DISUSUN OLEH:
Sarofah Afriani 1805025303
Shafiyatun Nida 1805025294
Lutfan Wavianto Lazuardi 1805025269
Ariani Agustina Daliani 1905025019
KATA PENGANTAR
i
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang dan tak
lupa kita panjatkan puji syukur kita atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat,
hidayah serta karunia-Nya kepada kita semua. Sholawat serta salam semoga selalu tercurah
kepada junjungan kita semua, Nabi akhir zaman Nabi Muhammad SAW yang telah
membawa kita dari zaman kegelapan hingga zaman terang benderang seperti sekarang ini.
dengan adanya beliau kami dapat mengetahui banyak ilmu sehingga kami dapat mengerjakan
makalah yang berjudul : Konsep Akhlak Dalam Ajaran Islam dengan tepat waktu dan sesuai
dengan yang diharapkan oleh kita semua.
Dengan terselesaikannya makalah ini kami sangat menyadari bahwa banyak sekali
pihak yang membantu kami dalam kami menyelesaikan makalah ini, maka dari itu kami ingin
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Orang tua: kami mengucapkan terima kasih karena dengan dukungan dan doa beliau
kami dapat menyelesaikan makalah ini.
2. Dosen Pengampu: kami mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
analisis zat gizi yang telah memberikan kami materi serta ilmunya agar kami dapat
menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis menyadari bahwa makalah yang kami buat masih sangat jauh dari kata sempurna
dan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu segala kritik dan saran sangat kami harapkan
untuk penulisan kami yang lebih baik.
Penulis
DAFTAR ISI
ii
KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii
A. Kesimpulan .....................................................................................................15
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di masa era globalisasi saat ini banyak hal baru yang bisa kita ketemui
dan kita jumpai dan rasakan mulai dari bidang politik, ekonomi, budaya,
pendidikan dan lainnya selain itu juga dalam kehidupan dunia banyak hal yang
maju dan berkembang pada saat ini terutama pada dunia teknologi informasi
dan komunikasi yang dimana dalam teknologi tersebut bukan hanya hal positif
yang bisa kitaa jumpai dan kita ketemui tetapi juga banyak hal negatif yang
bisa kita jumpai disana. Selain itu sebagai anak muda dan generasi yang hidup
pada masa milenial saat ini dimana para anak muda dan generasi muda banyak
dituntut untuk mempunyai akhlak yang baik baik di lingkungan keluarga,
pendidikan dan lingkungan masyarakat. Konsep pendidikan akhlak merupakan
pedoman bagi manusia untuk menjalani kehidupannya dengan perilaku yang
baik dan tidak meninggikan dirinya sendiri maupun orang lain. Sebagai
seorang manusia yang mempunyai fitrah berakhlak mulia, hendaklah kita
bersyukur kepada Allah SWT. Dengan memiliki dan dengan berakhlak yang
baik insyaAllah selamat hidup dunia dan akhirat.
Kehadiran agama islam yang dibawakan oleh Nabi Muhammad SAW.
Diyakini dapat menjamin kehidupan manusia yang sejahtera lahir dan batin,
dimana dalam agama islam terdapat petunjuk tentang bagaimana seharusnya
manusia itu melaksanakan pendidikan, petunjuk-petunjuk agama mengenai
berbagai perihal kehidupan manusia yang berkaitan dengan tingkah laku
manusia tampak amat ideal dan agung sebagaimana apa yang telah di
sabdakan oleh Nabi Muhammad SAW bahwa beliau diutus untuk
menyempurnakan akhlak manusia guna menggapai ridho-Nya.
Pandangan Islam mengenai akhlak terbagi menjadi dua yaitu akhlak
baik dan akhlah buruk. Seiring perkembangan zaman tidaklah menutup
kemungkinan akhlak buruk lebih menyebar dan mendominasi kehidupan
manusia yaitu perampokan, penodongan, pencurian, pemerkosaan, korupsi,
criminal, dan masih banyak lagi perilaku negatif lainnya. Oleh karena itu,
1
konsep akhlak dalam islam telah internalisasi mengenai nilai-nilai akhlakul
karimah dipandang baru dan aktual.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja yang dapat mempengaruhi akhlak dalam ajaran Islam?
2. Bagaimana Dampak akhlak dalam ajaran Islam?
3. Bagaimana dampak dan pengaruh akhlak dalam ajaran Islam?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi akhlak dalam ajaran Islam.
2. Untuk mengetahui dampak akhlak dalam ajaran Islam.
3. Untuk mengetahui dampak dan pengaruh akhlak dalam ajaran Islam.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Akhlak Dan Moral
- Pengertian Akhlak
Menurut bahasa (etimologi) akhlak ialah bentuk jamak dari khuluq
(khuluqun) yang berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabi’at.
“akhlak disamakan dengan kesusilaan, sopan santun, khuluk merupakan
gambaran sifat batin manusia, seperti raut wajah, gerakan anggota badan dan
seluruh tubuh. “akhlak adalah kelakuan yang sesuai dengan ukuran (nilai-
nilai) masyarakat yang timbul dari diri dan bukan paksaan dari yang disertai
pula dengan tanggung jawab atas kelakuan (tindakan) tersebut.
Sedangkan kata akhlak berasal dari bahasa arab yaitu khuluk, yang
memiliki bentuk jamak “akhlaaq”, artinya tingkah laku, moral, etika, atau
budi pekerti.” Kata akhlaq berarti budi pekerti dalam sebuah hadits Rasulullah
menyebutkan: “orang mukmin yang paling sempurna keimanannya adalah
orang yang sempurna budi pekertinya.” (HR. Tirmidzi). Dari sejak lahir yang
tertanam pada jiwa dan melekat padanya, sifat ini bisa berbentuk perbuatan
baik atau perbuatan buruk. Akhlak juga dapat difahami sebagai pribadi secara
umum mempunyai unsur jiwa dan raga yang keduanya merupakan kesatuan
yang saling menguatkan antara yang satu dengan yang lainnya.
Imam Ghazali dalam Ihya Ulumiddin menyatakan bahwa akhlak ialah
daya kekuatan (sifat) yang tertanam dalam jiwa yang mendorong perbuatan –
perbuatan yang spontan tanpa memerlukan pertimbangan pikiran. Jadi dapat
dijelaskan akhlak adalah tingkah laku yang telah melekat pada diri seseorang
yang dilakukannya dan menjadi kebiasaan sehingga ia berbuat secara
spontanitas yang diwujudkan dalam tingkah laku atau perbuatan. Baik
buruknya tingkah laku manusia disebut akhlak, dengan istilah kesusilaan yang
berarti prinsip hidup atau norma – norma. Konsep kesusilaan ini tidak hanya
dapat dipelajari dengan teori tetapi untuk mendorong manusia melakukan
kehendak, supaya membentuk suatu kehidupan yang suci dan menghasilkan
kebaikan yang sempurna.
Adapun Al-Toumi Al-Syaibani menjelaskan keistimewaan atau ciri
akhlak dalam islam akhlak dalam islam ada tujuh kategori, yaitu, universal,
3
keseimbangan, kesederhanaan (mengambil jalan tengah, tidak berlebihan dan
berkurang), realistik (sesuai dengan kemampuan manusia dan sejalan dengan
naluri yang sehat), kemudahan (tidak memberatkan kecuali dalam batas –
batas kekuatannya), mengikat perkataan dengan amal dan teori dengan
praktik, dan tetap dalam dasar- dasar dan prinsip – prinsip akhlak umum.
Akhlak mempunyai tujuan ganda, menciptakan kebahagiaan dunia dan akhirat.
Dalam kerangka tujuan akhlak untuk kebahagiaan ini, Imam al-Ghazali
membagi kebahagiaan dunia menjadi empat bagian pokok, yaitu kebaikan
badan, kebaikan jiwa, kebaikan luar, dan kebaikan dari Allah. Dan
kebaikan yang tertinggi adalah kebahagiaan akhirat yang kekal dan tidak akan
rusak
- Pengertian Moral
Sedangkan moral mengandung pengertian: baik, buruk, yang diterima
umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan lain sebagainya. Atau
bisa juga berarti akhlak, budi pekerti, atau susila. Sedangkan menurut
Peospoprodjo, bahwa moral adalah suatu kualitas dalam perbuatan manusia
yang menunjukkan bahwa perbuatan itu benar atau salah, serta baik atau
buruk. Moral juga dikatakan sebagai padanan dari etika, yang berasal dari
bahasa Yunani ethos yang juga bermakna hukum, adat istiadat, kebiasaan,
budi pekerti. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kata moral, etika,
sopan santun, budi pekerti, akhlak, adat istiadat, undang-undang hukum,
serta norma, semuanya itu mengandung makna atau pengertian, yang untuk
tidak dikatakan sama tidak mengandung perbedaan yang berarti.
Sistem moral adalah suatu keseluruhan tatanan yang terdiri dari dua
atau lebih komponen yang satu sama lain saling mempengaruhi, atau bekerja
dalam satu kesatuan, atau keterpaduan yang bulat, yang berorientasi kepada
nilai dan moralitas islam. Oleh karena itu pendidikan Islam bertujuan pokok
pada pembina akhlak mulia, maka sistem moral islami yang
ditumbuhkembangkan dalam proses kependidikan adalah norma yang
berorientasi kepada nilai-nilai islami. Islam menuntut manusia agar
melaksanakan sistem kehidupan yang didasarkan atas norma-norma kebajikan
dan jauh dari kejahatan. Ia memerintahkan perbuatan yang makruf dan
menjauhi kemungkaran, bahkan manusia dituntut agar menegakkan keadilan
4
dan menumpas kejahatan dalam segala bentuknya. Sistem moral Islam,
dengan demikian, berpusat pada sikap mencari rida Allah, pengendalian nafsu
negatif, dan kemampuan berbuat kebajikan serta menjauhi perbuatan jahat.
Penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa moral etika lebih dominan
dari manusia untuk manusia, moral/etika menyangkut hubungan horizontal
(antropresentris) sedangkan akhlak menyangkut hubungan horizontal dan
vertikal sekaligus. Selanjutnya dalam menentukan standar baik buruk dalam
akhlak ialah agama yang sumbernya wahyu dan akal fikiran sekaligus.
Adapun baik buruk diluar agama hanya ditentukan oleh perasaan, akal dan
fikiran.Kemudian hubungan akhlak berangkat dari ketajaman perasaan/hati
nurani/fuad serta akidah dan keimanan.
Pendidikan Akhlak dalam Islam diartikan latihan mental dan fisik yang
menghasilkan berbudaya tinggi untuk melaksankantugas dan kewajiban dan
tanggung jawab dalam masyarakat selaku hamba Allah pendidikan akhlak
merupakan system pendidikan yang dapat memberikan kemampuan seseorang
5
untuk memimpin kehidupan dengan cita-cita islami telah menjiwai dan
mewarnai corak kepribadian
6
oleh karenanya Rosullullah SAW bersabda dalam sebuah haditsnya yang
berbunyi: “Ingatlah, sesungguhnya di dalam tubuh manusia itu terdapat sekerat
daging, jika ia baik maka baiklah seluruh tubuhnya dan jika ia rusak, maka
rusaklah seluruh tubuh itu, ingatlah sekerat daging itu ialah hati”. (Al-hadits).
Kejayaan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik, akhlak yang baik
selalu membuat seseorang menjadi aman, tenang, dan tidak adanya perbuatan yang
tercela. Seorang yang berakhlak mulia akan selalu melaksanakan kewajiban-
kewajibannya. Sedangkan seorang yang berakhlak buruk menjadi sorotan
bagi sesamanya, contoh melanggar norma- norma yang berlaku di kehidupan,
penuh dengan sifat-sifat tercela, tidak melaksanakan kewajiban yang
seharusnya dikerjakan secara objektif, maka yang demikian menyebabkan kerusakan
susunan system lingkungan, sama halnya dengan anggota tubuh yang terkena
penyakit.
7
seseorang akan memiliki akhlak yang benar pula, dalam Al-Qur‟an Al-A‟raf (7)
ayat 199-202 memberikan dasar-dasar bagi pendidikan akhlak bagaimana
seharusnya bersikap dan berprilaku jujur baik kepada diri sendiri ataupun kepada
orang lain.
Dasar hukum akhlak ialah Al-Qur‟an dan Al-Hadis yang merupakan dasar
pokok ajaran Islam. Maka ketika‟ Aisyah ditanya tentang akhlak Rosululloh
SAW Ia menjawab: Akhlak Rosulullah ialah Al-Qur‟an‟‟. Maksudnya, bahwa segala
prilaku dan tindakan beliau, baik yang zhahir maupun yang batin senantiasa
mengikuti petunjuk dan ajaran Islam, Al-Qur‟an mengajarkan umatnya untuk
berbuat baik dan menjahui perbuatan buruk. Ukuran baik buruk ini ditentukan
oleh Al- Qur‟an yang sebenarnya yang mutlak yang diyakini sebagaimana
Allah berfirman; Yang artinya: Hai ahli kitab, spesungguhnya telah datang
kepadamu Rasul Kami, menjelaskan kepadamu banyak dari isi Al kitab yang
kamu sembunyikan, dan banyak (pula yang) dibiarkannya. Sesungguhnya
telah datang kepadamu cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan, dengan
kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhoan-Nya ke
jalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan orang-orang
itu dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan seizin-Nya,
dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus. (Al-Ma‟ida 5:15-16). Jelas bahwa Al-
Qur‟an dan Hadis Rasul adalah pedoman hidup yang menjadi asas bagi setiap
muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber akhlak dalam Islam,
sehingganya telah menjadi keyakinan (akidah) Islam bahwa akal dan naluri
manusia harus tunduk mengikuti petunjuk pengarahan Al- Qur‟an dan As-
Sunnah. Dari pedoman itulah diketahui kreteria mana perbuatan yang baik dan mana
perbuatan yang buruk.
D. Tujuan Akhlak
Manusia sebenarnya mampu menyelidiki gerakan jiwanya, mana yang benar
dan mana yang salah, mana yang baik mana yang buruk dengan akhlak manusia
mampu mengekspresikan perbuatan tingkah laku dan perkatan baik buruk atau
bijak. Tujuan pokok akhlak adalah agar setiap manusia berbudi pekerti (berakhlak)
bertingakah laku berperangi, atau beradat istiadat yang baik, yang sesuai dengan
ajaran islam. Dari pendapat di atas diketahui tujuan dari pada akhlak adalah agar
setiap manusia bertingkahlaku jujur dalam sikap dan penampilan, pengapdian
8
kepada Allah SWT dan kepada lingkungannya, baik sesama manusia maupun
terhadap alam sekitar, dimanapun ia berada dengan akhlak yang mulia akan
memperoleh kebahagian dunia dan akhirat. Adapun tujuan akhlak menurut Zainuddin
yaitu:
E. Pembagian Akhlak
Ada dua jenis akhlak dalam Islam, yaitu akhlaqul karimah (akhlak terpuji)
ialah akhlak yang baik dan benar menurut syari‟ah Islam, dan akhlaqul
madzumah (akhlak tercela) ialah akhlak yang tidak baik dan tidak benar
menurut Islam.‟Gambaran atau bukti dan akhlak dinamakan kelakuan atau
muamalah. Jika sesuai dengan ajaran Islam dinamakan akhlak yang baik. Jika
bertentangan dengan ajaran Islam dinamakan akhlak tercela sebagaimana yang
telah diterangkan di atas. Baik buruknya tingkah laku manusia disebut akhlak
dengan istilah kesusilaan yang berarti prinsip peraturan hidup atau norma-norma.
Konsep kesusilaan ini tidak hanya dapat dipelajari dalam teori tetap tetapi untuk
mendorong manusia melakukan kehendak, supaya membentuk suatu kehidupan
yang suci dan menghasilkan kebaikan yang sempurna.
9
menyengsarakan orang lain sehingganya perbuatan ini akan banyak merugikan
dirinya maupun orang lain dan sudah pasti calon dari penghuni neraka. Al-Ghozali
selanjutnya menjelaskan makna akhlak yang baik dengan menyatakan dikarenakan
akhlak mengacu pada keadaan batin manusia (ash-shurat al-bathina), maka akhlak
yang baik tentu berarti keadaan batin yang baik.
10
meninggalkan yang buruk secara bertahap, merupakan usaha pembinaan
akhlakul-karimah, selanjutnya hasil yang dicapai sikap pribadi yang baik.
Menjadi anggota masyarakat dan warga Negara yang baik. Orang yang baik
akhlaknya, biasanya banyak memiliki teman sejawat dan sedikit musuhnnya.
Hatinya tenang, ringan dan senang hudupnya bahagia dan membahagiakan
sebagaimana Allah berfirman dalam surat Al-Fajar (27): 30; Yang artinya:”
Hai jiwa yang tenang. Kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang puas
lagi diridhai-Nya. Maka masuklah ke dalam jama'ah hamba-hamba-Ku,
masuklah ke dalam syurga-Ku.” Ayat tersebut merupakan penghargaan Allah
terhadap manusia yang sempurna imannya. Orang yang sempurna imannya
niscaya sempurna pula budi pekerti. Orang yang tinggi budi pekertinya mampu
merasakan kebahagiaan hidup.Ia merasakan dirinya berguna, berharga, dan
mampu menggunakan potensinya untuk membahagiakan dirinya dan untuk orang
lain. Oleh sebab itu, sebagai manusia haruslah berakhlakul karimah (berakhlak baik)
sesuai dengan Al-Qur‟an dan Hadis, karena akhlak seseorang tercemin kepada
kepribadian seseorang. Dia baik dan buruk dapat dilihat dari akhlaknya.
11
dasar kemampuan dan kesanggupan manusia, membumikan ajarannya dalam
kehidupan individu, masyarakat dan bangsa.
Semua ummat Islam sepakat pada kedua dasar pokok itu (al-Qur`an
dan Sunnah) sebagai dalil naqli yang tinggal mentransfernya dari Allah Swt,
dan Rasulullah Saw. Keduanya hingga sekarang masih terjaga keotentikannya,
kecuali Sunnah Nabi yang memang dalam perkembangannya banyak
ditemukan hadis-hadis yang tidak benar (dha’if/palsu).
Melalui kedua sumber inilah kita dapat memahami bahwa sifat sabar,
tawakkal, syukur, pemaaf, dan pemurah termasuk sifat-sifat yang baik dan
mulia. Sebaliknya, kita juga memahami bahwa sifat-sifat syirik, kufur, nifaq,
12
ujub, takabur, dan hasad merupakan sifat-sifat tercela. Jika kedua sumber itu
tidak menegaskan mengenai nilai dari sifat-sifat tersebut, akal manusia
mungkin akan memberikan nilai yang berbeda-beda. Namun demikian, Islam
tidak menafikan adanya standar lain selain al-Qur`an dan Sunnah untuk
menentukan baik dan buruknya akhlak manusia.
Selain itu standar lain yang dapat dijadikan untuk menentukan baik dan
buruk adalah akal dan nurani manusia serta pandangan umum masyarakat.
Islama dalah agama yang sangat mementingkan Akhlak dari pada
masalahmasalah lain. Karena misi Nabi Muhammad diutus untuk
menyempurnakan Akhlak. Manusia dengan hatinuraninya dapat juga
menentukan ukuran baik dan buruk, sebab Allah memberikan potensi dasar
kepada manusia berupa tauhid. Allah Swt. berfirman:
Prinsip Akhlak dalam Islam terletak pada Moral Force. Moral Force Akhlak
Islam adalah terletak pada iman sebagai Internal Power yang dimiliki oleh setiap
orang mukmin yang berfungsi sebagai motor penggerak dan motivasi terbentuknya
13
kehendak untuk merefleksikan dalam tata rasa, tatakarsa, dan tatakarya yang
kongkret. Dalam hubungan ini Rasulullah Saw, bersabda:
Dari ayat diatas dapat kita ambil contoh bahwa ciri khas orang yang beriman
adalah indah perangainya dan santun tutur katanya, tegar dan teguh pendirian (tidak
terombang ambing), mengayomi atau melindungi sesama, mengerjakan buah amal
yang dapat dinikmati oleh lingkungan.Namun di sisi lain, sebenarnya masih banyak
teori-teori yang berbicara mengenai dasar-dasar akhlak dengan menafikan pemikiran
Islam, seperti relativisme akhlak. Yang mana berkat pembuktian realisme, maka
kemutlakan akhlak adalah pendapat yang sahih dan relativisme akhlak tidak dapat
diterima.
Ada sebuah ungkapan yang mengatakan bahwa, kita akan memanen apa yang
kita tanam. Dari ungkapan tersebut dapat kita tarik benangmerah, bahwasannya apa
yang kita lakukan tidak ada hubungannya dengan sesuatu diluar diri kita, karena
hubungan perbuatan kita berhubungan langsung dengan Tuhan. Tanpa adapihak ke-3.
Oleh karena itulah dasar Ahklak memerlukan Disiplin Moral.
Kant, filosof Jerman berpendapat bahwa Rasio Spekulatif, yaitu agendi dalam
mekanisme tidak bernilai tinggi; namun rasio praktis, yaitu agen dari pelaksanaan hal-
hal praktis, yang juga dimaknai sebagai “kesadaran akhlak” memiliki kegunaan yang
pasti dan perintah-perintahnya bersifat mengikat.14 Dan halini sering di maknai
sebagai “kesadaran akhlak”.
Dari sekian banyak ayat-ayat al-Qur`an yang membahas tentang akhlak dan
moral, ini ada beberapa ayat yang mewakili yakni bisa dilihat seperti yang tersebut
dalam al-Qur`an surah al-Qalam: 4, al-Ahzab: 21, Fuhshilat: 34, alMu`minun: 96 dll.
Dan juga hadis yang populer dikalangan kita “sesungguhnya aku diutus ke muka bumi
ini untuk menyempurnakan akhlak manusia “ (H.R: Bukhari).
14
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian Akhlak sangat luas tidak hanya sekedar baik, buruk, etika dan moral.
Akhlak menyangkut hubungan vertikal dan horizontal. Akhlak bersumber dari wahyu
sedangkan yang lainnya berasal dari pemikiran manusia. Akhlak terbagi: akhlak kepada
Allah, Rasul, diri sendiri, keluarga, lingkungan, alam dan negara.Yang menjadi dasar-
dasar akhlak adalah berupa al-Qur`an dan Sunnah Nabi Muhammad Saw. Serta akal dan
nurani manusia serta pandangan umum masyarakat. Implikasi pandangan Islam tentang
akhlak mewajibkan pendidikan Islam agar membangun akhlak Islamiah pada peserta
didik, baik yang menyangkut hubungan dengan Allah maupun dengan manusia dan
sesama makhluk. Di awali dengan pengajaran dilanjutkan dengan cara pendidikan melalui
pembiasaan, keteladanan, pengamalan, dibarengi contoh, serta penjelasan. Terus dibina
demikian hingga akhirnya menjadi kebiasaan dan karakter.Kontribusi akhlak terhadap
pendidikan dasar Islam ialah:pemahaman tentang akhlak membantu merumuskan tujuan
15
pendidikan, membantu dalam merumuskan ciri-ciri dan kandungan kurikulum, membantu
dalam merumuskan ciri-ciri guru profesional, membantu merumuskan kode etik dan tata
tertib sekolah, membantu kegiatan belajar mengajar, membantu menciptakan lingkungan
pendidikan yang kondusif.
DAFTAR PUSTAKA
Abuddin Nata, 2011. Akhlak Tasawuf. Cet 10, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada
Ahmad Amin. 1995. Etika Ilmu Akhlak, cet 8, Jakarta: Bulan Bintang
Akmal Hawi. 2006. Kompetensi Guru PAI, cet 1,Palembang: IAIN Raden Intan
Assegaf, Rachman, 2011. Filsapat Pendidikan Islam, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Juwariyah, 2008. Pendidikan Moral Dalam Puisi Imam Syafi`i dan Ahmad Syauqi,
Yogyakarta: Bidang Akademik
16
17
18