Anda di halaman 1dari 8

PAPER

PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA

Disusun oleh:
Halimah Zahra (1519622054)

PROGRAM STUDI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2023
PERAN DAN TANGGUNG JAWAB MANUSIA

Semua ciptaan Allah di dunia ini tidak ada yang sia-sia, semuanya pasti memiliki peran,
hak, tanggung jawab dan porsinya masing-masing dalam kehidupan. Allah menciptakan
manusia dengan bentuk sebaik-baiknya serta Allah berikan manusia akal pikiran serta hawa
nafsu. Berbeda dengan malaikat yang hanya Allah berikan akal dan pikiran tetapi tidak Allah
berikan hawa nafsu. Oleh karena itu, malaikat bisa terus taat beribadah kepada Allah. Manusia
diciptakan Allah dengan segala kesempurnaanya, maka dari itu peran dan tanggung jawab
manusia sangat besar dalam kehidupan di dunia ini. Manusia dalam menjalani kehidupan di
dunia mempunyai tiga peran, yaitu sebagai hamba Allah, sebagai khalifah Allah yang meliputi
kekhalifahan terhadap diri sendiri, terhadap keluarga, terhadap masyarakat dan terhadap alam,
dan yang ketiga adalah manusia berperan untuk memakmurkan bumi. Dalam melaksanakan
peran-perannya manusia harus berdasar dan memegang teguh kepada Al-Quran dan sunnah
nabi agar tidak tersesat dan bisa menggapai kebahagiaan dunia dan di akhirat. Manusia hidup
di dunia ini adalah atas kehendak Allah bukan atas kehendak sendiri dan juga bukan suatu
kebetulan, yang berarti tidak dengan suatu maksud. Allah menciptakan manusia di dunia ini
dengan maksud dan tujuan yang jelas. Tugas dan tanggung jawab manusia di bumi ini adalah
untuk menjadi khalifah Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-Baqarah: 30, yaitu:

ُ ِ‫ض َخلِيفَةً قَالُوا َأتَجْ َع ُل فِيهَا َم ْن يُ ْف ِس ُد فِيهَا َويَ ْسف‬


َ‫ك ال ِّد َما َء َونَحْ نُ نُ َسبِّ ُح بِ َح ْم ِدك‬ ِ ْ‫اع ٌل فِي اَأْلر‬
ِ ‫َوِإ ْذ قَا َل َربُّكَ لِ ْل َماَل ِئ َك ِة ِإنِّي َج‬
‫َأ‬
)30( َ‫ك قَا َل ِإنِّي ْعلَ ُم َما اَل تَ ْعلَ ُمون‬ َ َ‫َونُقَدِّسُ ل‬

“Dan tatkala Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, ‘Sungguh Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi’. Kemudian para malaikat berkata, ‘Mengapa
Engkau hendak menjadikan di bumi itu orang yang berbuat kerusakan dan saling
menumpahkan darah. Padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji-Mu dan mensucikan-
Mu’. Allah berfirman, ‘Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui’.”
Selain peran, manusia dalam menjalani kehidupannya di dunia juga memiliki tanggung
jawab. Tanggung jawab manusia adalah menjalankan peran-peran yang telah diberikan oleh
Allah yaitu beribadah menyembah kepada Allah. Sebagai mana firman Allah dalam Q.S Adz-
Dzariyat ayat 56, yaitu”

َ ‫ت ْال ِج َّن َواِإْل ْن‬


)56( ‫س ِإاَّل لِيَ ْعبُدُو ِ?ن‬ ُ ‫َو َما خَ لَ ْق‬

“Dan tidaklah Aku ciptakan jin dan manusia, melainkan agar mereka beribadah kepada-
Ku.”
Ayat di atas sangatlah jelas menunjukkan bahwa tujuan penciptaan manusia adalah agar
mereka beribadah menyembah Allah. 
Ibadah yang dimaksud bukan hanya sekedar menjalankan ibadah seperti sholat, puasa,
zakat dan haji, tetapi juga harus tunduk dan patuh menjauhi semua larangannya, melaksanakan
segala yang Allah wajibkan serta yakin bahwa Allah merupakan satu-satunya Tuhan bagi seluruh
alam semesta. Selain itu, menuntut ilmu, bekerja, berusaha mencukupi kebutuhan hidup juga
harus diniatkan untuk mengabdi kepada Allah agar ilmu dan rezeki yang didapatkan menjadi
berkah dan dalam setiap langkah ketika menjalankan hal tersebut juga mendapatkan pahala
dari Allah. Sebagaimana firman Allah dalam Q.S al-An’am: 162, sebagai berikut:
)162( َ‫ي َو َم َماتِي هَّلِل ِ َربِّ ْال َعالَ ِمين‬ َ ‫قُلْ ِإ َّن‬
َ ‫صاَل تِي َونُ ُس ِكي َو َمحْ يَا‬
“Katakanlah, Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah
Tuhan semesta alam.”
Sebagai manusia sudah seharusnya kita menjalankan peran dan tanggung jawab dengan
bersungguh-sungguh, berikhtiar serta berdoa kepada Allah, setelah itu kita juga harus
bertawakkal kepada Allah dengan menyerahkan semua harapan kepada Allah yang Maha
Berkehendak.
Dalam perjalanan hidup sebagai manusia, Allah memberikan tugas, peran, amanah serta
tanggung jawab yang harus manusia jalani, penuhi dan jaga dengan sebaik-baiknya.
Sebagaimana dalam Q.S An-Nisa ayat 58, sebagai berikut:
‫هّٰللا‬ ‫هّٰللا‬ ۙ ٓ ‫َّن هّٰللا يْأم ُر ُكم اَ ْن تَُؤ ُّدوا ااْل َمٰ ٰن‬
ِ َ‫اس اَ ْن تَحْ ُك ُموْ ا بِ ْال َع ْد ِل ۗ اِ َّن َ نِ ِع َّما يَ ِعظُ ُك ْم بِ ٖه ۗ اِ َّن َ َكانَ َس ِم ْيع ًۢا ب‬
‫ص ْيرًا‬ ِ َّ‫ت اِ ٰلى اَ ْهلِهَا َواِ َذا َح َك ْمتُ ْم بَ ْينَ الن‬
ِ ْ ُ َ َ
“Sungguh, Allah menyuruhmu menyampaikan amanat kepada yang berhak
menerimanya, dan apabila kamu menetapkan hukum di antara manusia hendaknya kamu
menetapkannya dengan adil. Sungguh, Allah sebaik-baik yang memberi pengajaran kepadamu.
Sungguh, Allah Maha Mendengar, Maha Melihat.”
Dari tafsir dalil diatas Allah memberikan tiga amanah kepada manusia yaitu, amanah kepada
Allah, amanah manusia kepada manusia dan amanah manusia terhadap dirinya.
Peran hidup manusia yang merupakan amanah dari Allah pada intinya ada tiga macam
yaitu menyembah atau mengabdi kepada Allah, menjadi khalifah Allah dan peran manusia
untuk memakmurkan bumi.
1. Peran Manusia Menyembah kepada Allah
Fitrah manusia yang tertulis dalam Al-Quran adalah sebagai hamba Allah. Sebagai
hamba Allah, manusia wajib menyembah kepada Allah sepanjang hidupnya serta menjauhi
segala larangan dan menaati perintah-Nya. Manusia merupakan makhluk ciptaan Allah yang
paling penting di muka bumi, Allah membekali manusia dengan akal pkiran serta jiwa raga yang
sempurna. Tentunya Allah memiliki alasan mengapa memberikan manusia akal pikiran serta
jiwa raga yang sempurna itu, Allah ingin memberikan tanggung jawab kepada manusia untuk
mengurus dunia ini. Seluruh ciptaan-Nya kecuali manusia tidak ada yang sanggup untuk
mengemban tugas amanah yang diberikan oleh Allah. Allah juga memberikan manusia akal
pikiran untuk membedakan manusia dengan makhluk ciptaan-Nya yang lain karena kelak
manusia akan menjadi khalifah di bumi Allah.
Banyak manusia yang tidak menyadari dan tidak mengerti esensi dari penciptaan
manusia itu sendiri. Akal pikiran dan jiwa raga yang telah diberikan oleh Allah tidak untuk disia-
siakan melainkan dimanfaatkan untuk menyembah dan mengabdi kepada Allah. Seharusnya
manusia mengerti tujuan dan esensi Allah dari menciptakan manusia. Kedudukan manusia
adalah sebagai hamba dan Allah sebagai pencipta, hal ini dijelaskan dalam Q.S Adz-Dzariyat
ayat 56. Manusia menyembah kepada Allah mempunyai makna bahwa manusia sangat
membutuhkan segala sesuatu dalam aspek kehidupan dengan tatanan yang baik dan adil,
karena Allah menciptakan manusia sebagai makhluk yang sangat sempurna, mampu
menggunakan potensi yang dimilikinya dengan baik, yaitu dengan mengaktualisasikan potensi
iman kepada Allah, menguasai berbegai disiplin ilmu pengetahuan, dan melakukan aktivitas
amal sholeh sebagai hamba Allah.
Bagaimana cara manusia menyembah Allah? Cara menyembah Allah tentunya dengan
beribadah. Ibadah merupakan sebuah penghambaan sesorang kepada Allah dengan tujuan
ingin mendekatkan dirinya kepada Allah. Ibadah dilakukan sebagai bentuk rasa syukur kepada
Allah karena telah menciptakan, memelihara, mengangkat manusia sebagai khalifah di bumi,
serta mengizinkan manusia untuk mengambil manfaat yang disediakan oleh alam. Secara
umum, ibadah dibagi menjadi dua, yaitu ibadah mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah atau
sering disebut dengan muamalah.
Ibadah mahdhah adalah ibadah yang telah disyariatkan dalam Islam atau ibadah wajib,
seperti sholat, puasa, zakat dan haji.
1. Sholat
Sholat merupakan ibadah wajib yang dilakukan oleh seorang muslim setiap harinya.
Tujuan shalat antara lain untuk menyembah Allah, agar selalu ingat kepada Allah, mencegah
perbuatan keji dan munkar, dengan harapan masuk surga, untuk menghilangkan keluh kesah,
resah, tak tenang dengan melaksanakan shalat dengan benar dan khusyuk maka sifat-sifat
tersebut akan hilang. Dalil perintah sholat dalam Al-Quran terdapat pada Q.S An-Nisa ayat 103,
sebagai berikut:
۟ ‫ٱطمْأنَنتُ ْم فََأقِي ُم‬ ۟
َ‫َت َعلَى ْٱل ُمْؤ ِمنِين‬
ْ ‫صلَ ٰوةَ َكان‬
َّ ‫صلَ ٰوةَ ۚ ِإ َّن ٱل‬
َّ ‫وا ٱل‬ َ ْ ‫صلَ ٰوةَ فَ ْٱذ ُكرُوا ٱهَّلل َ قِ ٰيَ ًما َوقُعُودًا َو َعلَ ٰى ُجنُوبِ ُك ْم ۚ فَِإ َذا‬
َّ ‫ض ْيتُ ُم ٱل‬
َ َ‫ِإ َذا ق‬
‫ِك ٰتَبًا َّموْ قُوتًا‬
“Maka apabila kamu telah menyelesaikan shalat(mu), ingatlah Allah di waktu berdiri, di
waktu duduk dan di waktu berbaring. Kemudian apabila kamu telah merasa aman, maka
dirikanlah shalat itu (sebagaimana biasa). Sesungguhnya shalat itu adalah fardhu yang
ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman.”
2. Puasa
Puasa berarti menahan diri dari segala hal yang membatalkan dalam satu hari, yakni
sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari dengan memenuhi segala syarat-syaratnya.
Puasa wajib dalam Islam yaitu puasa ramadhan yang dilaksanakan selama bulan ramadhan.
Dalil tentang diwajibkannya ibadah puasa ramadhan terdapat dalam Al-Quran Q.S Al-Baqarah
ayat 183, sebagai berikut:

َ‫ب َعلَى الَّ ِذ ْينَ ِم ْن قَ ْبلِ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَتَّقُوْ ۙن‬


َ ِ‫صيَا ُم َك َما ُكت‬ َ ِ‫ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُوْ ا ُكت‬
ِّ ‫ب َعلَ ْي ُك ُم ال‬
“Wahai orang-orang yang beriman! Diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana
diwajibkan atas orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.”
3. Zakat
 Zakat adalah harta wajib dikeluarkan oleh seorang muslim atau badan usaha yang
dimiliki orang Islam untuk diberikan kepada yang berhak menerima sesuai dengan syariat Islam.
Dalil tentang diwajibkannya ibadah zakat dalam Al-Quran terdapat pada Q.S At-Taubah ayat
103, sebagai berikut:
‫ك َس َك ٌن لَّهُ ْم ۗ َوٱهَّلل ُ َس ِمي ٌع َعلِي ٌم‬
َ َ‫صلَ ٰوت‬ َ ‫ْذ ِم ْن َأ ْم ٰ َولِ ِه ْم‬
َ ‫ص َدقَةً تُطَهِّ ُرهُ ْم َوتُزَ ِّكي ِهم بِهَا َو‬
َ ‫ص ِّل َعلَ ْي ِه ْم ۖ ِإ َّن‬
“Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi)
ketenteraman jiwa bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”
4. Haji
Haji adalah kegiatan mengunjungi Kakbah di Mekkah untuk melakukan amal ibadah
tertentu dengan syarat-syarat tertentu pula. Syarat haji ada lima, yaitu Islam, berakal, baligh
(dewasa), mampu, dan merdeka. Dalil tentang diwajibkannya ibadah haji dalam Al-Quran
terdapat pada Q.S Al-Hajj ayat 27, sebagai berikut:

ٍ ‫ضا ِم ٍر يَْأتِينَ ِمن ُكلِّ فَ ٍّج َع ِمي‬


‫ق‬ َ ‫اس بِ ْٱل َحجِّ يَْأتُو‬
َ ِّ‫ك ِر َجااًل َو َعلَ ٰى ُكل‬ ِ َّ‫َوَأ ِّذن فِى ٱلن‬
"Dan berserulah kepada manusia untuk (mengerjakan) haji, niscaya mereka akan
datang kepadamu dengan berjalan kaki dan mengendarai unta kurus yang datang dari segenap
penjuru yang jauh."

Selain ibadah mahdhah, ada ibadah ghairu mahdhah atau disebut juga dengan
muamalah. Muamalah adalah aturan-aturan (hukum) Allah SWT, yang ditunjukan untuk
mengatur kehidupan manusia dalam urusan keduniaan atau urusan yang berkaitan dengan
urusan duniawi dan sosial kemasyarakatan. Contoh muamalah adalah silaturahmi, hidup
bertetangga, transaksi jual-beli, bekerja, menolong sesama manusia dan lain-lain. Dalil Al-Quran
tentang muamalah terdapat pada Q.S Al-Maidah ayat 2, sebagai berikut:
ِ ‫تَ َعا َونُوا َعلَى ا ْلبِ ِّر َوالتَّ ْق َوى َوال تَ َعا َونُوا َعلَى اإل ْث ِم َوا ْل ُع ْد َو‬
‫ان‬
“Dan tolong-menolonglah kamu dalam (perbuatan) kebaikan dan ketakwaan, dan janganlah
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran”.

2. Peran Manusia sebagai Khalifah Allah


Peran hidup manusia di dunia selain menyembah kepada Allah juga menjadi khalifah
Allah. Khalifah dapat diartikan sebagai pengganti atau wakil, dalam hal ini pengganti atau wakil
Allah di muka bumi dan dapat diartikan juga sebagai pemimpin. Manusia menjadi khalifah
untuk dirinya sendiri, untuk keluarga, untuk masyarakat dan untuk alam. Manusia menjadi
khalifah bagi dirinya sendiri berarti manusia berperan untuk menentukan nasibnya sendiri,
manusia harus bisa mengelola dirinya masing-masing agar tidak terjerumus kepada hal yang
telah Allah haramkan serta menuntut ilmu, menjaga fisik, memakan makanan yang halal dan
menghiasi diri dengan akhlak yang baik. Manusia menjadi khalifah untuk keluarganya berarti
manusia berperan untuk membentuk keluaranya menjadi keluarga yang sakinah mawaddah
dan warohmah, taat beribadah kepada Allah serta menjalankan kewajiban dan memberikan
hak kepada suami atau istri masing-masing. Manusia menjadi khalifah dalam masyarakat
berarti manusia berperan untuk tolong menolog dalam hal kebaikan, menegakkan keadilan
dalam masyarakat, menyayangi fakir miskin dan anak yatim, mewujudkan persatuan umat dan
bertanggung jawab dalam amal ma’ruf dan nahi munkar. Manusia berperan dalam
kekhalifahannya terhadap alam maksudnya adalah manusia harus menjaga melestarikan alam
dan tidak boleh merusak alam.
Beberapa dalil Al-Quran tentang peran manusia sebagai khalifah Allah di dunia:
1. Manusia berperan untuk mewujudkan kemakmuran di muka bumi
ٰ ۟
ِ ْ‫صلِحًا ۚ قَا َل ٰيَقَوْ ِم ٱ ْعبُدُوا ٱهَّلل َ َما لَ ُكم ِّم ْن ِإلَ ٍه َغ ْي ُرهۥُ ۖ هُ َو َأن َشَأ ُكم ِّمنَ ٱَأْلر‬
‫ض َوٱ ْستَ ْع َم َر ُك ْم فِيهَا فَٱ ْستَ ْغفِرُوهُ ثُ َّم‬ َ ٰ ‫َوِإلَ ٰى ثَ ُمو َد َأخَ اهُ ْم‬
۟
ٌ‫تُوب ُٓوا ِإلَ ْي ِه ۚ ِإ َّن َربِّى قَ ِريبٌ ُّم ِجيب‬
“Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka Shaleh. Shaleh berkata: "Hai kaumku,
sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia telah menciptakan kamu
dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya, karena itu mohonlah ampunan-Nya,
kemudian bertobatlah kepada-Nya, Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi
memperkenankan (doa hamba-Nya)". Q.S Hud ayat 61
2. Manusia berperan untuk menjadi khalifah bagi dirinya sendiri
ٓ
‫وا قُ ٓو ۟ا َأنفُ َس ُك ْم َوَأ ْهلِي ُك ْم نَارًا َوقُو ُدهَا ٱلنَّاسُ َو ْٱل ِح َجا َرةُ َعلَ ْيهَا َم ٰلَِئ َكةٌ ِغاَل ظٌ ِشدَا ٌد اَّل يَ ْعصُونَ ٱهَّلل َ َمٓا َأ َم َرهُ ْم‬
۟ ُ‫ٰيََٓأيُّهَا ٱلَّ ِذينَ َءامن‬
َ
ُ
َ‫َويَف َعلونَ َما يُْؤ َمرُون‬ْ

“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka
yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar,
keras, dan tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan
selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.”
3. Manusia berperan untuk menjadi khalifah dalam keluarganya

