PENDAHULUAN
B. IDENTIFIKASI MASALAH
Kegiatan pelatihan sangat penting karena bermanfaat guna menambah pengeta
huan atau keterampilan terutama bagi yang mempersiapkan diri memasuki lapangan p
ekerjaan ataupun bagi yang sudah bekerja sebagai upaya meningkatkan kualitas diri.
C. BATASAN MASALAH
Dalam melakukan penelitian, penulis membatasi penelitian pada hal - hal berikut i
ni :
1. Penelitian ini difokuskan untuk melihat pengaruh program pelatihan dan pendidik
an bagi karyawan
2. Penelitian berfokus pada objek penelitian yaitu pemberian pelatihan karyawan
D. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka penulis mengajukan per
masalahan “Bagaimana gamabaran pengaruh program pelatihan dan Pendidikan terha
dap kualitas pegawai di Rumah Sakit Dr Adnan WD Payakumbuh?”
E. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui efektifitas pemberian pelatihan karyawan dirumah sakit
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui manfaat pelatihan dan Pendidikan
b. Untuk mengetahui kualitas pegawai sesudah pemberian pelatihan
c. Untuk mengetahui keefektifan pelatihan dirumah sakit
F. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi Penulis
Sebagai tambahan ilmu pengetahuan, pengalaman dan keterampilan bagi penulis d
idalam bidang Administrasi Rumah Sakit mengenai Gambaran pengaruh program
pelatihan dan Pendidikan terhadap kualitas pegawai di rumah sakit Dr Adnan WD
Payakumbuh dan juga untuk memenuhi persyaratan akademik dalam menyelesaik
an studi pada prodi DIII- Administrasi Rumah Sakit.
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai bahan masukan bagi pihak rumah sakit dalam meningkatkan program pe
mberian pelatihan sehingga mampu membawa perubahana serta meningkatkan pe
ngetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan bagi seluruh pegawai
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan panduan untuk ma
hasiswa Fakultas Kesehatan Universitas Muhamadiyah Sumatra Barat yang akan
melakukan praktek kerja lapangan di masa yang akan datang dan menambah kerja
sama dengan Rumah Sakit pemerintah maupun swasta.
BAB II
PEMBAHASAN
A. RUMAH SAKIT
1. Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO(World Health Organization) Rumah Sakit adalah bagian
integral dari suatu organisasi sosial dan kesehatan dengan fungsi menyediakan
pelayanan paripurna (komprehensif), menyembuhkan penyakit (kuratif) dan
pencegahan penyakit (preventif) kepada masyarakat (WHO, 2019). Menurut
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Nomor 44 Tahun 2018
menyebutkan bahwa Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang
menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat.
Ada juga beberapa pengertian rumah sakit sebagai berikut menurut para ahli:
a. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang dialukaka oleh tenaga medis
profesional yang terorganisir baik dari sarana prasarana kedokteran, asuhan
keperawatan yang berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan penyakit
yang diderita pasien (Supartiningsih, 2017)
b. Rumah sakit merupakan suatu fasilitas pelayanan kesehatan yang
melekasanakan upaya kesehatan secara berdayaguna dan berhasil guna pada
upaya penyembuhan dan pemulihan yang terpadu dengan upaya peningkatan dan
pencegahan serta melaksanakan upaya rujukan (Bramantoro, 2017).
B. Obat
1. Pengertian Obat
Obat adalah zat apa pun yang menyebabkan perubahan fisiologi atau psikolog
i organisme saat dikonsumsi.[3][4] Obat-obatan biasanya dibedakan dari makanan dan
zat yang menyediakan nutrisi. Konsumsi obat dapat dilakukan melalui inhalasi, injeks
i, merokok, ingesti, absorpsi melalui kulit, atau disolusi di bawah lidah.
Dan yang dimaksud dengan obat adalah bahan atau paduan bahan, termasuk pr
oduk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi a
tau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, p
emulihan, peningkatan kesehatan dan kontrasepsi, untuk manusia.
Menurut Ansel (1989), obat adalah zat yang digunakan untuk diagnosis, men
gurangi rasa sakit, serta mengobati atau mencegah penyakit pada manusia atau hewan.
Obat telah memberikan manfaat yang luar biasa bagi kehidupan manusia.
a. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang bebas/dapat diperoleh tanpa resep dari dokter,
sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek, Toko Obat Berizin, Toko Modern
maupun warung kelontong. Cara mengenali obat bebas adalah terdapat tanda logo
lingkaran berwarna HIJAU dengan garis tepi berwarna hitam pada kemasannya.
Obat bebas terbatas adalah obat yang dapat diperoleh tanpa resep dokter,
sehingga dapat dibeli langsung melalui Apotek maupun Toko Obat Berizin namun
memperolehnya dalam jumlah terbatas. Terdapat sediaan Obat Bebas Terbatas
adalah campuran obat bebas dan obat keras. Cara mengenali obat bebas terbatas
adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna BIRU dengan garis tepi berwarna
hitam pada kemasannya.
Contoh :
Contoh :
P.No.3 Awas! Obat Keras, Hanya untuk bagian luar dari badan
Contoh :
Betadine
Kalpanax
Albothyl
Sediaan salep/krim untuk penyakit kulit yang tidak mengandung antibiotik
Sediaan tetes mata yang tidak mengandung antibiotik (Insto, Braito)
Contoh :
Contoh :
Obat Keras adalah obat yang hanya dapat diperoleh dengan resep
dokter, dan resep hanya dapat ditebus di Apotek atau diserahkan melalui
Rumah Sakit, Puskesmas, maupun Klinik. Namun demikian ada beberapa
macam obat keras yang dapat diperoleh tanpa resep dokter yaitu obat-obat
yang masuk dalam obat wajib apotek(OWA). Cara mengenali obat keras
adalah terdapat tanda logo lingkaran berwarna merah dengan garis tepi
berwarna hitam dan terdapat huruf K (warna hitam) berada ditengah lingkaran
dan menyentuh pada garis tepi pada kemasannya.
Contoh :
Sediaan Antibiotik
(Ex : Allopurinol)
d. Obat Psikotropika
Psikotropika adalah zat atau obat, baik alamiah maupun sintesis bukan
narkotika yang berkhasita psikoaktif melalui pengaruh selektif pada
susunan saraf pusat tyang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas
mental dan perilaku. (UU RI No. 5 Tahun 1997 tentang Psikotropika).
Obat ini merupakan obat yang digunakan untuk masalah gangguan
kejiwaan/mental yang biasanya disebut dengan obat penenang dan
antidepresan. Penggunaan obat ini dapat menyebabkan haliusinasi, depresi,
stimulasi (tidak mengantuk, tidak lapar), dan gangguan fungsi motorik/otot
(kepala bergerak naik turun/geleng-geleng).
Psikotropika termasuk dalam Obat Keras Tertentu (OKT) yang
logonya sama dengan obat keras yaitu lingkaran
berwarna MERAH dengan garis tepi berwarna hitam dan terdapat huruf K
(warna hitam) berada ditengah lingkaran dan menyentuh pada garis tepi
pada kemasannya sehingga untuk mendapatkannya harus dengan resep
dokter.
Dikarenakan obat golongan ini dapat menimbulkan ketergantungan /
kecanduan, pemerintah melakukan pengawasan dengan ketat (regulasi dan
sanksi hukum) supaya tidak terjadi penyalahgunaan obat.Psikotropika
digolongkan menjadi 4 (empat) golongan berdasarkan potensi efek
ketergantungan :
a) Psikotropika Golongan I
Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
untuk terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi
sindrom ketergantungan yang sangat kuat.
Contoh : DMA, MDMA, Meskalin dll
b) Psikotropika Golongan II
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan dapat menyebabkan potensi ketergantungan yang kuat.
Contoh : Amfetamin, Metakualon, Sekobarbital dll
d) Psikotropika Golongan IV
Digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan serta berkhasiat untuk
pengobatan/terapi dan mempunyai potensi ringan mengakibatkan sindrom
ketergantungan.
Psikotropika golongan IV inilah yang banyak digunakan untuk
terapi/pengobatan dikarenakan efek ketergantungan yang dihasilkan ringan.
Contoh : Diazepam, Lorazepam, Nitrazepam, Alprazolam,
Klordiazepoksid, Triazolam dll.Penyerahan obat narkotika dapat dilakukan
oleh Apotek, Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik berdasarkan resep dokter
kepada pasien/pengguna langsung.
e. Obat Narkotika
Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman, baik sintesis maupun semisintesis, yang dapat menyebabkan
penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa, mengurangi sampai
menghilangkan rasa nyeri, dan dapat menimbulkan ketergantungan, yang
dibedakan ke dalam golongan-golongan. (UU RI No.35 Tahun 2009
tentang Narkotika).
Cara mendapatkan Obat Narkotika harus dengan resep dokter dan obat
dapat diserahkan melalui Apotek, Rumah sakit, Puskesmas ataupun
Klinik.Logo obat narkotika adalah seperti tanda plus warna merah dalam
lingkaran warna putih dengan garis tepi warna merah.Obat narkotika
sangat bermanfaat dan diperlukan di bidang ilmu pengetahuan maupun
bidang kesehatan. Meskipun demikian, masih ada yang menggunakan
tidak sesuai dengan estándar
a) Narkotika Golongan I
Hanya digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak digunakan
untuk terapi kesehatan/pengobatan karena dapat menyebabkan potensi
sindrom ketergantungan yang sangat tinggi.
Contoh : Tanaman Papaver Somniferum L, Opium mentah, Opium
masak, tanaman koka (Erythroxylum coca), daun koka, kokain mentah,
kokain, tanaman ganja, Heroin, THC dll.
b) Narkotika Golongan II
Berkhasiat untuk pengobatan tetapi digunakan sebagai pilihan terakhir
dan dapat digunakan dalam terapi dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan serta mempunyai potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Morfin, Opium, Petidin, Ekgonin, Hidromorfinol dll.
c) Narkotika Golongan III
Berkhasiat untuk pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi
dan/atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi ringan mengakibatkan ketergantungan.
Contoh : Kodein, Dihidrokodein, Etilmorfin, Doveri dll. 1`/Kodein
dan Doveri biasa digunakan untuk obat batuk yang parah.
Dari penggolongan obat diatas kita hanya dapat membeli obat dengan
tujuan untuk pengobatan sendiri (self-medication) dari golongan obat bebas,
obat bebas terbatas serta obat wajib apotek (OWA). Untuk memperoleh obat-
obatan tersebut sebaiknya membeli di Toko Obat Berizin atau Apotek,
dikarenakan di sarana tersebut mutu obat lebih terjaga (karena penyimpanan
yang tepat, pemeriksaan masa kadaluarsa yang rutin) serta terhindar dari obat-
obat palsu yang beredar.
Adanya Tenaga Teknis Kefarmasian di Toko Obat atau Apoteker di
Apotek dapat kita mintai saran dan informasi mengenai penggunaan dan
keamanan obat yang akan kita digunakan. Namun perlu diingat bahwa masa
pengobatan sendiri adalah 3 hari, jika selama 3 hari tidak sembuh maka harus
berobat ke dokter.Jika kita tidak paham dengan obat yang diterima, kita wajib
mengetahui/bertanya kepada dokter / apoteker mengenai aturan pakai, dosis,
serta efek samping yang mungkin terjadi.