Anda di halaman 1dari 22

HAKIKAT IBADAH

 Konsep ibadah
 Ibadah mahdhah dan ghairu mahdhah
 Fungsi ibadah, hikmah ibadah, makna

spiritual ibadah bagi kehidupan sosial


Konsep Ibadah
 A. Definisi Ibadah
Secara etimologi: “Taat, tunduk, hina, dan pengabdian”.
◦ Menurut Ibnu Taimiyah: ibadah sebagai puncak ketaatan
dan ketundukan yang di dalamnya terdapat unsur cinta.

◦ Maka, akhir dari perasaan cinta yang sangat tinggi adalah


penghambaan diri, sedangkan awalnya adalah
ketergantungan.

 Menurut Muhammadiyah:
‫ع‬
ُ ‫الشار‬ ‫به‬ ‫ن‬
َ ِ
‫َذ‬ ِ
‫واجتناب نواهيه والعمل بما أ‬ ِ
‫بامتثال أوامره‬ ‫ التقرب إلى اهلل‬
 “Mendekatkan diri kepada Allah swt dengan melaksanakan segala
perintahNya dan menajuhi segala laranganNya serta mengamalkan apa saja
yang diperkenankan olehNya”. (HPT, hlm 276)
Ibadah adalah tujuan
penciptaan manusia.

‫نس‬ ِ ‫ت ال‬
ِ‫ْج َّن َواإْل‬ ُ ‫ق‬
ْ ‫ل‬
َ ‫خ‬
َ ‫ا‬ ‫م‬‫و‬
َ َ َ
ِ ‫إِاَّل لِي ْعب ُد‬
‫ون‬ َُ
‫َما أُ ِري ُد ِم ْن ُهم ِّمن ِّرْز ٍق‬
ِ ‫وما أُ ِري ُد أَن يطْ ِعم‬
‫ون‬ ُ ُ ََ
‫ين‬ِ‫الرزَّا ُق ذُو الْ ُق َّوِة الْمت‬ ‫و‬ َّ ِ
ُ َ َّ َ َ ‫إ‬
‫ه‬
ُ ‫اهلل‬ ‫ن‬
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya
mereka beribadah kepada-Ku. Aku tidak menghendaki rizki sedikit
pun dari mereka dan Aku tidak menghendaki supaya mereka
memberi makan kepada-Ku. Sesungguhnya Allah Dia-lah Maha
Pemberi rizki Yang mempunyai kekuatan lagi sangat kokoh.” [Adz-
Dzaariyaat: 56-58]
B. Pilar-Pilar Ibadah

Tiga pilar ibadah: khauf (takut),


Kenapa tdk cinta Allah
Perhatikan ayat-ayat berikut:
ِ ‫والَّ ِذين آمنُوا أَ َش ُّد حبًّا‬
‫هلل‬ ُ َ َ َ
“Adapun orang-orang yang beriman sangat besar cinta-nya
kepada Allah.”
[Al-Baqarah: 165]

ِ ‫إَِّن ُهم َكانُوا يسا ِرعُو َن فِي الْ َخ ْير‬


‫ات َويَ ْدعُوَننَا َرغَبًا َوَرَهبًا‬ َ َُ ْ
“Sesungguhnya mereka adalah orang-orang yang selalu
bersegera dalam (mengerjakan) kebaikan dan mereka berdo’a
kepada Kami dengan penuh harap dan cemas.” [Al-Anbiya’:
90]
C. Syarat Diterimanya Ibadah
a. Ikhlas karena Allah semata
b. Ittiba’, sesuai tuntunan Rasulullah SAW.

Allah swt berfirman:


‫هلل َو ُه َو ُم ْح ِس ٌن‬
ِ ُ‫َسلَم و ْج َهه‬
َ َ ْ ‫َبلَ ٰى َم ْن أ‬
ٌ ‫َج ُرهُ ِعن َد َربِِّه َواَل َخ ْو‬
‫ف َعلَْي ِه ْم َواَل ُه ْم يَ ْح َزنُو َن‬ ْ ‫َفلَهُ أ‬
 “(Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri
sepenuhnya kepada Allah, dan ia berbuat kebajikan,
 maka baginya pahala di sisi Rabb-nya dan tidak ada rasa takut pada

mereka dan mereka tidak bersedih hati.” [Al-Baqarah: 112]


Aslama wajhahu (menyerahkan diri): memurnikan ibadah kepada


Allah.
 Wahua muhsin (berbuat kebajikan) artinya mengikuti Rasul-Nya.
Ibadah Mahdhah dan Ghairu Mahdhah
Ditinjau dari jenisnya, ibadah dibagi dua:
1. ‘Ibadah Mahdhah (ibadah Khas) artinya  ibadah yang
ketentuannya telah ditetapkan oleh nash, seperti: thaharah,
shalat, zakat, dan semacamnya.
Prinsip Ibadah mahdhah:
a. Harus didasari dalil perintah, baik dari al-Quran maupun al-
Sunnah al-Maqbulah.
b. Tatacaranya harus berpola kepada praktik Rasulullah saw.
◦ Dan apa saja yang dibawa Rasul kepada kamu, maka ambillah, dan apa
yang dilarang, maka tinggalkanlah…( QS. 59: 7).
c. Bersifat supra rasional (di luar jangkauan akal), karena ibadah
ini wilayah wahyu, akal hanya berfungsi memahami
hikmanya.
d. Azasnya “taat”, Meyakini perintahNya untuk kepentingan
hamba, bukan untuk Allah.
2. Ibadah Ghairu Mahdhah (‘ammah)
 Adalah semua perbuatan baik yang dilakukan

dengan niat karena Allah semata,


 misalnya: berdakwah, amar makruf nahi munkar,

menuntut ilmu, bekerja, rekreasi dan lain-lain.


Semua dilakukan lillah.  

Prinsip ibadah ghairu mahdhah:


a. Tidak ada dalil yang melarang
b. Pelaksanaannya tidak harus sesuai contoh dari Rasulullah saw
c. Bersifat rasional (baik-buruknya, untung-ruginya, manfaat-
madharatnya, dapat ditentukan oleh akal 
d. berazas manfaat
Fungsi, Hikmah, dan Makna Spiritual Ibadah
Bagi Kehidupan Sosial

Beberapa Fungsi Ibadah

1. Mewujudkan hubungan antara hamba dengan Tuhannya


   

)40 :‫الصاَل َة لِ ِذ ْك ِري (طه‬


َّ ‫إِنَّنِي أَنَا اللَّهُ اَل إِلَهَ إِاَّل أَنَا فَا ْعبُ ْدنِي َوأ َِق ِم‬
2.    manfaat sosial

 Seperti fungsi sholat dalam keseharian: 


“Sesungguhnya shalat itu mencegah dari (perbuatan)
keji dan mungkar...”
 Fungsi zakat dalam keseharian: 
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah
untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka...”.

Rasulullah SAW bersabda:


 “Barangsiapa yang shalatnya tidak mencegah dirinya dari
perbuatan keji dan munkar, maka dia hanya akan bertambah
jauh dari Allah” (HR. Thabrani)
3.    Melatih Diri untuk Berdisiplin

3. Menuntun manusia untuk disiplin

Seperti pelaksanaan sholat, mulai dari wudhu,


ketentuan waktunya, berdiri, ruku’, sujud dan
aturan-aturan lainnya.
C. Hikmah Ibadah
1. Tidak Syirik
‫هلل الَّ ِذ ْى َخلَ َق ُه َّن اِ ْن ُكْنتُ ْم اِيَّاهُ َت ْعبُ ُد ْو َن‬
ِ ‫واسج ُدوا‬
ْ ُْ َ
“...dan bersujudlah mereka kepada Allah, yang telah menciptakan mereka, jika benar-benar
hanya kepada-Nya kamu menyembah (beribadah). (QS. As-Sajdah, 41:38].

2. Memiliki ketakwaan
‫َّاس ا ْعبُ ُد ْوا َربَّ ُك ُم الَّ ِذ ْى َخلَ َق ُك ْم َو الَّ ِذيْ َن ِم ْن َق ْب ِل ُك ْم ل ََعلَّ ُك ْم َتَّت ُق ْو َن‬
ُ ‫ياَُّي َها الن‬
“Hai manusia, sembahlah Tuhan mu yang telah menjadikan kamu dan juga orang-orang
sebelummu supaya kamu bertakwa”. [QS. Al Baqarah 2:22].

3. Terhindar dari kemaksiatan


...‫انا لصلوة ت نهىعنا لفحشاء وا لمنكر‬..
“Sesungguhnya shalat mencegah orang dari kekejian dan kejahatan yang nyata”. [Al
Ankabut 29:46].

4. Berjiwa sosial
Ibadah menjadikan seorang hamba menjadi lebih peka dengan keadaan
lingkungan sekitarnya.
 5. Tidak kikir
ِ َ‫السائِِل ْي َن َو فِى الّ ِرق‬
‫اب‬ َّ ‫السبِْي ِل َو‬ ِ ‫ال َعلى حبِّه َذ ِوى الْ ُقربى والْيتمى والْم‬
َّ ‫سك ْي َن َوابْ ِن‬ َ َ َ َ ْ ُ َ ‫َواتَى ال َْم‬
 ” memberikan harta benda yang ia cintai kepada ahli kerabat, dan anak-
anak yatim, dan orang-orang miskin, dan kaum musafir, dan mereka yang
meminta sedekah dan untuk memerdekakan sahaya.” [Al Baqarah 2:178].

 6. Merasakan keberadaan Allah SWT


‫اج ِديْ َن‬
ِ ‫الس‬
َّ ‫ى‬ِ‫ف‬ ‫ك‬ ‫ب‬ ‫ل‬ ‫ق‬ ‫ت‬‫و‬ ‫م‬‫و‬ ‫ق‬ ‫ت‬ ‫ن‬ ‫ي‬ ِ
َ َ َ َ َ ُ ْ ُ َ َ ْ َ َ َّ‫اَل‬
ُّ ‫ح‬ ‫اك‬
َ ‫ر‬ ‫ي‬ ‫ى‬ ‫ذ‬ِ
“Yang Dia melihatmu sewaktu kamu berdiri (shalat) dan bolak balik dalam sujud ”

7. Terkabul Doa-doanya
, ‫اُ ِج ْيُبَد ْع َوَة ا َّلد ِاع اِ َذا َد َع ِان َف ْليَ ْستَ ِج ْيُب ْوا ِلىَوا ُلْيْؤِمُنْوا بِ ىلَ َعلَّ ُه ْم َي ْر ُش ُد ْوَن‬
“Aku mengabulkan doa orang yang memohon apabila ia mendoa kepada Ku.
Maka hendaklah mereka menyambut seruan Ku dan beriman kepada Ku
supaya mereka mengikuti jalan yang benar.” [Al Baqarah 2:187].
8. Ajang silaturahim dan persaudaraan
ُ ‫ت أَ ْن‬
‫آم َر‬ ُ ‫(والَّ ِذي َن ْف ِسي َبيَ ِد ِه لَ َق ْد َه َم ْم‬ َ :‫أن رسول اهلل صلى اهلل عليه وسلم قال‬
‫ُح ِّر ُق َعلَْي ِه ُم‬ ٍ ِ‫ ثُ َّم آمر رجالً َفي ُؤُّم النَّاس ثُ َّم أُ َخال‬،‫ب َفيحتطَب‬
َ ‫أ‬ُ‫ف‬ ‫ال‬ ‫ج‬
َ ‫ر‬ِ ‫ى‬ ‫ل‬
َ ‫إ‬
َ ‫ه‬
ُ ‫ف‬
ُ َ َ ُ َ ُُ ُ َ ْ ُ ٍ َ‫بَ َحط‬
.‫ُبيُوَت ُه ْم) متفق عليه‬
Demi Allah yang jiwaku berada di dalam kekuasaanNya. Aku ingin
menyuruh orang-orang mengumpulka kayu bakar, kemudian menyuruh
seseorang menyerukan adzan dan mengimami orang shalat, kemudian
aku datangi orang-orang yang tidak ikut shalat jamaah, lalu aku bakar
rumah-rumah mereka.”

9. Memiliki kejujuran
‫الصلوا َة فَاذْ ُك ُرْوا اهللَ ِقيَ ًما َّو ُقعُ ْو ًدا َّو َعلى ُج ُن ْوبِ ُك ْم‬ َ َ‫فِاَذا ق‬
َّ ‫ضيتُ ُم‬
“Dan apabila kamu telah selesai mengerjakan shalat, maka
ingat lah kepada Allah sambil berdiri, sambil duduk dan
sambil berbaring atas rusuk kamu”. [An Nisa 4:104].
10. Berhati ikhlas
‫اء‬ ‫ف‬
َ ‫ن‬
َ ‫ح‬ ‫ال‬َ‫ن‬‫ي‬ ‫د‬
ّ ِ‫صين لَه ال‬
ُ ْ ِ ِ‫وما اُِمروا اِالَّ لِي ْعب ُدوا اهلل م ْخل‬....
َ ُ ْ َ َُ ْ ُ َ ُْ ََ
Dan mereka tidak diperintahkan melainkan supaya beribadah kepada Allah dengan
tulus ikhlas dalam ketaatan kepada Nya dengan lurus. [Al Bayyinah 98:6].

11. Disiplin
Ibadah harus dilakukan dengan dawam (rutin dan teratur), khusyu
(sempurna), yuhafizhun (terjaga dan semangat).

12. Sehat jasmani dan rohani


 Seperti nilai kesehatan dalam gerakan shalat
 puasa sebagai diet yang sehat
 membaca Al-Qur’an untuk terapi kesehatan mata dan jiwa
Makna Spiritual Ibadah Bagi Kehidupan Sosial
 Kesalehan sosial adalah kebaikan atau keharmonisan 
bersama, baik dalam lingkup kecil ataupun luas.
 Allah SWT berfirman:

ِ ‫الس َم ِاء َواأْل َ ْر‬


‫ض َولَ ِك ْن‬ َّ ‫ات ِم َن‬
ٍ ‫َن أ َْهل الْ ُقرى آمنُوا و َّات َقوا لََفتَ ْحنَا َعلَْي ِهم برَك‬
ََ ْ ْ َ َ َ َ َّ ‫وَلَ ْو أ‬

‫اه ْم بِ َما َكانُوا يَ ْك ِسبُو َن‬


ُ َ‫َك َّذبُوا فَأَ َخ ْذن‬
 “Jikalau sekiranya penduduk negeri beriman dan

bertakwa, pastilah kami akan melimpahkan kepada


mereka berkah dari langit dan bumi “ (QS. Al A’raf: 96)
 Kesejahteraan kolektif ini akan terwujud
dengan sendirinya jika setiap individu telah
beragama Islam secara kaffah dan benar.
Paling tidak ada lima ciri manusia
shalih secara sosial:
 Pertama, memiliki semangat spiritualitas yang
baik. Sehingga lahir masyarakat beragama.

 Kedua, terikat pada norma, hukum, dan etika.


ini terbentuk lewat pengamalan ibadah
 Ketiga, memiliki kepedulian sosial
 Keempat, memliki sikap toleran terhadap
kelompok lain, baik pada aspek agama,
kepercaan maupun aspek sosial budaya
lainya
 Kelima, berorientasi ke depan sebagai salah
satu wujud keimanan terhadap hari akhir.
Wassalam
Semoga Bermanfaat

Anda mungkin juga menyukai