َ ِ‫ق لَ ُكم ِّم ْن َأنفُ ِس ُك ْم َأ ْز ٰ َوجًا لِّتَ ْس ُكنُ ٓو ۟ا ِإلَ ْيهَا َو َج َع َل بَ ْينَ ُكم َّم َو َّدةً َو َرحْ َمةً ۚ ِإ َّن فِى ٰ َذل‬
ٍ َ‫ك َل َءا ٰي‬
َ‫ت لِّقَوْ ٍم يَتَفَ َّكرُون‬ َ َ‫َو ِم ْن َءا ٰيَتِ ِٓۦه َأ ْن َخل‬
“Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri
dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-
Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar
terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir”.
4. Manusia berperan untuk menjadi khalifah dalam masyarakat
۟ ُ‫ُوا بَ ْينَ َأخَ َو ْي ُك ْم ۚ َوٱتَّق‬
َ‫وا ٱهَّلل َ لَ َعلَّ ُك ْم تُرْ َح ُمون‬ ۟ ‫نَّما ْٱل ُمْؤ ِمنُونَ ْخ َوةٌ فََأصْ لِح‬
‫ِإ‬ َ ‫ِإ‬
“Orang-orang beriman itu sesungguhnya bersaudara. Sebab itu damaikanlah
(perbaikilah hubungan) antara kedua saudaramu itu dan takutlah terhadap Allah, supaya kamu
mendapat rahmat”.
5. Manusia berperan untuk menjadi khalifah bagi alam (menjaga dan melestarikan alam)
۟ ُ‫ُوا ٱهَّلل َ ما لَ ُكم ِّم ْن ٰلَ ٍه َغ ْي ُرهۥُ ۖ قَ ْد َجٓا َء ْت ُكم بَيِّنَةٌ ِّمن َّربِّ ُك ْم ۖ فََأوْ ف‬
‫وا ْٱل َك ْي َل َو ْٱل ِميزَ انَ َواَل‬ ۟ ‫َو لَ ٰى م ْديَنَ َأ َخاهُ ْم ُش َع ْيبًا ۗ قَا َل ٰيَقَوْ ِم ٱ ْعبُد‬
‫ِإ‬ َ َ ‫ِإ‬
‫ْؤ‬ ُ ُ ُ َّ ُ َ ٰ َ ٰ ‫َأْل‬ ۟ ْ ُ ‫اَل‬ ْ ‫َأ‬ َّ ۟
َ‫ض بَ ْع َ?د ِإصْ ل ِحهَا ۚ ذلِك ْم خَ ْي ٌر لك ْم ِإن كنتم ُّم ِمنِين‬ ِ ْ‫اس شيَٓا َءهُ ْم َو تف ِسدُوا فِى ٱ ر‬ َ ‫تَ ْب َخسُوا ٱلن‬
“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan saudara mereka, Syu'aib. Ia
berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.
Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah
takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran
dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan
memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang
beriman.”

Tanggung jawab bersifat kodrati, artinya sudah menjadi bagian kehidupan manusia,
bahwa setiap manusia pasti dibebani dengan tanggung jawab. Apabila ia tidak mau
bertanggung jawab, maka ada pihak lain yang memaksa tanggung jawab itu. Dengan demikian
tanggung jawab itu dapat dilihat dari dua sisi yaitu dari sisi yang berbuat dan dari sisi yang
memiliki kepentingan dari pihak lain. Dari sisi si pembuat ia harus menyadari akibat
perbuatannya itu dengan demikian ia sendiri pula yang harus memulihkan ke dalam keadaan
baik. Dari sisi pihak lain apabila si pembuat tidak mau bertanggung jawab, pihak lain yang akan
memulihkan baik dengan cara individual maupun dengan cara kemasyarakatan. Tanggung
jawab kepada Allah adalah tanggung jawab tertinggi dari eksistensi manusia yang beragama.
Sebab tujuan utama dari beragama adalah untuk mengabdi kepada Tuhan. Manusia juga
bertanggung jawab terhadap alam semesta, yaitu bertanggung jawab untuk menjaga dan
melestarikannya. Tanggung jawab manusia sebagai khalifah di bumi berkaitan dengan
diberikannya akal yang mampu melahirkan berbagai ilmu pengetahuan adalah mengusahakan
dan mengelola kemakmuran bumi sehingga semua makhluk bisa hidup aman, tenang dan
sejahtera di atasnya. Kesimpulannya,  tanggung jawab manusia berperan menjadi pegangan
dan pedoman hidup bagi umatnya, sekaligus menjadi tolak ukur yang mengatur tingkah laku
penganutnya dalam kehidupan sehari-hari.

Anda mungkin juga menyukai