Anda di halaman 1dari 17

IBADAH

Oleh: Imron Baehaqi

Ibadah adalah masalah terpokok dalam ajaran agama Islam, karena hakikat
diciptakannya manusia di muka bumi ini adalah untuk beribadah, sebagaimana
dalam firman-Nya:

“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku” (QS: Al-Dzariyat/51 : 56).

Pengertian Ibadah:

Secara etimologi, ibadah berasal dari kata ‘abada- ya’budu-‘ibadatan, yang berarti
mengesakan, beribadah, menyembah dan mengabdi kepada Allah SWT. Ibadah
juga dapat berarti: ta’at, tunduk, menurut, mengikut, dan juga dapat diartikan do’a.
Hal penting dalam ibadah adalah maksud, tidak lain maksud ibadah dalam akidah
Islam adalah ditujukan hanya kepada Allah SWT. Amal kebaikan yang dikerjakan
manusia semata-mata hanya mencari ridha Allah SWT. Oleh sebab itu, manusia
dilarang berbuat syirik, mempersekutukan Allah dengan sesuatu selainNya. Syirik
adalah salah satu dosa paling besar.

Menurut istilah, terdapat banyak pengertian yang kemukakan oleh para ulama.
Namun subtsnasinya sama. Menurut para Fuqaha’ (para ulama Fiqih) ibadah ialah
apa-apa yang dikerjakan untuk mencapai keridaan Allah dan mengharap pahala di
Akhirat.

Sedangkan Majelis Tarjih Muhammadiyah mendefinisikan, ibadah adalah


mendekatkan diri kepada Allah dengan mengerjakan segala bentuk perintahNya
dan menjauhi setiap laranganNya, serta mengerjakan suatu amalan yang
dibenarkan oleh hukum Allah.

Macam-macam Ibadah

Ibadah terdiri atas beberapa macam tergantung sudut pandang yang di gunakan
dalam memandangnya, di antaranya :

 Ditinjau Secara Umum, ibadah di bagai kepada 2 macam, yaitu ibadah


khasshah (ibadah khusus) atau dikenal juga dengan ibadah mahdlah, dan
ibadah ‘ammah (ibadah umum) atau disebut juga ibadah ghairu mahdlah.

 Ibadah Khusus atau ibadah mahdhah yaitu setiap amal ibadah yang
ketentuannya ditetapkan oleh syari’at (alqur’an dan Al-Sunnah) mulai dari
ketentuan umum hingga ketentuan rincinya. Ibadah dalam arti khusus ini
tidak menerima perubahan, baik penambahan maupun pengurangan, seperti
shalat, zakat, puasa dan haji.

1
 Ibadah umum atau ghairu mahdhah adalah ketentuannya secara garis besar
memang ditetapkan oleh syari’at akan tetapi rincian pelaksanaannya
diserahkan sepenuhnya kepada manusia sesuai dengan situasi, kondisi, dan
kemampuan manusia itu sendiri. Misalnya, dakwah, menuntut ilmu dll.

Prinsip Ibadah:

1. Ada Perintah dan Ketentuan dari al-Quran dan sunnah Nabi SAW

 Islam tidak memberikan otoritas kepada manusia untuk turut menentukan


ibadah, kecuali Nabi utusan-Nya. Dalam melakukan ibadah kepada Allah
manusia tidak mempunyai kekuasaan menentukannya, bahkan sebaliknya
manusia terikat pada ketentuan-ketentuan yang diberikan Allah dan Rasul-
Nya melalui al-Qur’an dan sunnah Nabi Saw sebagai sumber utama dalam
melakukan ibadah.

 Berbeda halnya dengan mu’amalah (masalah keduniaan), terdapat


kelonggaran yang demikian luas bagi manusia untuk menentukannya.

2. Ibadah bersifat mudah atau tidak memberatkan.

Keseluruhan ibadah dalam syari’at Islam tidak ada yang menyukarkan dan
memberatkan mukallaf (orang yang terkena beban kewajiban beribadah).
Perintah ibadah itu tidak banyak hanya beberapa saja. Semua ibadah itu
dalam batas kewajiban dan berjalan dengan kadar kesanggupan manusia.
Prinsip kedua ini sebagaimana diterangkan Allah dalam al-Quran berikut :
“.…Allah menghendaki kemudahan dan tidak menghendaki kesukaran….”
)QS.2/Al-Baqarah : 185)

“Allah tidak mebebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.


Ia mendapatkan pahala (dari kejahatan) yang di usahakannya dan ia
mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya "QS. 2/Al-Baqarah :
286)

3. Yang Berhak Disembah Hanyalah Allah.

Sebagaimana dijelaskan dalam sejumlah ayat dalam al-Qur’an, dan hadits


Nabi SAW bahwa tujuan diciptakan manusia dan jin adalah untuk
menyembah, beribadah dan mengabdi hanya kepada Allah, Tuhan semesta
alam. Ibadah kepada Allah ialah hal mutlak dalam hidup beragama.
Menyembah kepada berhala dan patung yang diyakini sebagai Tuhan
adalah kekufuran dan kebinasaan. Ibadah kepada selain Allah sia-sia, tidak
akan diterima. Atau mardud (ditolak).

4. Ibadah itu Tanpa Perantara

Praktek beribadah sebagian umat manusia telah banyak mengalami


kekeliruan. Kekeliruan itu sebenarnya atas inisiatif dan konsepsi dari para
2
tokoh agamanya sendiri, di mana mereka membuat jarak antara manusia
dengan Tuhannya.

Islam sebagai agama lebih mempertegas bahwa hubungan manusia dengan


Tuhan (melalui ibadah) tidak perlu dengan perantara apa-apa, dan melalui
siapa pun. Manusia harus melakukan langsung dengan Allah SWT.

5. Ikhlas dalam Beribadah

Dalam beribadah harus didasari dengan niat yang tulus, semata-mata hanya
mengharapkan ridha Allah. Niat adalah sikap jiwa, dan merupakan
motivator dalam mewujudkan suatu perbuatan. Dalam hadis Nabi
dinyatakan bahwa segala sesuatu itu tergantung niatnya (innama al-a’amal
bi al-niat).

Dalam al-Qur’an dinyatakan bahwa orang-orang ahli kitab hanya diperintah


untuk beribadah kepada Allah dengan niat yang tulus dan murni, taat
kepada Allah dan menjauhi kemusyrikan serta mendirikan shalat dan
menunaikan zakat. Dan tempat niat adalah hati.

Thaharah

Pengertian

Kata “thaharah” adalah isim mashdar dari fi’il madhi “thahhara-yuthahhiru-


tathhiran dan thaharatan, yang artinya bersuci atau membersihkan diri.

Secara bahasa thaharah berarti suci dan bersih, baik itu suci dari kotoran
lahir maupun kotoran batin berupa sifat dan perbuatan tercela.

ُّ ‫ْي َوحُِي‬
‫ب ال حنمتَطَ ِه ِرين َن‬ َ ‫َّوابِ ن‬ ُّ ‫اَّللَ حُِي‬
َّ ‫ب الت‬ َّ ‫إِ َّن‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertaubat (yang
kembali) dan mencintai orang-orang yang mensucikan diri”. (Q.S. al-
Baqarah: 222).

Menurut istilah, thaharah adalah mensucikan diri dari najis dan hadats
yang menghalangi shalat dan ibadah-ibadah sejenisnya dengan air atau
tanah atau batu.

Hukum Thaharah

Hukum thaharah dikatakan wajib apabila berkenaan dengan kewajiban


melaksanakan suatu ibadah seperti: shalat, thawaf.

Thaharah hukumnya sunnah (anjuran) adalah yang berkenaan dengan hal-


hal yang mendukung dalam suatu ibadah. Misalnya seseorang terlebih
3
dahulu melakukan thaharah (dengan cara berwudlu) sebelum membaca al-
Qur’an, atau seseorang melakukan mandi ketika akan melaksanakan shalat
(walaupun dia tidak junub).

Alat Bersuci:

Alat bersuci terdiri dari air, debu, batu atau benda padat lainnya.

1. Air. Air merupakan alat bersuci yang paling besar peranannya. Air yang
dapat digunakan untuk bersuci adalah:
 Air muthlaq, yaitu air yang suci dan mensucikan, seperti: air mata
air, air sungai, air zamzam, air hujan, salju, embun, air laut.
 Air musta’mal, yaitu air yang telah digunakan untuk wudlu dan
mandi.

Sedangkan air yang tidak dapat digunakan untuk bersuci antara lain:

 Air mutanajjis, yaitu air yang sudah terkena najis, kecuali dalam
jumlah yang besar (minimal dua kulah) dan tidak berubah sifat
kemutlakannya, yakni berubah bau, warna dan rasanya.
 Air suci yang tidak dapat mensucikan, seperti air kelapa, air gula
(teh, kopi, susu dan lain-lain).

2. Debu. Debu yang digunakan untuk bersuci atau bertayammum adalah


debu yang suci dan kering. Debu ini bisa terletak di tanah, pasir, tembok
atau dinding.
3. Batu atau benda padat lainnya selain kotoran dan tulang. Debu, batu dan
benda padat lainnya , seperti daun, kertas tisu dan semacamnya,
digunakan khususnya ketika tidak ada air.

 Istinja’. Yaitu bersuci dari buang air besar dan buang air kecil. Alat
untuk bersuci dari buang air yang terbaik adalah tetap air. Namun
apabila tidak didapatkan air, maka boleh menggunakan batu, atau
bahan-bahan yang dapat menyerap kotoran yang keluar dari dua
lubang.

Najis dan Hadats:


Najis dalam pandangan syariat Islam yaitu benda yang kotor yang
mencegah sahnya suatu ibadah yang menuntut seseorang dalam keadaan
suci seperti sholat dan thowaf. Sedangkan
Hadas atau disebut sebagai najis hukmi adalah kondisi tertentu yang
menghalangi seseorang untuk melakukan ibadah yang diwajibkan atasnya
bersuci.

Hadats terbagi kepada dua bagian, hadast kecil dan hadast besar. Hadats
kecil adalah suatu keadaan di mana seorang muslim tidak dapat
4
mengerjakan ibadah tertentu kecuali dalam keadaan wudlu atau
tayammum. Yang termasuk hadats kecil adalah buang air besar dan air
kecil, kentut, menyentuh kemaluan tanpa pembatas dan tidur nyenyak
dalam posisi berbaring. Orang yang tidak dalam berwudlu disebut
berhadats kecil.

Adapun Hadats besar adalah suatu keadaan di mana seorang muslim tidak
dapat mengerjakan ibadah tertentu kecuali setelah mandi besar/tayamum.
Misalnya hadats besar karena jima dan dan haid dan nifas.

Tata Cara Wudhu Rasululllah SAW:


1. Niat wudlu karena Allah semata dengan mengucapkan basmalah.
2. Membasuh tangan tiga kali sambil menyela-nyela jari-jemari.
3. Menggosok gigi.
4. Berkumur-kumur secara sempurna sambil memasukkan air ke hidung
kemudian menyemburkannya sebanyak tiga kali.
5. Membasuh wajah tiga kali secara merata sambil mengucek ujung
bagian dalam kedua mata.
6. Membasuh tangan kanan sampai siku tiga kali, kemudian tangan kiri
dengan cara yang sama.
7. Mengusap kepala sekaligus dengan telinga, cukup satu kali.
8. Membasuh kaki kanan sampai dua mata kaki sambil menyelai jemari
kaki sebanyak tiga kali, kemudian kaki kiri dengan gerakan yang sama.
9. Tertib
10. Setelah wudlu mengucapkan dua kalimat syahadat.

Perkara yang membatalkan Wudhu:


1. Keluarnya sesuatu dari dua lubang bawah yakni qubul (kemaluan) dan
dubur, baik karena berhadats kecil maupun berhadats besar (junub).
2. Tidur nyenyak dalam keadaan berbaring (terlentang).
3. Menyentuh kemaluan tanpa alas atau pembatas.
4. Hilang akal, seperti gila, pingsan atau mabuk.

Tayammum
Tayammum dilakukan sebagai pengganti wudlu dan mandi besar bila
ada halangan. Halangan tersebut antara lain, sakit, tidak tersedianya air
untuk bersuci.

Tatacara tayamum
 Mengucap bismillah sambil meletakkan kedua telapak tangan di
tanah (boleh di dinding atau media lain yang mengandung debu)
kemudian meniup debu yang menempel di kedua telapak tangan
tersebut.

5
 Mengusapkan kedua telapak tangan ke wajah satu kali, kemudian
langsung mengusapkan ke tangan kanan lalu kiri cukup sampai
pergelangan telapak tangan masing-masing satu kali.

Hal yang membatalkan tayamum:


Hal-hal yang Membatalkan Tayammum
 Semua yang membatalkan wudlu.
 Menemukan air suci sebelum mengerjakan shalat, bagi yang
tayamum karena tak ada air.
 Habis masa berlakunya, yakni satu tayammum untuk satu shalat
kecuali bila dijama’. Inilah pendapat yang lebih kuat. Tetapi ada juga
yang berpendapat bahwa sebagai pengganti wudlu maka masa
berlaku tayammum sama dengan masa berlaku wudlu.

Ibadah Shalat:

Pengertian Shalat:
Etimologi: Shalat berarti doa (QS. At Tawbah [9]: 103). Shalat berarti
rahmat (QS. Al Ahzab [33]: 43)

Terminologi
Shalat adalah suatu ibadah yang terdiri dari beberapa ucapan dan
perbuatan tertentu yang diawali dengan takbiratul ihram dan diakhiri
dengan salam.

Dalil Perintah Shalat dalam al-Qur’an:

‫اْلَْي َر لَ َعلَّ ُك ْم‬


ْ ‫اس ُج ُدوا َو ْاعبُ ُدوا َربَّ ُك ْم َوافْ َعلُوا‬
‫و‬ ‫ا‬
‫و‬ ‫ع‬ ‫ك‬
‫ار‬
َ ‫ا‬
‫و‬ ‫ن‬ ‫آم‬ ‫ين‬ ِ َّ‫يأَيُّها ال‬
‫ذ‬
َْ ُْ َ َ ُ َ َ
‫تُ ْفلِ ُحو َن‬
"Hai orang-orang yang beriman, ruku'lah kamu, sujudlah kamu, sembahlah
Tuhanmu dan perbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkan
kemenangan." (QS al-Haj [22]: 77)

Dalil Sunnah: Rasulullah SAW bersabda:

6
َّ ‫ادةح أَ نن الَ إِلَوَ إِالَ هللا َوأ‬ ِ ‫ِن ان ِإل نسالَم َعلَى ََخن‬
،‫َن حُمَ َّم ًد َر حس نو حل هللا‬ َ ‫ َش َه‬:‫س‬ َ ِ‫بح‬
‫ضا َن‬َ ‫ص نو حم َرَم‬
َ ‫ َو‬، ‫ت‬ َ َ َّ ‫ َوإِينتاَِء‬، ِ‫الصالَة‬
ِ ‫ و ِح ُّج انلب ني‬، ِ‫الزَكاة‬ َّ ‫َوإِقَ َامةح‬
"Islam didirikan diatas lima perkara yaitu bersaksi bahwa tiada sesembahan
yang berhak disembah secara benar kecuali Allah dan Muhammad adalah
utusan Allah, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat, mengerjakan haji ke
baitullah dan berpuasa pada bulan ramadhan". (HR Bukhari dan Muslim)

Kedudukan dan Keistimewaan Ibadah shalat:

1. Shalat sebagai tiang agama

ِ
‫ذرَوةح َسناَم ِو انجلِ َه ح‬
‫اد‬ َّ ‫أس األَ نم ِر ان ِإل نسالَ حم َو َع حم نو حدهح‬
‫الص َالةح َو ن‬ ‫ر ح‬
ِ ‫ِيف سبِي ِل‬
.‫هللا‬ ‫َن‬
"Pokok setiap masalah ialah Islam, dan tiangnya ialah shalat, dan
puncaknya ialah jihad fi sabilillah." (HR Ahmad dan Tirmidzi)

2. Ibadah yang pertama kali disyariatkan

"Shalat itu diwajibkan atas Nabi Muhammad Saw. pada malam diisra'kan,
sebanyak lima puluh kali, kemudian dikurangi hingga lima, lalu Beliau
diseru: "Hai Muhammad! Putusan-Ku tidak dapat diubah lagi, dan dengan
shalat lima waktu ini kau tetap mendapat pahala lima puluh kali." (HR
Ahmad, Nasa'i, dan Tirmidzi).

