Anda di halaman 1dari 15

A.

Bekerja keras

1. Arti dan Tujuan Bekerja Keras

Maksud kerja keras secara istilah adalah mempunyai semangat yang berkobar
serta memiliki kemauan dan kemampuan untuk mencapai target pribadi yang
dianggap sedikit melebihi batas kemampuan kita sendiri. Dengan demikian, kerja
keras dapat diterapkan di segala kegiatan. Misalanya, kerja keras dalam mencari
ilmu, dalam bidang kerja sosial, dalam bidang politik dan sebagainya. Singkatnya,
kerja keras itu sama dengan berusaha dengan segala kemampuan dan sarana yang
dimiliki sampai dengan tak terhingga dengan tujuan memperoleh hasil yang
maksimal.

2. Kerja keras dalam pandangan Islam

Dalam Islam kerja merupakan kegiatan melakukan sesuatu (diperbuat) dan segala
aktivitas dinamis dan mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan tertetu
(jasmani dan rohani), di dalam mencapai tujuannya tersebut dia berupaya dengan
penuh kesungguhan untuk menunjukkan prestasi yang optimal sebagai bukti
pengabdian dirinya kepada Allah SWT.

Di sisi lain, makna “bekerja” bagi seorang muslim adalah suatu upaya sungguh-
sungguh, dengan menggerakkan seluruh asset, pikiran, dan zikirnya untuk
menampakkan dirinya sebagai hamba Allah dan menundukkan dunia dan
menempatkan dirinya sebagai bagian dari masyarakat yang terbaik.

Dengan demikian, dapat diartikan bahwa kerja keras dalam islam adalah ikhtiar
dalam berbuat atau melakukan sesuatu secara sungguh-sungguh dengan tetap
melandaskan hukum islam sebagai landasannya.

3. Dalil bekerja keras

a. Firman Allah swt.


1) Q.S AL-Qasas/28: 77

Artinya : “Dan carilah (pahala) negeri akhirat dengan apa yang telah
dianugerahkan Allah kepadamu, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di
dunia dan berbuatbaiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat
baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi.”

Nasihat di atas tidak berarti seseorang hanya boleh beribadah murni (mahdah)
dan melarang memperhatikan dunia. Berusahalah sekuat tenaga dan pikiran
untuk memperoleh harta, dan carilah pahala negeri akhirat dengan apa yang
telah dianugerahkan Allah kepadamu di dunia, berupa kekayaan dan karunia
lainnya, dengan menginfakkan dan menggunakannya di jalan Allah. Akan
tetapi, pada saat yang sama janganlah kamu lupakan bagianmu dari
kenikmatan di dunia dengan tanpa berlebihan. Dan berbuatbaiklah kepada
semua orang dengan bersedekah sebagaimana atau disebabkan karena Allah
telah berbuat baik kepadamu dengan mengaruniakan nikmat-Nya, dan
janganlah kamu berbuat kerusakan dalam bentuk apa pun di bagian mana pun
di bumi ini, dengan melampaui batas-batas yang telah ditetapkan oleh Allah.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berbuat kerusakan dan akan
memberikan balasan atas kejahatan tersebut.

2) Q.S At-Taubah ayat 105

Artinya : “ Dan katakanlah, “Bekerjalah kamu, maka Allah akan melihat


pekerjaanmu, begitu juga Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan kamu
akan dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui yang gaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu kerjakan.” ’’

b. Sabda Rasulullah saw.

1) Hadist Riwayat Tirmidzi

Artinya : Dari Umar Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata: Aku pernah mendengar


Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Kalau kalian bertawakkal
kepada Allah dengan sebenar-benar tawakkal, maka niscaya Allah akan
memberikan kalian rezeki sebagaimana Allah memberi rezeki kepada burung;
ia pergi pagi hari dalam keadaan perutnya kosong, lalu pulang pada sore hari
dalam keadaan kenyang”. [HR Tirmidzi, no. 2344; Ahmad (I/30); Ibnu Majah,
no. 4164]

Kesimpulan dari hadist di atas adalah kita harus bertawakkal kepada Allah
setelah kita berikhtiar, jangan pernah menyerah karena Allah akan
memberikan rezeki kepada kita yang telah bekerja keras dan berserah diri
kepada-Nya

2) Hadist Riwayat Thabrani

Artinya: “Barangsiapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran


pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah) maka di saat itu diampuni dosa
baginya.” (HR. Thabrani).

Kesimpulan dari hadist di atas adalah kita tidak boleh mengeluh ketika kita
merasa lelah setelah bekerja, karena Allah akan mengampuni kita setiap kita
merasa lelah setelah bekerja
4. Cara Menjadi Orang Sukses dalam Islam

1) Memulai dengan ilmu


2) Niatkan karena Allah SWT
3) Berubah dari diri sendiri
4) Berdoa
5) Bersyukur
6) Bertaqwa
7) Sedekah
8) Jangan menuruti hawa nafsu
9) Hindari hal-hal yang haram
10) Amanah
11) Ihklas
12) Sabar
13) Istiqomah
14) Memiliki keberanian
15) Tidak putus asa
16) Percaya Allah maha menolong
17) Jangan sombong

5. Ciri ciri pekerja keras

1) Memiliki inisiatif tinggi


2) Pantang menyerah
3) Menghargai waktu
4) Tekun
5) Memiliki motivasi
6) Bisa mengatur prioritas
7) Dapat bekerja sama
8) Bisa diandalkan
9) Berusaha mengevaluasi diri
B. Tanggung Jawab

1. Pengertian dan jenis tanggung jawab

Tanggung jawab adalah sikap wajib menanggung segala akibat semua perbuatan
atau tindakan. Tanggung jawab juga berarti kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatan yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab
merupakan salah satu akhlak terpuji yang diperintahkan untuk dimiliki oleh umat
islam.

Tanggung jawab adalah bagian dari ajaran Islam yang disebut mas’uliyyah. Setiap
manusia harus bertanya kepada dirinya sendiri apa yang mendorongnya dalam
berperilaku, bertutur kata, bertindak dan merencanakan sesuatu. Apakah perilaku
itu berlandaskan akal sehat dan ketakwaan, atau malah dipicu oleh pemujaan diri,
hawa nafsu, atau ambisi pribadi. Jika manusia dapat menentramkan hati nuraninya
dan merespon panggilan jiwanya yang paling dalam, maka dia pasti bisa
bertanggung jawab kepada yang lain. Allah Swt. berfirman: dalam Q.S.
al-Isra’/17:36: “Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai
pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati,
semuanya itu akan diminta pertanggungan jawabnya.” (Q.S. al-Isra’/17:36).

Pada prinsipnya tanggung jawab dalam Islam itu berdasarkan atas perbuatan
individu saja sebagaimana ditegaskan dalam beberapa ayat seperti ayat 164 surat
Al An’am
‫از َرةٌ ِو ْز َر ُأ ْخ َرى‬ ٍ ‫َواَل تَ ْك ِسبُ ُكلُّ نَ ْف‬
ِ ‫س ِإاَّل َعلَ ْيهَا َواَل ت َِز ُر َو‬
Artinya: “Dan tidaklah seorang membuat dosa melainkan kemudharatannya
kembali kepada dirinya sendiri dan seorang yang berdosa tidak akan memikul
dosa orang lain.”

Dalam surat Al Mudatstsir ayat 38 dinyatakan


ٌ‫ت َر ِهينَة‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س بِ َما َك َسب‬
Artinya: “Tiap-tiap diri bertanggungjawab atas apa yang telah diperbuatnya”
Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang bertanggung jawab. Disebut
demikian karena manusia, selain merupakan makhluh individu dan makhluk
sosial, juga merupakan makhluk tuhan. Manusia memiliki tuntutan yang besar
untuk bertanggung jawab mengingat ia mementaskan sejumlah peranan dalam
konteks sosial, individual, ataupun teologis.

Tanggung jawab seorang berkaitan erat dengan kewajiban yang dibebankan


padanya. Semakin tinggi kedudukannya di masyarakat maka semakin tinggi pula
tanggung jawabnya. Seorang pemimpin negara bertanggung jawab atas prilaku
dirinya, keluarganya, saudara-saudaranya, masyarakatnya dan rakyatnya.

Adapun jenis jenis tanggung jawab tersebut secara garis besar dikelompokkan
menjadi empat, yaitu:
a. Tanggung jawab terhadap Allah SWT
Tanggung jawab kepada Allah swt. menuntut kesadaran manusia untuk
memenuhi kewajiban dan pengabdiannya kepada Allah swt. Dengan kata lain,
tanggung jawab ini dapat diwujudkan dalam bentuk melaksanakan kewajiban-
kewajiban atau perintah-perintah Allah swt. Disertai dengan menjauhi larngan
larangan-Nya. Alah swt. Berfirman:
‫هّٰلل‬
‫ب‬ ِ ْ‫اس تَْأ ُمرُوْ نَ بِ ْال َم ْعرُو‬
ِ ‫ف َوتَ ْنهَوْ نَ َع ِن ْال ُم ْن َك ِر َوتُْؤ ِمنُوْ نَ بِا ِ ۗ َولَوْ ٰا َمنَ اَ ْه ُل ْال ِك ٰت‬ ْ ‫ُك ْنتُ ْم خَ ْي َر اُ َّم ٍة اُ ْخ ِر َج‬
ِ َّ‫ت لِلن‬
110 َ‫لَ َكانَ خَ ْيرًا لَّهُ ْم ۗ ِم ْنهُ ُم ْال ُمْؤ ِمنُوْ نَ َواَ ْكثَ ُرهُ ُم ْال ٰف ِسقُوْ ن‬.
Artinya : “ Kamu (umat Islam) adalah umat terbaik yang dilahirkan untuk
manusia, (karena kamu) menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari
yang mungkar, dan beriman kepada Allah. Sekiranya Ahli Kitab beriman,
tentulah itu lebih baik bagi mereka. Di antara mereka ada yang beriman,
namun kebanyakan mereka adalah orang-orang fasik.”(Q.S. Ali ‘Imran/3:110).

Tanggung jawab kepada Allah juga sebagai wujud ibadah kepada-Nya,


sebagai dalam firmannya:
َ ‫ت ْال ِج َّن َوااْل ِ ْن‬
‫س اِاَّل لِيَ ْعبُ ُدوْ ِن‬ ُ ‫ َو َما خَ لَ ْق‬.
Artinya : “Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan agar mereka
beribadah kepada-Ku.”
b. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri, yaitu tanggung jawab mengurus diri
sendiri agar tidak menjadi beban orang lain, terutama dalam hal memenuhi
kebutuhan dirinya. Harus berusaha mandiri secara pribadi sosial, dan spiritual.
Allah swt. Berfirman:
‫هّٰللا‬ ۤ
َ َ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا قُ ْٓوا اَ ْنفُ َس ُك ْم َواَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َّوقُوْ ُدهَا النَّاسُ َو ْال ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰل ِٕى َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُوْ ن‬
َ‫ َمٓا اَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُوْ نَ َما يُْؤ َمرُوْ ن‬.
Artinya : “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan
keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu;
penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka
kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu
mengerjakan apa yang diperintahkan.”
c. Tanggung jawab kepada keluarga
Keluarga adalah masyarakat terkecil yang terdiri suami istri, ayah ibu, dan
anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota
keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini
menyangkut nama baik keluarga, kesejahteraan, keselamatan, pendidikan, dan
kehidupan. Hal ini ditegaskan Allah sbb.; “Wahai orang-orang mukmin
peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.” (At Tahrim 6)
Sebagaimana yang ditegaskan Rasululah saw : “ Setiap kamu adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggung jawaban atas
kepemimpinannya..”(Al Hadist).
d. Tanggung jawab kepada masyarakat
Setiap orang ingin sukses di dunia dan di akhirat. Setiap orang juga ingin
masuk surga dan tidak satupun yang ingin masuk neraka. Namun masuk surga
tidaklah mudah, tetapi butuh amal saleh atau berbuat baik kepada sesama.
Allah swt. Berfirman:
َ ْ‫ اِنَّا نَحْ نُ نُحْ ِي ْال َموْ ٰتى َونَ ْكتُبُ َما قَ َّد ُموْ ا َو ٰاثَا َرهُ ۗ ْم َو ُك َّل َش ْي ٍء اَح‬.
‫ص ْي ٰنهُ فِ ْٓي اِ َم ٍام ُّمبِ ْي ٍن‬
Artinya : “ Sungguh, Kamilah yang menghidupkan orang-orang yang mati,
dan Kamilah yang mencatat apa yang telah mereka kerjakan dan bekas-bekas
yang mereka (tinggalkan). Dan segala sesuatu Kami kumpulkan dalam Kitab
yang jelas (Lauh Mahfuzh).”
e. Tanggung jawab terhadap bangsa dan negara
Salah satu bentuk tanggung jawab kepada bangsa dan negara adalah dengan
menyiapkan generasi bangsa yang kuat iman, fisik, dan ekonominya, bukan
generasi bangsa yamg lemah. Allah swt. Berfirman:
‫ض ٰعفًا خَ افُوْ ا َعلَ ْي ِه ۖ ْم فَ ْليَتَّقُوا هّٰللا َ َو ْليَقُوْ لُوْ ا قَوْ اًل َس ِد ْيدًا‬
ِ ً‫ش الَّ ِذ ْينَ لَوْ ت ََر ُكوْ ا ِم ْن َخ ْلفِ ِه ْم ُذ ِّريَّة‬
َ ‫ َو ْليَ ْخ‬.
Artinya : “Dan hendaklah takut (kepada Allah) orang-orang yang sekiranya
mereka meninggalkan keturunan yang lemah di belakang mereka yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan)nya. Oleh sebab itu, hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah, dan hendaklah mereka berbicara dengan tutur kata
yang benar.

2. Contoh-contoh Sikap Tanggung Jawab

1. Sebagai seorang hamba :


• Selalu beribadah mahdah dan gairu mahdah
• Melaksanakan perintah Allah swt. dan menjauhi semua larangan-Nya
• Wajib menjalankan rukun iman dan rukun islam
2. Sebagai pribadi :
• Menjaga kesehatannya
• Berdisiplin tinggi
• Mandiri
3. Sebagai orang tua terhada anaknya:
• Mendidik dan memberi contoh yang bak kepada anak
• Memenuhi kebutuhan pangan, sandang, dan tempat tinggal
• Mencintai dan melindungi anak
4. Sebagai anak terhadap orang tuanya
• Taat dan menghormati mereka
• Selalu mendoakannya
• Merawatnya saat sakit
5. Sebagai siswa :
• Taat dan menghormati bapak ibu guru
• Menaati tata tertib sekolah
• Mengikut kegiatn belajar mengajar dengan baik
6. Sebagai anggota masyarakat :
• Toleran dan tidak diskriminatif
• Mengikuti kegiatan sosial
• Menjaga kesatuan dan kelestarian lingkungan
7. Sebegai pemeluk agama :
• Taat beribadah dengan ikhlas
• Menjaga kerukunan antar umat beragama
• Berani beramal untuk agama
8. Sebagai wni :
• Melaksanakan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945
• Berjiwa nasionalisme
• Menjaga keutuhan NKRI
C. Etos Kerja Islami

1. Pengertian dan Tujuan Etos Kerja Islami


Menurut KBBI, etos adalah pandangan hidup yang khas dari suatu golongan
sosial. Etos kebudayaan merupakan sifat, nilai, dan adat istiadat khas yang
memberi watak kepada kebudayaan suatu golongan sosial di masyarakat. Jadi,
etos kerja adalah semangat kerja yang menjadi ciri khas dan keyakinan seseorang
atau suatu kelopok. Sedangkan etos kerja islami berarti etos kerja yang diwarnai
dengan nilai-nilai islam, yang berupa cara pandang paradigma, kerja yang tidak
sekedar berorientasi pada hasil tetapi juga berpikir tentang bagaimana halal atau
tidak memperoleh hasil tersebut.
Pengertian makna “etos” disebutkan bahwa ia berasal dari bahasa Yunani
(ethos) yang bermakna watak atau karakter. Secara lingkupnya, pengertian etos
ialah karakteristik dan sikap, kebiasaan serta kepercayaan, dan seterusnya, yang
bersifat khusus tentang seorang individu atau sekelompok manusia. Dari
perkataan “etos” terambil pula perkataan “etika” dan “etis” yang merujuk kepada
makna “akhlaq” atau bersifat “akhlaqi”, yaitu kualitas esensial seseorang atau
suatu kelompok, termasuk suatu bangsa. (webster, 1980) Juga dikatakan bahwa
“etos” berarti jiwa khas suatu kelompok manusia, (John, 1977) yang dari jiwa
khas itu
Adapun definisi kerja, dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai
kegiatan melakukan sesuatu. (Anton, 1944:488) El-Qussy seperti dikutip oleh
Ahmad Janan Asifuddin mengemukakan bahwa kegiatan atau perbuatan manusia
ada dua jenis. Pertama, perbuatan yang berhubungan dengan kegiatan mental, dan
kedua tindakan yang dilakukan dengan secara tidak sengaja. Jenis pertama
mempunyai ciri kepentingan, yaitu untuk mencapai maksud atau mewujudkan
tujuan tertentu. Sedangkan jenis kedua adalah gerakan random (random
movement) seperti terlihat pada gerakan bayi kecil yang tampak tidak beraturan,
gerakan refleksi dan gerakan-gerakan lain yang terjadi tanpa dorongan kehendak
atau proses pemikiran.
Menurut Sarsono, Konfusionisme memiliki konsep tersendiri berkenaan
dengan orang-orang yang aktif bekerja, yang ciri-cirinya antara lain; 1. Etos kerja
dan disiplin pribadi; 2. Kesadaran terhadap hierarki dan ketaatan; 3. Penghargaan
pada keahlian; 4. Hubungan keluarga yang kuat; 5. Hemat dan hidup sederhana; 6.
Kesediaan menyesuaikan diri.9 Beberapa indikasi dan ciri-ciri dari etos kerja yang
terefleksikan dari pendapat-pendapat tersebut di atas, secara universal cukup
menggambarkan segisegi etos kerja yang baik pada manusia, bersumber dari
kualitas diri, diwujudkan berdasarkan tata nilai sebagai etos kerja yang
diimplementasikan dalam aktivitas kerja. Adapun tujuan bekerja dengan etos kerja
islam adalah mencari karunia Allah swt dengan cara halal dan thayyib. Hal ini
mengacu pada firman Allah swt. Sebagai berikut.

Artinya : “Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi;


carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak agar kamu beruntung.”

Artinya : “Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang
terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh,
setan itu musuh yang nyata bagimu.”

2. Professional dalam Islam


Menurut KBBI, kata professional berarti orang yang bersangkutan dengan profesi
atau memerlukan kepandaian khusus untuk menjalankannya dan mengharuskan
adaya pembyaran untuk melakukannya. Sedang professionalise berarti kualitas
dan tinda tanduk yang merupakan cirri suatu profesi atau orang yang profesinal.
Adapun prinsip-prinsip profesionalisme dalam islam adalah sebagai berikut;
a. kompeten
Abu Hurairah r.a berkata, Nabi saw. Bersabda “apabila sudah hilag amanah,
maka tunggulah kiamat (tiba). “ seseorang bertanya, ‘bagaimana hilangnya
amanat itu?’ Nabi saw menjawab, “jika urusan diserahkan kepada yang bukan
ahlinya maka tunggulah saat (kehancurannya).” (H.R Bukhari)
b. semangat bekerja
“bekerjalah untuk urusan duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya, dan
bekerjalah (beribadahlah) untuk akhiratmu seakan-akan kamu akan mati besok”.

c. empat sifat Nabi saw


Sifat Nabi saw. Siddiq (jujur), Amanah (dapat dipercaya), Tabligh
(menyampaikan), Fatanah (cerdas).

3. Etos Kerja Islami


Di antara etos kerja islami, yaitu sebagai brikut.
a. Kerja itu ibadah
b. Hentikan kebiasaan menunda-nunda waktu
c. Bekerja dengan sepenuh hati
d. Mulailah dari yang kecil untuk memperoleh yang besar
e. Semakin banyak yang diperbuat untuk perusahaan, maka semakin banyak pula
perusahaan memberi
f. Jangan ragu mengambil keputusan untuk menjadi lebih maju
g. Kerja amanah penuh berkah
h. Salam,senym dan sapa
D. Hikmah dan Manfaat Bekerja Keras, Tanggung Jawab, dan Etos
Kerja Islami

