Anda di halaman 1dari 14

“Tugas ini diajukan untuk mata kuliah

Pendidikan Agama Islam sebagai persyaratan untuk mengikuti


UAS di semester II”

Dosen Pembimbing:
ARI SEDIYANTO , SPAK., M.Pd.
Drs. SUWARTO
ZAINURI HM. , M.Ag.

Identitas Mahasiswa:
Ahmad Alfan 20043000003
Fakultas: Teknik
Prodi: Arsitektur

UNIVERSITAS MERDEKA MALANG


Jalan Terusan Dieng No. 62-64 Klojen, Pisang Candi, Kec. Sukun,
Kota Malang, Jawa Timur 65146
Soal:

1. Sesungguhnya hamba Allah yang paling berkualitas di sisi-Nya adalah yang


paling bertaqwa. Salah satu upaya menuju taqwa adalah berakhlaqul karimah.
- Jelaskan Kepada siapa saja atau kepada apa saja kita berakhlaqul karimah?
dan jelaskan bagaimana implementasi berbagai akhlakul karimah tersebut?
2. Semua manusia membutuhkan sebuah karakter yang kokoh dan kuat dalam
berakhlakul karimah.
- Sebutkan dan Jelaskan langkah-langkah apa saja yang harus Anda lakukan
agar diri anda mampu mewujudkan kompetensi afeksi berakhlakul karimah
(betul betul menjadi karakter)?
3. Ash-shidqu (jujur/benar), amanah (dapat dipercaya), merupakan contoh Akhlakul
Mahmudah, termasuk diantaranya sifat wajib rosul dan bagian dari integritas
kepribadian.
- Jelaskan dengan cara cara apa saja Anda bisa merawat dan memperkuat
kedua sifat tersebut sampai akhir hayat, sehingga Anda mampu bekerja
sebagai ibadah dan amanah.
4. Merangkum bab 1 s/d 14 beserta penjelasannya dari setiap sub-bab masing-
masing!

Jawaban:

1.
a) Yang pertama adalah akhlaq manusia terhadap dirinya, dimana setiap orang
berkewajiban memelihara dirinya secara fitrah, memenuhi haknya, secara
islam. Orang yang membiarkan dirinya menderita apalagi sampai bunuh di
kategorikan berdosa dan bahkan murtad.
Contohnya:
- Berpandangan masa depan artinya begitu kita selesai berurusan dengan
dunia dan dengan segala tanggung jawab kita di dalamnya, hendaknya kita
bersiap-siap untuk mencari pengetahuan langsung tentang realitas ilahi.
Dan bekerja/belajarlah sampai lembur tetapi jangan sampai lupa akan
kesehatannya sendiri.
b) Yang kedua adalah akhlaq manusia terhadap Allah, dimana dia sebagai
makhluknya yang diciptakan hanya untuk menyembah/beribadah dan taat
kepada Allah, jika hambanya tidak beribadah dan taat maka akhlaqnya dengan
Allah itu buruk.
Contohnya:
- Menjalankan semua perintahNya dan menjauhkan semua laranganNya.
Dengan melaksanakan yang wajib 5 waktu beserta sunnah-sunnahNya dan
sifat teladan Nabi Muhammad SAW.
c) Yang ketiga adalah akhlaq manusia terhadap sesama manusia, dimana satu
sama lain saling bergantung, karenanya manusia dengan sesamanya wajib

1
saling membantu/tolong-menolong dalam kebajikan, serta saling menjaga
jiwa, menghormati perbedaan, serta harta bendanya.
Contohnya:
- Dengan sesama muslim/non muslim jika ada perbedaan pendapat
seharusnya itu dihormati dan jangan sampai karena perbedaan,
persaudaraan akan pecah atau terpisah.
d) Yang terakhir adalah akhlaq manusia terhadap makhluk lainnya, baik dengan
jin, malaikat, hewan, tumbuhan, dan lain sebagainya, ada batasannya untuk
mengatur hubungan antar sesamanya itu.
Contohnya:
- Tidak boleh membunuh makhluk lainnya dengan tanpa sebab (jika
menyerang atau membahayakan kita) apa lagi dilarang untuk menyiksanya
karena itu juga merupakan ciptaan dari Allah.
2. Dengan melakukan:
- Meniatkan semua karena Allah semata
- Berusaha untuk menjadi pribadi yang baik di hadapan Allah dan manusia
- Melakukannya disetiap saat ke semua makhluk ciptaan Allah
- Berusaha untuk selalu istiqomah dalam bertaqwa kepada Allah
- Dan yang terakhir adalah berdoa, semoga selalu diberi kekuatan, kesabaran,
dan keihlasan dalam menjalakankan semua perintahnya dan larangannya.
3. Dengan melakukan:
- Jujur dalam ucapan wajib bagi manusia untuk
menjaga lisanya tidak berkata kecuali benar
dan jujur,
- Jujur dalam perbuatan seimbang antara lahiriah dan batiniah,
- Jujur dalam kedudukan agama ini adalah kedudukan yang paling
tinggi, sebagaimana jujur dalam rasa takut, pengharapan, dalam rasa
cinta dan tawakkal,
- Amanah adalam mengemban tugas yang diberikan,
- Amanah dalam menyelesaikan tindakan sehari-hari,
- Amanah dalam berbisnis dan berdagang dan lai-lain.

Itu adalah beberap contoh tindakan yang harus kita lakukan untuk menjadi pribadi
yang jujur dan amanah. Sedangkan untuk dua sifat ini agar tidak hilang dari diri
kita. Sebaiknya kita lakukan contoh-tontoh diatas dengan sering disetiap waktu dan
selalu berusaha istiqomah dalam melakukannya.

2
4. Rangkuman bab 1 s/d 14:

Tema 01 (AKHLAK DALAM ISLAM)

Secara bahasa Akhlaq berasal dari kata “klulq” yang berarti perilaku,
perangai atau tabiat. Secara istilah adalah tabiat atau sifat seseorang, yakni
keadaan jiwa yang telah terlatih sehingga dalam jiwa tersebut telah melekat sejak
lahir. Menurut Imam Al Ghazali, akhlak merupakan gambaran tentang keadaan
dalam diri manusia dan dari gambaran tersebut menumbuhan tingkah laku secara
mudah dan senang tanpa memerlukan pertimbangan atau pemikiran.

Macam macam akhlaq:


- Akhlak Mahmudah (akhlak terpuji)
Contoh diantara akhlak mahmudah : Dlabtun Nafsi; qonaanh ; ash-
shidqu/benar-jujur ; amanah ; tasamuh/toleransi, Disiplin , kerja keras,
kreatif dan lai-lain.
- Akhlak Mazmumah (akhlak tercela)
Contoh diantara akhlak mazmumah : Al-Kizbu/dusta ; Takabur ; Suap ;
Minum-minuman keras ; berjudi ; zina ; korupsi, indiciplin, pemalas,
ghibah, dan lain-lai.

Tema 02 (AKHLAK DALAM BERAQIDAH)

A. Tauhid ibadah memiliki makna meyakini bahwa Allahlah satu-satunya Dzat yang
berhak diibadahi, dengan klimaksnya ketundukan, dan merendahkan diri, disertai
kesempurnaan cinta, harapan dan takut. Ibadah sebagaimana yang dikatakan Ibnu
Taimiyah, adalah nama komprehensif yang mencakup semua yang dicintai dan
diridhai Allah, baik ucapan maupun perbuatan, lahir mau- pun batin.

Kata ‘syirik’ ( ٌ‫ )ﺷ ِْﺮﻙ‬berasal dari kata ‘syarika’ ( َ‫ )ﺷ َِﺮﻙ‬yang berarti: berserikat,


bersekutu, bersama atau berkongsi. Arti lughawi (bahasa) ini mengandung makna
bersama-sama antara dua orang atau lebih dalam satu urusan atau keadaan.

Syirik adalah dosa besar yang tidak dapat diampuni. Kegiatan syirik juga sangat
dekat dengan kehidupan manusia karena letaknya di dalam hati yang mana setiap
manusia berpotensi untuk melakukanya. Belum lagi syirik yang berbalut dengan
kebudayaan seperti jimat, upacara pemanggilan jin, ramalan, dll.

3
B. Meyakini Dunia hanya sebagai Sarana & bukan Tujuan
Manusia mempunyai peran untuk menjaga keseimbangan dibumi, manusia juga
mempunyai kewajiban untuk mengumpulkan pundi-pundi pahala yang akan
menjadi bekal dirinya ketika dipanggil untuk menghadap sang penciptanya
kelak. Dengan kata lain manusia di bumi hanya untuk menjalankan
kehidupannya yang sementara dengan sebaik-baiknya bahkan bisa menjadikan
sarana untuk beribadah kepada Allah. Sedangkan hidup yang kekal yaitu
diakhirat, semua yang pernah manusia lakukan dibumi tadi akan dipertanggung
jawabkan dan dibalas sesuai dengan tabungan pahala atau dosannya. Yang
semua itu atas kehendak dan kekuasaan Allah.

C. Berbaik Sangka dan tidak Berputus Asa terhadap Takdir Allah


Ada beberapa keutamaan dan hikmah berbaik sangka kepada Allah, diantaranya
adalah:

- Pertama, Hidup menjadi tenang dan penuh optimis. Orang yang berbaik
sangka kepada Allah maka akan muncul sikap optimis dalam menjalani
kehidupannya. Ia yakin dan percaya bahwa setiap perintah dan larang Allah
merupakan suatu bentuk petunjuk dan kasih sayang Allah baginya untuk
mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
- Kedua, dapat mengambil hikmah dan pelajaran di balik segala ujian. Segala
cobaan yang di berikan Allah kepada manusia tidak sia-sia diberikan. Namun
ada hikmah dibalik segala yang diberikan Allah. Tergantung bagaimana orang
tersebut menyikapinya.

Tema 03 (AKHLAK DALAM BERIBADAH)

Bentuk bentuk akhlak terhadap allah:


- Mencintai Allah SWT lebih dari mencintai siapapun
- Mengharapkan dan dan berusaha memperoleh keridaan Allah SWT
- Selalu bersyukur atas karunia yang diberikan.
Akhlak terhadap tetangga dan masyarakat:
- Seperti saling menjalin silaturahmi, saling membantu ketika kesusahan,
menghindari permusuhan, memuliakan tamu, dan selalu gotong royong dalam
setiap tindakan.
Akhlak kepada makhluk selain manusia (lingkungan hidup)
- Memelihara dan menjaga lingkungan sekitar dengan tidak merusak apapun.
- Setelah penebangan dilanjutkan penanaman bibit kembali agar tetap lestari
dan tidak punah.

4
Akhlak terhadap saesama manusia
Akhlak kepada Rasullulah SAW
- Mengikuti semua sunnah yang dianjurkan dan menjauhi larangannya
Akhlak terhadap diri sendiri
- Sabar dalam menghadapi cobaan dan dapat mengendalikan nafsu diri sendiri
Akhlak terhadap keluarga dan kerabat
- Akhlak kepada keluarga dan sanak saudara seperti saling memberi kasih
saying dalam kehidupan berkeluarga, menunaikan kewajiban sesuai peran
masing masing
Akhlak dalam beribadah
Syaikh Muhammad Amin Asy Syanqithi mengatakan, “Siapa saja yang
mengamati al Qur`an dalam petunjuk-petunjuk yang dikandungnya, ia akan
menemukan bahwa prinsip akhlak terdapat dalam seluruh syariat yang ada padanya,
termasuk dalam ibadat. Di dalam shalat terdapat nilai khusyuk, kutundukan,
ketenangan dan kewibawaan. “Datangilah shalat dengan tenang dan berwibawa.”
Istiqomah
Sebuah usaha atau keinginan untuk mewujudkan sesuatu dijalan Allah SWT
dan selalu mengingat Allah dikala ia jatuh.
Keutamaan istiqomah
• Dijanjikan surga
• Salah satu amalan yang disukai Allah
• Terhindar dari kesedihan dan kekhawatiran
Khusyuk
Khusyuk adalah kekosongan hati dari hal hal yang melalaikan dari ingat
kepada Allah SWT. Hati dan pikiran kita terfokus hanya kepada Allah SWT, tidak
kepada lainnya. Kekhusyukan merupakan manifestasi tertinggi dari sehatnya hati
dan landasan utama tegaknya sholat dan dzikir. Ketika seseorang memiliki
kekhusyukan maka ia akan mendapat ampunan dan pahala yang besar,
sebagaimana dalam firman Allah SWT dalam al quran surah Al ahzab (33) ayat 35
Artinya, "sesungguhnya laki laki dan perempuan yang muslim, laki laki dan
perempuan yang mukimin, laki laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya,
laki laki dan perempuan yang benar, laki laki dan perempuan yang sabar, laki laki
dan perempuan yang khusyuk, laki laki dan perempuan yang bersedekah, laki laki
dan perempuan yang berpuasa, laki laki dan perempuan yang memelihara
kehormatannya, laki laki dan perempuan yang banyak menyebut (nama) Allah,
Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan dan pahala yang besar.

5
Tema 04 (AKHLAK TERHADAP DIRI PRIBADI)

A. Menjaga dan Merawat Anggota Badan.


Islam sebagai agama yang sempurna dan lengkap. Telah menetapkan
prinsip-prinsip dalam penjagaan keseimbangan tubuh manusia. Menjaga dan
merawat anggota badan akan erat kaitannya dengan kesehatan, jika kita pandai
menjaga dan merawat badan maka otomatis kesehatan kita akan terjaga. Tidak
ada sesuatu yang begitu berharga seperti kesehatan. Karenanya, hamba Allah
hendaklah bersyukur atas kesehatan yang dimiltkinya dan tidak bersikap kufur.
Nabi Muhammad SAW. bersabda, “Ada dua anugerah yang karenanya banyak
manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR. Bukhari)

B. Berpakaian Rapih, Sopan, dan Menutup Aurat.


Sewajarnya, seseorang memakai pakaian yang sesuai karena pakaian sopan
dan menutup aurat adalah cerminan seorang Muslim yang sebenarnya. Islam
tidak menetapkan bentuk atau warna pakaian untuk dipakai, baik ketika
beribadah atau di luar ibadat. Islam hanya menetapkan bahawa pakaian itu
mestilah bersih, menutup aurat, sopan dan sesuai dengan akhlak seorang
Muslim.

Di dalam Islam ada garis panduan tersendiri mengenai adab berpakaian (untuk
lelaki dan wanita) yaitu:
• Menutup aurat
• Tidak menampakkan tubuh
• Pakaian tidak ketat
• Tidak menimbulkan perasaan riya.
• Larangan pakai sutera bagi kaum laki-laki.
• Memanjangkan pakaian
• Larangan memakai emas
• Dll.

C. Menghindari Mengonsumsi Barang yang Haram antara lain Narkotika


Syari’at islam memerangi dan mengharamkan segala hal yang memabukkan
dan segala bentuk narkoba dengan berbagai macam dan jenisnya yang beragam.
Karena barang-barang itu mengandung bahaya yang nyata bagi manusia;
kesehatan, akal, kehormatan, reputasi, prestis, dan nama baiknya.
Rasulullah SAW bersabda, “laa dharara wa laa dhirar.” Maksud hadist ini
adalah, tidak boleh menimbulkan kemudharatan dan bahaya terhadap diri sendiri
atau orang lain. Oleh karena itu, seseorang tidak boleh membahayakan dirinya
sendiri atau orang lain tanpa alasan yang benar dan tanpa adanya tindak
kejahatan sebelumnya. Juga, tidak boleh membalas kemudharatan dengan

6
kemudharatan yang lain, karena itu, apabila ada seorang mencaci-maki, maka
janganlah membalasnya dengan cacaian yang serupa.

Tema 05 (AKHLAK DALAM MENUNTUT ILMU)

Berkata ‘Abdullah bin Mubarak rahimahullah bahwa sesuungguhnya awal


dari ilmu itu adalah: (1) niat karena Allaah Ta’ala; (2) mendengarkannya; (3)
memahaminya; (4) menghafalkannya; (5) mengamalkannya; dan (6)
menyebarkannya.

Ilmu terdiri dari tiga tahapan: (1) jika seseorang memasuki tahapan pertama,
dia akan sombong: (2) jika dia memasuki tahap kedua, dia akan tawadhu (rendah
hati); (3) jika dia memasuki tahapan ketiga, dia akan merasa dirinya tidak ada apa-
apanya (Umar bin Khattab). Tentang keutamaan tawadhu, sebuah hadits
menjelaskan, “Sedekah itu tidak akan mengurangi harta, tidak ada orang yang
memberi maaf kepada orang lain melainkan Allah akan menambah kemuliaannya,
dan tidak ada orang yang merendahkan diri karena Allah melainkan Allah akan
mengangkat derajatnya” (HR. Muslim, no. 2588). Ada kalanya timbul rasa
sombong tatkala kita memahami suatu materi yang dijelaskan dosen, dan dijadikan
rujukan oleh teman-teman kelas dalam belajar. Namun, janganlah lupa bahwa
sedikit kemampuan yang didapatkan tersebut adalah karena Allah yang Maha Baik.
Dengan mudah semua kepintaran yang dimiliki dapat sirna atas izin Allah. Belajar
dari padi, semakin berisi semakin merunduk. Alangkah beruntungnya jika kita
mampu memasuki tahap ketiga yaitu merasa diri ini tidak ada apa-apanya jika
bukan karena segala rizki dan hidayah dari Allah.

Tema 06 (AKHLAK TERHADAP GURU ATAU DOSEN)

Guru adalah orang tua kedua, yaitu orang yang mendidik murid-muridnya untuk
menjadi lebih baik sebagaimana yang diridhoi Alloh ‘azza wa jalla. Sebagaimana
wajib hukumnya mematuhi kedua orang tua, maka wajib pula mematuhi perintah
para guru selama perintah tersebut tidak bertentangan dengan syari’at agama.

Di antara akhlaq kepada guru yaitu:


- Memuliakan, tidak menghina atau mencaci-maki guru.
- Datang ke tempat belajar dengan ikhlas dan penuh semangat.
- Datang ke tempat belajar dengan penampilan yang rapi
- Diam memperhatikan ketika guru sedang menjelaskan.
- Bertanya kepada guru bila ada sesuatu yang belum dia mengerti dengan cara
baik.
- Dan menghindari pertanyaan-pertanyaan yang tidak ada faedahnya, sekedar
mengolok-olok atau yang dilatarbelakangi oleh niat yang buruk.

7
Beberapa contoh etika murid terhadap guru (Mu’allim), diantaranya adalah
sebagai berikut:
- Seorang murid hendaklah hormat kepada guru, mengikuti pendapat dan
petunjuknya.
- Seorang murid hendaklah memberi salam terlebih dahulu kepada guru
apabila menghadap atau berjumpa dengan beliau.
- Seorang murid hendaklah memandang gurunya dengan keagungan dan
meyakini bahwa gurunya itu memiliki derajat kesempurnaan, sebab hal itu
lebih memudahkan untuk mengambil manfaat dari beliau.
- Seorang murid hendaklah mengetahui dan memahami hak-hak yang harus
diberikan gurunya dan tidak melupakan jasanya.
- Seorang murid hendaklah bersikap sabar jika menghadapi seorang guru
yang memiliki perangai kasar dan keras.

Tema 07 (AKHLAK TERHADAP ORANGTUA)

1) Akhlak Terhadap Orang Tua Yang Masih Hidup


Setiap orang tua menyayangi dan mencintai anaknya sebagai mana ia
menyayangi dan mencintai dirinya sendiri. Kasih dan sayang ini mulai dicurahkan
sepenuhnya terutama oleh ibu, semenjak anak masih dalam kandungan sampai ia
lahir dan menyusui bahkan sampai tua. Orang tua tidak mengharapkan balas jasa
dari anak atas semua pengorbanan yang diberikan kepada anak. Harapan orang tua
hanya satu yaitu kelak anaknya menjadi anak yang saleh dan salehah.

2) Akhlak Terhadap Orang Tua Yang Sudah Meninggal


Orang tua yang sudah meninggal dunia tidak lagi dapat menerima apa-apa,
selain apa yang mereka lakukan selama di dunia kecuali jika mereka memiliki tiga
hal yang mensubsidi bekal berupa pahala untuk mereka di akhirat sebagai tambahan
dari mereka bawa dari dunia, yaitu sedekah jariyah, ilmu yang diajarkan, dan anak
yang saleh yang mendo’akannya.

Seorang ayah atau ibu yang sudah meninggal dunia masih memiliki hak
mendapatkan limpahan pahala dari do’a yang disampaikan anaknya. Hal ini juga
mengandung arti bahwa anak memiliki kewjiban mendo’akan orang tuanya yang
sudah meninggal.

Menjaga Akhlak Kepada Orang Tua:


- Mentaati perintah kedua orang tua
- Menolak perintah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya dengan cara baik
dan beretika
- Berkata sopan dan tidak melukai hati
- Mendo’akan orang tua semasa hidupnya dan setelah meninggal dunia.

8
Tema 08 (AKHLAK TERHADAP TEMAN)

Diperlukan rasa saling memahami, saling bersabar dan saling menyayangi agar
sebuah hubungan pertemanan dapat berjalan lama. Sebab tanpa adanya tiga hal
tersebut rasanya sangat sulit mewujudkan sebuah hubungan yang tahan lama.
Apalagi kita tahu kan bahwa setiap orang memiliki pendapat atau pemikiran
masing-masing terhadap suatu hal. Kalau semua orang merasa paling benar, merasa
dirinya yang paling penting, atau sifat egois lainnya, pasti hubungan pertemanan
akan cepat berakhir. Oleh sebab itu, setiap dari kita harus memerhatikan adab-adab
dalam berteman, agar hubungan kita dengan orang lain terasa selalu manis.

Berikut ini adalah adab-adab yang perlu diperhatikan dalam berteman:


- Mendamaikan jika ada teman yang berselisih
- Menolong ketika ia ada kesulitan
- Tidak berkata kasar atau jorok
- Menjaga aibnya

Selain empat hal di atas, Imam al-Ghazali dalam risalahnya berjudul Al-Adab fid
Din dalam Majmu’ah Rasail al-Imam al-Ghazali (Kairo, Al-Maktabah At-
Taufiqiyyah, halaman 444), menyampaikan perihal adab berteman, sebagai berikut

Artinya: “Adab berteman, yakni: Menunjukkan rasa gembira ketika bertemu,


mendahului beruluk salam, bersikap ramah dan lapang dada ketika duduk bersama,
turut melepas saat teman berdiri, memperhatikan saat teman berbicara dan tidak
mendebat ketika sedang berbicara, menceritakan hal-hal yang baik, tidak
memotong pembicaraan dan memanggil dengan nama yang disenangi.”

Tema 09 (AKHLAK TERHADAP TETANGGA)

Akhlak kepada tentangga adalah sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan
oleh seorang kepada tetangganya. Tetangga atau jiran adalah orang-orang yang
rumahnya berdekatan dengan rumah kita. Sebagai makhluk sosial, manusia yang
satu selalu membutuhkan manusia lainnya.

Hakikatnya, tetangga kita adalah saudara terdekat. Meskipun tidak ada hubungan
darah dengannya, tapi tetanggalah yang pertama kali datang menolong saat kita
kesusahan. Tetangga pula yang pertama kali membantu di saat kita memerlukan
bantuan.

Seorang Muslim yang taat senantiasa menjaga hubungan baik dengan


tetangganya, seperti diteladani Rasulullah SAW. Jika kita memasak, kemudian
aroma masakan kita tercium tetangga, wajib bagi kita memberi sebagian masakan
itu kepada tetangga yang menciumnya.

9
Itulah teladan Rasulullah SAW. Hakikatnya hidup bertetangga harus saling
berbagi di saat kita sedang longgar, dan saling memudahkan di saat tetangga
mengalami kesusahan.

Tema 10 (AKHLAK DALAM PERGAULAN)

Batas aurat perempuan menurut beberapa mahzab:


- Imam nawawi
Seluruh badan selain wajah dan kedua telapak tangan. Perempuan boleh
menunjukkan wajah serta kedua telapak tangan sampai pergelangan tangannya,
begitu pula ketika shalat
- Ibnu Hajar Al Haitami
Batas wajah yang menjadi aurat perempuan dimulai dari tempat tumbuhnya
rambut sampai tempat bertemunya dua rahang atau dagu yang menghadap ke
depan, sedangkan bagian bawah wajah atau dagu dan janggut bukanlah termasuk
dalam batasan aurat.
- Syafii dan Hanafi
Antara pusar dan lututnya
- Hanbali
Mazhab Hambali aurat perempuan yang tidak boleh diperlihatkan kepada
kerabatnya adalah seluruh badan selain wajah, kepala, leher, tangan, kaki, serta
betis.

Batas aurat laki-laki:


- Hanafi
Bawah pusar sampai bawah lutut
- Maliki
Aurat berat (mughallazah): kemaluan dan dubur
Aurat ringan (mukhaffafah): selain kemaluan dan dubur
- Syafii
Antara pusat dan lutut
- Hanbali
Antara pusat dan lutut dalil mazhab ini sama dengan yang digunakan oleh mazhab
hanafi dan mazhab syafi'i.

Batas Pergaulan dalam Islam:


- Tidak saling memandang satu sama lain yang dapat menimbulkan fitnah
- Tidak menyentuh dan melakukan kontak fisik dengan lawan jenis yang bukan
mahram
- Tidak berdua-duaan (khalwat) di tempat yang kosong kecuali ada mahramnya
- Tidak menyerupai lawan jenis dalam perkataan mauapun perbuatan

10
- Tidak mengucapkan perkataan-perkataan yang menimbulkan fitnah bagi lawan
jenis
- Tidak melakukan perbuatan-perbuatan yang dapat menimbulkan fitnah bagi
lawan jenis
- Meenghindari kontak fisik bersentuhan, bersalaman, berpelukan, hal ini terjadi
agar menghindari hal- hal yang tidak diinginkan

Pandangan Pacaran dalam Islam:


Pacaran adalah kegiatan saling antara 2 orang, dengan tujuan untuk mencari
kecocokan dalam menuju kehidupan berkeluarga atau yang lebih sering kita sebut
pernikahan. Dalam islam pacaran tidak pernah di benarkan. Islam melarang adanya
pacarana karena dapat menimbulkan fitnah dan dosa.

Tema 11 (AKHLAK DALAM PERJODOHAN)

Ada 4 (empat) faktor kriteria bila ingin mencari pendamping hidup:


1. Pilihlah jodoh yang baik agamanya, yakni taat kepada Allah swt. dan Rasululloh
saw.
2. Enak dipandang karena kecantikan/ketampanannya.
3. Keturunan atau nasab atau silsilah keluarga
4. Setara hartanya

Meminang adalah langkah proses setelah dilakukan ta’araf dan sebelum


akad nikah (pernikahan). Islam memberikan pilihan kebolehan untuk melihat lebih
dahulu perempuan yang akan dipinang sebagaimana disebut dalam hadits
Rasulullah saw. yang diriwayatkan Abu Dawud dari Jabir bin Abdullah RA:
“Rasululloh saw. bersabda: apabila salah seorang diantara kalian meminang
seorang perempuan, jika dia mampu untuk melihat sesuatu yang memotivasinya
untuk menikahi perempuan itu hendaknya dia melakukannya.” Dalam syariat Islam
peminangan (khitbah) merupakan sesuatu sesuatu yang hukumnya mubah (tidak
sampai wajib).

Pernikahan adalah sesuatu yang sakral dan diatur dalam setiap agama dan
budaya, begitu pun dalam Islam. Islam mengajarkan pernikahan dengan sama-sama
Islam karena untuk menjaga diri dan untuk kekompakan dalam berumah tangga.

Perlu diketahui bebarapa adab penyelenggaraan walimah, yaitu:


1. Luruskan niat untuk mendapat keselamatan dunia akhirat.
2. Membuat dan menyediakan hidangan sesuai kemampuan, bukan untuk pamer
atau riya’ atau menimbulkan mubazir, tapi sederhana.
3. Mengundang tetangga, sahabat, keluarga tanpa membeda-bedakan si kaya atau
si miskin.

11
4. Tidak berlebihan dalam segala kegiatan yang tidak sesuai dengan norma agama
dan sosial.

Tema 12 (AKHLAK DALAM BEKERJA)

Konsep kerja, ibadah dan amanah merupakan tugas dan tanggungjawab


demi meraih “pendapatan” yang diridhai Allah ‘azza wa jalla (terkait di dalamnya;
boleh dan tidak boleh dilakukan, mana halal dan mana haram, bahkan terkait syurga
atau neraka).

Ciri-ciri pekerja dan pekerjaan yang dianggap sebagai ibadah, di antaranya:


• Pekerjaan yang disertakan dengan niat yang ikhlas.
• Mendapat keridhaan Allah jalla jalaaluh.
• Pekerjaan itu mestilah perbuatan yang dibolehkan menurut syaria’
• Tidak mengabaikan dan meninggalkan perkara-perkara wajib.

Pekerjaan Halal

Islam mengajarkan kaum Muslim untik bekerja mencari nafkah atau menyambut
rezeki dari Allah SWT. Islam mewajibkan umatnya untuk mencari rezeki. “Mencari
rezeki yang halal itu adalah wajib bagi setiap orang Islam” (HR. Ibnu Mas’ud).
Selain itu, Islam juga memerintahkan umatnya agar mencari rezeki dengan cara
halal, cara yang baik, atau memiliki pekerjaan halal.

Pekerjaan haram

DARI Abu Hurairah ra dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda:
“Benar-benar akan datang kepada manusia suatu masa, pada saat itu orang tidak
lagi mempedulikan dari mana ia mendapatkan harta kekayaan, apakah dari jalan
yang halal ataukah jalan yang haram. Inilah kondisi di mana hari ini kita hidup.
Faktor kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin tidak dipungkiri menjadi
pemicu lahirnya keinginan manusia untuk mencari keadilan dengan cara-cara
haram.

Tema 13 (AKHLAK TERHADAP SESAMA MUSLIM)

Akhlak terhadap sesama Muslim terbagi dua, yaitu perbuatan yang seharusnya
dilakukan dan perbuatan yang seharusnya dihindari terhadap sesama Muslim.
Berdasarkan hadits riwayat Imam Muslim, Rasulullah SAW menyebutkan enam
hal yang harus dilakukan terhadap sesama Muslim.

a. Jika bertemu dengan sesama Muslim, kita dianjurkan untuk menyapanya dan
menampilkan wajah persaudaraan serta mengucapkan salam kepadanya

12
b. Jika kehadiran kita dikehendaki dalam suatu perjamuan, kita hendaknya
memenuhi undangan tersebut selagi kita bisa memenuhinya
c. Jika dimintai nasihat atau saran, kita hendaknya memberikan masukan atas dasar
pertimbangan kemaslahatan
d. Kita hendaknya mendoakan turun rahmat (yarhamukallah) untuk mereka yang
bersin lalu bertahmid
e. Kita seyogianya menjenguk setidaknya saudara, kolega, sahabat, dan Muslim
kenalan kita yang sedang menderita sakit tertentu
f. Kita mengantarkan jenazah mereka yang meninggal dunia. Rasulullah SAW
pada hadits riwayat Imam Muslim menyatakan secara umum kriteria Muslim
teladan. Rasulullah SAW bersabda, "Muslim yang baik adalah Muslim yang
menjaga ucapan dan perilakunya sehingga Muslim lainnya terjaga dari ucapan
dan perilakunya yang menyakitkan."

Islam pada saat yang bersamaan juga mengingatkan masyarakat untuk menjauhi
hal-hal yang dapat menyakiti perasaan sesama Muslim, menimbulkan perselisihan,
dan juga secara umum dapat menyebabkan pertikaian dan bahkan perang saudara.

a. Sesama Muslim tidak boleh saling merendahkan dan saling mencaci baik secara
kelompok maupun individu (Surat Al-Hujurat ayat 11),
b. Sesama Muslim tidak boleh mengejek dan memberikan julukan yang buruk
(Surat Al-Hujurat ayat 11),
c. Sesama Muslim tidak boleh saling menyakiti dengan berburuk sangka, mencari-
cari kesalahan, atau mengguncing (Surat Al-Hujurat ayat 12),
d. Sesama Muslim dilarang menyakiti secara fisik dengan memerangi satu sama
lain (HR Bukhari, Muslim, At-Tirmidzi, An-Nasai, Ibnu Majah, dan Ahmad),

Tema 14 (AKHLAK TERHADAP NON-MUSLIM)

Akhlak Terhadap non muslim merupakan sikap yang harus dilakukan oleh
seorang muslim dalam mengahadap perbedaa yang terjadi lingkungan masyarakat
Islam tidak membatasi kehidupan sosial pemeluknya untuk berinteraksi dengan
orang yang berbeda agama. Interaksi antara umat Islam dan non- Muslim disebut
dengan istilah muamalah.

Berikut contoh tindakan yang harus kita lakukan sehari-hari terhadap non muslim:
a. Tidak membenci nonmuslim
b. Tidak ikut serta dalam urusan ritual non muslim
c. Menjalin kerja sama dalam urusan sosial dengan nonmuslim
d. Menjalin hubungan yang harmonis dengan nonmuslim sesuai dengan prisip-
prinsip ukhuwwah basyariyah.

13

Anda mungkin juga menyukai