KELOMPOK 3
Prinsip Khusus
Dapat dibagi menjadi 2 yaitu yang diperintahkan dan dilarang:
Yang Diperintahkan:
• Objek transaksi harus yang halal.
• Adanya keridhaan semua pihak terkait muamalah tersebut, tanpa ada paksaan.
• Pengelolaan dana / aset yang amanah dan jujur.
Yang Dilarang:
• Riba
• Gharar
• Tadlis
• Berakad dengan orang-orang yang tidak cakap dalam hokum, seperti orang
gila, anak kecil, terpaksa, dan lain sebagainnya.
Ruang Lingkup Muamalah
1. Muamalah Adabiyah
2. Muamalah Madiyah
MUAMALAH ADABIYAH
Hadits
Hadits merupakan sumber hukum bagi umat Islam yang kedua setelah Al Qur’an. yang
digunakan oleh umat Islam sebagai panduan dalam melaksanakan berbagai macam
aktivitas, baik yang berkaitan dengan urusan dunia maupun urusan akhirat. Hadits
adalah segala sesuatu yang disandarkan kepada Rasulullah SAW, baik berupa
perkataan (sabda), perbuatan, maupun ketetapan yang dijadikan sebagai landasan
syari’at Islam.
Ijtihad
Sumber hukum yang ketiga setelah Al Qur’an dan hadits adalah ijtihad, yaitu proses
menetapkan suatu perkara baru dengan akal sehat dan pertimbangan yang matang,
dimana perkara tersebut tidak dibahas dalam Al Qur’an dan hadits. Ijtihad merupakan
sumber yang sering digunakan dalam perkembangan fiqih muamalah sebagai solusi
terhadap suatu permasalahan yang harus diterapkan hukumnya, tetapi tidak ditemukan
dalam Al Qur’an maupun Hadits.
Akhlak Bermuamalah
Dalam perkembangan selanjutnya kata spirit diartikan secara lebih luas lagi.
Para filosuf, mengonotasikan “spirit” dengan :
1. kekuatan yang menganimasi dan memberi energi pada cosmos.
2. kesadaran yang berkaitan dengan kemampuan, keinginan, dan
intelegensi.
3. makhluk immaterial.
4. wujud ideal akal pikiran (intelektualitas, rasionalitas, moralitas, kesucian
atau keilahian).
Sayyed Hosseein Nash salah seorang spiritualis Islam mendefinisikan spiritual
sebagai sesuatu yang mengacu pada apa yang terkait dengan dunia ruh, dekat
dengan Ilahi, mengandung kebatinan dan interioritas yang disamakan dengan
yang hakiki.
Spiritualitas menurut Ibn ‘Arabi adalah pengerahan segenap potensi rohaniyah
dalam diri manusia yang harus tunduk pada ketentuan syar’I dalam melihat
segala macam bentuk realitas baik dalam dunia empiris maupun dalam dunia
kebatinan.
TERIMA KASIH