Anda di halaman 1dari 14

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Menurut WHO (World Health Organization) Rumah sakit adalah bagian integr
al dari suatu organisasi sosial dan Kesehatan dengan fungsi menyediakan pelayanan p
aripurna (komprehensif), penyembuhan penyakit (kuratif), dan pencegahan penyakit
(preventif) kepada masyarakat.
Rumah sakit sebagai institusi pelayanan kesehatan merupakan suatu sistem ya
ng amat komplek. Sifatnya yang padat karya, padat modal, padat pakar, dan padat tek
nologi memerlukan manajemen professional. Fungsi rumah sakit sebagai institusi pela
yanan, pengabdian kepada masyarakat dan sebagai institusi pendidikan dan penelitian
menjadikannya bukan hanya sekedar tempat orang berobat, tetapi memiliki fungsi yan
g amat luas dalam peningkatan tingkat kesehatan secara menyeluruh.
Dalam rumah sakit, ada suatu kegiatan yang sangat penting di dalamnya, yaitu
Pendidikan dan pelatihan bagi pegawai. Menurut Kaswan (2011) Pelatihan merupaka
n bagian dari Pendidikan. Umumnya pelatihan dimaksudkan untuk memperbaiki peng
uasaan berbagai keterampilan kerja dalam waktu yang relatif singkat (pendek). Suatu
pelatihan berupa menyiapkan menyiapkan karywan untuk melakukan pekerjaan yang
dihadapi. Dalam sumber daya manusia merupakan factor terpenting yang mendukung
tercapainya pelatihan secara efektif dan efisien, terutama peranan penyelenggaraan ke
rja dan tanggung jawab. Oleh karena itu, meningkatkan kualitas sumber daya manusia
diperlukan sebuah program pelatihan yang efektif sehingga mampu untuk meningkatk
an kinerja dan memperbaiki semangat.
Menurut Simamora (2006) pelatihan dan pengembangan sering dilakukan seba
gai upaya meningkatkan kinerja para tenaga kerja Pendidikan yang diaangap belum m
ampu untuk mengembangkan pekerjaannya karena factor perkembangan kebutuhan m
asyarakat dalm Pendidikan.
Menurut Gomes (2010) Secara deskripsi tertentu potensi para pekerja Pendidi
kan mungkin sudah memenuhi syarat administrasi pada pekerjaannya, tetapi secara ac
tual para pekerja Pendidikan harus mengikuti atau mengimbangi perkembangan Pendi
dikan sesuai dengan tugas yang dijabat atau atau yang akan dijabatnya. Hal ini mendo
rong pihak instansi pertama untuk pengembangan para tenaga kerja Pendidikan, guna
mendapatkan hasil kinerja yang baik, efektif, dan efisien.
Menurut Wahyudi (2009) Kegiatan pelatihan sangat penting karena bermanfaa
t guna menambah pengetahuan atau keterampilan terutama bagi yang mempersiapkan
diri memasuki lapangan pekerjaaan. Sedangkan bagi yang sudah bekerja akan berfung
si sebagai “charger” agar kemampuan serta kapasitas kita selalu terjaga guna mengam
ankan exsistensi atau peningkatan karir.
Menurut Sjafri (2003) Sebelum melakukan pelatihan dapat diselenggarakan, k
ebutuhan akan itu perlu dianalisis lebih dahulu. Hal demikian disebut sebagai langkah
/ tahapanpenilaian dari proses pelatihan. Setelah tahap analisis dilakukan, maka harus
melakukan beberapa tahapan berikutnya, Penilaian kebutuhan pelatihan, penilaian keb
utuhan perusahaan, penilaian kebutuhan tugas, penilaian kebutuhan karyawan.
Menurut Sedarmayanti ( 2013) Sebelum melakukan pelatihan karyawan belum
sepenuhnya cara melihat persoalan, cara menyelesaikan pekerjaan, cara menghadapi o
rang, kemempuan memotivasi diri, kemampuan mengasah kreatifitas di lapangan.
Menunjukkan atau pegawai belum sadar kalua skill nya itu perlu ditingkatkan.
orang yang masih dalam tahap ini mempunyai ciri - ciri antara lain : (a) tidak tahu skil
l yang dimiliki, tidak tahu apa yang dibutuhkan oleh pekerjaan yang dilakukannya. (b)
tidak sadar atau tidak tahu kelemahannya di bidang yang ia geluti. (c) mungkin menol
ak atau mengganggap tidak penting keahlian baru yang sebetulmya dibutuhkan.
Penelitan dilakukan oleh Rona putri azizah, tentang “gambaran kinerja karyaw
an sesudah pemberian pelatihan di rumah sakit PKU Muhammadiyah Gombang denga
n hasil (a). manfaat pelatihan, pelatihan bagi rumah sakit PKU M uhammadiyah Gom
bang sangat bermanfaat (b). Sesudah megikuti pelatihan karyawan sudah bekerja deng
an baik (c). keefektifan pelatihan sudah terlkasana dengan baik.
Menurut Marwansyah (2012) Sesudah karyawan melalui proses pelatihan dan
seleksi maka karyawan akan ditempatkan pada posisi dan jabatan yang ditentukan. Se
rta mengalami orientasi dan sosialisasi untuk membiasakan diri pada pekerjaan baru d
engan program orientasi.
Berdasarkan observasi awal, pegawai dirumah sakit Dr Adnan WD Payakumb
uh kurang berkualitas dikarenakan masih banyaknya ditemukan pegawai yang terlamb
at, pekerjaan banyak menumpuk, tidak jelasnya jobdesk yang dilaksanakan, serta pega
wai yang datang hanya untuk mengambil absen saja.
Berdasarkan penjelasan diatas penulis tertarik untuk membahas masalah ini de
ngan menuangkannya kedalam sebuah karya tulis ilmiah yang berbentuk tugas akhir d
engan judul “Gambaran pengaruh program pelatihan dan Pendidikan terhadap kualita
s pegawai di Rumah Sakit Dr Adnan WD Payakumbuh”

B. IDENTIFIKASI MASALAH
Kegiatan pelatihan sangat penting karena bermanfaat guna menambah pengeta
huan atau keterampilan terutama bagi yang mempersiapkan diri memasuki lapangan p
ekerjaan ataupun bagi yang sudah bekerja sebagai upaya meningkatkan kualitas diri.

C. BATASAN MASALAH
Dalam melakukan penelitian, penulis membatasi penelitian pada hal - hal berikut i
ni :
1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh program pelatihan dan pendidik
an bagi karyawan
2. Penelitian berfokus pada objek penelitian yaitu pemberian pelatihan karyawan

D. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengajukan per
masalahan “Bagaimana gamabaran pengaruh program pelatihan dan Pendidikan terha
dap kualitas pegawai di Rumah Sakit Dr Adnan WD Payakumbuh?”

E. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas pemberian pelatihan karyawan dirumah sakit
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui manfaat pelatihan dan Pendidikan
b. Untuk mengetahui kualitas pegawai sesudah pemberian pelatihan
c. Untuk mengetahui keefektifan pelatihan dirumah sakit

F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan bagi penulis d
idalam bidang Administrasi Rumah Sakit mengenai Gambaran pengaruh program
pelatihan dan Pendidikan terhadap kualitas pegawai di rumah sakit Dr Adnan WD
Payakumbuh dan juga untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaik
an studi pada prodi DIII- Administrasi Rumah Sakit.
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit dalam meningkatkan program pe
mberian pelatihan sehingga mampu membawa perubahana serta meningkatkan pe
ngetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan bagi seluruh pegawai
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan panduan untuk ma
hasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Muhamadiyah Sumatra Barat yang akan
melakukan praktek kerja lapangan di masa yang akan datang dan menambah kerja
sama dengan Rumah Sakit pemerintah maupun swasta.

BAB II
PEMBAHASAN
A. RUMAH SAKIT
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO(World Health Organization) Rumah Sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), menyembuhkan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2019). Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 44 Tahun 2018
menyebutkan bahwa Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Ada juga beberapa pengertian rumah sakit sebagai berikut menurut para ahli:
a. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dialukaka oleh tenaga medis
profesional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit
yang diderita pasien (Supartiningsih, 2017)
b. Rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
melekasanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna pada
upaya penyembuhan dan pemulihan yang terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Bramantoro, 2017).

2. Fungsi Rumah Sakit


Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 44
Tahun 2018 tentang Rumah Sakit, menjelaskan bahwa fungsi rumah sakit adalah
sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai dengan
standar pelayanan rumah sakit;
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan kesehatan
yang paripurna tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis;
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam rangka
peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan;
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan teknologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.

3. Klasifikasi Rumah Sakit


Dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kesehatan secara berjenjang dan
fungsi rujukan, rumah sakit umum dan rumah sakit khusus diklasifikasikan
berdasarkan kriteria bangunan dan prasarana, kemampuan pelayanan, sumber daya
manusia, dan peralatan. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 44 Tahun 2018 tentang Klasifikasi Rumah Sakit, terdiri atas :
a. Rumah Sakit Umum kelas A : adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar, lima
penunjang medic spesialis, dua belas spesialis lain selain spesialis dasar, dan tiga
belas subspesialis.
b. Rumah Sakit Umum kelas B : adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sediki empat spesialis dasar, empat
penunjang medic spesialis, delapan spesialis lain selain spesialis dasar, dan dua
subspesialis dasar.
c. Rumah Sakit Umum kelas C : adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai
fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit empat spesialis dasar dan
empat penunjang medik spesialis.
d. Rumah Sakit Umum kelas D : adalah merupakan Rumah Sakit Umum yang
mempunyai fasilitas dan kemampuan pelayanan medik paling sedikit dua spesialis
dasar.

4. Bentuk dan Jenis Pelayanan Rumah Sakit


Menurut PERMENKES No 3 tahun 2020 mengenai Klasifikasi dan Periziznan
Rumah Sakit.Rumah Sakit dapat berbentuk Rumah Sakit statis, Rumah Sakit
bergerak, atau Rumah Sakit lapangan.
a. Rumah Sakit statis adalah rumah sakit yang didirikan di suatulokasi dan bersifat
tatep untuk jangka waktu lama dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan,
dan gawat darurat.
b. Rumah Sakit bergerak adalah rumah sakit yang siap guna dan bersifat sementara
dalam jangka waktu tertentu dan dapat dipindahkan dari satu lokasi ke lokasi lain.
c. Rumah Sakit lapangan adalah rumah sakit yang berbentuk tenda, kontainer, atau
bangunan permanen yang difungsikan sementara sebagai Rumah Sakit.
Berdasarkan PERMENKES No 3 tahun 2020 jenis pelayanan Rumah Sakit
yang diberikan terdapat dua macam yaitu :
a. Rumah Sakit umum adalah rumah yang memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit.
b. Rumah Sakit khusus adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan utama pada
satu bidang atau satu jenis penyakit tertentu saja yang berdasarkan disiplin ilmu,
golongan umur, organ, jenis penyakit, atau kekhususan lainnya. rumah sakit khusus
dapat memberikan pelayanan lain di luar kekhususannya antara lain memberikan
pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan kegawatdaruratan.

B. Obat
1. Pengertian Obat
Obat  adalah zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau psikolog
i organisme saat dikonsumsi.[3][4] Obat-obatan biasanya dibedakan dari makanan dan
zat yang menyediakan nutrisi. Konsumsi obat dapat dilakukan melalui inhalasi, injeks
i, merokok, ingesti, absorpsi melalui kulit, atau disolusi di bawah lidah.
Dan yang dimaksud dengan obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk pr
oduk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi a
tau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, p
emulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Menurut  Ansel (1989), obat  adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, men
gurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
Obat telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia.

2. penggolongan obat dan cara mendapatkannya.


Kategori: Artikel, ditulis oleh Adminsitrator Website Wednesday, 16 April
2014 14:50
Yang dimaksud obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang
digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan
patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan,
peningkatan kesehatan dan kontrasepsi untuk manusia. (UU No.36 Tahun 2009
tentang Kesehatan)Untuk peningkatan keamanan dan ketepatan penggunaan serta
pengamanan lalu lintas obat dan hubungannya dengan aksi obat yang dapat
ditimbulkan didalam tubuh, serta bahayanya obat tersebut bagi pasien, maka obat
dibagi menjadi beberapa golongan sebagai berikut :

a. Obat Bebas

Obat bebas adalah obat yang bebas/dapat diperoleh tanpa resep dari dokter,
sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek, Toko Obat Berizin, Toko Modern
maupun warung kelontong. Cara mengenali obat bebas adalah terdapat tanda logo
lingkaran berwarna HIJAU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.

Contoh Obat Bebas :

 Parasetamol (penurun demam dan pereda sakit kepala)


 Vitamin-Vitamin
 Ferrosulfat (penambah darah)
 Sediaan obat mengandung Calcium
 Antasid (untuk sakit maag) Ex : promag, mylanta

b. Obat Bebas Terbatas

Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter,
sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun
memperolehnya dalam jumlah terbatas. Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas
adalah campuran obat bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas
adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna
hitam pada kemasannya.

Biasanya pada kemasan golongan obat ini terdapat peringatan-peringatan


berkaitan dengan pemakaian/penggunaannya yang ditulis dalam kotak, supaya
pasien/masyarakat dapat menggunakan obat ini dengan benar. Ada 6 macam tanda
peringatan antara lain :

P.No.1 Awas! Obat Keras, Bacalah Aturan Pemakaiannya

Contoh :

 Sediaan Obat Pereda Flu / Pilek (Ex : Neozep, Ultraflu, Procold)


 Sediaan Obat Batuk (Ex : OBH, Woods, Komix, Actifed)

P.No.2 Awas! Obat Keras, Hanya untuk kumur, jangan ditelan

Contoh :

 Sediaan obat kumur mengandung Povidone Iodine (Ex : Betadine)


 Sediaan obat kumur yang mengandung Hexetidine (Ex : Hexadol)

P.No.3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan
Contoh :

 Betadine
 Kalpanax
 Albothyl
 Sediaan salep/krim untuk penyakit kulit yang tidak mengandung antibiotik
 Sediaan tetes mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto, Braito)

P.No.4 Awas! Obat Keras, Hanya untuk dibakar

Contoh :

 Sediaan untuk obat asma (berbentuk rokok) à sudah tidak ada

P.No.5 Awas! Obat Keras, Tidak boleh ditelan

Contoh :

 Sediaan obat Sulfanilamid puyer 5 g steril à antibiotik untuk infeksi topikal/kulit


termasuk untuk infeksi vagina
 Sediaan ovula

P.No.6 Awas! Obat Keras, Obat wasir, jangan ditelan


Contoh :

Sediaan suppositoria untuk wasir/ambeien

c. Obat Keras atau Daftar G (Gevaarlijk) atau berbahaya

Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter, dan resep hanya dapat ditebus di Apotek atau diserahkan melalui
Rumah Sakit, Puskesmas, maupun Klinik. Namun demikian ada beberapa
macam obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu obat-obat
yang masuk dalam obat wajib apotek(OWA). Cara mengenali obat keras
adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna merah dengan garis tepi
berwarna hitam dan terdapat huruf K (warna hitam) berada ditengah lingkaran
dan menyentuh pada garis tepi pada kemasannya.

Pada kemasan primer, sekuner, dan etiket biasanya mencantumkan


kalimat      “ Harus dengan resep dokter”

Contoh :

 Sediaan Antibiotik

(Ex : Amoxicillin, Ampicillin, Ciprofloxacin, Kloramfenicol,


Tetracyclin, Sefadroksil, Metronidazol dll)

 Sediaan Obat Analgesik (Pereda Nyeri)


(Ex : Piroksikam, Meloksikam, Phenylbutazon dll)

 Sediaan Obat Antihipertensi

(Ex : Captopril, Nifedipin, Amlodipin, Candesartan, HCT dll)

 Sediaan Obat Antidiabet

(Ex : Glibenklamid, Metformin dll)

 Sediaan Obat Kortikosteroid

(Ex : Dexamethason, Metilprednison dll)

 Sediaan Obat Penyakit Gout/Asam Urat

(Ex : Allopurinol)

 Sediaan Obat Penurun Kolesterol

(Ex : Simvastatin, Atorvastatin, Gemfibrozil, dll)

Sedangkan contoh beberapa obat yang masuk obat wajib apotek


(OWA) :

 Sediaan Obat Kontrasepsi

(Ex : Lyndiol tablet, Mycrogynon tablet, Endometril tablet, dll)

 Sediaan Obat saluran Cerna

(Ex : Decamag tab, Gastran tab, Dulcolax tab salut, Metoclopramide,


Papaverin HCl tab, dll)

 Sediaan Obat Mulut dan Tenggorokan

(Ex : Hexadol solution, Bactidol solutio, dll)

 Sediaan Obat Saluran Nafas

(Ex : Salbutamol tablet/sirup, Terbutaline tablet/inhaler, Bromheksin


tablet dll)

 Sediaan Obat Analgetik, depresan


(Ex : Asam mefenamat tablet, Aspirin+caffein tablet, Alvita kaplet
(Antalgin + Vitamin B1, B6, B12) dll)

 Sediaan Obat Kulit Topikal

(Ex : Tetracycline salep, Kloramfenikol salep, Decoderm-3 krim,


bufacort-N krim, New-Kenacomb krim dll)

 Sediaan Obat Antiparasit

(Ex : Albendazol tablet/suspensi (obat cacing) dll)

 Sediaan Obat Antiradang-antireumatik

(Ex : Ibuprofen kaplet/tablet/sirup, Natrium diklofenak gel/krim dll)

d. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasita psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat tyang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. (UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika).
Obat ini merupakan obat yang digunakan untuk masalah gangguan
kejiwaan/mental yang biasanya disebut dengan obat penenang dan
antidepresan. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan haliusinasi, depresi,
stimulasi (tidak mengantuk, tidak lapar), dan gangguan fungsi motorik/otot
(kepala bergerak naik turun/geleng-geleng).
Psikotropika termasuk dalam Obat Keras Tertentu (OKT) yang
logonya sama dengan obat keras yaitu lingkaran
berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K
(warna hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis tepi
pada kemasannya sehingga untuk mendapatkannya harus dengan resep
dokter.
Dikarenakan obat golongan ini dapat menimbulkan ketergantungan /
kecanduan, pemerintah melakukan pengawasan dengan ketat (regulasi dan
sanksi hukum) supaya tidak terjadi penyalahgunaan obat.Psikotropika
digolongkan menjadi 4 (empat) golongan berdasarkan potensi efek
ketergantungan :
a) Psikotropika Golongan I
Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
untuk terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi
sindrom ketergantungan yang sangat kuat.
Contoh : DMA, MDMA, Meskalin dll

b) Psikotropika Golongan II
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan dapat menyebabkan potensi ketergantungan yang kuat.
Contoh : Amfetamin, Metakualon, Sekobarbital dll

c) Psikotropika Golongan III


Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
Contoh : Amobarbital, Flunitrazepam, Pentobarbital dll

d) Psikotropika Golongan IV
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
Psikotropika golongan IV inilah yang banyak digunakan untuk
terapi/pengobatan dikarenakan efek ketergantungan yang dihasilkan ringan.
Contoh : Diazepam, Lorazepam, Nitrazepam, Alprazolam,
Klordiazepoksid, Triazolam dll.Penyerahan obat narkotika dapat dilakukan
oleh Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik berdasarkan resep dokter
kepada pasien/pengguna langsung.

e. Obat Narkotika

Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan. (UU RI No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika).

Cara mendapatkan Obat Narkotika harus dengan resep dokter dan obat
dapat diserahkan melalui Apotek, Rumah sakit, Puskesmas ataupun
Klinik.Logo obat narkotika adalah seperti tanda plus warna merah dalam
lingkaran warna putih dengan garis tepi warna merah.Obat narkotika
sangat bermanfaat dan diperlukan di bidang ilmu pengetahuan maupun
bidang kesehatan. Meskipun demikian, masih ada yang menggunakan
tidak sesuai dengan estándar

pengobatan maupun sengaja disalahgunakan bahkan disertai peredaran


narkotika secara gelap. Penyalahgunaan Narkotika serta Psikotropika
merupakan kejahatan krimial dikarenakan hal tersebut merupakan
ancaman yang dapat melemahkan ketahanan nasional dikarenakan dapat
merusak moral/mental masyarakat khususnya generasi muda penerus
bangsa. Pemerintah melakukan pengawasan dan pengendalian peredaran
obat narkotika dengan membuat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1997
yang diperbarui menjadi UU Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.

Berdasarkan potensi yang dapat mengakibatkan ketergantungan,


Narkotika digolongkan menjadi 3 (tiga) yaitu :

a) Narkotika Golongan I
Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
untuk terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi
sindrom ketergantungan yang sangat tinggi.
Contoh : Tanaman Papaver Somniferum L, Opium mentah, Opium
masak, tanaman koka (Erythroxylum coca), daun koka, kokain mentah,
kokain, tanaman ganja, Heroin, THC dll.
b) Narkotika Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Opium, Petidin, Ekgonin, Hidromorfinol dll.
c) Narkotika Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Kodein, Dihidrokodein, Etilmorfin, Doveri dll. 1`/Kodein
dan Doveri biasa digunakan untuk obat batuk yang parah.
Dari penggolongan obat diatas kita hanya dapat membeli obat dengan
tujuan untuk pengobatan sendiri (self-medication) dari golongan obat bebas,
obat bebas terbatas serta obat wajib apotek (OWA). Untuk memperoleh obat-
obatan tersebut sebaiknya membeli di Toko Obat Berizin atau Apotek,
dikarenakan di sarana tersebut mutu obat lebih terjaga (karena penyimpanan
yang tepat, pemeriksaan masa kadaluarsa yang rutin) serta terhindar dari obat-
obat palsu yang beredar.
Adanya Tenaga Teknis Kefarmasian di Toko Obat atau Apoteker di
Apotek dapat kita mintai saran dan informasi mengenai penggunaan dan
keamanan obat yang akan kita digunakan. Namun perlu diingat bahwa masa
pengobatan sendiri adalah 3 hari, jika selama 3 hari tidak sembuh maka harus
berobat ke dokter.Jika kita tidak paham dengan obat yang diterima, kita wajib
mengetahui/bertanya kepada dokter / apoteker mengenai aturan pakai, dosis,
serta efek samping yang mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai