Anda di halaman 1dari 33

 Agus S Setiyanto

 Izza Uswatun Nisa’


 Ihdhatul Umma
 Muktiqah
 Sugiyanti
 Muh Amin Fauzi
Dalam diri manusia terdapat apa yang disebut dengan
nafs sebagai potensi yang membawa kepada kehidupan.
Dalam pandangan Al – Quran, nafs diciptakan Allah
dalam keadaan sempurna untuk berfungsi menampung
serta mendorong manusia berbuat kebaikan dan
keburukan.

Al syams ayat 7 – 8 “ Demi nafs serta penyempurnaan


ciptaannya, Allah mengilhamkan kepadanya kejahatan
dan ketaqwaan”.
 Bekerja bagi seorang muslim adalah suatu upaya yang
sungguh – sungguh dengan mengerahkan seluruh aset,
pikir dan dzikirnya untuk mengaktualisasikan atau
menampakkan arti dirinya sebagai hamba Allah yang
harus menundukkan dunia dan menempatkan dirinya
sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik ( khairu
ummah ) atau dengan kata lain dapat juga kita katakan
bahwa hanya dengan bekerja manusia itu memanusiakan
dirinya.
 Kerja adalah suatu cara untuk memenuhi kebutuhan
manusia baik kebutuhan fisik, psikologis, maupun sosial.
Pada dasarnya Islam menjunjung tinggi nilai
kerja agar manusia dapat hidup sejahtera.
Setiap perbuatan yang mengganggu kebebasan
orang lain sama halnya berbuat ketidakadilan.
Islam menghendaki kebebasan yang harmonis
yang mampu memacu kesejahteraan bersama.
Maka disitulah perlunya aturan yang jelas dan
tegas, termasuk dalam bekerja.
Contoh pekerjaan yang diperbolehkan :

 Menjadi buruh, karyawan, pegawai


 Pertanian, peternakan, dan perikanan
 Perdagangan
 Pendidikan dan keguruan
 Industri dan pakaian jadi
 Pertambangan darat dan laut
 Jasa transportasi
 Pengobatan
 Konstruksi dan pertukangan
Setiap usaha harus dilakukan menurut
peraturan – peraturan yang berlaku agar
tidak ada individu – individu atau
kelompok – kelompok yang dirugikan.
Dalam usaha tidak boleh menyimpang dari
ketentuan – ketentuan umum yang berlaku
dalam suatu negara.
 Meminta – minta
 Perjudian
 Pelacuran
 Mencuri dan merampok
 Mencari pekerjaan dengan suap
 Bekerja pada perusahaan terlarang
 Riba
 Mengurangi timbangan dengan curang
 Produksi dan jual beli barang haram
 Monopoli dan penimbunan
Bekerja adalah perintah :

“Bekerjalah kamu, maka Allah dan RasulNya serta


orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu
itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah)
Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata,
lalu diberitakanNya kepada kamu apa yang telah
kamu kerjakan” (QS at-Tawbah /9: 105).
 Terbarkanlah kamu dimuka bumi dan carilah
karunia Allah dan ingatlah Allah banyak
banyak supaya kamu beruntung “ (Al Jmu’ah
ayat 10)

Bekerja keras untuk mencari rejeki yang halal


akan mengundang rahmat dan cinta Allah,
Rosul, dan cinta orang orang yang beriman.
 Tingkat rezeki pertama, yaitu yang dijamin
oleh Allah

Tidak suatu binatangpun (termasuk manusia)


yg bergerak di atas bumi ini yang tidak
dijamin oleh Allah rezekinya.”(QS. Hud: 6).

Artinya Allah akan memberikan kesehatan,


makan, minum untuk seluruh makhluk hidup
di dunia ini. Ini adalah rezeki dasar yang
terendah.
 Tingkat rezeki kedua, yaitu yang didapat
sesuai dengan apa yang diusahaka

“ Tidaklah manusia mendapat apa-apa kecuali


apa yang telah dikerjakannya” (QS. An-Najm:
39).

Allah akan memberikan rezeki sesuai dengan


apa yang dikerjakannya. Jika ia bekerja dua
jam, dapatlah hasil yang dua jam. Jika kerja
lebih lama, lebih rajin, lebih berilmu, lebih
sungguh-sungguh, ia akan mendapat lebih
banyak.
 Tingkat rezeki ketiga, yaitu rezeki lebih bagi orang-orang
yang pandai bersyukur

“… Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan


menambah (nikmat) kepadamu, jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat
pedih.” (QS. Ibrahim: 7)

Inilah rezeki yang disayang Allah. Orang-orang yang


pandai bersyukur akan dapat merasakan kasih sayang
Allah dan mendapat rezeki yang lebih banyak. Itulah
Janji Allah! Orang yang pandai bersyukurlah yg dapat
hidup bahagia, sejahtera dan tentram. Usahanya akan
sangat sukses, karena Allah tambahkan selalu.
 Tingkat rezeki keempat, yaitu rezeki istimewa dari arah yang tidak disangka-

sangka bagi orang-orang yang bertakwa dan bertawakal pada Allah SWT

“…. Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya
jalan keluar. Dan memberinya rezki dari arah yg tiada disangka-sangkanya. Dan
barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan
(keperluan) nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan (yang dikehendaki)
Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap
sesuatu.” (QS.Ath-Thalaq:2-3)
Peringkat rezeki yang ke empat ini adalah rezeki yang istimewa,

tidak semua orang bisa meraihnya.

Rezeki ini akan Allah berikan dari arah yang tidak disangka-

sangka. Mungkin disaat seseorang berada dalam kondisi sangat

sangat membutuhkan. Atau bisa juga datang disaat .


Apa itu akhlak ???

Akhlak dalam Islam adalah perangai serta


tingkahlaku yang terdapat pada diri seseorang
yang telah melekat, dilakukan dan
dipertahankan secara terus menerus.
Pengertian ini dilihat dari dua sudut pandang :

 Suluq Azzahariah, akhlak adalah suatu cara


yang memperlihatkan hal – hal yang tampak
pada diri manusia, seperti tutur kata, tingkah
laku,dan watak menjadi ukurannya.

 Bataniah, akhlak merupakan ilmu yang


membahas berbagai masalah manusia yang
terkait hal kejiwaan
 Bekerja dengan ikhlas karena Allah ini merupakan hal
dan landasan terpenting bagi seorang yang bekerja.
Artinya ketika bekerja, niatan utamanya adalah karena
Allah SWT.

 Itqon ( tekun dan bersungguh sungguh dalam bekerja )


Implementasi dari keikhlasan dalam bekerja adalah
itqon (baca ; profesional) dalam pekerjaannya. Dalam
sebuah hadits, riwayat Aisyah ra, bahwa Rasulullah SAW
bersabda, "Sesungguhnya Allah SWT mencintai seorang
hamba yang apabila ia bekerja, dia itqan (baca ;
menyempurnakan) pekerjaannya." (HR. Thabrani).
 Jujur dan amanah
Karena pada hakekatnya pekerjaan yang dilakukannya
tersebut merupakan amanah, baik secara duniawi dari
atasannya atau pemilik usaha, maupun secara duniawi
dari Allah SWT yang akan dimintai pertanggung
jawaban atas pekerjaan yang dilakukannya

 Menjaga etika sebagai seorang muslim


Bekerja juga harus memperhatikan adab dan etika
sebagai seroang muslim, seperti etika dalam berbicara,
menegur, berpakaian, bergaul, makan, minum,
berhadapan dengan customer, rapat, dan sebagainya.
 Tidak melanggar prinsip prinsip syariah
Allah SWT berfirman, "Hai orang-orang yang beriman,
taatlah kepada Allah dan taatlal kepada Rasul-Nya dan
janganlah kalian membatalkan amal perbuatan/
pekerjaan kalian.." (QS. 47 : 33).

 Menghindari syubhat ( sesuatu yang meragukan dan


samar antara kehalalan dan keharaman ) Dalam bekerja
terkadang seseorang dihadapkan dengan adanya syubhat
atau sesuatu yang meragukan dan samar antara kehalalan
dengan keharamannya. Seperti unsur-unsur pemberian
dari pihak luar, yang terdapat indikasi adanya satu
kepentingan terntentu. Atau seperti bekerja sama
dengan pihak-pihak yang secara umum diketahui
kedzliman atau pelanggarannya terhadap syariah.
 Menjaga ukhuwah Islamiah.
Jangan sampai dalam bekerja atau berusaha melahirkan
perpecahan di tengah-tengah kaum muslimin.
 Hasad (Dengki)
Hasad atau dengki adalah suatu sifat, yang sering digambarkan oleh
para ulama dengan ungkapan "senang melihat orang susah, dan susah
melihat orang senang." Sifat ini sangat berbahaya, karena akan
"menghilangkan" pahala amal shaleh kita dalam bekerja. Dari Abu
Hurairah ra berkata, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda,
“Jauhilah oleh kalian sifat hasad (iri hati), karena sesungguhnya hasad
itu dapat memakan kebaikan sebagaimana api melalap kayu bakar.
(HR. Abu Daud)


 Saling bermusuhan
Tidak jarang, ketika orang yang sama-sama memiliki ambisi
dunia berkompetisi untuk mendapatkan satu jabatan
tertentu, atau ingin mendapatkan "kesan baik" di mata atasan,
atau sama-sama ingin mendapatkan proyek tertentu,
kemudian saling fitnah, saling tuduh, lalu saling bermusuhan.
Jika sifat permusuhan merasuk dalam jiwa kita, dan tidak
berusaha kita hilangkan, maka akibatnya juga sangat fatal,
yaitu bahwa amal shalehnya akan "dipending" oleh Allah
SWT, hingga mereka berbaikan.
 Berprasangka Buruk
Sifat inipun tidak kalah negatifnya. Karena ambisi tertentu
atau hal tertentu, kemudian menjadikan kita bersu'udzon
atau berprasangka buruk kepada saudara kita sesama
muslim, yang bekerja dalam satu atap bersama kita,
khususnya ketika ia mendapatkan reward yang lebih baik
dari kita. Sifat ini perlu dihindari karena merupakan sifat
yang dilarang oleh Allah & Rasulullah SAW, di samping juga
bahwa sifat ini merupakan pintu gerbang ke sifat negatif
lainnya.
 Sombong

Di sisi lain, terkadang kita yang mendapatkan presetasi sering

terjebak pada satu bentuk kearogansian yang mengakibatkan pada

sifat kesombongan. Merasa paling pintar, paling profesional, paling

penting kedudukan dan posisinya di kantor, dsb. Kita harus

mewaspadai sifat ini, karena ini merupakan sifatnya syaitan yang

kemudian menjadikan mereka dilaknat oleh Allah SWT serta

dijadikan makhluk paling hina diseluruh jagad raya ini. Sifat ini pun

sangat berbahaya, karena dapat menjadikan pelakunya diharamkan

masuk ke dalam surga (na'udzu billah min dzalik).


 Namimah (mengadu domba)

Indahnya dunia terkadang membutakan mata.

Keingingan mencapai sesuatu, meraih kedudukan tinggi,

memiliki gaji yang besar, tidak jarang menjerumuskan

manusia untuk saling fitnah dan adu domba. Sifat ini

teramat sangat berbahaya, karena akan merusak tatanan

ukhuwah dalam dunia kerja. Di samping itu, sifat sangat

dimurkai oleh Allah serta dibenci Rasulullah SAW.


Pengertian Profesionalisme :
 Profesionalisme adalah suatu paham yang
mencuatkan kegiatan-kegiatan kerja tertentu
dalam masyarkat, berbekalkan keahlian yang
tinggi dan berdasarkan rasa keterpahaman
dan ikrar untuk menerima panggilan
tersebut.

 Profesionalisme adalah tingkah laku,


kepakaran atau kualiti dari seseorang yang
profesional (Longman, 1987).
 Profesionalisme merupakan sikap dari seorang
profesional, dan profesional berarti melakukan sesuatu
sebagai pekerjaan pokok, yang disebut profesi, artinya
pekerjaan tersebut bukan pengisi waktu luang atau sebagai
hobi belaka. Jika profesi diartikan sebagai pekerjaan da
isme sebagai pandangan hidup, maka profesional dapat
diartikan sebagai pandangan untuk selalu berfikir,
berpandirian, bersikap dan bekerja sungguhsungguh, kerja
keras, bekerja sepenuh waktu, disiplin, jujur, loyalitas tinggi
dan penuh dedikasi demi keberhasila pekerjaannya.
Nilai-nilai Islam yang Mendasari Profesionalisme :

 Sifat kejujuran (shiddiq).


Kejujuran ini menjadi salah satu dasar yang paling penting
untuk membangun profesionalisme. Hampir semua bentuk
uasha yang dikerjakan bersama menjadi hancur, karena
hilangnya kejujuran.

 Sifat tanggung jawab (amanah).


Sikap bertanggung jawab juga merupakan sifat akhlak yang
sangat diperlukan untuk membangun profesionalisme. .

 Sifat komunikatif (tabligh).


Salah satu ciri profesional adalah sikap komunikatif dan
transparan.
 Sifat cerdas (fathanah). Dengan kecerdasannya
seorang profesional akan dapat melihat peluang dan
menangkap peluang dengan cepat dan tepat.
 Pengetahuan ( Pengetahuan )
 Kemampuan ( kemampuan )
 Keterampilan ( skill )
 Sikap ( Sikap )
 Kebiasaan ( Kebiasaan )
 http://rinisafitri1206.blogspot.co.id/2016/05/islam-dan-persoalan-kehidupan-
dan.html ( akses 11/10/2017,14.40)
 https://hsudiana.wordpress.com/2009/07/08/ayat-ayat-al-quran-yang-
berkenaan-dengan-pekerjaan/ ( akses 11/10/2017,00.24)
 Muslimdaily.net.khasanahIslamiah ( akses 11/10/2017,14.55)
 http://kumitukonsultan.com/2015/11/profesionalisme-dalam-bekerja/ ( akses
11/10/2017,15.00)

 http://makassar.tribunnews.com/2015/06/29/ketahuilah-ini-4-cara-allah-
memberi-anda-rezeki-menurut-al-quran?page=2 ( akses 12/10/2017,00.39)
 http://www.pengertianmenurutparaahli.net/pengertian-akhlak-dalam-islam/
( akses 12/10/2017, 01.13 )

 http://rikzamaulan.blogspot.co.id/2009/01/etika-dan-akhlak-bekerja-dalam-
islam.html ( akses 12/10/2017, 01.13 )
 http://web.ipb.ac.id/~kajianislam/pdf/Prof.pdf ( akses 12/10/2017, 02.26 )

Anda mungkin juga menyukai