perlu
Tak lupa, usahakan untuk selalu berdoa agar dilakukan untuk menghindari sifat
setiap amalan yang dilakukan mendapat restu takabur, sehingga Pins akan
dari Allah. Umar bin Khattab kerap melafalkan menjadi seseorang yang penuh
doa berikut ketika beramal: keikhlasan.
, ,
‫أل‬
BAB 3

PENUTUP

KESIMPULAN

1. Berfoya-foya: Berfoya-foya mengacu pada perilaku pemborosan atau pengeluaran


berlebihan dalam gaya hidup seseorang. Ketika seseorang berfoya-foya, mereka cenderung
menghabiskan uang atau sumber daya mereka untuk kesenangan pribadi, seringkali tanpa
mempertimbangkan konsekuensi jangka panjang atau kebutuhan orang lain. Meskipun
penting untuk menikmati hidup dan memenuhi keinginan pribadi, berfoya-foya yang
berlebihan dapat menyebabkan masalah keuangan atau ketidakseimbangan dalam
kehidupan seseorang.
2. Riya: Riya adalah perilaku pamer atau mencari pujian dari orang lain dengan cara yang
tidak tulus. Ketika seseorang melakukan riya, mereka bertindak atau menampilkan kualitas
positif atau amal dengan tujuan untuk mendapatkan perhatian, pengakuan, atau pujian dari
orang lain, bukan karena kesungguhan hati atau niat yang tulus. Riya biasanya terkait
dengan motivasi yang salah dalam berbuat baik, di mana seseorang tidak melakukan amal
baik semata-mata karena Allah atau untuk kebaikan diri sendiri.

Kedua perilaku ini dapat menyebabkan masalah dalam kehidupan seseorang.


Berfoya-foya yang berlebihan dapat menyebabkan kesulitan keuangan dan ketidakseimbangan
hidup, sementara riya dapat merusak niat baik seseorang dan menciptakan hubungan yang tidak
tulus dengan orang lain. Penting untuk mencari keseimbangan dalam hidup dan bertindak dengan
tulus dan rendah hati dalam segala hal yang kita lakukan.

SARAN

Dari pembahasan diatas yaitu mengenai hidup Berfoya-ofya dan Riya, sebaiknya kita menghindari
perilaku tersebut pada kehidupan sehari-hari karena sesungguhnta Allah SWT tidak menyukai
umatnya yang melakukan sikap berfoya-foya dan riya. Berfoya-foya dan riya tentunya memiliki
dampak buruk pada diri kita sendiri, dampak buruk di kehidupan sehari-hari, dan juga dapat
menyesatkan kita di akhirat kelak. Maka dari itu sebaiknya kita menghindari perbuatan berfoya-foya
dan riya agar hidup kita menjadi lebih baik dan dicintai oleh Allah SWT. Selain pada diri sendiri
sebaiknya kita juga mengajak saudara, teman, dan keluarga kita agar terhindar dari sifat berfoya-
fouya dan riya.

IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIiIIIIIIIIiIIIIIIIIIIIIIIIII IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII I
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII IIIIIII
I IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII IIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIIII
DAFTAR PUSTAKA

ALISHA NAURAH MUMTAZ (2007) Status: Pelajar

AULIA NANTHA SAYRA (2007) Status: Pelajar

KIRANA DITHA AURELLIA (2008) Status: Pelajar

SELVIANA RAHMAH (2007) Status: Pelajar

Anda mungkin juga menyukai