Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan
Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan tentang pentingnya hak-hak warga negara, kewajiban warga negara dan cara menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung di sila-sila dalam Pancasila. Mengapa pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada dasar negara Indonesia yaitu Pancasila? Hal ini karena Pancasila merupakan pandangan hidup bangsa serta sumber dari segala sumber hukum yaitu segala hukum yang berada di Indonesia harus didasarkan pada Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada Pancasila karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan meningkatkan serta melestarikan keluhuran moral dan perilaku masyarakat yang bersumber pada budaya bangsa yang ada sejak dahulu kala. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjadi cermin bagi warga negara sebagai bentuk jati diri yang terwujud dalam berbagai tingkah laku di dalam kehidupan keseharian masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting memiliki peran yang sangat penting bagi para generasi muda karena pendidikan kewarganegaraan mengajarkan sikap toleransi, saling menghargai, kreatif dan kolaboratif.
Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah air, menumbuhkan wawasan kesadaran bernegara dan bela negara serta ketahanan nasional dalam calon-calon penerus bangsa Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan juga harus difasilitasi dengan penguasaan ilmu yang benar dan teknologi sehingga akan tercipta generasi masa depan yang bisa memberikan manfaat bagi masa depan bangsa Indonesia nantinya. Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata kuliah wajib di perguruan tinggi. Pendidikan kewarganegaraan diberikan kepada mahasiswa bertujuan untuk membekali mahasiswa dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara, nilai-nilai kebangsaan, wawasan nusantara, hak asasi manusia, konstitusi serta cara menghadapi tantangan globalisasi demi eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak hanya di perguruan tinggi, pendidikan kewarganegaraan juga diberikan di semua jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari taman kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas atau sederajatnya. Tujuan diberikannya pendidikan kewarganegaraan pada jenjang-jenjang di bawah perguruan tinggi tidak jauh berbeda dengan tujuan diberikannya pendidikan kewarganegaraan pada jenjang perguruan tinggi. Pada jenjang taman kanak-kanak diberikan pendidikan kewarganegaraan agar anak-anak mengenal Pancasila dan hafal lagu kebangsaan sbagai cara untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air sejak dini. Pada jenjang sekolah dasar pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada siswa serta memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan pada jenjang sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami dan menghayati nilai-nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi, anggota masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal kemampuan untuk mengikuti pendidikan di jenjang pendidikam selanjutnya. Diharapkan dengan adanya pendidikan kewarganegaraan sejak jenjang taman kanak-kanak hingga jenjang perguruan tinggi, akan mencetak masyarakat yang memiliki rasa cinta tanah air tinggi, bermoral dan bertoleransi serta bisa memberikan sumbangsihnya untuk masa depan bangsa Indonesia yang lebih baik.
Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran
Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan di semua jenjang pendidikan di Indonesia, diharapkan para generasi muda memiliki kesadaran penuh akan demokrasi, hak asasi manusia dan rasa cinta tanah air yang tinggi namun tidak bersikap chauvinism atau rasa cinta tanah air yang berlebihan dan merendahkan bangsa lain, karena pada pendidikan kewarganegaraan juga ditanamkan rasa saling menghargai dan bertoleransi kepada sesame warga negara dan non warga negara Indonesia untuk membuat citra masyarakat bangsa Indonesia bagus di mata orang luar. Dengan kesadaran hak asasi manusia yang baik, para generasi muda akan bisa mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa, seperti kekerasan dan konflik yang terjadi di negara Indonesia secara baik dan berujung damai. Pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan mencetak generasi muda yang bertanggungjawab atas kejayaan dan keselamatan tanah air. Rasa tanggung jawab ini tercermin dalam partisipasi para generasi muda dalam pembangunan bangsa. Generasi muda yang bertanggung jawab dan bermoral juga dapat menyaring pengaruh negatif dari luar yang tidak sesuai dengan nilai luhur dan moral bangsa dan hanya mengambil pengaruh positifnya saja. Pendidikan kewarganegaraan juga diharapkan menumbuhkan rasa setia dan cinta pada tanah air serta akan menggerakkan hati para generasi muda untuk turut serta menyumbangkan potensinya demi kemajuan dan kejayaan bangsa dengan ikhlas dan tulus. Dasar Hukum Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia Menurut Baso Madiong, dkk dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan: Civic Education (2018), dasar hukum pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah: 1. Pasal 27 ayat 1 (1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya. 2. Pasal 30 ayat 1 (1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan negara. 3. Pasal 31 ayat 1 (1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran. 4. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan Negara Republik Indonesia 5. UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional 6. Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/kep./2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) PKn pada PT di Indonesia Landasan-landasan hukum ini menguatkan posisi pendidikan kewarganegaraan sebagai salah satu mata pelajaran wajib pada semua jenjang pendidikan di negara Indonesia.
Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Di Indonesia, pendidikan kewarganegaraan dimulai pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Pada awalnya pendidikan kewarganegaraan bernama Civics dan mulai dipelajari di sekolah-sekolah pada tahun 1961, namun pada tahun 1968 Civics berganti nama menjadi pendidikan kewarganegaraan. 1. Civics (1957) Civics diartikan sebagai studi yang mempelajari tentang tugas-tugas pemerintahan dan hak serta kewajiban warga negara.Civics juga mempelajari tentang hubungan antarwarga negara da hubungan antara warga negara dengan negara. Civics merupakan awal mula pendidikan kewarganegaraan di Indonesia. 2. Pendidikan Kewarganegaraan (1968) Pada tahun 1968, Civics berganti nama menjadi pendidikan kewarganegaraan. Hal ini dikarenakan perkembangan pasang surut politik negara Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan menurut kurikulum 1968 berada dalam Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila baik di sekolah Dasar maupun di sekolah Menengah. Bedanya adalah di SD kelompok mata pelajaran terdiri dari Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Bahasa Daerah, Olah Raga, Sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia. Dalam mata pelajaran SMP tahun 1968 digunakan istilah pendidikan kewarganegaraan, yang meliputi sejarah bangsa Indonesia dan konstitusi termasuk UUD 1945. Sedangkan dalammata pelajaran SMA tahun 1968 terdapat mata pelajaran yang memuat beberapa materi yang berkaitan dengan UUD 1945. 3. PMP (Pendidikan Moral Pancasila) (1975) Pendidikan Moral Pancasila (PMP) secara konstitusional mulai dikenal dengan adanya TAP MPR No. IV/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Dengan adanya Ketetapan MPR No. II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), maka materi PMP didasarkan pada isi P4 tersebut. Oleh karena TAP MPR No. II/MPR/1978 merupakan penuntun dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku setiap manusia Indonesia dalam kehidupan bermasyarakat serta bernegara, maka dijadikan sumber, dan tempat berpijak, isi, dan evaluasi PMP. Mata pelajaran PMP merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA, SPG dan sekolah kejuruan. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) pada saat itu bertujuan untuk menanamkan nilai-nilai melalui Pancasila dan nilai-nilai Undang-Undang Dasar 1945 (Winataputra dan Budimansyah, 2007: 97). 4. PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) (1994) PPKn tidak disusun menurut ungkapan nilai poin P4, tetapi disusun sesuai dengan konsep nilai yang bersumber dari poin P4 dan sumber resmi lainnya. Metode ini menggunakan nilai tiap jenjang pendidikan dan kelas serta seperempat tiap kelas untuk menggambarkan prinsip dan nilai Pancasila. Materi pembelajaran yang dikembangkan berpedoman pada pokok-pokok prinsip Pancasila. Tujuan pembelajaran juga berfungsi untuk menanamkan sikap dan perilaku yang berlandaskan nilai-nilai Pancasila, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami, menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila, dan menggunakannya sebagai pedoman dalam berperilaku sehari-hari (Winataputra dan Budimansyah, 2007: 97). 5. PKN (2003-Sekarang) PPKn berubah nama menjadi PKN semenjak 2003 hingga sekarang. Pada dasarnya tidak ada perubahan besar. Hanya kewenangan pengembangan kurikulum yang diberikan kepada masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu, mata kuliah tahun 2006 dinamakan “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” (KTSP). Sebagai warga negara Indonesia kita harus menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan UUD 1945. Pendidikan kewarganegaraan berkaitan dengan peran dan kedudukan warga negara sebagai individu, keluarga, masyarakat dan warga Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan sebagai upaya mengembangkan potensi individu, sehingga individu memiliki wawasan, sikap dan keterampilan kewarganegaraan yang akan menjadikan generasi muda yang berpatisipasi secara cerdas dan bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.