Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ANIZA PUTRI

NIM : 20190044
PRODI D-III ADMINISTRASI RUMAH SAKIT (A)
TANGGAL: 10-07-2021
TUGAS AIK

Makna Kerja dalam Islam


Kerja atau amal menurut Islam dapat diertikan dengan makna yang umum dan makna yang
khusus. Amal dengan makna umum ialah melakukan atau meninggalkan apa jua perbuatan
yang disuruh atau dilarang oleh agama yang meliputi perbuatan baik atau jahat. Perbuatan
baik dinamakan amal soleh dan perbuatan jahat dinamakan maksiat.
Adapun kerja atau amal dengan maknanya yang khusus iaitu melakukan pekerjaan atau usaha
yang menjadi salah satu unsur terpenting dan titik tolak bagi proses kegiatan ekonomi
seluruhnya. Kerja dalam makna yang khusus menurut Islam terbahagi kepada:
1. Kerja yang bercorak jasmani (fizikal)
2. Kerja yang bercorak aqli/fikiran (mental)
Dari keterangan hadis-hadis Rasulullah (s.a.w), terdapat kesimpulan bahawa konsep kerja
menurut Islam adalah meliputi segala bidang ekonomi yang dibolehkan oleh syarak sebagai
balasan kepada upah atau bayaran, sama ada kerja itu bercorak jasmani (flzikal) seperti kerja
buruh, pertanian, pertukangan tangan dan sebagainya atau kerja bercorak aqli (mental) seperti
jawatan pegawai, baik yang berupa perguruan, iktisas atau jawatan perkeranian dan teknikal
dengan kerajaan atau swasta. Antara hadis-hadis tersebut ialah:"Tidaklah ada makanan
seseorang itu yang lebih baik daripada apa yang dimakannya dari hasil usaha tangannya
sendiri". (Riwayat al-Bukhari)
Selain daripada itu para sahabat menggunakan perkataan pekerja (amil) untuk jawatan orang
yang ditugaskan menjadi petugas pemerintahan umpamanva kadi, gabenor dan sebagainya.
Oleh yang demikian segala kerja dan usaha yang dibolehkan oleh syarak baik yang bersifat
kebendaan atau abstrak atau gabungan dan kedua-duanya adalah dianggap oleh Islam sebaga
"kerja". Segala kerja yang bermanfaat Islam dan yang sekecil-kecilnya seperti menyapu
longkang hingga kepada yang sebesar-besarnya seperti menjadi menteri atau kepala negara
adalah merupakan kerja atau amal sekalipun ianya berlainan peringkat dan kelayakan yang
diperlukan untuknya. Berdasarkan konsep ini maka menurut pandangan Islam, masyarakat
seluruhnya dan semua peringkat adalah pekerja. Oleh yang demikian konsep kerja seperti ini
membawa implikasi sosial yang penting, antaranya:
1. Bahawa asal manusia adalah sama sebagai manusia dan pekerja yang mempunyai
kemuliaan dan kehormatan sekalipun perbezaan itu tidaklah merupakan keistimewaan satu
pihak terhadap yang lain.
2. Para pekerja bukanlah hanya satu kelompok dari masyarakat, bahkan mereka adalah semua
anggota masyarakat. Jadi mengikut konsep Islam bahawa masyarakat itu adalah tersusun atau
terbentuk dari kerjasama antara sesama para pekerja di dalamnya, bukan terdiri dari
kumpulan para pekerja dan para majikan seperti yang difahami menurut sistem ekonomi
komunis atau kapitalis.
Kerja Menurut Tuntutan Islam:
Islam menjadikan kerja sebagai tuntutan fardu atas semua umatnya selaras dengan dasar
persamaan yang diisytiharkan oleh Islam bagi menghapuskan sistem yang membeza-bezakan
manusia mengikut darjat atau kasta dan warna kulit. Firman Allah yang bermaksud:
"Wahai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu daripada lelaki dan
perempuan dan Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan berpuak-puak supava kamu
berkenal-kenalan. Sesungguhnya orang yang termulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang
yang taqwa." (al-Hujurat: 13)
Dengan menggunakan segala unsur-unsur perbezaan darjat atau warna kulit itu maka jadilah
kerja menurut Islam suatu tuntutan kewajipan yang menyeluruh atas setiap orang yang
mampu bekerja untuk mencapai kebahagiaan individu dan juga masyarakat. Jadi tidaklah
kerja itu hanya khusus untuk golongan hamba abdi seperti sebelumnya.
Firman Allah bermaksud:
"Dan katakanlah wahai Muhammad, beramallah kamu akan segala apa yang diperintahkan,
maka Allah dan Rasul-Nya serta orang-orang yang beriman akan melihat apa yang kamu
kerjakan." (al-Taubah: 105)
Islam juga meningkatkan tuntutan kerja itu hingga ke tahap kewajipan agama. Oleh itu tahap
iman sentiasa dikaitkan oleh al-Quran dengan amal soleh atau perbuatan baik. Ini bererti
Islam itu adalah akidah yang mesti diamalkan dan amalan yang mesti berakidah secara tidak
terpisah. Seperti firman Allah bermaksud:
"Demi masa, sesungguhnya sekalian manusia dalam kerugian kecuali mereka yang beriman
dan beramal soleh". (al-Asr: 1-3)
Islam menempatkan bekerja sebagai ibadah untuk mencari rezeki dari Allah guna menutupi
kebutuhan hidupnya. Bekerja untuk mendapatkan rezeki yang halalan thayiban termasuk
kedalam jihad di jalan Allah yang nilainya sejajar dengan melaksanakan rukun Islam. ...
Bekerja yang baik adalah wajib sifatnya dalam Islam.
Definisi nya yaitu
