Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Nikmat yang Allah berikan kepada kita sangatlah banyak. Tidak ada seorangpun diantara kita
yang mampu menghitungnya. Baik berupa harta, keluarga, kesehatan dan yang paling besar
adalah nikmat hidayah iman dan islam.Namun seringkali kita kurang menyadari akan nikmat
yang telah kita terima tersebut. Sehingga tentu saja membuat kita lalai dari mensyukurinya.
Padahal seorang muslim wajib mensyukuri nikmat yang ia peroleh. Dalam makalah ini kita akan
membahas tentang kufur nikmat

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa pengertian kufur?
2. Apa itu Kufur nikmat?
3. Macam Kufur Nikmat

1.3 Tujuan Masalah


1. Agar dapat mengetahui pengertian kufur.
2. Agar dapat mengetahui apa itu kufur nikmat.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kufur


Kata kufur dalam bahasa Arab berarti menyembunyikan dan menutup. Orang arab menyebut
malam itu kafir, karena malam menyembunyikan sesuatu. Mereka juga menyebut petani dengan
kata kafir, karena petani itu menutup atau (menanam) benih dalam tanah
Kemudian tidak dianggap kufur orang yang mengucapkan dua kalimat syahadat, kemudian
dia melakukan hal-hal yang membatalkan iman karena bodoh. Tetapi jika dia mengetahui bahwa
hal-hal yang dilakukannya itu mengeluarkan dia dari landasan iman, namun dia masih ingkar,
berarti dia telah kufur. Dalam hal ini kita memohon perlindungan Allah dari hal-hal yang
demikian.
Kufur secara bahasa berarti menutupi. Sedangkan menurut syara, kufur adalah tidak beriman
kepada Allah dan RosulNya, baik dengan mendustakannya atau tidak (Al-Fauzan, 2010: 15)
Kufur menurut syariat adalah menolak kebenaran setelah mengetahuinya (Khalid, 1996: 79).
Ini berarti bahwa orang yang menolak kebenaran dan berbuat kufur karena kebodohannya, serta
menganggap bahwa dia telah melakukan sesuatu yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam
dan tidak membatalkan iman, maka orang yang demikian tidak dianggap kufur, kecuali bila telah
sampai kepadanya keterangan yang hak, tetapi ia masih tetap menolaknya.

2.2 pengertian kufur nikmat

Kufur merupakan akhlak tercela terhadap ALLAH karena kufur merupakan suatu perbuatan
yang mengingkari ALLAH SWT. Kufur menurut bahasa artinya menutup, tidak percaya, ingkar,
tidak mau berterima kasih.

Sedangkan kufur menurut istilah adalah sikap mengingkari atau tidak percaya kepada ALLAH
dan RasulNYA. Kufur adalah kata sifat dari kafir. Jadi, kafir adalah orangnya dan kufur adalah
sifat dari orang yang kafir itu.
Arti Kufur Secara etimologi, kufur artinya menutupi, sedangkan menurut terminology syariat,
kufur artinya ingkar terhadap Allah swt, atau tidak beriman kepada Allah dan Rasul-Nya, baik
dengan mendustakannya maupun tidak. Perbedaannya, kalau mendustakan berarti menentang
dan menolak, tetapi kalau tidak mendustakan artinya hanya sekedar tidak iman dan tidak
percaya. Dengan demikian kufur yang disertai pendustaan itu lebih berat dari pada kufur sekedar
kufur.
Surat Ibrahim Ayat 7

Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka
sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Manusia yang Begitu Cinta Harta

Demi kuda perang yang berlari kencang dengan terengah-engah dan kuda yang mencetuskan
api dengan pukulan (kuku kakinya), dan kuda yang menyerang dengan tiba-tiba di waktu pagi,
maka ia menerbangkan debu, dan menyerbu ke tengah-tengah kumpulan musuh. Sesungguhnya
manusia itu sangat ingkar, tidak berterima kasih kepada Rabbnya, dan sesungguhnya manusia
itu menyaksikan (sendiri) keingkarannya. Dan sesungguhnya dia sangat bakhil karena cintanya
kepada harta. Maka apakah dia tidak mengetahui apabila dibangkitkan apa yang ada di dalam
kubur, dan dilahirkan apa yang ada di dalam dada? Sesungguhnya Rabb mereka pada hari itu
Maha Mengetahui keadaan mereka. (QS. Al Adiyat: 1-11).

2.3 Sebab-Sebab Kufur Nikmat

1. Lalai dari nikmat Allah.


Jika kenikmatan telah menjadi banyak dengan mengalirnya kebaikan secara terus-menerus,
manusia akan lalai dari orang-orang yang tidak mendapatkan nikmat itu. Dia menyangka bahwa
orang lain seperti dia, sehingga tidak muncul rasa syukur kepada Pemberi nikmat. Oleh karena
itu, Allah memerintahkan hamba-Nya untuk mengingat-ingat nikmat-Nya atas mereka.
Sebagaimana telah dijelaskan bahwa mengingat-ingat nikmat akan mendorong seseorang untuk
mensyukurinya. Allah berfirman.
Dan ingatlah nikmat Allah padamu, dan apa yang telah diturunkan Allah kepadamu, yaitu al-
Kitab dan al-Hikmah (as-Sunnah). Allah memberi pengajaran kepadamu dengan apa yang
diturunkanNya itu.
(al-Baqarah: 231)

2. Kebodohan terhadap hakikat nikmat


Manusia seringkali jika melihat suatu kenikmatan diberikan kepadanya dan juga kepada orang
lain, bukan kekhususan untuknya, maka dia tidak bersyukur kepada Allah. Karena dia
memandang dirinya tidak berada dalam suatu kenikmatan selama orang lain juga berada pada
kenikmatan tersebut. Sehingga banyak orang yang berpaling dari mensyukuri nikmat Allah yang
sangat besar pada dirinya.

3. Selalu memandang urusan dunia kepada orang yang berada di atasnya


Orang yang Selalu memandang urusan dunia kepada orang yang berada di atasnya, hatinya sibuk
dan badannya letih dalam berusaha untuk menyusul orang-orang yang telah diberi kelebihan
atasnya berupa harta dunia. Sehingga keinginannya hanyalah untuk mengumpulkan dunia. Dia
lalai dari bersyukur dan melaksanakan kewajiban ibadah.

4. Melupakan masa lalu


Di antara manusia ada yang pernah melewati kehidupan yang menyusahkan dan sempit, hidup
pada masa-masa yang menegangkan dan penuh rasa takut, baik dalam masalah harta,
penghidupan atau tempat tinggal. Dan tatkala Allah memberikan kenikmatan dan karunia
kepadanya, dia enggan untuk membandingkan antara masa lalunya dengan kehidupannya
sekarang agar menjadi jelas baginya karunia Allah atasnya.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kata kufur dalam bahasa Arab berarti menyembunyikan dan menutup. Kufur secara bahasa
berarti menutupi. Sedangkan menurut syara, kufur adalah tidak beriman kepada Allah dan
RosulNya, baik dengan mendustakannya atau tidak kufur dengan cara mendustakan, kufur
karena enggan dan takabur padahal sebenarnya ia percaya, kufur dengan cara ragu-ragu, kufur
dengan cara nifaq, dan kufur dengan cara menentang. Kufur kecil diantaranya, kufur nikmat dan
kufur amal.

3.2 Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan agar semua umat islam selalu percaya akan adanya
Allah SWT dan Rosulnya, akan keesaan-keesaan Allah, dan selalu percaya akan adanya hari
Kiamat serta qodo dan qodar Allah. Kita juga bisa mengetahui pentingnya mempelajari tauhid
untuk diamalkan serta pentingnya mengetahui kekufuran dan kesyirikan agar bisa mewaspadai
dan menjauhinya.
DAFTAR PUSTAKA

Hielmy, Irfan. 2006. Aqidah Ahlussunnah Wal Jamaah adalah Aqidah Assalafushshalih.
Ciamis: DPD-MUI.

Rojak, Abdul. 2000. Ilmu Kalam. Bandung: Pustaka Setia.

AlAql, Nashir Ibn Abdul Karim. 1992. Prinsip-prinsip Aqidah Ahlussunnah Wal
Jamaah. Jakarta: Gema Insani Press.

Al-Fauzan, Shalih Bin Fauzan. 2010. Kitab Tauhid 3. Jakarta: Darul Haq.

Khalid, Abdul Rahman Abdul. 1996. Garis Pemisah Antara Kufur dan Iman. Jakarta:
Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai