Anda di halaman 1dari 14

AKHLAK DALAM BEKERJA

KELOMPOK 11
MOHAMAD AWAL ARROZAG (20043000035)

DINDA HAPITIANI
(20043000036)
AGIT LANGGENG MUBAROK (20043000039)

FERDIAN BAQIHAQ SYAH PUTRA (20043000049)


TOPIK PEMBAHASAN
 Bekerja itu adalah Ibadah dan Amanah

 Pekerjaan yang Halal dan Haram

 Korupsi,Kolusi, dan Nepotisme dalam tinjauan Islam

 Kesimpulan
. Bekerja itu adalah Ibadah dan Amanah
A. Ibadah (‘arab: ‘ibaadat) berasal dari bahasa Arab yang berarti ketaatan,
penghambaan, penyembahan dan pengagungan. Menurut Ibnu Taimiyyah,
ibadah adalah nama yang menggabungkan setiap perkara yang disukai dan
diridhai Allah ‘azza wa jalla (baik perkataan atau perbuatan lahir dan batin).

B. Ibadah dalam Islam bukanlah bersifat ritual semata (seperti shalat,


shaum, haji dan sebagainya), melainkan termasuk bersifat sosial
-fungsional (termasuk di dalamnya keseharian di masyarakat, mencari
nafkah, hingga mengurus negara).

C. Kerja merupakan kesungguhan seseorang dalam melakukan suatu


perkara demi mendapatkan sesuatu yang lain dengan penuh amanah dan
tanggung jawab. Sesuatu duniawy disebut ujrah (artinya: upah, jasa),
sedangkan sesuatu ukhrawy disebut ajrun (artinya: ganjaran, pahala).

D. Konsep kerja, ibadah dan amanah merupakan tugas dan tanggungjawab
demi meraih “pendapatan” yang diridhai Allah ‘azza wa jalla (terkait di
dalamnya; boleh dan tidak boleh dilakukan, mana halal dan mana haram,
bahkan terkait syurga atau neraka).
Kerja Dalam Islam

Apa yang dimaksud dengan kerja dalam islam ?

Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai


tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan
rohani) , dan di dalamnya tersebut dia berupaya dengan penuh
kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang optimal sebagai
bukti pengabdian dirinya kepada Allah SWT.

Hampir di setiap sudut kehidupan , kita menjumpai begitu


banyaknya orang yang bekerja . para salesmen yang hilir mudik
mendatangi toko dan rumah, rumah , guru yang tekun berdiri di
depan kelas , polisi yang mengatur lalu-lintas dalam selingan
hujan dan panas terik, serta segudang profesi lainnya.
Ciri-ciri pekerja dan pekerjaan yang
dianggap sebagai ibadah, di antaranya:
-. Pekerjaan yang disertakan dengan niat yang ikhlas.

-. Mendapat keridhaan Allah jalla jalaaluh.

-. Pekerjaan itu mestilah perbuatan yang dibolehkan menurut syaria’

-. Tidak mengabaikan dan meninggalkan perkara-perkara wajib.

-. Menghasilkan kerja yang berkualitas.

-. Dilaksanakan dengan penuh tekun, sigap dan bersungguh-sungguh.

-. Berasaskan prinsip syariah seperti halnya amanah, adil dan


bertanggungjawab.

-. Menghindarkan diri dari perasaan yang bisa merusak amalan (riya’,
sum’ah, ‘ujub, takabbur, dan lain-lain).
Pekerjaan yang Halal dan Haram dalam Islam

Pekerjaan Halal
ISLAM mengajarkan kaum Muslim untik bekerja
mencari nafkah atau menyambut rezeki dari Allah
SWT. Islam mewajibkan umatnya untuk mencari
rezeki.

“Mencari rezeki yang halal itu adalah wajib bagi


setiap orang Islam” (HR. Ibnu Mas’ud).

Selain itu, Islam juga memerintahkan umatnya agar


mencari rezeki dengan cara halal, cara yang baik, atau
memiliki pekerjaan halal.
“Wahai umat manusia, bertakwalah engkau kepada Allah, dan
tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki, karena
sesungguhnya tidaklah seorang hamba akan mati, hingga ia
benar-benar telah mengenyam seluruh rezekinya, walaupun
terlambat datangnya. Maka bertakwalah kepada Allah, dan
tempuhlah jalan yang baik dalam mencari rezeki. Tempuhlah
jalan-jalan mencari rezeki yang halal dan tinggalkan yang
haram.” (HR. Ibnu Majah)
 
“Wahai orang-orang yang beriman! Makanlah rezeki yang baik-
baik yang telah kami rezekikan kepadamu” (QS. Al Baqarah: 172).
 
