Anda di halaman 1dari 11

NIAT YANG IKHLAS

SUFYAN Ats Tsauri, seorang ulama ternama pernah berkata,


“Sesuatu yang paling sulit bagiku untuk aku luruskan adalah
niatku, karena begitu seringnya ia berubah-ubah.” Niat yang
baik atau keikhlasan merupakan sebuah perkara yang sulit
untuk dilakukan. Hal ini dikarenakan sering berbolak-
baliknya hati kita.
Pengertian Niat & Ikhlas
 Secara Fiqh
*Niat diartikan ketetapan hati untuk melakukan sesuatu dan dilakukan bersamaan dengan perbuatan
tersebut.
 Secara Bahasa
*Imam an-Nawawiy berkata:
Niat adalah maksud dan keinginan hati yang kuat
*Imam Ibnu Rajab berkata:
Niat secara bahasa bermakna maksud dan keinginan
*Niat berarti al – qosdhu artinya, maksud atau tujuan.
*Ikhlas berasal dari kata khalasha yang berarti bersih/murni.
Ikhlasunniyah berarti membersihkan maksud
dan motivasi kepada Allah dari maksud dan
niat lain. Hanya mengkhususkan Allah azza
wajalla sebagai tujuan dalam berbuat.
Niat yang ikhlas adalah apabila tujuan seorang
hamba dari seluruh ucapan yang diucapkannya
dan perbuatan yang dilakukannya yang nampak
ataupun yang tersembunyi semata-mata untuk
mencari ridho Allah SWT.
Sebagaimana Allah berfirman dalam Q.S Al-Bayyinah ayat 5
۟ ُ‫صلَ ٰوةَ َوي ُْؤت‬
ۚ َ‫وا ٱ>>ل َّز َك ٰوة‬ ۟ ‫ص َينلَ >هُ> ٱ>>ل ِّد َين ُحنَفَٓا َء َويُقِي ُم‬
َّ ‫وا ٱ>>ل‬ ۟ ‫َومٓا أ>ُ ِمر ُٓو ۟ا إ>>اَّل لِ >يَ ْعبُ ُد‬
ِ ِ‫وا ٱ>>هَّلل َ ُم ْخل‬ ِ َ
ْ ‫َو ٰ َذلِ َك ِد ُين‬
‫ٱ>>لقَيِّ َم ِة‬
“Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-
Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan
zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus.”

Dalam tafsir An-Nafahat Al-Makkiyah / Syaikh Muhammad bin Shalih asy-Syawi


“memurnikan ketaatan kepadaNya,” yakni mencari Wajah Allah dalam seluruh ibadah, baik yang zahir
maupun yang batin,
Pentingnya Ikhlas

Apabila kita cermati definisi ikhlas yang telah disampaikan, maka kita
temui empat poin yang tidak lepas dari definisi ikhlas ini

 Pertama, bahwa ikhlas adalah meniatkan suatu amalan hanya untuk


Allah. Artinya ia berlepas diri dari selain Allah. Tidak terbersit pada
niatnya sesuatu selain Allah. Seperti misalnya ia akan ke masjid
lebih awal untuk shalat dengan niat mampir terlebih dahulu untuk
hajatnya.
 Kedua, bicara niat ikhlas, artinya bicara tentang hopeless. Ya,
ketiadaan harapan kesan atau pun balasan apapun dari manusia
dalam amalnya. Orang yang ikhlas ketika beramal maka ia tidak
peduli terhadap lingkungan sekitar. Ia hanya berharap agar Allah
menerima amal shaleh atau ibadahnya.
 Ketiga, kita akan mendapati kesamaan antara sesuatu yang tampak
(amal) dan yang tersembunyi (niat). Niat yang ikhlas akan
mendasari seseorang beramal dengan baik dan sungguh-sungguh.
Yakni, niat ikhlas yang benar akan menghantarkan pelakunya
beramal sesuai yang Rasulullah SAW contohkan.
 Terakhir, pengertian ikhlas tidak dapat pisahkan dari mengharapkan
balasan dari amalannya di akhirat kelak. Inilah hakikat ikhlas.
Ikhlas bukan tanpa pamrih. Ikhlas menyertakan pamrih, yakni
pamrih akan balasan dari Allah di akhirat kelak.
Selain itu, ikhlas juga menjadi sebuah kepentingan sebab:

 Merupakan ruhnya amal, karena seperti badan yang tidak ada ruhnya, maka tanpa
ikhlas amal, sebagus apapun tidak ada artinya.
 Salah satu syarat diterimanya amal. “Allah azza wajalla tidak menerima amal
kecuali apabila dilaksanakan dengan ikhla. Dalam mencari keridhoannya
semata”. (HR. Abu Daud dan Nasai).
Cara Menumbuhkan Niat yang Ikhlas:
 Mengetahui arti keikhlasan dan urgensinya dalam beramal.

 Menambah pengetahuan tentang Allah SWT dan hari kiamat. Dengan mengentahui ilmu tentang-
Nya, maka seseorang mengenal Allah SWT dengan sebenar – benarnya tentulah tidak akan
berani berbuat syirik (menyekutukan Allah dengan selain-Nya di dalam niatnya). Ia juga kan
memepertimbangkan amal – amalnya dan balasannya di akhirat.

 Memperbanyak membaca / berinteraksi dengan Al – Qur’an, karena Al- Qur’an adalah


penyembuh dari segala penyakit dalam dada (QS.10:57) termasukpenyakit riya, ujub, dan
sum’ah.
 Memperbanyak amal – amal rahasia, sehingga kita terbiasa untuk beramal karena Allah semata
tanpa diketahui orang lain.

 Menghindari / mengurangi saling memuji, karena dengan pujian orang jadi lalai hatinya dan
menjadi sombong.

 Berdo’a, dengan tujuan agar selalu diberi keikhalasan dan dijauhi dari syirik. Doa yang
dicontohkan oleh Rasulullah SAW : “Allahumma inni a’udzubika annusyrikabika syaian
a’lamuhu wa astaghfiruka lima laa a’lamuhu. “(Ya Allah aku berlindung kepada-Mu dari syirik
kepada-Mu dalam perbuatan yang aku lakukan dan aku memohon ampun kepada-Mu terhadap
apa yang tidak aku ketahui).

Anda mungkin juga menyukai