3. Amal yang pertama kali dihisab

َّ ‫القيَ َام ِة‬


‫الصالَة‬ ِ ‫إن أ ََّو َل ما حُياسب بِ ِو النعب حد ي وم‬
َ ‫َن َ ن‬ ‫َ َ َ ح‬ َّ
"Sesungguhnya yang pertama sekali dihisab atas seorang hamba di
hari kiamat nanti ialah shalatnya." (HR ath-Thabrani).

4. Pembeda antara Muslim dan kafir

7
ّ‫ (رواه اجلماعة إال‬. ‫الص ََل ِة‬
َّ ‫ْي اْل ُك ْف ِر تَ ْرُك‬
َ ْ َ‫الر ُج ُل َوب‬
َّ ‫ْي‬
َ ْ َ‫ب‬
)‫البخاري والنّسائي‬
"Beda antara seorang laki-laki (Muslim) dengan kafir ialah
meninggalkan shalat." (HR Jama'ah, kecuali Bukhari dan Nasa'i).

5. Penghubung antara Allah dan hambaNya

‫لِ ِِ ن‬
‫ك ِري‬ َّ ِِ ِ‫اَّللح ال إِلَوَ إِال أ َََ ََا نعبح ندِن َوأَق‬
َ‫الصالة‬ َّ َََ ‫إ َّنِن أ‬
Artinya: "Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada Tuhan (yang
hak) selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah shalat untuk
mengingat Aku." (QS Thaha: 14).

Hikmah Shalat:

 Mencegah perbuatan keji dan mungkar (QS al-Ankabut: 45)


 Mendidik menjadi pribadi disiplin
 Melatih menjadi pribadi tangguh (QS al-Ma'arij: 19-23)
 Meninggikan derajat seorang Muslim
 Membersihkan kesalahan dan dosa
 Melatih hidup secara tertib dan teratur
 Mengajarkan sifat tawadhu’ (rendah hati)
 Meningkatkan kesehatan jasmani secara optimal

Hukum Meninggalkan Shalat:

 Sengaja meninggalkan shalat dan menentang kewajiban shalat, dia


kafir/murtad.
 Sengaja meninggalkan shalat, tetapi masih mengakui kewajiban shalat
tersebut, kafir amaly.
 Meninggalkan shalat dengan tidak sengaja, wajib menunaikan shalat yang
terluput itu.

Syarat Shalat:
1. Sudah masuk waktu shalat
2. Suci badan, pakaian dan tempat shalat dari hadats dan najis.
3. Menutup aurat
4. Menghadap

8
Shalat Jama dan Qashar

Shalat jama' ialah menghimpun dua shalat dalam satu waktu shalat. Sedangkan
shalat qashar adalah shalat dengan memperpendek jumlah rakaat. Jamak dan
qashar bisa dilaksanakan terpisah maupun dilaksanakan bersamaan (jamak dan
qashar sekaligus).

Ketentuan kebolehan menjama'/mengqashar;


Orang yang sedang safar.
Orang yang sedang dalam rintangan hujan lebat.
Orang yang menetap dalam kampung dengan tidak berudzur pun dibolehkan,
sekali-kali. Pendapat ini menurut sebahagian ulama.
Orang Sakit yang dioperasi.

Cara menjama':
Shalat zhuhur ditunaikan pada Ashar disebut shalat jama' takhir.
Shalat Ashar ditunaikan pada waktu Dzuhur disebut shalat jama' taqdim.
Shalat subuh tak bisa dijamak

Shalat yang boleh diqashar:


Shalat yang boleh diqashar adalah shalat yang empat rakaat saja, diqashar menjadi
dua.

Tuntunan Cara Shalat

1. Berdiri menghadap kiblat disertai niat karena Allah SWT

2. Do’a Iftitah

ِ ‫ْي ال َنم نش ِر ِق َوال َنم نغ ِر‬ ِ


‫ب‬ َ ‫ت بَ ن‬
َ ‫ي َك َما ابَ َع ند‬ َ ‫اَلل حه َِّ ابَع ند بَ ني ِِن َوبَ ن‬
َ َ‫ْي َخطَااي‬
َّ ‫ض ِم َن‬
ِ َ‫الدن‬
‫س‬ ‫ب انألَبن يَ ح‬ ‫اَلل حه َِّ نَِق ِِن ِم َن ن‬
‫اخلَطَاايَ َكماَ يحنَ َّقى الث نَّو ح‬
.‫نج َوالنبَ َرِد‬ِ ‫ي ابِلنماَِء َوالثَّل‬
َ ‫اي‬
َ ‫ا‬َ‫ط‬‫خ‬َ ‫ل‬‫ن‬
ِ ‫اَلله َِّ ا نغ‬
‫س‬ ‫ح‬
Artinya : “Ya Allah, jauhkanlah antara diriku dan di antara kesalahan-
kesalahanku sebagaimana Engkau jauhkan antara timur dan barat. Ya
Allah, bersihkanlah aku dari kesalahan sebagaimana dibersihkannya kain
putih dari kotoran. Ya Allah, cucilah kesalahan-kesalahanku dengan air,
salju dan embun.”

