Anda di halaman 1dari 10

SYARIAH

AGAMA
ISLAM
UJANG YUDHA PRAYOGA (519175)
RAHARJENG ANGGUN A. (519136)
Pengertian Syari’at
Pengertian syariah atau syari’at adalah segala ketentuan dari
Allah Subhanahu wa Ta’ala yang terkandung dalam Al Qur’an
dan As Sunnah yang ddiperuntukkan bagi hamba-hambaNya.
Baik itu menyangkut permasalahan akidah, akhlak, ibadah,
maupun muamalah
Hubungan antara Akidah Dengan
Syari’at
Akidah dan syariah merupakan satu kesatuan yang tidak
dapat dipisahkan. Seperti yang telah kita ketahui bahwa
iman itu memuat keyakinan dan amalan. Dimana
keyakinan ini disebut akidah dan amalannya disebut
syariah. Sehingga iman itu mencakup akidah dan syariah.

Syariah dan akhlak dalam Al-Qur’an disebut iman dan


amal saleh. Iman menunjukkan makna aqidah, sedangkan
amal saleh menunjukkan pengertian syariah dan akhlak.
Hubungan Antara Ahlak Dengan
Syari’at
Akhlak adalah keadaan batin yang menjadi sumber lahirnya perbuatan dimana perbuatan itu lahir
secara spontan tanpa berfikir untung atau rugi. Akhlak merupakan manivestasi nilai dari syariat dan
Islam. Akhlak merupakan konsep kajian terhadap tingkah laku manusia, atau tepatnya nilai dari
tingkah lakunya, yang bisa bernilai baik (mulia) atau sebaliknya bernilai buruk (tercela).
Sifat Ahlak Islam
1. Dikatakan sakral, karena norma-normanya berhubungan dan terkait dgn Allah serta merupakan ibadah
kepadaNya.

2. Dikatakan absolut, dalam pengertian memiliki kemutlakan sebagai standar baik dan buruk, benar atau salah
secara baku dan tidak berubah-ubah baik karena perbedaan budaya masyarakat maupun perkembangan waktu.

3. Dikatakan imperatif, karena norma-normanya mengikat dan memaksa.

4. Dikatakan akurat, karena norma-normanya itu sangat tepat sebagai alat untuk mengendalikan manusia dan
selaras dengan kepentingan penataan kehidupan yang damai dan harmonis.

5. Dikatakan universal, karena berlaku dimanapun dan kapanpun.

6. Dan bersifat ukhrawi, dalam pengertian bahwa keuntungan dari pelaksanaannya tidak hanya dirasakan
sekarang di dunia ini saja tetapi nanti juga di akhirat.
Hubungan Antara Ibadah Dengan
Syari’at
“Ibadah adalah mendekatkan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah-perintah-Nya dan menjauhi
larangan-larangan-Nya”. Juga yang dikatakan ibadah adalah beramal dengan yang diizinkan oleh Syari’at Allah
Swt.; karena itu ibadah itu mengandung arti umum dan arti khusus. Ibadah dalam arti umum adalah segala
perbuatan orang Islam yang halal yang dilaksanakan dengan niat ibadah. Sedangkan ibadah dalam arti yang
khusus adalah perbuatan ibadah yang dilaksanakan dengan tata cara yang telah ditetapkan oleh Rasulullah Saw.
Ibadah dalam arti yang khusus ini meliputi Thaharah, Shalat, Zakat, Shaum, Hajji, Kurban, Aqiqah Nadzar dan
Kifarat

Syariat sebagai tata cara atau yang mengatur ibadah sebagai seorang hamba, yaitu hamba yang harus taat,
tunduk, dan patuh kepada Allah. Ketaatan dan ketundukkan tersebut 9 ditunjukkan dengan cara melaksanakan
ibadah, yang tata caranya telah diatur sedemikian rupa dalam aturan yang disebut dengan syariat Dengan kata
lain, Ibadah itu merupakan perbuatan konkret dari Syariah. Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa
sangat erat hubungannya antara Syariah dan Ibadah.Tanpa adanya Syariah, Ibadah tidak bisa dilaksanakan.
Hubungan Antara Muamalah
Dengan Syari’at
Islam adalah agama yang benar. Dalam agama Islam selain beribadah, kita juga dianjurkan untuk
bermuamalah. Karena pada dasarnya kehidupan manusia tidak dapat terlepas dari kegiatan muamalah
atau yang dikenal masyarakat umun dengan istilah berdagang.

Dalam syariat Islam, muamalah berarti hubungan antar manusia (hablum minannas) baik yang bersifat
individu maupun kolektif yang bertujuan tidak hanya untuk mencari keuntungan semata, namun juga
untuk mendapatkan ridho, berkah, dan pahala dari Allah swt. Jenis-jenis muamalah yang banyak
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari ialah jual beli (al-bai’), utang piutang (al-qardh), sewa
menyewa (al-ijarah), kerjasama (mudharabah), pinjam meminjam (al-i’arah), sayembara (jualah),
perwakilan/agensi (al-wakalah), titipan (al-wadi’ah), pemberian (al-hibah dan wasiat), jaminan (al-
rahn), dan perdamaian (al-shulh).
Tujuan dan Manfaat Dari Syari’at
a) Pemeliharaan atas keturunan

b) Pemeliharaan atas Akal

c) Pemeliharaan atas Kehormatan atau Kemuliaan

d) Pemeliharaan atas Jiwa Manusia

e) Pemeliharaan atas Harta

f) Pemeliharaan atas Agama

g) Pemeliharaan atas Keamanan

h) Pemeliharaan Atas Negara


KESIMPULAN
1. Sesungguhnya menerapkan syari’at Allâh Azza wa Jalla di muka bumi merupakan kewajiban setiap Muslim, secara
individu atau jama’ah, sebagai penguasa atau rakyat. Karena setiap orang mengemban amanah, dan setiap orang akan
dimintai tanggung jawab atas amanah tersebut.

2. Sebagian orang beranggapan bahwa menegakkan syari’at itu kewajiban penguasa, sehingga mereka selalu menuntut
penguasa untuk menerapkan hukum-hukum Allâh Azza wa Jalla , sedangkan mereka sendiri nampak jauh dari tuntunan
syari’at. Ini adalah pemahaman yang sempit. Karena sesungguhnya kewajiban menegakkan hukum Allâh Azza wa Jalla
mengenai setiap orang Muslim, baik dia sebagai penguasa atau rakyat biasa. Setiap orang bertanggung jawab dengan
tugasnya masing-masing.

3. Termasuk perkara pokok dalam agama Islam adalah bahwa seorang Muslim berkewajiban masuk ke dalam agama Islam
secara total, sesuai dengan kemampuannya. Maka dia wajib mengikuti Islam di dalam akidah (keyakinan), ibadah
(ketundukan hamba kepada Penciptanya), mu’amalah (hubungan antar hamba), politik, ekonomi, sosial, budaya, dan
lainnya dari aspek kehidupan ini. Sehingga menerapkan syari’at Islam bukan hanya yang berkaitan dengan ibadah
mahdhah (murni) dan urusan pribadi saja, sebagaimana anggapan sebagian orang. Juga bukan hanya yang berkaitan
dengan pemerintahan saja. Bahkan wajib menegakkan hukum Allâh Azza wa Jalla dalam seluruh aspek kehidupan, sesuai
dengan kemampuan. Semua sisi syari’at Islam adalah penting, dan yang paling penting adalah aspek akidah, yaitu tauhid.
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai