Anda di halaman 1dari 9

1.

Nilai nilai

Mengembangkan perbuatan yang luhur, yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan
kegotong-royongan.

Mengembangkan sikap adil terhadap sesama

Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

Menghormati hak orang lain

Suka memberi pertolongan kepada orang lain agar dapat berdiri sendiri

Tidak menggunakan hak milik untuk usaha-usaha yang bersifat pemerasan terhadap orang lain

Tidak menggunakan hak milik untuk hal-hal yang bersifat pemborosan dan gaya hidup mewah

Tidak menggunakan hak milik untuk bertentangan dengan atau merugikan kepentingan umum

Suka menghargai hasil karya orang lain yang bermanfaat bagi kemajuan dan kesejahteraan bersama

Suka melakukan kegiatan dalam rangka mewujudkan kemajuan yang merata dan berkeadilan sosial

Contoh Pengamalan Pancasila Sila ke-5 di Lingkungan Tempat Bermain

Di saat bermain game orang orang hendaknya diajarkan mengenai praktik pengamalan Pancasila,
termasuk Sila ke-5 yang berbunyi Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia berikut ini contohnya:

Bersikap adil terhadap semua teman di tempat bermain.

Memberikan bantuan jika ada teman bermain yang kesusahan.

Menghindari sikap sombong di tempat bermain.

Menghargai hasil karya teman bermain.

Saling menghargai sesama teman di tempat bermain.


2 urgensi dan tujuan

Pentingnya Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

Pancasila yang telah diterima dan ditetapkan sebagai dasar negara Republik
Indonesia seperti tercantum dalam alenia ke keempat Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang telah diuji
kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu kekuatan
manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan bangsa
Indonesia.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan dapat dimaknai sebagai wahana untuk


mengembangkan dan melestarikan nilai luhur dan moral yang berakar pada budaya
bangsa Indonesia yang diharapkan dapat diwujudkan dalam bentuk perilaku
kehidupan sehari-hari peserta didik baik sebagai individu, maupun sebagai anggota
masyarakat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistim Pendidikan Nasional


(Sidiknas) Pasal 2 dan Pasal 3 dikatakan bahwa: “Pendidikan nasional berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn) berupaya mengantarkan


warganegara Indonesia menjadi ilmuwan dan profesional yang memiliki rasa
kebangsaan dan cinta tanah air; menjadi warga negara demokratis yang
berkeadaban; yang memiliki daya saing: berdisiplin, dan berpartisipasi aktif dalam
membangun kehidupan yang damai berdasarkan sistem nilai Pancasila. PPKn adalah
pendidikan demokrasi yang bertujuan untuk mempersiapkan warga masyarakat
berpikir kritis dan bertindak demokratis, melalui aktivitas menanamkan kesadaran
kepada generasi baru bahwa demokrasi adalah bentuk kehidupan masyarakat yang
paling menjamin hak-hak warga masyarakat.
Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan memiliki peran penting dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
adalah bentuk pengemblengan individu-individu agar mendukung dan
memperkokoh komunitas politik sepanjang komunitas politik itu adalah hasil
kesepakatan. David Kerr,1999 mengindikasikan PPKn Indonesia dan Pendidikan
kewarganegaraan suatu negara akan senantiasa dipengaruhi oleh nilai-nilai dan
tujuan pendidikan sebagai faktor struktural utama. PPKn bukan semata-mata
membelajarkan fakta tentang lembaga dan prosedur kehidupan politik tetapi juga
persoalan jati diri dan identitas bangsa.

Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berkontiribusi penting menunjang


tujuan bernegara Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. PPKn
berkaitan dan berjalan seiring dengan perjalanan pembangunan kehidupan
berbangsa dan bernegara Indonesia. PPKn merupakan bagian integral dari ide,
instrumentasi, dan praksis kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara
Indonesia (Udin Winataputra,2008) Pendidikan nasional pada hakikatnya adalah
PPKn untuk melahirkan warga negara Indonesia yang berkualitas baik dalam disiplin
sosial dan nasional, dalam etos kerja, dalam produktivitas kerja, dalam kemampuan
intelektual dan profesional, dalam tanggung jawab kemasyarakatan, kebangsaan,
kemanusiaan serta dalam moral, karakter dan kepribadian.

Kehadiran kurikulum Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan berupaya


menanamkan sikap kepada warga negara Indonesia umumnya dan generasi muda
bangsa.

1Memiliki wawasan dan kesadaran kebangsaan dan rasa cinta tanah air sebagai
perwujudan warga negara Indonesia yang bertanggung jawab atas kelangsungan
hidup bangsa dan negara.

2Memiliki wawasan dan penghargaan terhadap keanekaragaman masyarakat


Indonesia sehingga mampu berkomunikasi baik dalam rangka meperkuat integrasi
nasional.

3Memiliki wawasan, kesadaran dan kecakapan dalam melaksanakan hak, kewajiban,


tanggung jawab dan peran sertanya sebagai warga negara yang cerdas, trampil dan
berkarakter.

4Memiliki kesadaran dan penghormatan terhadap hak-hak dasar manusia serta


kewajiban dasar manusia sehingga mampu memperlakukan warga negara secara
adil dan tidak diskriminatif.

5Berpartisipasi aktif membangun masyarakat Indonesia yang demokratis dengan


berlandaskan pada nilai dan budaya demokrasi yang bersumber pada Pancasila.
6Memiliki pola sikap, pola pikir dan pola perilaku yang mendukung ketahanan
nasional Indonesia serta mampu menyesuaikan dirinya dengan tuntutan
perkembangan zaman demi kemajuan bangsa.

Tujuan Pendidikan Kewarganegaraan adalah mewujudkan warga negara sadar bela


negara berlandaskan pemahaman politik kebangsaan, dan kepekaan
mengembangkan jati diri dan moral bangsa dalam perikehidupan bangsa.
Mahasiswa adalah bibit unggul bangsa yang dimana pada masanya nanti bibit ini
akan melahirkan pemimpin dunia. Karena itulah diperlukan pendidikan moral dan
akademis yang akan menunjang sosok pribadi mahasiswa. Kepribadian mahasiswa
akan tumbuh seiring dengan waktu dan mengalami proses pembenahan,
pembekalan, penentuan, dan akhirnya pemutusan prinsip diri. Negara, masyarakat
masa datang, diperlukan ilmu yang cukup untuk dapat mendukung kokohnya
pendirian suatu Negara.
3 kedudukan indonesia

Soekarno menyebut Pancasila sebagai philosopische grondslag atau pandangan


hidup bangsa Indonesia. Oleh karena itu, Pancasila memiliki dua kepentingan yaitu:

a. Pancasila diharapkan senantiasa menjadi pedoman dan petunjuk dalam menjalani


keseharian hidup manusia Indonesia baik dalam berkeluarga, bermasyarakat
maupun berbangsa.

b. Pancasila diharapkan sebagai dasar negara sehingga suatu kewajiban bahwa


dalam segala tatanan kenegaraan entah itu dalam hukum, politik, ekonomi maupun
sosial masyarakat harus berdasarkan dan bertujuan pada Pancasila.

Pancasiila dalam kedudukannya sebagai kristalisasi nilai-nilai yang dimiliki dan


diyakıni kebenarannya oleh bangsa Indonesia, telah dirumuskan dalam alinea
keempat pembukaan Undang Undang Dasar 1945. Pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa, memiliki fungsi utama sebagai dasar negara Indonesia. Dalam
kedudukannya yang demikian Pancasila menempati kedudukan yang paling tinggi,
sebagai sumber dari segala sumber hukum atau sebagai sumber hukum dasar
nasional dalam tata hukum di Indonesia.

Pancasila dalam kedudukannya sebagai sumber dari segala sumber hukum atau
sumber hukum dasar nasional, menjadikan Pancasila sebagai ukuran dalam menilai
hukum yang berlaku di negara Indonesia. Hukum yang dibuat dan berlaku di negara
Indonesia harus mencerminkan kesadaran dan rasa keadilan yang sesuai dengan
nilai-nilai Pancasila. Hukum di Indonesia harus menjamin dan merupakan
perwujudan serta tidak boleh bertentangan dengan nilai-nilai yang terkandung
dalam rumusan Pancasila sebagaimana tercantum dalam pembukaan UUD 1945 dan
interpretasinya dalam tubuh UUD 1945 tersebut.

Pancasila dalam posisinya sebagai sumber semua sumber hukum, atau sebagai
sumber hukum dasar nasional, berada di atas konstitusi, artinya Pancasila berada di
atas UUD 1945. Jika UUD 1945 merupakan konstitusi negara, maka Pancasila adalah
Kaidah Pokok Negara yang Fundamental (staats fundamental norm)[1].

Kaidah pokok yang fundamental itu mempunyai hakikat dan kedudukan yang tetap,
kuat dan tidak berubah bagi negara tersebut. Pancasila tidak dapat diubah dan
ditiadakan, karena Ia merupakan kaidah pokok yang fundamental. Bung Karno
menyebut Pancasila itu sebagai philosofische grondslag (fundamen filsafat), pikiran
sedalam-dalamnya, untuk kemudian di atasnya didirikan bangunan “Indonesia
merdeka yang kekal dan abadi”.

4.

A. Pancasila merupakan rumusan dan pedoman kehidupan berbangsa dan


bernegara bagi seluruh rakyat Indonesia.

B. penting dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Dasar negara digali dari nilai-
nilai kehidupan masyarakat nusantara dan telah menjadi budaya bermasyarakat
secara turun menurun.

C. merupakan pedoman dan pegangan dalam pembangunan bangsa agar negara


berdiri kokoh dan mengetahui arah tujuannya. Baik dari segi ideologi, politik,
ekonomi, sosial budaya, maupun perthane.
5.

1. Penerapan Pancasila: Sila Ketuhanan Yang Maha Esa

1. Percaya serta Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai agama serta kepercayaan
masing-masing.

2. Hormat menghormati dan bekerja sama antara pemeluk agama dan para
penganut kepercayaan, walau berbeda-beda.

3. Saling menghormati kebebasan dalam menjalankan ibadah sesuai agama serta


kepercayaan masing-masing.

2. Penerapan Pancasila: Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab

1. Senantiasa menjaga adab atau kesopanan, kehalusan dan kebaikan budi pekerti
kita di dalam berbagai kondisi.

2. Mengadakan gerakan penghijauan di lingkungan tertentu khususnya tempat


tinggal dan lainnya.

3. Mengakui persamaan derajat, hak, serta kewajiban antarsesama manusia.

4. Saling mencintai, menghargai, dan menghormati sesama manusia.

3. Penerapan Pancasila: Sila Persatuan Indonesia

1.Cinta pada tanah air untuk menjaga persatuan dan kesatuan di tengah masyarakat karena
menyadari bahwa kita bertanah air yang satu, Indonesia.

2. Mencintai dan mengonsumsi produk dalam negeri agar perekonomian di dalam negara menjadi
lebih maju.

3. Mengutamakan segala kepentingan negara yang dilakukan untuk mewujudkan tujuan


pembangunan nasional Indonesia.

4. Menempatkan persatuan, kesatuan, serta kepentingan bangsa atau negara di atas kepentingan
pribadi atau golongan.
4.Penerapan Pancasila: Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh
Hikmat/Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan

1. Keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mencapai mufakat


dilaksanakan bersifat kekeluargaan.

2. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kesadaran


akan tanggung jawab para pengambil keputusan di dalam pengelolaan lingkungan
hidup tersebut.

3. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kesadaran


akan hak serta tanggung jawab masyarakat di dalam pengelolaan lingkungan hidup
tersebut.

4. Mewujudkan, menumbuhkan, mengembangkan serta meningkatkan kemitraan


usaha.

5. Penerapan Pancasila: Sila Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia

1. Meningkatkan kepekaan sosial dengan mengadakan kegiatan yang dapat


membantu sesama, seperti bakti sosial, donor darah, konser amal, dan lain
sebagainya.

2. Berusaha untuk adil dalam aktivitas apa pun yang kita lakukan dan seperti apa pun
orang yang kita hadapi, jangan sampai kita memberikan perlakuan yang tidak adil
pada siapa pun.

3. Tidak mengganggu orang lain dengan apa pun yang kita lakukan dan menegur
siapa pun yang mengganggu ketertiban dan keamanan di tengah masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai