(IBADAH)
Disusun Oleh:
C2 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2019
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah, kami memuji-Nya, memohon pertolongan dan ampunan
kepada-Nya, kami berlindung kepada Allah dari kejahatan diri kami dan kejelekkan
amalan-amalan kami. Siapa yang Allah beri petunjuk, maka tidak ada yang dapat
menyesatkannya dan siapa yang Allah sesatkan, maka tidak ada yang dapat
memberinya petunjuk.
Saya bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali
Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan saya bersaksi bahwa Muhammad
adalah hamba dan utusan Allah. Semoga shalawat dan salam dari Allah tercurah
untuk beliau, dan keluarga beliau.
Sesungguhnya ibadah adalah yang menjadi tujuan penciptaan manusia. Allah
berfirman:
اق ذُو
ُ َّللاَ ه َُو ال َّر َّز
َّ ون إِ َّن ْ ق َو َما أ ُ ِريدُ أَن ي
ِ ُط ِع ُم ٍ ُون َما أ ُ ِريد ُ ِم ْن ُهم ِ ِّمن ِ ِّر ْز
ِ نس إِ ََّّل ِليَ ْعبُد ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اْل
ُْالقُ َّوةِ ْال َمتِين
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka dan Aku
tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah
Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-
Dzaariyaat: 56-58]
ibadah mencakup seluruh tigkah laku seorang mukmin jika diniatkan qurbah
(mendekatkan diri kepada Allah) atau apa-apa yang membantu qurbah.
Allah berfirman dalam ayat yang lain yang artinya “(Allah) Yang menjadikan
mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik
amalnya.” (QS. Al-Mulk/67: 2) Maka semua yang berakal, dari kalangan jin dan
manusia, semenjak dewasa sampai meninggal dunia dia berada dalam ujian dan
cobaan. Kalau kita memahami hal ini, maka alangkah pentingnya kita mengetahui
makna ibadah dan cakupannya, sehingga kita bisa mengisi hidup kita dengan ibadah
untuk bisa meraih ridha Allah
Ini adalah sebuah makalah yang ringkas. Yang dibahas didalamnya tentang
pengertian ibadah, macam-macam ibadah dan keluasan cakupannya, pilar-pilar
ubudiyah yang benar, syarat diterimanya ibadah, dan keutamaan ibadah beserta dalil-
dalilnya.
Tidak dipungkiri didalam makalah ini terdapat kesalahan-kesalahan dan
kekurangan. Senantiasa saya mengharapkan koreksi, saran, dan kritik dari para
pembaca makalah ini.
Semoga upaya yang sedikit ini bisa memberikan manfaat, terutama bagi diri saya
sendiri, keluarga saya, dan siapa saja yang membaca makalah ini dan semoga upaya
yang sederhana ini bisa menjadi menjadi amal shalih bagi saya, yang pahalanya
senantiasa mengalir selama makalah ini menyebar dan dapat diambil manfaatnya.
1. Pengertian Ibadah
2. Macam-macam ibadah dan keluasan cakupannya
3. Pilar-pilar ubudiyah yang benar
4. Syarat diterimanya ibadah
5. Keutamaan ibadah
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi Ibadah
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Di dalam
syara’ ibadah mempunyai banyak definisi, tetapi makna dan maksudnya satu.
Definisi itu antara lain adalah: (Kitab Tauhid Jilid 1 Karya Dr. Shalih bin Fauzan.
1421 H. Hal 76)
1. Ibadah adalah taat kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya
melalui lisan para rasul-Nya
2. Ibadah adalah merendahkan diri kepada Allah yaitu tingkatan tunduk yang
paling tinggi disertai rasa mahabbah (kecintaan) yang paling tinggi
3. Ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhoi Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun
yang batin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap (Kitab Tauhid
Jilid 1 Karya Dr. Shalih bin Fauzan. 1421 H. Hal 76)
Ibadah itu terbagi menjadi ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Rasa khauf
(takut), raja’ (mengharap), mahabbah (cinta), tawakkal (ketergantungan),
raghbah (senang), dan rahbah (takut) adalah ibadah qolbiyah (yang berkaitan
dengan hati). Sedangkan shalat, zakat, haji, dan jihad adalah ibadah badaniyah
qalbiyah (fisik dan hati). Serta masih banyak lagi macam-macam ibadah yang
berkaitan dengan hati, lisan, dan badan. (Kitab Tauhid Jilid 1 Karya Dr. Shalih
bin Fauzan. 1421 H. Hal 77)
اق ذُو
ُ الر َّز َّ ون إِ َّن
َّ َّللاَ ه َُو ْ ق َو َما أ ُ ِريدُ أَن ي
ِ ُط ِع ُم ٍ ُون َما أ ُ ِريد ُ ِم ْن ُهم ِ ِّمن ِ ِّر ْز
ِ نس إِ ََّّل ِليَ ْعبُد ِ ْ َو َما َخلَ ْقتُ ْال ِج َّن َو
َ اْل
ُْالقُ َّوةِ ْال َمتِين
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit pun dari mereka
dan Aku tidak menghendaki supaya mereka memberi makan kepada-Ku.
Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan
lagi sangat kokoh.” [Adz-Dzaariyaat: 56-58]
Bila ada orang yang bertanya: “Apa hikmah di balik kedua syarat bagi
sahnya ibadah tersebut?”
Ibadah di dalam syari’at Islam merupakan tujuan akhir yang dicintai dan
diridhai-Nya. Karenanyalah Allah menciptakan manusia, mengutus para Rasul dan
menurunkan Kitab-Kitab suci-Nya. Orang yang melaksanakannya dipuji dan yang
enggan melaksanakannya dicela. (Prinsip Dasar Islam Menutut Al-Qur’an dan As-
Sunnah yang Shahih karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas)
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
َ َوقَا َل َربُّ ُك ُم ادْعُونِي أ َ ْست َِجبْ لَ ُك ْم ۚ ِإ َّن الَّذِينَ َي ْست َ ْك ِب ُرونَ َع ْن ِع َبادَتِي
ِ َس َيدْ ُخلُونَ َج َهنَّ َم د
َاخ ِرين
Adapun bahagia karena Allah dan perasaan takut kepada-Nya, maka itulah
kebahagiaan yang tidak akan terhenti dan tidak hilang, dan itulah kesempurnaan
dan keindahan serta kebahagiaan yang hakiki. Maka, barangsiapa yang
menghendaki kebahagiaan abadi hendaklah ia menekuni ibadah kepada Allah
semata. Maka dari itu, hanya orang-orang ahli ibadah sejatilah yang merupakan
manusia paling bahagia dan paling lapang dadanya. (Prinsip Dasar Islam Menutut
Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih karya Yazid bin Abdul Qadir Jawas)
PENUTUP
1.1 Kesimpulan
Ibadah secara etimologi berarti merendahkan diri serta tunduk. Secara
syarah, ibadah ialah sebutan yang mencakup seluruh apa yang dicintai dan
diridhoi Allah, baik berupa ucapan atau perbuatan, yang zhahir maupun yang
batin. Ini adalah definisi ibadah yang paling lengkap. Ibadah itu terbagi menjadi
ibadah hati, lisan, dan anggota badan. Ibadah inilah yang menjadi tujuan
penciptaan manusia. ibadah mencakup seluruh tigkah laku seorang mukmin jika
diniatkan qurbah (mendekatkan diri kepada Allah) atau apa-apa yang membantu
qurbah. Bahkan adat kebiasaan yang mubah pun bernilai ibadah jika diniatkan
sebagai bekal untuk taat kepada-Nya. Seperti tidur, makan, minum, jual-beli,
bekerja mencari nafkah, nikah dan sebagainya.
Sesungguhnya ibadah itu berdasarkan pada tiga pilar sentral, yaitu hub
(cinta), khauf (takut) dan raja’ (harapan). Syarat diterimanya ibadah adalah .
Ikhlas karena Allah semata, bebas dari syirik besar dan kecil. dan Ittiba’ yaitu
sesuai dengan tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Di antara keutamaan ibadah bahwasanya ibadah mensucikan jiwa dan
membersihkannya, dan mengangkatnya ke derajat tertinggi. Termasuk keutamaan
ibadah juga bahwasanya manusia sangat membutuhkan ibadah melebihi segala-
galanya, bahkan sangat darurat membutuhkannya. Karena manusia secara tabi’at
adalah lemah, fakir (butuh) kepada Allah. Sebagaimana halnya jasad
membutuhkan makanan dan minuman, demikian pula hati dan ruh memerlukan
ibadah dan menghadap kepada Allah
1.2 Saran
Saran kami kepada teman-teman agar menyimak dan memperhatikan baik-
baik kelompok yang mempresentasikan materi di depan kelas.
DAFTAR PUSTAKA
Kitab Tauhid Jilid 1 karya Dr. Shalih bin Fauzan bin Abdullah Al-Fauzan, Cet II,
Yayasan Al-Sofwa Jakarta, 1421 H/2000 M.
Makna dan Cakupan Ibadah karya Abu Ismail Muslim Al-Atsari. Darul 'Ushaimi lin
Nasyr wa Tauzi, 1437 H
Pengertian Ibadah Dalam Islam oleh Yazid bin Abdul Qadir Jawas. 2007 M.
Tersedia pada https://almanhaj.or.id/2267-pengertian-ibadah-dalam-islam.html.
Diakses 20/03/2019 M
Prinsip Dasar Islam Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah yang Shahih karya Yazid
Bin Abdul Qadir Jawas, Cet III Pusaka At-Taqwa: Bogor