Anda di halaman 1dari 11

MUAMALAH

KELOMPOK 3

Deviano Rachmadani Rais 200606007


Airlangga Setyana 200606010
Clarisa Hany Az Zahra 200606013
MUAMALAH
Muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang
mengatur hal-hal yang berhubungan dengan tata cara hidup
hidup sesama umat manusia untuk memenuhi keperluan
hidup sehari-hari.

Kegiatan yang termasuk dalam muamalah di antaranya ialah


jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain sebagainya.

Sederhananya, muamalah diartikan sebagai hubungan antar


manusia dengan manusia untuk saling membantu agar
tercipta masyarakat yang harmonis.

Hal ini sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah


Al-Maidah ayat 2, yang artinya:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
pelanggaran." (QS Al-Maidah: 2)
PENTINGNYA
MUAMALAH
Ada hukum-hukum yang harus dipatuhi dalam menjalani
setiap aktivitas di dunia ini. Hukum-hukum Allah dalam
muamalah pada hakikatnya adalah untuk kemaslahatan kita
dan menghilangnya segala kemudharatan.

Untuk itu seseorang perlu meningkatkan kualitas


muamalahnya, yang dapat dilakukan dengan cara
mengevaluasi dan mengintrospeksi diri sendiri sudah sejauh
mana kita melakukan muamalah. Dan salam melakukan
muamalah , hendaklah kita mempunyai pengetahuan atau
ilmu tentang muamalah yang sedang dilakukan tersebut.

Dengan kita memahami dan berusaha untuk selalu


meningkatkan kualitas muamalah. Maka selain mendapatkan
mendapatkan pahala dan karunia Allah SWT juga akan
bermanfaat dalam menjaga hubungan antar manusia.
PRINSIP-PRISIP
MUAMALAH
Prinsip Umum
Terdapat 4 hal utama :
 Hukum asal dalam muamalah pada dasarnya adalah mubah kecuali ada dalil
yang mengharamkannya.
 Muamalah dilakukan atas dasar pertimbangan mendatangkan kemaslahatan /
manfaat dan menghindarkan mudharat dalam masyarakat.
 Pelaksanaan Muamalah didasarkan dengan tujuan memelihara nilai
keseimbangan (tawazun) berbagai segi kehidupan.
 Muamalah dilaksanakan dengan memelihara nilai keadilan dan menghindari
unsur-unsur kezaliman.

Prinsip Khusus
Dapat dibagi menjadi 2 yaitu yang diperintahkan dan dilarang:
Yang Diperintahkan:
• Objek transaksi harus yang halal.
• Adanya keridhaan semua pihak terkait muamalah tersebut, tanpa ada paksaan.
• Pengelolaan dana / aset yang amanah dan jujur.
Yang Dilarang:
• Riba
• Gharar
• Tadlis
• Berakad dengan orang-orang yang tidak cakap dalam hokum, seperti orang
gila, anak kecil, terpaksa, dan lain sebagainnya.
Ruang Lingkup Muamalah

Pada ruang lingkup fiqih muamalah meliputi seluruh


kegiatan muamalah manusia berdasarkan hukum-hukum
Islam, baik berupa perintah maupun larangan-larangannya
yang terkait dengan hubungan manusia dengan manusia
lainnya.

Muamalah dapat dibagi 2 jenis yaitu:

1. Muamalah Adabiyah
2. Muamalah Madiyah
MUAMALAH ADABIYAH

Muamalah adabiyah adalah muamalah yang berkaitan


dengan bagaimana cara tukar menukar benda ditinjau dari
segi subjeknya, yaitu manusia. Muamalah adabiyah
mengatur tentang batasan-batasan yang boleh dilakukan atau
tidak boleh dilakukan oleh manusia terhadap benda yang
berkaitan dengan adab dan akhlak, seperti kejujuran,
kesopanan, menghargai sesama, saling meridhoi, dengki,
dendam, penipuan dan segala sesuatu yang berkaitan
dengan aktivitas manusia dalam hidup bermasyarakat dalam
mengelola suatu benda. Pada muamalah adabiyah
memberikan panduan yang syara’ bagi perilaku manusia
untuk melakukan tindakan hukum terhadap sebuah benda.
MUAMALAH MADIYAH
Muamalah madiyah adalah muamalah yang berkaitan
dengan objek muamalah atau bendanya. Muamalah madiyah
menetapkan aturan secara syara’ terkait dengan objek
bendanya. Dengan kata lain, muamalah madiyah bertujuan
untuk memberikan panduan kepada manusia bahwa dalam
memenuhi kebutuhan hidupnya yang bersifat kebendaan dan
bersifat sementara bukan sekedar memperoleh keuntungan
semata, tetapi juga bertujuan untuk memperoleh ridha Allah
SWT.

Ruang lingkup muamalah yang bersifat madiyah, contohnya:


1. Jual-beli ( bai’ )
2. Gadai ( rahn )
3. Jaminan dan tanggungan ( Kafalah dan Dhaman )
4. Pemindahan hutang ( hiwalah )
5. Pailit ( taflis )
6. Perseroan atau perkongsian ( syirkah )
7. Perseroan harta dan tenaga ( mudharabah )
Sumber Hukum Muamalah
Al Qur’an
Al Qur’an merupakan referensi utama yang memuat pedoman dasar bagi umat
manusia. Khususnya dalam menemukan dan menarik suatu perkara dalam kehidupan.
Sudah seharusnya setiap muslim selalu berpegang teguh kepada hukum-hukum yang
terdapat di dalam Al Qur’an sebagai petunjuk agar menjadi manusia yang taat kepada
Allah SWT, yaitu mengikuti segala perintah Allah dan menjauhi segala larangannya.

Hadits
Hadits merupakan sumber hukum bagi umat Islam yang kedua setelah Al Qur’an. yang
digunakan oleh umat Islam sebagai panduan dalam melaksanakan berbagai macam
aktivitas, baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun urusan akhirat. Hadits
adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa
perkataan (sabda), perbuatan, maupun ketetapan yang dijadikan sebagai landasan
syari’at Islam.

Ijtihad
Sumber hukum yang ketiga setelah Al Qur’an dan hadits adalah ijtihad, yaitu proses
menetapkan suatu perkara baru dengan akal sehat dan pertimbangan yang matang,
dimana perkara tersebut tidak dibahas dalam Al Qur’an dan hadits. Ijtihad merupakan
sumber yang sering digunakan dalam perkembangan fiqih muamalah sebagai solusi
terhadap suatu permasalahan yang harus diterapkan hukumnya, tetapi tidak ditemukan
dalam Al Qur’an maupun Hadits.
Akhlak Bermuamalah

1. Menghindari tirani, sombong, syaitan, serakah dan jelek


2. Menjamin hak kepemilikan dan kebebasan
3. Bekerjasama saat susah dan senang.
4. Mematuhi peraturan dalam setiap perjanjian.
5. Membeli secara sopan dan sederhana.
6. Tidak menipu/berbohong dalam setiap perjanjian.
7. Memahami transaksi.
8. Menghindari transaksi yang tidak sesuai syari’at Islam.
9. Memberi toleransi bagi yang sulit membayar utang.
10. Jangan menunda2 bayar utang jika mampu.
11. Tidak menjual barang yang dilarang.
12. Memakai alat timbangan/ukur yang benar.
13. Jangan melakukan pembelian didepan.
MAKNA SPIRITUAL
TENTANG KEJAYAAN
HIDUP
Pengertian spiritual islam secara etimologi kata “sprit” yaitu, diantaranya
berarti roh, jiwa, sukma, kesadaran diri, wujud tak berbadan, nafas hidup,
nyawa hidup.

Dalam perkembangan selanjutnya kata spirit diartikan secara lebih luas lagi.
Para filosuf, mengonotasikan “spirit” dengan :
1. kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada cosmos.
2. kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan, keinginan, dan
intelegensi.
3. makhluk immaterial.
4. wujud ideal akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas, kesucian
atau keilahian).
Sayyed Hosseein Nash salah seorang spiritualis Islam mendefinisikan spiritual
sebagai sesuatu yang mengacu pada apa yang terkait dengan dunia ruh, dekat
dengan Ilahi, mengandung kebatinan dan interioritas yang disamakan dengan
yang hakiki.
Spiritualitas menurut Ibn ‘Arabi adalah pengerahan segenap potensi rohaniyah
dalam diri manusia yang harus tunduk pada ketentuan syar’I dalam melihat
segala macam bentuk realitas baik dalam dunia empiris maupun dalam dunia
kebatinan.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai