Anda di halaman 1dari 5

Nama: Halimah Zahra

NIM: 1519622054

Perkembangan Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia

Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan


Pendidikan Kewarganegaraan adalah pendidikan tentang pentingnya hak-hak warga negara,
kewajiban warga negara dan cara menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada nilai-nilai yang
terkandung di sila-sila dalam Pancasila. Mengapa pendidikan kewarganegaraan didasarkan
pada dasar negara Indonesia yaitu Pancasila? Hal ini karena Pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa serta sumber dari segala sumber hukum yaitu segala hukum yang berada di
Indonesia harus didasarkan pada Pancasila. Pendidikan kewarganegaraan didasarkan pada
Pancasila karena nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila akan meningkatkan serta
melestarikan keluhuran moral dan perilaku masyarakat yang bersumber pada budaya bangsa
yang ada sejak dahulu kala. Nilai-nilai tersebut diharapkan dapat menjadi cermin bagi warga
negara sebagai bentuk jati diri yang terwujud dalam berbagai tingkah laku di dalam kehidupan
keseharian masyarakat. Pendidikan kewarganegaraan sangat penting memiliki peran yang
sangat penting bagi para generasi muda karena pendidikan kewarganegaraan mengajarkan
sikap toleransi, saling menghargai, kreatif dan kolaboratif.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan


Tujuan utama dari pendidikan kewarganegaraan adalah untuk menumbuhkan rasa cinta tanah
air, menumbuhkan wawasan kesadaran bernegara dan bela negara serta ketahanan nasional
dalam calon-calon penerus bangsa Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan juga harus
difasilitasi dengan penguasaan ilmu yang benar dan teknologi sehingga akan tercipta generasi
masa depan yang bisa memberikan manfaat bagi masa depan bangsa Indonesia nantinya.
Pendidikan kewarganegaraan merupakan salah satu mata kuliah wajib di perguruan tinggi.
Pendidikan kewarganegaraan diberikan kepada mahasiswa bertujuan untuk membekali
mahasiswa dengan hak dan kewajiban sebagai warga negara, nilai-nilai kebangsaan, wawasan
nusantara, hak asasi manusia, konstitusi serta cara menghadapi tantangan globalisasi demi
eksistensi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Tidak hanya di perguruan tinggi, pendidikan
kewarganegaraan juga diberikan di semua jenjang pendidikan di Indonesia, mulai dari taman
kanak-kanak, sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas atau
sederajatnya. Tujuan diberikannya pendidikan kewarganegaraan pada jenjang-jenjang di bawah
perguruan tinggi tidak jauh berbeda dengan tujuan diberikannya pendidikan kewarganegaraan
pada jenjang perguruan tinggi. Pada jenjang taman kanak-kanak diberikan pendidikan
kewarganegaraan agar anak-anak mengenal Pancasila dan hafal lagu kebangsaan sbagai cara
untuk menumbuhkan rasa cinta pada tanah air sejak dini. Pada jenjang sekolah dasar
pendidikan kewarganegaraan memiliki tujuan untuk mengajarkan nilai-nilai moral kepada siswa
serta memberikan pengetahuan kepada siswa mengenai Pancasila. Pendidikan
kewarganegaraan pada jenjang sekolah menengah pertama hingga sekolah menengah atas
memiliki tujuan untuk mengembangkan pengetahuan dan kemampuan memahami dan
menghayati nilai-nilai Pancasila dalam rangka pembentukan sikap dan perilaku sebagai pribadi,
anggota masyarakat dan warga negara yang bertanggung jawab serta memberi bekal
kemampuan untuk mengikuti pendidikan di jenjang pendidikam selanjutnya.
Diharapkan dengan adanya pendidikan kewarganegaraan sejak jenjang taman kanak-kanak
hingga jenjang perguruan tinggi, akan mencetak masyarakat yang memiliki rasa cinta tanah air
tinggi, bermoral dan bertoleransi serta bisa memberikan sumbangsihnya untuk masa depan
bangsa Indonesia yang lebih baik.

Pentingnya Pendidikan Kewarganegaran


Dengan adanya pendidikan kewarganegaraan di semua jenjang pendidikan di Indonesia,
diharapkan para generasi muda memiliki kesadaran penuh akan demokrasi, hak asasi manusia
dan rasa cinta tanah air yang tinggi namun tidak bersikap chauvinism atau rasa cinta tanah air
yang berlebihan dan merendahkan bangsa lain, karena pada pendidikan kewarganegaraan juga
ditanamkan rasa saling menghargai dan bertoleransi kepada sesame warga negara dan non
warga negara Indonesia untuk membuat citra masyarakat bangsa Indonesia bagus di mata
orang luar. Dengan kesadaran hak asasi manusia yang baik, para generasi muda akan bisa
mengatasi berbagai masalah yang dihadapi bangsa, seperti kekerasan dan konflik yang terjadi di
negara Indonesia secara baik dan berujung damai.
Pendidikan kewarganegaraan yang tepat akan mencetak generasi muda yang
bertanggungjawab atas kejayaan dan keselamatan tanah air. Rasa tanggung jawab ini tercermin
dalam partisipasi para generasi muda dalam pembangunan bangsa. Generasi muda yang
bertanggung jawab dan bermoral juga dapat menyaring pengaruh negatif dari luar yang tidak
sesuai dengan nilai luhur dan moral bangsa dan hanya mengambil pengaruh positifnya saja.
Pendidikan kewarganegaraan juga diharapkan menumbuhkan rasa setia dan cinta pada tanah
air serta akan menggerakkan hati para generasi muda untuk turut serta menyumbangkan
potensinya demi kemajuan dan kejayaan bangsa dengan ikhlas dan tulus.
Dasar Hukum Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia
Menurut Baso Madiong, dkk dalam buku Pendidikan Kewarganegaraan: Civic Education (2018),
dasar hukum pendidikan kewarganegaraan di Indonesia adalah:
1. Pasal 27 ayat 1
(1) Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan dan
wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak ada kecualinya.
2. Pasal 30 ayat 1
(1) Tiap-tiap warga negara berhak dan wajib ikut serta dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
3. Pasal 31 ayat 1
(1) Tiap-tiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran.
4. UU Nomor 20 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pertahanan dan Keamanan
Negara Republik Indonesia
5. UU Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
6. Kep. Dirjen Dikti No. 267/dikti/kep./2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata
Kuliah Pengembangan Kepribadian (MKPK) PKn pada PT di Indonesia
Landasan-landasan hukum ini menguatkan posisi pendidikan kewarganegaraan sebagai salah
satu mata pelajaran wajib pada semua jenjang pendidikan di negara Indonesia.

Sejarah Pendidikan Kewarganegaraan di Indonesia


Di Indonesia, pendidikan kewarganegaraan dimulai pada masa pemerintahan Presiden
Soekarno. Pada awalnya pendidikan kewarganegaraan bernama Civics dan mulai dipelajari di
sekolah-sekolah pada tahun 1961, namun pada tahun 1968 Civics berganti nama menjadi
pendidikan kewarganegaraan.
1. Civics (1957)
Civics diartikan sebagai studi yang mempelajari tentang tugas-tugas pemerintahan dan hak
serta kewajiban warga negara.Civics juga mempelajari tentang hubungan antarwarga negara da
hubungan antara warga negara dengan negara. Civics merupakan awal mula pendidikan
kewarganegaraan di Indonesia.
2. Pendidikan Kewarganegaraan (1968)
Pada tahun 1968, Civics berganti nama menjadi pendidikan kewarganegaraan. Hal ini
dikarenakan perkembangan pasang surut politik negara Indonesia. Pendidikan
kewarganegaraan menurut kurikulum 1968 berada dalam Kelompok Pembinaan Jiwa Pancasila
baik di sekolah Dasar maupun di sekolah Menengah. Bedanya adalah di SD kelompok mata
pelajaran terdiri dari Pendidikan Agama, Pendidikan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Bahasa Daerah, Olah Raga, Sejarah Indonesia dan Geografi Indonesia. Dalam mata pelajaran
SMP tahun 1968 digunakan istilah pendidikan kewarganegaraan, yang meliputi sejarah bangsa
Indonesia dan konstitusi termasuk UUD 1945. Sedangkan dalammata pelajaran SMA tahun
1968 terdapat mata pelajaran yang memuat beberapa materi yang berkaitan dengan UUD
1945.
3. PMP (Pendidikan Moral Pancasila) (1975)
Pendidikan Moral Pancasila (PMP) secara konstitusional mulai dikenal dengan adanya TAP MPR
No. IV/MPR/1973 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara. Dengan adanya Ketetapan MPR No.
II/MPR/1978 tentang Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4), maka materi PMP
didasarkan pada isi P4 tersebut. Oleh karena TAP MPR No. II/MPR/1978 merupakan penuntun
dan pegangan hidup bagi sikap dan tingkah laku setiap manusia Indonesia dalam kehidupan
bermasyarakat serta bernegara, maka dijadikan sumber, dan tempat berpijak, isi, dan evaluasi
PMP. Mata pelajaran PMP merupakan mata pelajaran wajib untuk SD, SMP, SMA, SPG dan
sekolah kejuruan. Pendidikan Moral Pancasila (PMP) pada saat itu bertujuan untuk
menanamkan nilai-nilai melalui Pancasila dan nilai-nilai Undang-Undang Dasar 1945
(Winataputra dan Budimansyah, 2007: 97).
4. PPKn (Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan) (1994)
PPKn tidak disusun menurut ungkapan nilai poin P4, tetapi disusun sesuai dengan konsep nilai
yang bersumber dari poin P4 dan sumber resmi lainnya. Metode ini menggunakan nilai tiap
jenjang pendidikan dan kelas serta seperempat tiap kelas untuk menggambarkan prinsip dan
nilai Pancasila.
Materi pembelajaran yang dikembangkan berpedoman pada pokok-pokok prinsip Pancasila.
Tujuan pembelajaran juga berfungsi untuk menanamkan sikap dan perilaku yang berlandaskan
nilai-nilai Pancasila, mengembangkan pengetahuan dan kemampuan untuk memahami,
menghayati dan meyakini nilai-nilai Pancasila, dan menggunakannya sebagai pedoman dalam
berperilaku sehari-hari (Winataputra dan Budimansyah, 2007: 97).
5. PKN (2003-Sekarang)
PPKn berubah nama menjadi PKN semenjak 2003 hingga sekarang. Pada dasarnya tidak ada
perubahan besar. Hanya kewenangan pengembangan kurikulum yang diberikan kepada
masing-masing satuan pendidikan. Oleh karena itu, mata kuliah tahun 2006 dinamakan
“Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan” (KTSP). Sebagai warga negara Indonesia kita harus
menjadi warga negara Indonesia yang cerdas terampil dan berkarakter yang diamanatkan oleh
Pancasila dan UUD 1945.
Pendidikan kewarganegaraan berkaitan dengan peran dan kedudukan warga negara sebagai
individu, keluarga, masyarakat dan warga Indonesia. Pendidikan kewarganegaraan sebagai
upaya mengembangkan potensi individu, sehingga individu memiliki wawasan, sikap dan
keterampilan kewarganegaraan yang akan menjadikan generasi muda yang berpatisipasi secara
cerdas dan bertanggungjawab dalam kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai dengan
Pancasila dan UUD 1945.

Anda mungkin juga menyukai