Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

HIDUP DENGAN TIDAK BERLEBIH LEBIHAN

OLEH :

MERY DIAWATI

NURFAIZI

MA MA’ARIF NU KALONDING

TAHUN AJARAN 2018/2019

i
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia dan nikmat bagi
umat-Nya. Alhamdulilah penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Hidup Dengan Tidak Berlebih-Lebihan”. Makalah ini disusun untuk memenuhi
salah satu tugas mata pelajaran Qurdist.
Tidak lupa penulis sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada
semua pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan Makalah ini. Semoga
bantuan dan bimbingan yang telah diberikan kepada kami mendapat balasan yang
setimpal dari Allah SWT. Amin
Penulis telah berusaha sebaik mungkin dalam pembuatan makalah ini.
Apabila dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan dan kesalahan,
penulis mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan
makalah selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga Makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca.

Suka Maju, 24 April 2019

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

Sampul

Kata Pengantar ................................................................................................. ii

Daftar Isi .......................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................ 1

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................ 1
C. Tujuan .................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Definisi sikap berlebih-lebihan............................................................. 3


B. Alloh SWT melarang perbuatan boros ................................................ 3
C. Hindari berlebih-lebihan dekati kesederhanaan.................................... 5

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 8

A. Kesimpulan .......................................................................................... 8
B. Saran .................................................................................................... 8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama islam meletakkkan suatu tuntutan hidup dengan menggunakan
jalan tengah. Tidak boleh berlebih-lebihan (mewah) juga tidak boleh kikir.
Pengambilan jalan tengah ini, misalnya dalam makan dan minum sangat
sesuai dengan peraturan ini kesehatan. Berlebih lebihan dalam makan dan
minum apalagi minuman kerasbukan sekedar merusak kesehatan akan tetapi
membuka malapetaka dan ini termasuk perbuatan setan .
Demikian dalam hal berpakaian atau perhiasan, kalau sudah
berlebihan, tentu bukan tidak hanya serasi malah menjadi norak dilihatnya
bahakan bisa jadi mengundang orang untuk mrenertawakannya.
Tak kalah pentingnya pula kesederhanaan dalam berbicara dan
bertindak harus kita jaga, jangan membuat orang mendengar dan
memperhatikan kita tak simpati sehingga timbul rasa tidak suka kepada kita,
kalau sudah tidak suka, berarti akan dekat dengan permusuhan .
Juga jangan boros atau berlebih-lebihan dzalam berbnelanja untuk
membeli makanan atau pakaian, karena akan mendatangkan kerugian dan
akhirnya akan menimbulkan hutang yang banyak. Oleh karena itu manusia
harus berusaha supaya jangan besar pasak dartipada tiang. hindarkan
peribahasa “ gali lobang tutup lobang”. sebab akan menjerat kita kepada serba
kekurangan.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan definisi sikap berlebih-lebihan
2. Jelaskan larangan perbuatan pemborosan
3. Jelaskan hindari berlebihan dan dekati kesederhanaan

C. Tujuan

1
1. Dapat menjelaskan definisi sikap berlebihan
2. Dapat menjelaskan larangan perbuatan pemborosan
3. Dapat menjelaskan dalam menghindari berlebihan dan dekati
kesederhanaan

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Definisi Sikap Berlebih-lebihan

Sikap adalah tanggapan atau reaksi individu yang terwujud dalam gerakan
(sikap), tidak saja badan atau ucapan. Sikap berlebih-lebihan merupakan
keinginan untuk mengkonsumsi barang-barang yang sebenarnya kurang
diperlukan secara berlebihan untuk mencapai kepuasan maksimal.

1. Pengertian sikap berlebihan menurut para ahli

James F. Angel mengemukakan bahwa perilaku konsumtif atau sikap


berlebih-lebihan dapat di definisikan sebagai tindakan-tindakan individu
yang secara langsung terlibat dalamusahamemeperoleh dan menggunakan
barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan
yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.

2. Sikap berlebih-lebihan bisa dilakukan oleh siapa saja. Fromm

menyatakan bahwa keinginan masyarakat dalam era kehidupan yang


modern untuk mengkonsumsi sesuatu tampaknya telah kehilangan
hubungan dengan kebutuhan yang sesungguhnya.

3. Perilaku konsumtif

seringkali dilakukan secara berlebihan sebagai usaha seseorang untuk


memperoleh kesenangan atau kebahagiaan, meskipun sebenarnya
kebahagiaan yang diperoleh hanya bersifat semu.

B. Allah Swt Melarang Perbuatan Boros (Pemborosan) - Larangan Agama Islam

Perbuatan boros adalah gaya hidup gemar berlebih-lebihan dalam


menggunakan harta, uang maupun sumber daya yang ada demi kesenangan
saja. Dengan terbiasa berbuat boros seseorang bisa menjadi buta terhadap

3
orang-orang membutuhkan di sekitarnya,sulit membedakan antara yang halal
dan yang haram,mana boleh mana tidak boleh dilakukan, dan lain sebagainya.
Alloh SWT menyuruh kita untuk hidup sederhana dan hemat, karena jika
semua orang menjadi boros maka suatu bangsa bisa rusak/hancur.
Arti Al-Israa' ayat 26-27 : "Dan janganlah kamu menghambur-hamburkan
(hartamu) secara boros. Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah
saudara-saudara setan". Beberapa Contoh Sifat Boros dalam Kehidupan
Sehari-Hari :
1. Gemar beli produk yang mahal-mahal karena gengsi
2. Suka belanja dengan kartu kredit tanpa melihat daya beli
3. Boros dalam mengunakan air bersih dan air minum
4. Pengeluaran lebih besar dari penghasilan (kecuali penghasilan rendah)
5. Suka menyisakan dan membuang-buang makanan
6. Senang membeli barang yang tidak perlu
7. Boros listrik, air, pulsa telepon, bensin, gas, dan lain-lain
8. Memiliki hobi yang mahal biayanya 
Beberapa Efek/Dampak Buruk Perilaku/Gaya Hidup Boros :
1. Uang yang dimiliki cepat habis karena biaya hidup yang tinggi
2. Menjadi budak hobi (nafsu) yang bisa menghalalkan uang haram
3. Malas membantu yang membutuhkan & beramal shaleh
4. Selalu sibuk mencari harta untuk memenuhi kebutuhan
5. Menimbulkan sifat kikir, iri, dengki, suka pamer, dsb
6. Anggota keluarga terbiasa hidup mewah tidak mau jadi orang sederhana
7. Bisa stres atau gila jika hartanya habis
8. Bisa terlilit hutang besar yang sulit dilunasi
9. Sumber daya alam yang ada menjadi habis
10. Tidak punya tabungan untuk saat krisis
Oleh sebab itu mari kita hindari sifat boros dalam hidup kita agar kita bisa
hidup bahagia tanpa harta yang banyak bersama seluruh anggota keluarga
kita. Ada peribahasa hemat pangkal kaya, sehingga dengan menjadi orang

4
yang bergaya hidup sederhana walaupun kaya raya maka hartanya akan
berkah dan terus bertambahdari waktu ke waktu.

C. Hindari berlebih-lebihan, dekati kesederhanaan


Dalam ekonomi islam itu sendiri, pemenuhan kebutuhan akan sandang,
pangan, dan papan harus dilandasi dengan nilai-nilai spiritualisme dan adanya
keseimbangan dalam pengelolaan harta kekayaan.maka dari itu, manusia
mempunyai kewajiban dalam memenuhi kebutuhannya untuk mengerti akan
batas kecukupan (had alkifarah) baik atas kebutuhan pribadi maupun
keluarga. Bagaimana peran konsumen menurut ekonomi islam? Islam adalah
agama yang memiliki keunikan tersendiri dalam hal syariah, yang dapat
merangkum seluruh aspek kehidupan baik ritual maupun soaial (koprehensif).
Islam juga memiliki sifat universal yang dapat kita terapkan disetiap waktu
dan tempat. Jadi, perilaku konsumen adalah tingkah laku dari konsumen,
dimana mereka dapat mengilustrasikan pencarian untuk membeli,
menggunakan, mengevaluasi dan memperbaiki suatu produk dan jasa mereka.
Fokus dari perilaku konsumen adalah bagaimana individu membuat
keputusan untuk menggunakan sumber daya mereka yang telah tersedia untuk
mengkonsumsi suatu barang.
Konsumsi yang islami selalu berpedoman pada ajaran Islam. Di antara
ajaran yang penting berkaitan dengan konsumsi, misalnya perlu
memerhatiakan orang lain. Dalam hadis disampaikan bahwa setiap muslim
wajib membagi, makanan yang dimasaknya kepada tetangganya yang
merasakan bau dari makanan tersebut. Selanjutnya juga, diharamkan bagi
seorang muslim hidup dalam keadaan serba berlebihan sementara ada
tetangganya yang menderita kelaparan. Hal lain adalah tujuan konsumsi itu
sendiri, dimana seorang muslim akan lebih mempertimbangkan mashlahah
daripada utilitas. Pencapaian mashlahah merupakan tujuan dari syariat islam
(maqashid syariah), yang tentu saja harus menjadi tujuan dari kegiatan
konsumsi. Konsumsi pada hakikatnya adalah mengeluarkan sesuatu dalam
rangka memenuhi kebutuhan, keperluan, kesenangan, dan kemewahan. Yang
mana dalam memenuhi kebutuhannya islam menganjurkan untuk tidak
5
melampaui batas yang tidak dibutuhkan oleh tubuh dan juga mengajarkan kita
untuk memiliki sikap sederhana tidak berlebihan, dan juga tidak boros.
Kesenangan atau keindahan diperbolehkan asal kita tidak berlebihan dalam
menggunakan atau memakainya, yaitu tidak melampaui batas yang
dibutuhkan oleh tubuh dan tidak pula melampaui batas-batas makanan yang
dihalalkan. Ajaran islam sebenarnya bertujuan untuk mengingatkan umat
manusia agar membelanjakan harta sesuai dengan kemampuannya. Karena
sesungguhanya pemboros-pemboros adalah saudara setan sebagimana
dijelaskan dalam surah al-Isra' ayat 27 sebagai berikut:
Artinya: Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(al-Isra': 27)
Konsumsi pada dasarnya dibangun atas dua hal, yaitu kebutuhan (hajat)
dan kegunaan atau kepuasan (manfaat). Karena secara rasional seseorang
tidak akan pernah mengkonsumsi sesuatu barang yang tidak ia butuhakan
bahkan mendapatkan manfaat darinya. Dalam perspektif ekonomi islam 2
unsur ini mempunyai kaitan yang sangat erat dengan konsumsi itu sendiri.
Sebab ketika konsumsi dalam islamdiartiakan sebagai penggunaan terhadap
komoditas yang baik dan jauh dari sesuatu yang diharamkan, maka sudah
barang tentu motivasi yang mendorong seseorang untuk melakukan aktifitas
konsumsi juga harus sesuai dengan prinsip konsumsi itu sendiri. Maksudnya
karakteristik dari kebutuhan dan manfaat secara tegas juga diatur dalam
ekonomi islam.
  Kebutuhan (Hajat)
Manusia adalah makhluk yang tersusun dari berbagai unsur, baik badan,
hati, ruh dan akal. Unsur-unsur ini mempunyai keterkaitan antar satu
dengan yang lain. Seperti kebutuhan manusia untuk makan, pada
dasarnya bukanlah kebutuhan perut atau jasmani saja, namun, selain akan
memberikan pengaruh terhadap kuatnya jasmani, makan juga terdampak
pada unsur tubuh yang lain seperti ruh, akal dan hati. Oleh sebab itu,
islam mensyaratkan setiap makanan yang kita makan hendaknya
mempunyai manfaat bagi seluruh unsur tubuh. Dengan demikian, dapat

6
disimpulkan bahwa tidak selamanya sesuatu yang kita konsumsi dapat
memenuhi kebutuhan hakiki dari seluruh unsur tubuh.
  Kegunaan atau Kepuasan (manfaat)
Dalam hal ini islam memandang manfaat sebagimana diisyaratkan oleh
ayat-ayat al-Qur'an bahwa manfaat adalah antonym dari bahaya dan
terwujudnya kemaslahatan. Sedangkan dalam pengertian ekonomi,
manfaat adalah nilai guna tertinggi pada sebuah barang yang dikonsumsi
oleh seorang konsumen pada suatu waktu. Bahkan barang tersebut
mampu memenuhi kebutuhan dasar hidupnya. Dengan demikian, sudah
tampak jelas bahwa manfaat adalah terminologyislam yang mencakup
kemaslahatan, faidah dan tercegahnya bahaya. Manfaat bukan sekedar
kenikmatan yang hanya bisa dirasakan oleh anggota tubuh manusia,
namun lebih dari itu, manfaat merupakan cermin dari terwujudnya
kemaslahatan hakiki dan nilai guna maksimal yang tidak berpotensi
mendatangkan dampak negative dikemudian hari. Oleh karena itu,
perilaku/karakteristik konsumen ekonomi islam selain berfungsi sebagai
salah satu instrument untuk mengukur tingkat pertumbuhan ekonomi
disebuah negara.

7
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sikap berlebih-lebihan merupakan keinginan untuk mengkonsumsi


barang-barang yang sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan untuk
mencapai kepuasan maksimal. Dalam Q.S al-Isra' ayat 27 sebagai berikut:
Artinya: Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara
syaitan dan syaitan itu adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.(al-Isra': 27)
Berdasarkan surah diatas kita sebagai makhluk hendaknya dapat hidup
sederhana sesuai dengan apa yang telah di ajarkan. Nilai hidup sederhana
adalah nilai hidup yang menganggap bahwa kebutuhan hidup anda dapat
terpenuhi dengan pemenuh kebutuhan hidup yang “standar”.
B. Saran
Agar kita dapat hidup sederhana hal yang harus kitaa lakukan adalah
membuat sikap hidup sederhana menjadi perilaku kita sehari-hari. Jika sikap
hidup sederhana sudah menjadi perilaku kita sehari hari maka lama kelamaan
hidup sederhana akan menjadi budaya hidup kita.

Anda mungkin juga menyukai