Hikmah dan Manfaat Bekerja Keras, Tanggung Jawab, dan Etos Kerja
Islami
Dalam agama Islam, umat Islam diwajibkan untuk bekerja keras, bertanggung jawab,
serta etos kerja islami dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan bekerja keras
dan bertanggung jawab memiliki banyak hikmah dan manfaat di baliknya. Berikut
adalah hikmah dan manfaat dari bekerja keras, bertanggung jawab, dan etos kerja
islami.
No. Sikap Hikmah Manfaat
1, Kerja keras 1. Percaya diri 1. Semua pekerjaan
2. Optimis dilakukan dengan baik
3. Semangat 2. Merasa senang dalam
4. Pantang menyerah bekerja
5. Mendapatkan hasil yang 3. Lebih mudah mencapai
maksimal kesuksesan
4. Memiliki keyakinan pasti
bisa
5. Semua kebutuhan
terpenuhi
2. Tanggung 1. Dapat dipercaya 1. Mudah mendapatkan
jawab 2. Disiplin pekerjaan
3. Mandiri 2. Tepat waktu
4. Berani dalam mengambil 3. Tidak merepotkan orang
keputusan lain
5. Berdedikasi tinggi 4. Bekerja maksimal
5. Bermanfaat bagi orang
lain
3. Etos kerja 1. Kerja adalah ibadah 1. Mendapatan rezeki berupa
islami 2. Mudah & selalu bersyukur penghasilan & pahala
3. selalu husnuzan 2. Nikmatnya ditambah oleh
4. dapat dipercaya dan jujur Allah
5. 3. Selalu optimis dan tidak
pesimis
4. Tidak curang dalam
bekerja
E. Perilaku yang Mencerminkan Sikap Bekerja Keras, Tanggung
Jawab, dan Etos Kerja Islami

1. Contoh perilaku yang mencerminkan sikap bekerja keras, tanggung jawab


dan etos kerja islami

Sebagai muslim yang beriman dan berakal, hendak nya membiasakan diri
mencerminkan perilaku sikap bekerja keras, tanggung jawab, dan etos kerja
islami.
Sebagaimana diketahui islam telah mengajarkan umatnya untuk bersikap bekerja
keras, tanggung jawab, dan etos kerja dalam berbagai aspek kehidupan.

Untuk dapat perperilaku mencerminkan sikap bekerja keras, tanggung jawab, serta
etos kerja islami diawali dengan melakukan pembiasaan pada kehidupan sehari
hari, berikut contoh perilaku yang mencerminkan sikap bekerja keras, tanggung
jawab, dan etos kerja.

Pada kehidupan sehari hari sikap bekerja keras dapat dicerminkan bahkan pada
hal hal kecil. Melaksanakan dan mengerjakan pekerjaan dengan disiplin tinggi,
bekerja dengan senang, semangat, ulet, dan gigih dan optimis untuk hasil yang
maksimal.

Pencerminan sikap tanggung jawab dengan melaksanakan dan melakukan


pekerjaan yang telah menjadi tanggung jawab, menjaga kebersihan diri dan
lingkungan sekitar, menepati ucapan atau janji, tidak lari dari kewajiban.

Etos kerja islami, yang selalu bersemangat dalam menuju kebaikan, bersungguh
dalam penerapan etika juga sikap sikap dapat dicerminkan dengan selalu
beribadag dengan sunguh sungguh, selalu berusaha untuk hasil yang terbaik,
bekerja dengan jujur, semangat, ulet, dan tekun di iringi dengan doa dan usaha
yang setara pula.
2. Hikmah mencerminkan sikap bekerja keras, tanggung jawab, dan etos kerja
islami

Keberhasilan penerapan pencerminan sikap sikap tersebut tentu akan


mendatangkan maanfaat yang baik pula, sikap bekerja keras yang akan
membuahkan hasil yang maksimal serta jarang mengecewakan, sikap tanggung
jawab yang melatih kedisiplinan serta memperoleh kepercayaan serta rasa hormat
yang akan membawa diri ke tempat serta bagian lebih besar dari suatu pekerjaan,
pelaksanaan etos kerja islami pula sebagai pelengkap dari sikap bekerja keras,
bertanggung jawab membuat pekerjaan terlaksana dengan sungguh sungguh,
penuh semangat hingga pekerjaan terselesaikan dengan baik dan mudah.

Anda mungkin juga menyukai