Mencari rezeki yang halal (memiliki pekerjaan halal) termasuk
jihad (berjuang) di jalan Allah SWT.
Pekerjaan Haram
DARI Abu Hurairah ra dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa
Sallam, beliau bersabda:

“Benar-benar akan datang kepada manusia suatu masa,


pada saat itu orang tidak lagi mempedulikan dari mana
ia mendapatkan harta kekayaan, apakah dari jalan yang
halal ataukah jalan yang haram. “1)
 

Inilah kondisi di mana hari ini kita hidup. Faktor


kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin tidak
dipungkiri menjadi pemicu lahirnya keinginan manusia
untuk mencari keadilan dengan cara-cara haram.
Hindari pekerjaan-pekerjaan ini:

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah memperingatkan umatnya


untuk mewaspadai pekerjaan-pekerjaan yang haram ini.
Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan salah satu tanda
rusaknya akhlak umat manusia dengan ketidakpedulian mereka
terhadap cara mencari harta kekayaan. Di antara mata pencaharian yang
dilarang adalah:

a. Pekerjaan yang berupa kesyirikan dan sihir, seperti perdukunan,


paranormal, ‘orang pintar’, peramal nasib, dan hal-hal yang sejenis dan
semakna dengannya.

b. Pekerjaan yang berupa sarana-sarana menuju kesyirikan, seperti


menjadi juru kunci makam, membuat patung, melukis gambar makhluk
yang bernyawa, dan hal-hal yang sejenis dan semakna dengannya.

c. Memperjual belikan hal-hal yang diharamkan oleh syariat, seperti


bangkai, babi, darah, anjing, patung, lukisan makhluk yang bernyawa,
minuman keras, narkotika, dan lain sebagainya.
Korupsi, Kolusi, Nepotisme dalam
tinjauan Islam
 Korupsi adalah salah satu bentuk pelanggaran hukum, yaitu perbuatan
penyalahgunaan wewenang, penyalahgunaan kekuasaan dan menggunakan
kesempatan untuk mendapat keuntungan sepihak.

 Sedangkan Kolusi merupakan suatu persekongkolan rahasia untuk


maksud dan tujuan yang tidak terpuji.

 Nepotisme merupakan kecendrungan untuk mengutamakan


(menguntungkan) sanak saudara sendiri, terutama dalam jabatan, pangkat
di lingkungan pemerintah.
Korupsi, Kolusi, Nepotisme dalam
tinjauan Islam
 Telah disebutkan secara jelas, yaitu pada QS. an-Nisa /4 :
29 " Hai orang-orang yang beriman janganlah kamu saling
memakan harta sesamamu dengan jalan bathil / tidak sah dan
tidak etis, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku
dengan suka sama suka diantara kamu.

 Korupsi, Kolusi dan Nepotisme yang dipahami dari


segi agama Islam jelas menunjukkan bahwa hal
tersebut merupakan suatu pelanggaran hukum dalam
arti merugikan orang lain, melanggar hak asasi
manusia. Penyebab terjadinya hal tersebut
disebabkan rapuhnya kualitas moral.
Kesimpulan

Bekerja adalah segala aktivitas dinamis dan mempunyai


tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertentu (jasmani dan
rohani) , dan di dalamnya tersebut dia berupaya dengan
penuh kesungguhan untuk mewujudkan prestasi yang
optimal sebagai bukti pengabdian dirinya kepada Allah
SWT.

Dalam Islam terdapat banyak sekali ibadah yang tidak


mungkin dilakukan tanpa biaya & harta, seperti Zakat,
Infak, Shadaqah, Wakaf, Haji dan Umrah. Sedangkan biaya/
harta tidak mungkin diperoleh tanpa proses Kerja. Maka
bekerja untuk memperoleh harta dalam rangka ibadah
kepada Allah menjadi wajib.
 
Kesimpulan
 Hukum Islam terhadap korupsi kolusi dan
Nepotisme Secara teoritis kedudukan Korupsi,
Kolusi dan Nepotisme, khususnya Korupsi
merupakan tindakan kriminal (Jinayah atau
-Jarimah).

Islam melarang tindakan suap menyuap


sebagai suatu perbuatan yang dikutuk atau
dilaknat Allah SWT , Islam melarang tindakan
suap menyuap sebagai suatu perbuatan yang
dikutuk atau dilaknat Allah SWT.
SEKIAN
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai