Anda di halaman 1dari 30

NIAT, IKHLAS

DAN RIDHO
PRESENTED BY:
Fadhilla aryakintani
Siti Fatimah
ESENTATION OUTLIN
PR E
DEFINITION IKHLAS

NIAT RIDHO
DEFINITION OF
NIAT, IKHLAS &
RIDHO
GOSAH SALFOK DI BASINGNYA YA..
SILAHKAN DISIMAK GUYZEEE →
NIAT
Secara bahasa, niat adalah al-qashd,
yang artinya keinginan.
secara istilah syar'i, niat didefinisikan
sebagai azam atau tekad untuk
mengerjakan suatu ibadah dengan
ikhlas karena Allah, yang letaknya
berada di dalam batin atau hati.
IKHLAS
secara etimologis ikhlas memiliki arti jujur,
tulus dan rela. Sedangkan dalam bahasa Arab,
ikhlas merupakan masdar dari “akhlasa” yang
berarti “memurnikan niat; memilih” yang
mana kata dasarnya sendiri adalah khalaṣa
yang berarti “selamat; sampai; menjadi murni”.
Secara istilah ikhlas diartikan sebagai niat
yang murni semata-mata mengharapkan
penerimaan dari Tuhan dalam melakukan
suatu perbuatan , tanpa menyekutukan Tuhan
dengan yang lain.
RIDHO
Berdasarkan Kamus al-Munawwir, kata
ridha ( ‫ )ِر َض ا‬berasal dari kata radhiya-
yardha-ridwanan (‫ِر ْض واًنا‬-‫َيْر َض ي‬- ‫)َر ِض َي‬
yang berarti senang, suka, rela,
menyetujui, puas.
Ridha adalah mempercayai dengan
sungguh-sungguh bahwa apa yang
menimpa kita baik suka maupun duka
adalah yang terbaik menurut Allah.
DISCUSSION
KEPO? YAUDAH SINI BIAR AKU KASIH TAU YA
NIAT
HAKEKAT NIAT DALIL NIAT
‫ْف‬ ‫َأ‬ ‫ْاُل‬ ‫َأ‬
ialah bukanlah seseorang ‫َع ْن ْي ِر ْم ِنْي ِبْي َح ٍص ُع َم َر ِن‬
‫ب‬ ‫َن‬ ‫ؤِم‬ ‫ِم‬
mengucapkan sesuatu yang keluar ‫ْالَخَّط اِب َرِض َي ُهللا َع ْن ُه َس ِم ْع ُت َرُس ْو َل هِللا‬
‫ِّل‬ ‫ْا‬ ‫ُُق‬
dari kedua bibirnya (seperti ‫ ِإَّنَم ا َألْع َم اُل ِبا نَي اِت َو ِإَّنَم ا ِلُكِّل اْم ِرٍئ‬: ‫َي ْو ُل‬
perkataan, ”Nawaitu : saya berniat…”), ‫َم ا َنَو ى َف َم ْن َك اَنْت ِه ْجَرُتُه ِِإَىل ِهللا َوَرُس وِلِه‬
akan tetapi yang menjadi sebuah ‫َف ِه ْجَرُتُه ِإىَل ِهللا َوَرُس ْو ِلِه َو َم ْن َك اَنْت ِه ْجَرُتُه‬
hakekat niat ialah dorongan hati yang ‫ِلُد ْنَي ا ُيِص ْيُبَه ا َأْو اْم َرَأٍة َيْن ِكُحَه ا َف ِه ْجَرُتُه‬
senantiasa mengalir seiring dengan
ketaatan kepada Allah ‫ِإىَل َم ا َهاَجَر ِإَلْي ِه‬
MENURUT PARA SALAF
Dikatakan oleh sebagian orang salaf,
“Sungguh sesuatu yang bernilai kecil, akan
menjadi besar nilainya jika dibarengi dengan
niat yang baik. Dan begitu pula sebaliknya,
sesuatu yang nilainya besar, akan menjadi
kecil, itu semua tergantung pada niatnya”.

Yahya bin Abi Katsir pernah berkata,


“Pelajarilah sebuah niat, karena niat tersebut
lebih sulit apabila dibandingkan dengan
amalan yang dia niatkan”.
perkataan seorang alim; Abdullah bin Mubarak
rahimahullah,

‫ ورب عمل كبير تصغره النية‬،‫رب عمل صغير تعظمه النية‬

“Boleh jadi amalan yang sepele, menjadi besar


pahalanya disebabkan karena niat. Dan boleh jadi
amalan yang besar, menjadi kecil pahalanya
karena niat. ”
KEUTAMAAN
Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do

QAWA’ID FIQHIYAH
Kaidah Kelima Puluh Sembilan

‫ِنَّي ُة اْلَم ْر ِء َأْبَلُغ ِم ْن َع َم ِلِه‬



MAKNA KAIDAH
Niat lebih utama daripada amala Kaidah ini menjelaskan

keberkahan dan nilai pahala


yang besar dalam niat. Karena


niat semata sudah termasuk
kategori ibadah yang diberi
pahala oleh Allâh Azza wa Jalla
PENERAPAN
KAEDAH
1. Seorang wanita yang di malam hari berniat untuk
melaksanakan puasa Arafah atau puasa Asyûra’ esok
harinya, ternyata kemudian terhalangi karena haid, maka
insya Allâh dicatat baginya pahala melaksanakan puasa
tersebut.
2. Seseorang yang berniat untuk melaksanakan shalat
malam dan telah mempersiapkan segala yang bisa
membantunya bangun malam, namun ternyata ia tidak
terbangun, maka dengan niat yang shalih tersebut insya
Allâh ia dicatat melaksanakan shalat malam.

IKHLAS
DALIL
‫َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه‬ ‫ َق اَل َرُس ْو ُل ِهللا‬: ‫َق اَل‬   ‫َرِض َي ُهَّللا َع ْن ُه‬ ‫َع ْن َأِبْي ُه َرْيَرة‬
‫ َّن َهللا َال َيْن ُظ ُر ىَل ُص َو ِرُكْم َو َأْم َو اِلُكْم َو َلِكْن َيْن ُظ ُر ىَل‬:   ‫َوَس َّلَم‬
‫ِإ‬ ‫ِإ‬ ‫ِإ‬
‫َأ‬
‫ُقُلْو ِبُكْم َو ْع َم اِل ْم‬
‫ُك‬

Dari Abu Hurairah Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Nabi Shallallahu


‘alaihi wa sallam telah bersabda, ”Sesungguhnya Allah tidak
memandang kepada rupa kalian, juga tidak kepada harta kalian,
akan tetapi Dia melihat kepada hati dan amal kalian”.
Dalam mendefinisikan ikhlas, para ulama berbeda
redaksi dalam menggambarkanya. Ada yang
berpendapat, ikhlas adalah memurnikan tujuan
untuk mendekatkan diri kepada Allah. Ada pula
yang berpendapat, ikhlas adalah mengesakan
Allah dalam beribadah kepadaNya. Ada pula yang
berpendapat, ikhlas adalah pembersihan dari
pamrih kepada makhluk.
FATWA
PARA
ULAMA
Abu ‘Utsman berkata : “Ikhlas ialah, melupakan
pandangan makhluk, dengan selalu melihat
kepada Khaliq (Allah)”.

Abu Hudzaifah Al Mar’asyi berkata : “Ikhlas


ialah, kesesuaian perbuatan seorang hamba
antara lahir dan batin”.

Abu ‘Ali Fudhail bin ‘Iyadh berkata : “Meninggalkan


amal karena manusia adalah riya’. Dan beramal karena
manusia adalah syirik. Dan ikhlas ialah, apabila Allah
menyelamatkan kamu dari keduanya”

SULITNYA MEWUJUDKAN IKHLAS


Para ulama yang telah meniti jalan kepada Allah
telah menegaskan sulitnya ikhlas dan beratnya
mewujudkan ikhlas di dalam hati, kecuali orang
yang memang dimudahkan Allah. Karena itu
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a:

‫ِد ْيِن َك‬ ‫َع ىَل‬ ‫ َثِّب ْت َق ْل‬، ‫َيا ُم َق ِّلَب الُق ُلْو‬
‫ِبْي‬ ‫ِب‬

Ya, Rabb yang membolak-balikkan hati,


teguhkanlah hatiku pada agamaMu.
HUKUM BERAMAL
YANG BERCAMPUR
ANTARA IKHLAS DAN
TUJUAN-TUJUAN LAIN
Syaikh Muhammad bin Shalih Al ’Utsaimin menjelaskan tentang
seseorang yang beribadah kepada Allah, tetapi ada tujuan lain.
Beliau membagi menjadi tiga golongan,

seseorang bermaksud untuk taqarrub


kepada selain Allah dalam ibadahnya, dan
untuk mendapat sanjungan dari orang lain.

Ibadahnya dimaksudkan untuk mencapai


tujuan duniawi.

Seseorang yang dalam ibadahnya bertujuan


untuk taqarrub kepada Allah sekaligus untuk
tujuan duniawi yang akan diperoleh.
KEUTAMAAN
Di dalam Al Quran, Allah memuji orang-orang
yang ikhlas. Mereka tidak menghendaki dari
amalnya tersebut, kecuali wajah Allah dan
keridhaanNya. Tidak terpengaruh dengan apa-
apa yang berada dibalik keridhaan dan pujian
manusia. Mereka adalah orang-orang yang
berbuat kebajikan, menolong orang lain dan
memberi makan karena mengharap wajah
Allah. Mereka tidak mengharapkan balasan
dan ucapan terimakasih dari seorang pun. Di
antara mereka, ada yang berinfaq mencari
keridhaan Allah.
FAKTOR PENDUKUNG
menuntut ilmu
berteman dengan orang-orang sholih
membaca siroh orang-orang yang iklash
bersungguh-sungguh melawan hawa nafsu
berdoa dan meminta pertolongan kepada
Allah
RIDHO
Dari ‘Abbas bin ‘Abdil Muththalib radhiyallahu ‘anhu, bahwa dia
telah mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

((‫)َذ اَق َط ْع َم اِإليَم اِن َم ْن َر ِض َي ِبالَّلِه َر ًّب ا َو ِباِإل ْس الِم ِد يًن ا َو ِبُم َحَّم ٍد َرُس ْو ًال‬

“Akan merasakan kelezatan/kemanisan iman, orang yang ridha


kepada Allah sebagai Rabbnya dan Islam sebagai agamanya serta
(nabi) Muhammad sebagai rasulnya”
FAEDAH HADIST
merasa cukup dan puas dengannya, serta tidak menginginkan selainnya
merasakan kenikmatan ketika mengerjakan ibadah dan ketaatan kepada Allah
Ta’ala
ridha kepada segala perintah dan larangan-Nya, kepada ketentuan dan pilihan-
Nya, serta kepada apa yang diberikan dan dicegah-Nya.
merasa cukup dengan mengamalkan syariat Islam dan tidak akan berpaling
kapada selain Islam.
Sifat yang mulia inilah dimiliki oleh para sahabat Rasulullah, generasi terbaik umat
ini, yang semua itu mereka capai dengan taufik dari Allah Ta’ala, kemudian karena
ketekunan dan semangat mereka dalam menjalankan ibadah dan ketaatan kepada
Allah Ta’ala.
MACAM-MACAM
SIKAP KERIDHOAN
Ridha terhadap perintah dan larangan Allah Artinya ridha untuk
mentaati Allah dan Rasulnya.
Ridha terhadap taqdir Allah ada dua sikap utama bagi
seseorang ketika dia tertimpa sesuatu yang tidak diinginkan
yaitu ridha dan sabar.
Ridha terhadap perintah orang tua
Ridha terhadap perintah orang tua merupakan salah satu
bentuk ketaatan kita kepada Allah swt.
Ridha terhadap peraturan dan undang-undang Negara
CARA
HIKMAH MENUMBUHKAN
PERILAKU RIDHO PERILAKU RIDHO
Apabila tertimpa musibah,
anggap saja itu adalah cobaan
Dapat menenangkan pikiran yang Allah berikan.
atau batin Mentaati perintah orang tua
Dapat meningkatkan sekecil apapun.
keimanan kepada Allah Mentaati peraturan yang diatur
SWT oleh pemerintah demi
Menciptakan suasana damai kemashalatan masyarakatnya.
dengan masyarakat Menerima semua nikmat yang
Allah berikan.
SUMBER
THANK YOU FOR
LISTENING!

Anda mungkin juga menyukai