Kerja yaitu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk menyelesaikan atau mengerjakan
sesuatu yang menghasilkan alat pemenuhan kebutuhan yang ada seperti barang atau jasa dan
memperoleh bayaran atau upah.
Makna Kerja dalam Islam
Dalam al-Qur‟ān digunakan beberapa istilah yang berarti kerja: „amal (kerja), kasb
(pendapatan), sakhkhara (untuk mempekerjakan atau Mengguna), ajr (upah atau
penghargaan), ibtighā‟a fadl Allah (mencari Keutamaan Allah) (Al-Fārūqī dkk., 1995: 93).
Dalam hadiś banyak Menyebut kata amal dengan arti kerajinan tangan atau perbuatan
Jasmaniah pada umumnya. Dan dalam ayat al-Qur‟ān banyak penggunaan Kata “iman”
diikuti dengan kata “amal shaleh” yang berarti bahwa iman Yang tertanam dalam hati hanya
akan berarti apabila membuahkan Perbuatan lahiriah yang nyata sesuai dengan tuntunan iman
itu sendiri.
Istilah „kerja‟ dalam Islam bukanlah semata-mata merujuk kepada Mencari rezeki untuk
menghidupi diri dan keluarga dengan menghabiskan Waktu siang maupun malam, dari pagi
hingga sore, terus menerus tidak Mengenal lelah, tetapi kerja mencakup segala bentuk amalan
atau Pekerjaan yang mempunyai unsur kebaikan dan keberkahan bagi diri,Keluarga dan
masyarakat sekelilingnya serta negara. Dengan kata lain,Orang yang berkerja adalah mereka
yang menyumbangkan jiwa dan Tenaganya untuk kebaikan diri, keluarga, masyarakat
maupun negara tanpa Menyusahkan dan menjadi beban bagi orang lain.
Ciri ciri kerja yang lillahi taala
Dari rumusan di atas, Toto mendefinisikan etos kerja dalam Islam (bagi kaum Muslim)
adalah: “Cara pandang yang diyakini seorang Muslim bahwa bekerja itu bukan saja untuk
memuliakan dirinya, menampakkan kemanusiaannya, tetapi juga sebagai suatu manifestasi
dari amal shaleh dan oleh karenanya mempunyai nilai ibadah yang sangat luhur.”[18]
Sementara itu, Rahmawati Caco, berpendapat bahwa bagi orang yang beretos kerja Islami,
etos kerjanya terpancar dari sistem keimanan atau aqidah Islami berkenaan dengan kerja yang
bertolak dari ajaran wahyu bekerja sama dengan akal. Sistem keimanan itu, menurutnya,
identik dengan sikap hidup mendasar (aqidah kerja). Ia menjadi sumber motivasi dan sumber
nilai bagi terbentuknya etos kerja Islami. Etos kerja Islami di sini digali dan dirumuskan
berdasarkan konsep iman dan amal shaleh, tanpa landasan iman dan amal shaleh, etos kerja
apa pun tidak dapat menjadi Islami
ُ َ‫َوقُ ِل ا ْع َملُىْا فَ َسيَ َري ا ه ُٰللّ َع َمل‬
ِ ‫ك ْم َو َر ُس ْىلُهٗ َو ْال ُم ْؤ ِمنُى َْن َو َستُ َر ُّدوْ نَ ِا ٰل ٰعلِ ِم ْال َغ ْي‬
َ‫ب َوال َّشهَب َد ِة فَيُنَبِّئُ ُك ْم بِ َمب ُك ْنتُ ْم تَ ْع َم لُ ْى ن‬
105. Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga
Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang
Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan.”.
Lembaga yg sudah memakai prinsip Islam salah satu nya adalah bank
Pengertian Bank Syariah
Lembaga keuangan islam utama adalah bank islam atau bank syariah, yaitu lembaga
keuangan yang berfungsi memperlancar mekanisme ekonomi di sektor riil melalui aktivitas
kegiatan usaha (investasi, jual beli, atau lainnya) berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan
perjanjian berdasarkan hukum islam antara bank dan pihak lain untuk penyimpanan dana
dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai dengan
nilai-nilai syariah yang bersifat makro maupun mikro.
Menurut Muhammad (2015), bank syari‟ah adalah bank yang aktivitasnya meninggalkan
masalah riba. Bank Islam atau disebut dengan bank syariah adalah bank yang beroperasi
dengan tidak mengandalkan pada bunga, atau dengan kata lain bank syariah adalah lembaga
keuangan atau perbankan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa dalam lalu
lintas pembayaran serta peredaran uang yang pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-
prinsip syari‟ah islam, yang dikembangkan berlandaskan Al-Qur‟an dan Hadist nabi SAW.
Lembaga yang belum memakai prinsip Islam adalah LEASING
Pengertian leasing secara umum adalah suatu bentuk kegiatan pembiayaan alat atau barang
modal berupa hak opsi atau tanpa hak opsi yang dimanfaatkan untuk nasabah dalam kurun
waktu tertentu, yang mana pembayarannya dilakukan secara dicicil atau angsuran.
Beberapa ahli berpendapat bahwa pengertian leasing adalah suatu bentuk perjanjian yang
dilakukan oleh para pemilik aktiva atau barang dengan nasabahnya. Dalam hal ini, pemilik
aktiva akan disebut sebagai lessor dan pemilik nasabah akan disebut lesseee.
Nantinya, pihak lessor akan menyediakan barang atau modal yang dibutuhkan oleh pihak
lesseee untuk operasional produksi. Sebagai imbalannya, maka pihak lesseee haru melakukan
pembayaran kepada lessor dalam secara dicicil. Karna lembaga leasing mengharapkan
keuntungan berlipat alias bunga yg tentu saja itu dilarang dalam Islam

Anda mungkin juga menyukai