3. Membaca surat al-Fatihah dan surat

9
‫الرِحي ِم‬ َّ ‫بِ ْس ِم اللَّ ِو‬
َّ ‫الر ْْحَ ِن‬
. ‫ك يَ ْوِم ال ِّدي ِن‬
ِ ِ‫ مال‬. ‫الرِحي ِم‬
َ َّ ‫ن‬ِ ‫ْح‬
َ ْ ‫لر‬
َّ ‫ا‬ . ‫ْي‬ ِ َ‫ب الْعال‬
‫م‬
َ َ َّ ِ ‫ر‬ َِِّ ‫اْلم ُد‬
‫ّلِل‬ ْ َْ
‫ ِصَرا َط‬. ‫الصَرا َط الْ ُم ْستَ ِق َيم‬
ِ ‫ اى ِد ََن‬.‫إِ َّي َك نَعب ُد وإِ َّي َك نَستَعِْي‬
ّ ْ ُ ْ َ ُْ
.‫ْي‬ ِّ‫الضآل‬ ‫ال‬ ‫و‬ ‫م‬ ِ
‫ه‬ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫وب‬ِ ‫ض‬ ‫غ‬ ‫م‬ ‫ل‬ ‫ا‬ ِ
‫ْي‬ ‫غ‬ ‫م‬ ‫ه‬ِ ‫ي‬ ‫ل‬ ‫ع‬ ‫ت‬ ‫م‬ ِ َّ
َ َّ َ َ ْ ْ َ َ ُ ْ َ ْ ْ َ ْ ْ َ َ َ ْ َ َ ‫ال‬
‫ع‬ ‫َن‬
ْ ‫أ‬ ‫ين‬ ‫ذ‬

4. Ruku dengan membaca do’a sebagai berikut:

‫ك اللّ ُه َّم َربَّناَ َوِِبَ ْم ِد َك اَللّ ُه َّم ا ْغ ِف ْرِل‬


َ َ‫ُسْب َحان‬
Artinya: “Segala puji bagi-Mu, Ya Allah Tuhan kami, dan dengan memuji-
Mu yan Allah ampunilah aku”.

5. Do’a I’tidal

‫ك انحلَ نم حد ََحن ًدا َكثِني ًرا طَيِبًا حمبَ َارًكا َِ ني ِو‬


َ َ‫َربَّنَا َول‬
Artinya : “Ya Tuhan kami, (hanya) untukMu lah (segala) pujian yang
banyak, baik, dan diberkahi padanya ”.

6. Sujud dengan membaca do’a seperti do’a dalam ruku.


7. Duduk di antara dua sujud

‫اجبُ ْرِن َو ْاى ِدِن َو ْارُزقِْن‬‫و‬ ‫ن‬ِ ‫ْح‬


َ ‫ار‬
‫و‬
ْ َ ْ َْ ْ ُ ‫ل‬ِ‫ر‬‫ف‬ِ ‫اَللّه َّم ا ْغ‬

Artinya : “Ya Allah ampunilah aku, kasihanilah aku, cukupilah aku,


tunjukilah aku, dan berilah rizki untukku”.

8. Do’a Tasyahud

10
ِ ِ ‫َّحيَّات‬ِ
ُّ ِ‫ك أَيُّهاَ الن‬
.‫َّب‬ َ ‫لسَلَ ُم َعلَْي‬
َّ َ‫ ا‬.‫ت‬ ُ َ‫ات َوالطَّيِّبا‬ ُ ‫الصلَ َو‬
َّ ‫ّلِل َو‬ ّ ُ ‫اَلت‬
‫أَ ْش َه ُد اَ ْن‬.‫ْي‬ِِ َّ ‫هللا‬ ِ ‫لسَلَم علَيناَ وعلَى ِعباَ ِد‬ ِ
َْ ‫الصاْل‬ َ َ ْ َ ُ َّ َ‫ ا‬.ُ‫َوَر ْْحَةُ هللا َوبََركاَتُو‬
ِ َّ‫الَاِلَو اِال‬
َّ ‫هللا َوأَ ْش َه ُد أ‬
.ُ‫َن ُُمَ َّم ًدا َعْب ُدهُ َوَر ُس ْولُو‬ َ
Artinya : “Segala kehormatan, kebahagiaan dan kebagusan adalah
kepunyaan Allah, Semoga keselamatan bagi Engkau, ya Nabi Muhammad,
beserta rahmat dan kebahagiaan Allah. Mudah-mudahan keselamatan juga
bagi kita sekalian dan hamba-hamba Allah yang baik-baik. Aku bersaksi
bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan aku bersaksi bahwa Muhammad
itu hamba Allah dan utusan-Nya”.

9. Do’a Shalawat Kepada Nabi

‫ت َعلَى إِبْ َر ِاىْي َم َو ِال‬


َ ‫صلَّْي‬
ٍ ِ ٍ
َ ‫ص ِّل َعلَى ُُمَ َّمد َو َعلَى ال ُُمَ َّمد َك َما‬ َ ‫اللّ ُه َّم‬
‫ت َعلَى إِبْ َر ِاىْي َم َو ِال‬ ٍ ٍ ِ
َ ‫إِبْ َراىْي َم َوََب ِرْك َعلَى ُُمَ َّمد َو ِال ُُمَ َّمد َك َما ََب َرْك‬
.‫ْحْي ٌد ََِمْي ٌد‬
َِ ‫ك‬ ِ
َ َّ‫ إِن‬.‫إِبْ َراىْي َم‬
Artinya : “Ya Allah, limpahkanlah kemurahan-Mu kepada Muhammad dan
keluarganya, sebagaimana Kau telah limpahkan kepada Ibrahim dan
keluarganya, berkahilah Muhammad dan keluarganya sebagaimana Kau
telah berkahi Ibrahim dan keluarganya. Sesungguhnya Engkau yang Maha
Terpuji dan Maha Mulia”.

10. Do’a Sesudah Tasyahud Akhir

‫ َوِم ْن‬,‫اب الْ َق ِْْب‬ِ ‫ وِمن َع َذ‬,‫اب جهنَّم‬


ْ َ َ ََ
ِ ‫ك ِمن َع َذ‬ ِ ِ
ْ َ ‫اَللّ ُه َّم إِّن أَعُ ْوذُب‬
َّ ‫ َوِم ْن َشِّر فِْت نَ ِة الْ َم ِسْي ِح الد‬,‫ات‬
‫َّج ِال‬ ِ ‫فِْت نَ ِة الْمحياَ والْمم‬
ََ َ ْ َ
Artinya : “Ya Allah aku berlindung kepada Engkau dari siksa jahannam
dan siksa kubur, begitu juga dari fitnah hidup dan mati, serta dari jahatnya
fitnah dajjal (pengembara yang dusta)”.

11. Salam

ِ ُ‫السَلَم علَي ُكم ور ْْحة‬


‫هللا َوبََرَكاتُ ُو‬ َ َ َ ْ ْ َ ُ َّ
11
Artinya : “Kesejahteraan bagi kamu sekalian dengan rahmat dan berkah
Allah”.

Zakat

1. Pengertian Zakat

Zakat berasal dari bahasa Arab, yaitu dari kata “‫ ”زكى‬berarti bersih, bertambah,
dan berkembang. Menurut istilah, zakat ialah jumlah harta tertentu yang wajib
dikeluarkan oleh orang yang beragama Islam (baligh) dan diberikan kepada
golongan yang berhak menerimanya (fakir miskin dan lain sebagainya) menurut
ketentuan syarak.

2. Dalil Nash Perintah Zakat

Artinya: “Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan dan mensucikan mereka, dan mendoalah untuk mereka.
Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.” (QS. At-Taubah, ayat 103).

3. Penetapan Ibadah Zakat

Pada awalnya, Alquran hanya memerintahkan untuk memberikan sedekah


(pemberian yang sifatnya bebas, tidak wajib). Namun, pada kemudian hari, umat
Islam diperintahkan untuk membayar zakat. Zakat menjadi wajib hukumnya
sejak tahun 662 M. Menurut mayoritas ulama, ibadah zakat disyariatkan pada
tahun kedua hijriyah di Madinah. Demikian dikatakan Imam Ibn Katsir.
Rasulullah SAW pernah memperkerjakan seorang pemuda dari ‘Asad, yang
bernama Ibnu Luthaibah, untuk menyelesaikan urusan zakat Bani Sulaim.

Pada zaman khilafah, zakat dikumpulkan oleh pegawai negara dan


didistribusikan kepada kelompok tertentu dari masyarakat. Kelompok itu adalah
orang miskin, budak yang ingin membeli kebebasan mereka, orang yang terlilit
hutang dan tidak mampu membayar. Syari’ah mengatur dengan lebih detail
mengenai zakat dan bagaimana zakat itu harus dibayarkan.

12
Amil Zakat

 Imam Qurtubi ketika menafsirkan ayat alQuran surah (At-Taubah : 60)


menyatakan bahwa Amil itu adalah orang – orang yang ditugaskan (diutus
oleh imam atau pemerintah) untuk mengambil, menuliskan, menghitung
dan mencatat zakat yang diambilnya dari para muzakki untuk kemudian
diberikan kepada yang berhak menerimanya (mustahiq).

 Menurut mayoritas ulama, ibadah zakat disyariatkan pada tahun kedua


hijriyah di Madinah. Demikian dikatakan Imam Ibn Katsir.

 Rasulullah SAW pernah memperkerjakan seorang pemuda dari ‘Asad, yang


bernama Ibnu Luthaibah, untuk menyelesaikan urusan zakat Bani Sulaim.

 Pernah pula mengutus Ali Bin Abi Thalib ke Yaman untuk menjadi amil
zakat. Mu’adz bin Jabal pernah di utus Rasulullah SAW ke Yaman, di
samping bertugas sebagai da’i (menjelaskan ajaran islam secara umum), ia
juga mempunyai tugas khusus menjadi amil zakat.

Penerima Zakat

ِ َ‫ْي َعلَني َها َوال حنم َؤلََّف ِة قحلحوبح حه نِ َوِيف ال ِرق‬


‫اب‬ ِِ ِ ِ‫ساك‬ ِ ِ ‫الص َدقَ ح‬ َّ ‫إ ََّّنَا‬
َ ‫ْي َوال َنعامل‬ َ ‫ات ل نل حف َق َراء َوال َنم‬
ِ‫ي‬ ِ
ٌ ‫يِ َحك‬
ِ َّ ‫اَّلل و‬
ٌ ‫اَّللح َعل‬
ِ ِ َ ‫يل ََ ِر‬
َ َّ ‫يضةً م َن‬ َّ ‫اَّلل َواِبن ِن‬
ِ ِ‫السب‬ َِّ ‫يل‬ ِ ِ‫ْي َوِيف َسب‬ ِ
َ ‫َوالنغَا ِرم‬
Artinya: “Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para muallaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan
Allah dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan
yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana”. (At-
Taubah, ayat 60).

Berdasarkan ayat tersebut di atas, maka terdapat delapan golongan yang berhak
menerima zakat (mustahiq), yaitu.

• Fakir dan

• Miskin

• Amil Zakat (Pengurus Zakat)

• Muallaf

• Memerdekakan Budak

• Al-Gharimin (orang-orang yang berhutang)

• Fi Sabilillah

• Ibnu Sabil
13
Harta yang Wajib Dizakati:

 Emas dan Perak:

Firman Allah SWT: “Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya


sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani
benar-benar memakan harta orang dengan jalan yang batil dan mereka
menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang
menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah,
maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat)
siksa yang pedih.”

 Hewan Unta:
 Harta Perdagangan: Adapun nishab harta perdagangan adalah semua
dengan nishab emas dan perak, setelah mencapai 1 tahun. Kadar
zakatnya dua setengan persen atau satu perempat puluh dari harga
barang dagangannya.
 Hasil Tanaman dan Buah-Buahan
 Imam Maliki dan Imam Syafi’i wajib zakat atas segala makanan yang
dimakan dan disimpan, biji-bijian seperti dan buah-buahan kering
seperti gandum, bijinya, jagung, padi dan sejenisnya.
 Imam Ahmad berpendapat bahwa zakat wajib atas biji-bijian dan
buah-buahan yang memiliki sifat ditimbang, tetap dan kering.
 Abu Hanifah berpendapat bahwa semua hasil tanaman wajib
dikeluarkan zakatnya.
 652,8/ 653/kg) gandum. Sedang zakatnya 10 % apabila tanaman itu
disiram air hujan, dan 5 % bagi tanaman yang disiram dengan
mempergunakan alat. Sedangkan tanaman yang kadang-kadang
disiram dengan air hujan dengan perbandingan yang sama maka
zakatnya tujuh setengah persen.
 Harta rikaz dan Ma’din: Yang dimaksud harta rikaz adalah harta
yang terpendam atau tersimpan. Yusuf Al-Qardhawi juga
berpendapat: bahwa harta hasil usaha seperti gaji pegawai, upah
karyawan, pendapatan dokter, insinyur, advokat dan lain-lain yang
mengerjakan profesi tertentu dan juga pendapatan yang diperoleh
dari modal yang diinvestasikan di luar sektor perdagangan, seperti
pada mobil, kapal, kapal terbang, percetakan, tempat-tempat hiburan
dan lain-lainnya wajib terkena zakat persyaratan satu tahun apabila
sudah cukup senishab

14
Zakat Fitrah

Zakat Fitrah adalah zakat yang diwajibkan pada akhir puasa Ramadhan.
Hukumnya wajib atas setiap orang muslim, kecil atau dewasa, laki-laki atau
perempuan, budak atau merdeka.

Zakat Fitrah wajib atas setiap jiwa orang Muslim yang berkelapangan rezeki, baik orang
merdeka maupun hambasahaya, laki-laki maupun perempuan, dewasa maupun anak-
anak. Zakat fitri hambasahaya ditanggung oleh tuannya, zakat fitri anak-anak
ditanggung oleh orang tuanya.

ِ ِ ِ ِ َ ‫َن رس‬ ِ ِ
‫ضا َن‬ َ ‫ض َزَكا َة الْفطْ ِر م ْن َرَم‬َ ‫صلَّى هللاُ َعلَْيو َو َسلَّ َم فَ َر‬
َ ‫ول هللا‬ ُ َ َّ ‫َع ْن َعْبد هللا بْ ِن عُ َمَر أ‬
‫اعا ِم ْن َتٍَْر‬ ِ ٍ‫علَى ُك ِل نَ ْف ٍس ِمن الْمسلِ ِمْي ح ٍر أَو عب ٍد أَو رج ٍل أَ ِو امرأَة‬
ً‫ص‬ َ ‫صغ ٍْي أ َْو َكبِ ٍْي‬
َ َْ ُ َ ْ َْ ْ ّ ُ َ ْ ُ َ ّ َ
[.‫ْي [رواه مسلم‬ ٍ ِ‫اعا ِم ْن َشع‬ً‫ص‬ َ ‫أ َْو‬
Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw telah mewajibkan
zakat fitri pada bulan Ramadan atas setiap jiwa orang Muslim, baik merdeka ataupun
budak, laki-laki ataupun wanita, kecil ataupun besar, sebanyak satu sha‟ tamar atau
gandum. [H.R. Muslim].

Zakat Fitri dibayarkan selambat-lambatnya sebelum berangkat shalat Idul Fitri

‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َزَكاةَ الْ ِفطْ ِر‬ ِ ُ ‫ال فَرض رس‬
َ ‫ول هللا‬
ِ
ُ َ َ َ َ َ‫َع ِن ابْ ِن عُ َمَر َرضي هللاُ َعْن ُه َما ق‬
‫الصغِ ِْي َوالْ َكبِ ِْي ِم َن‬ َّ ‫اعا ِم ْن َشعِ ٍْي َعلَى الْ َعْب ِد وا ْْلُِر و‬
َّ ‫الذ َك ِر َواْألُنْثَى َو‬ ً‫ص‬
ِ ‫ص‬
َ ‫اعا م ْن َتٍَْر أ َْو‬ً َ
َّ َ
[.‫الصَلَةِ [رواه البخاري‬ َّ ‫َّاس إِ َل‬ ِ ‫وج الن‬ ِ ‫ْي َوأ ََمَر ِِبَا أَ ْن تُ َؤَّدى قَ ْب َل ُخُر‬ ِِ
َ ‫الْ ُم ْسلم‬
Dari Ibnu Umar (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah telah mewajibkan zakat fitri
sebanyak satu sak kurma atau gandum atas budak, orang merdeka, laki-laki, wanita,
baik kecil maupun besar, dari golongan Islam dan beliau menyuruh membagikannya
sebelum orang pergi salat „Id [H.R. al-Bukhari].

Jatuh tempo zakat fitri adalah pada saat terbenamnya matahari pada hari terakhir
Ramadan. Orang Muslim yang meninggal sebelum saat tersebut tidak wajib dibayarkan
zakat fitrinya, karena ketika ia meninggal zakat fitri belum jatuh tempo. Anak yang lahir
sesudah terbenam matahari tidak wajib dibayarkan zakat fitrinya, karena ia lahir setelah
zakat fitri jatuh tempo. Sebaliknya orang yang meninggal sesudah terbenam matahari
hari terakhir Ramadan dan orang masuk Islam atau anak yang lahir sebelum terbenam
matahari hari terakhir Ramadan wajib membayar/dibayarkan zakat fitrinya.

Pembayaran zakat fitri boleh diajukan sebelum terbenamnya matahari akhir Ramadan

15
‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم ِِف تَ ْع ِج ِيل‬
َ
ِ ‫ول‬
‫هللا‬ َ ‫س‬ ‫ر‬َ‫ل‬َ
‫أ‬ ‫س‬
َُ َ َ َ ‫اس‬ ‫ب‬
َّ ‫ع‬‫ل‬
ْ ‫ا‬ َّ
‫َن‬ ‫أ‬ ‫ي‬ٍ ِ‫عن عل‬
ّ َ َْ
ِ َِ ‫ص َدقَتِ ِو قَبل أَ ْن‬
[‫ك [رواه اْلمسة إال النسائي‬ َ ‫ص لَوُ ِِف َذل‬
َ َ ‫خ‬
َّ ‫ر‬ ‫ف‬
َ ‫ل‬
َّ ‫َت‬ َْ َ
Dari ‘Ali (diriwayatkan) bahwa al-‘Abbas bertanya kepada Rasulullah saw. mengenai
penyegeraan pembayaran zakat sebelum waktunya, maka Rasulullah mengizinkannya
[Diriwayatkan oleh lima ahli hadis selain an-Nasa'i].

Zakat fitri yang dibayarkan berupa makanan pokok dengan kadar 1 sha’ (± 2,5 kg) atau
uang seharga kadar makanan pokok tersebut

ِ ِ ِ ِ َ ‫َن رس‬ ِ ِ
‫ضا َن َعلَى‬َ ‫ض َزَكاةَ الْفطْ ِر م ْن َرَم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَْيو َو َسلَّ َم فَ َر‬
َ ‫ول هللا‬ ُ َ َّ ‫َع ْن َعْبد هللا بْ ِن عُ َمَر أ‬
ِ ‫ُك ِل نَ ْف ٍس ِمن الْمسلِ ِمْي ح ٍر أَو عب ٍد أَو رج ٍل أَ ِو امرأَةٍ صغِ ٍْي أَو َكبِ ٍْي ص‬
‫اعا‬
ً‫ص‬ َ ‫اعا م ْن َتٍَْر أ َْو‬
ً َ ْ َ َْ ُ َ ْ َْ ْ ّ ُ َ ْ ُ َ ّ
].‫ِم ْن َشع ٍْي [رواه مسلم‬
ِ

Dari Abdullah Ibnu Umar r.a. (diriwayatkan) bahwa Rasulullah saw telah mewajibkan
zakat fitri pada bulan Ramadlan atas setiap jiwa orang Muslim, baik merdeka ataupun
budak, laki-laki ataupun wanita, kecil ataupun besar, sebanyak satu sha' tamar atau
gandum. [H.R. Muslim].

Zakat fitri berfungsi untuk mensucikan jiwa orang yang berpuasa dan untuk dinikmati
orang yang berhak menerima zakat fitri, yaitu fakir miskin

َّ ِ‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِو َو َسلَّ َم َزَكا َة الْ ِفطْ ِر طُ ْهَرًة ل‬


‫لصائِِم ِم َن‬ ِ ُ ‫ال فَرض رس‬
َ ‫ول هللا‬ ُ َ َ َ َ َ‫اس ق‬ ٍ َّ‫َع ِن ابْ ِن َعب‬
‫ صحيح‬:‫ْي [رواه أبو دادود وابن ماجو واْلاكم وقال‬ ِ ِ‫ث وطُ ْعمةً لِلْمساك‬ِ َ‫الرف‬ ِ َّ
َ َ َ َ َّ ‫الل ْغو َو‬
].‫ رواة ىذا اْلديث ليس فيهم َمروح‬:‫ وقال الدارقطين‬،‫على شرط البخاري‬

Dari Ibnu Abbas r.a. (diriwayatkan) ia berkata: Rasulullah saw telah mewajibkan zakat
fitri untuk mensucikan diri orang yang berpuasa dari perkataan yang sia-sia dan kotor
serta untuk memberi makan kepada orang-orang miskin ... ... ... [Diriwayatkan oleh Abu
Dawud, Ibnu Majah dan al-Hakim, dengan menyatakan: Hadis ini sahih menurut
kriteria Bukhari, dan ad-Daraquthni mengatakan: Tidak terdapat seorangpun di antara
perawi-perawi hadis ini orang yang cacat riwayat].

16
17

Anda mungkin juga menyukai