Anda di halaman 1dari 9

Perancangan Karangan

Yusak Hudiyono

1. Pendahuluan
Kegiatan mengarang merupakan kegiatan bertahap. Pada umunya, para
pakar membagi kagiatan mengarang itu menjadi tiga tahap, yakni (1) tahap
kegiatan prapenulisan (prewriting), (2) tahap kegiatan penulisan (writing), dan (3)
tahap kegiatan pascapenulisan (postwriting). Dengan kata lain, kegiatan
mengarang adalah kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan
berurutan. Dapat diperkirakan bahwa alur proses itu menentukan kualitas produk,
yakni kualitas karangan, karena dengan alur itu, arah penulisan karangan menjadi
jelas. Di samping itu, penggunaan tenaga dan waktu dalam menyusun karangan
juga menjadi efektif dan efesien.
Sesuai dengan taahapan itu, tahapan prapenulisan merupakan tahap
kegiatan yang paling awal. Tahap itu yang anda ikuti dalam kegiatan belajar dini.
Sebagaimana diungkapkan dalam bagian pengantar modul ini. Dalam kegiatan
belajar anda akan mempelajari hal-hal berikut: penentuan topik karangan,
penentuan tujuan penulisan karangan, dan penyusunan rancangan karangan.
Setiap butir hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam penjelasan berikut.

2. Penentuan topik karangan


Anda tentu sudah akrab dengan istilah topik dan topik karangan.
Cocokanlah pemahaman anda tentang topik dan topik karangan dengan batasan
atau pengertian sebagai hal pokok yang dibicarakan. Dengan demikian, topik
karangan atau topik tulisan dapat diartikan sebagai hal pokok yang dituliskan atau
diungkapakn dalam karangan.
Topik karangan berbeda dengan tema karangan. Tema karrangan adalah
gagasan dasar yang mendasari sebuah karangan. Dengan demikian, tema menjadi
gagasan dasar tempat beradanya topik. Dalam proses penulisan karangan, tema
merupakan gagasan dasar yang menjadi tumpuan topik karangan.
Tema adalah gagasan sentral yang menjiwai seluruh isi karangan. Topik
dapat dijabarkan demikian. Topik karangan menjadi hal pokok yang dugunakan
oleh pengarang untuk menyampaikan tema. Ada topik yang sama dengan
temanya, misalnya topik ”Salah Asuhan” dan tema ”Salah Asuhan” dalam
karya sastra salah asuhan karangan Abdul Muis. Contoh itu tidak hanya
menunujkkan kesamaan antara topik, tema, dan juga karangan.
Karya sastra Siti Nurbaya dapat digunakan untuk melihat perbedaan
antara topik dan tema. Dimana perbedaannya? Topik dalam karya sastra itu
adalah ” Siti Nurbayah” atau lengkapnya ”Kehidupan Siti Nurbaya dalam adat
kawin paksa” sedangkan tema karya sastra itu adalah ”kawin paksa” dalam hal
ini topik ”Siti Nurbaya” sma dengan judul karangan secara redaksional.
Topik karangan juga tidak sama dengan judul karangan. Kalau topik
karangan adalah hal pokok yang diungkapkan dalam karangan, judul karangan
adalah nama sebuah karangan. Suatu topik dapat diberi judul yang sama atau
berbeda dengan topiknya. Topik ”Tugu Monas”, misalnya, dapat dituliskan
dalam karangan dengan judul ”Tugu Monas” , tetapi dapat pula di tuliskan
dengan judul yang berbeda misalnya, ”Tugu Monasmu”, dan lain-lain. Judul-
judul berbeda itu di sebabkan oleh cara pandang pengarang terhadap topik
karangan dan pertimbangan kemenarikan karangan yang ada pada pengarang.
Sebuah karangan di tuliskan dengan sejumplah pertimbangan-
pertimbangan itu juga berlaku dalam penentuan topik karangan. Pertanyaan yang
muncul adalah pertimbangan apa sajayang perlu diperhatikan oleh seorang
penulis karangan dalam penentuan topik karangannya? Jawaban terhadap
pertanyan itu dikemukakan dalam uraian berikut. Ikutilah dengan seksama.!

 Kemanfaatan
Karangan ditulis untuk pembaca. Karena itu, manfaat yang di harapkan akan
di peroleh pembaca layak di pertibangkan. Jadi, kalau anda menulis, pertanyaan
pemandu yang perlu anda jawab sendiri adalah manfaat apa yang akan dipetik
oleh penulis karangan yang akan anda tuliskan itu.
Pertimbangan tersebut berarti juga menjadi pertimbangan dalam memilih
topik. Dalam kaitan itu, perlu anda lakukan analisis kebutuhan (need analysis)
dengan analisis kebutuhan itu, anda akan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan
oleh pembaca. Ingat bahwa pertimbangan pemanfaatan berhubungan dengan
kebutuhan pembaca. Suatu topik dirasakan bermanfaat jika topik itu memenuhi
kebutuhan pembaca.
Banyak contoh topik yang dapat ditentukan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan pembaca. Dalam kondisi mahalnya harga obat-obatan produksi pabrik
yang menyebabkan banyak orang tidak mampu membeli obat, topik yang
dibutuhkan oleh banyak orang orang adalah ”pengobatan alternatif”, topik
”penobatan dengan jamu tradisional”, bahkan ada topik yang sangat spesifik,
misalnya, ”30 penyakit yang dapat anda kemukakan dalam tulisan adalah topik
yang bermanfaat karena dibutuhkan oleh pembaca.

 Kemenarikan
Kemanfaatan suatu topik merupakan salah satu daya tarik suatu topik karena
orang akan tertarik terhadap suatu tulisan karena ada manfaat yang diperolehnya.
Di samping itu, suatu topik akan menarik perhatian orang jika topik itu bersifat
aktual. Dengan sifatnya itu, topik yang di pilih adalah topik yang sesuai dengan
kondisi masa kini, bahkan topik yang terkini, sesuai dengan perkembangan situasi
dan zaman. Topik-topik berita di surat kabar pada umumnya dipilih berdasarkan
pertimbangan keaktualannya. Jangan lupa, jika anda akan mengarang, carilah
topik yang bersifat aktual!
Kemenarikan topik perlu di usahakan dalam kiat membuat judul tulisan. Judul
adalah nama karangan. Sebuah topik yang menarik belum tentu menarik perhatian
pembaca karena diungkapkan dengan judul yang kurang menarik. Topik
”perubahan nama Gelora Senayan menjadi Gelora Bung Karno” akan lebih
menarik jika diungkapkan dengan judul ”Gelora Bung Karno” gengsi sebuah
nama ”dibandingkan dengan judul” Gelora Senayan di ubah menjadi Gelora Bung
Karno” atau ”Gelora Bung Karno seabagai pengganti Gelora Senayan.
Ada baiknya anad tahu cara merumuskan judul karangan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Keraf (1984), judul karangan yang baik hendaknya memenuhi
persyaratan berikut.

1. Judul karangan harus bertalian dengan mencerminkan isi karangan.


2. Judul karangan dirumuskan sedemikian rupa sehingga dapat
mernagsang keinginan pembaca untuk memahami isi karangan. Judul
karangan di usahakan merangsang pembaca untuk mengetahui isi
karangan.
3. Judul karangan disajikan secara singkat dalam bentuk frase. Dapat
diberi penjelasan bahwa judul sebuah karangan dirumuskan dengan
prinsip ”sesingkat mungkin sepanjang perlu”.

 Fisibilitas
Apakah yang anda ketahui dari istilah fisibilitas? Makna istilah itu adalah
kelayakan dapat dikerjakan. Sebuah topik karangan anda pilih karena
pertimbangan bahwa topik itu akan dapat dikerjakan menjadi karangan. Dengan
kata lain, topik yang anda pilih adalah topik yang fisibel, yang dapat anda uraikan
menjadi karangan.
Fisibilitas ditentukan oleh kemampuan. Karena itu, dalam memilih topik,
tanyakan pada diri sendiri apakah topik yang akan anda pilih dapat anda kerjakan
dalam menuliskan karangan. Dalam kaitan ini, kriteri-kriteria berikut dapat anda
terapkan.
Pertama, topik yang anda pilih adalah yang betul-betul anda kenal dan anda
ketahui. Kegiatan menulis adalah kegiatan mengungkapkan apa yang diketahui
oleh pengarang. Dengan demikian, topik yang dipilih adalah topik yang benar-
benar di ketahui oleh pengarang. Sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
anda tentu lebih kenal dengan topik-topik dalam pengajaran Bahasa Indonesia
daripada topik-topik dalam mata pelajaran yang lain. Topik ”kesulitan siswa
SLTP dalam belajar menyusun kalimat tentunya lebih anda kenal daripada topik:
kesulitan siswa SLTP dalam belajar angka pecahan”.
Kedua, topik yang fisibel adalah topik yang cakupannya layak dalam
pengertian tidak terlalu luas. Topik yang demikian itu sudah menggambarkan
cakupan ruang lingkupnya yang jelas. Batas-batas cakupannya juga sudah jelas.
Cakupan yang jelas dan terbatas itu tidak hanya memudahkan pengarang untuk
melihat gambaran isi yang akan dituliskan, tetapi juga memberikan gambaran
kebutuhan waktu dan energi yang di perlukan untuk menyelesaikan karangan.
Topik ”pengajaran Bahasa Indonesia” memiliki cakupan ruang lingkup yang
sangat luas. Sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, anda tentu tidak
segera melihat cakupan yang layak anda tuliskan. Sebaliknya, topik ”penerapan
pembelajaran menyimak di SLTP” sudah begitu terbatas cakupannya sehingga
ada gambaran pada anda tentang hal-hal yang perlu di tuliskan.

3. Penentuan Tujuan Penulisan


Dengan dan melalui karangannya, tentunya ada tujuan yang ingin di capai
oleh seorang pengarang. Tujuan itu bermacam-macam, seperti menjadikan
pembaca ikut berpikir dan bernalar, membuat pembaca tahu tentang hal yang di
beritakan, menjadikan pembaca beropini, menjadiakan pembaca mengerti, dan
membuat pembaca terpersuasi oleh isi karangan, atau membuat pembaca senang
dengan menghayati nilai-nilai yang di kemukakan dalam karangan, seperti nilai
kebenaran, nilai keagamaan, nilai pendidikan, nilai sosial, nilaimoral, nilai
kemanusiaan, nilai etika, dan nilai estetika.
Tujuan-tujuan tersebut merupakan tujuan umum penulis yang di tentukan
oleh jenis karangan. Di samping itu, ada tujuan khusus uang di tentukan oleh
topik karangan yang khas. Seandainya anda memilih topik karangan ” kesulitan
siswa SLTP dalam menyusun kalimat majemuk”, tujuan apa yang anda inginkan.
Salah satu kemungkinan keinginan anda adalah menjadikan pembaca tahu tentang
kesulitan-kesulitan belajar yang di alami oleh siswa SLTP dalam menyusun
kalimat majemuk, tujuan yang lebih rinci berikut dapat dijabarkan dari tujuan
tersebut.
1. Menjadikan pembaca tahu tentang jenis-jenis kesulitan siswa
SLTP dalam menyusun kalimat majemuk.
2. Menjadikan pembaca tahu tentang penyebab kesulitan belajar
siswa SLTP dalam menyusun kalimat majemuk.
3. Menjadikan pembaca tahun tentang tindakan-tindakan yand dapat
dilakukan untuk mengisi kesulitan belajar siswa SLTP dalam
menyusun kalimat majemuk.
Nah, belajarlah merumuskan tujuan ketika anda akan menulis sebuah
karangan!

4. Penyusun Rancangan Karangan


Penyusunan rancangan karangan dalah langkah kegiatan prapenulisan
setelah penentuan topik. Tahu anda langkah-langkah itu? Mungkin anda sudah
memiliki pengalaman dala menyusun karangan. Setelah topik karangan anda
temukan. Kegiatan yang perlu anda lakukan adalah menyusun rancangan
karangan itu? Karena tiu, uraian penting tentang kerangka karangan perlu anda
baca.
Kerangka karangan (out line) adalah kerangka tulis yang menggambarkan
bagian-bagian atau butir-butir isi karangan dalam tataan yang sistematis. Karena
tataannya yang sistematis itu. Gambaran isi yang demikian itu menampakkan
buitr-butir yang lain. Dalam kerangka isi karangan dalam hubungannya dengan
buitr-butir isi karangan yang menggambarkan (1) sub-subtopik, karangan baik
dari segi jumlah dan jenisnya, (2) urutan sub-subtopik isi karangan, dan (3)
hubungan antar subtopik dalam karangan: hubungan logis atau kronologis, dan
hubungan setara atau hubungan bertingkat. Kerangka karangan yang baik akan
membantu anda dalam hal-hal berikut.
1) Kerangka karangan memungkinkan anda dapat mengarang secara terarah
karena isi kerangka sebenarnya menggambarkan arah sebuah karangan. Arah
jenis itu akan tampak pada bab-bab karangan, sub-subbab karangan beserta isi
yang dituliskan, urutan sub-subbab karangan beserta isi yang perlu dituliskan,
urutan sub-bab karangan, dan hubungan antar isi karangan.
2) Kerangka karangan berguna untuk menghindari kerja ulang. Dengan
kerangka karangan, ketelanjuran kerja yang mubazir dapat di hindari.
Ketelanjuran kerja yang tidak perlu akan terjadi pada kegiatan mengarang
yang tanpa kerangka karangan.
3) Kerangka karangan memungkinkan anda dapat memasukkan dan
menempatkan materi tulisan yang baru anda temukan dalam bab atau subbab
tertentu, bahkan dalam bab atau subbab yang baru.
4) Kerangka karangan memungkinkan anda dapat bekerja lebih fleksibel dari
segi penyelesaian bagian karangan. Anda dapat memulai menulis karangan
dari bagian tengah, bahkan dari bagian belakang. Anda dapat juga
menuliskan bagian karangan tertentu tidak sampai tuntas karena kendala
tertentu. Bahkan, karena hanya ingin melakukan variasi berpikir dalam proses
mengarnag antara lain kejenuhan, anda dapat menuliskan karangan dengan
variasi pindah bagian karangan. Dengan teknologi komputer, fleksibilitas
kerja dapat anda lakukan dengan mudah dan tanpa resiko dalam penataan isi
karangan.

Sebagai produk tulis, kerangka karnagan, dalam batasan isi karangan secara garis
besar, sebenarnya sudah merupakan karangan. Sebagai karangan, ada bentuk yang
menandainya sebagao kerangka karangan, sebagaimana di uraikan berikut ini.
Ikutilah uraian tentang bentuk karangan itu secara seksama.
 Bentuk Kerangka Karangan
Marilah kita bicarakan dulu kerangka karangan ini berdasrkan rumusan bagian
karangan. Berdasrkan redaksinya tersebut, anda dapat membedakan dua bentuk
kerangka karangan, yakni kerangka topik dan kerangka kalimat. Kerangka topik
adalah kerangka yang diredaksikan dengan kata atau frase. Setiap bagian kerangka
diungkapkan dengan kata frase. Pada umumnya kata frase yang digunakan dalam
kerangka karangan adalah kata benda (nomina) atau frase benda (frase nominal).
Perhatikan contoh berikut!

Judul Proses Mengarang


Kerangka Topik Penentuan Topik Karangan
Penentuan Tujuan Karangan
Penyusunan Kerangka Karangan
Penulisan Draft Karangan
Pemeriksaan Kesalahan Draft Karangan
Revisi Draft Karangan
Penyuntingan Draft Karangan
Penerbitan Karangan

Sebaliknya, kerangka kalimat dinyatakan dengan kalimat. Setiap bagian karangan


diungkapkan dengan kalimat, sebagaimana tampak pada contoh berikut dan
dibandingkan dengan kerangka topik.

Judul Karangan Pupuk Alam


Kerangka Karangan Pupuk alam dapat dikategorikan menjadi dua
macam
Yakni pupuk kandang dan pupuk hijau
Pupuk alam emiliki keuntungan-keuntungan
Pupuk alam lebih murah daripada pupuk buatan
Pupuk alam tidak mematikan organisme di lahan
Pupuk alam berguna untuk mengharmoniskan sistem
Ekologi

Pada umumnya, penulis menggunakan bentuk kerangka topik karena dua


pertimbangan. Petama, kerangka topik lebih sederhana karena rumusannya lebih
singkat. Kedua, karena kesderhanaannya itu, kerangka topik lebih mudah dibuat
daripada kerangka kalimat.
Kerangka karangan harus sudah menunjukkan sistematika karangan yang akan
diwujudkan. Sistematika itu terwujud dalam kerangka yang sistematis pula. Dalam
kerangka karangan yang demikian, urutan bagian karangan secara berjenjang akan
tampak pula. Kernagka topik yang terungkap di depan belum menunjukkan jenjang
sistematika tataan isi karangan. Dengan menambah bagian-bagian yang belum ada,
tataan yang berjenjang dapat anda amati pada contoh berikut.
Judul Proses Mengarang
Kerangka topik Kegiatan Prapenulisan
1. Penentuan Topik Karangan
2. Penentuan Tujuan Karangan
3. Penyusunan Kerangka Karangan
Kegiatan Penulisan
1. Penulisan Draft Bagian Karangan
2. Penulisan Draft Karangan Utuh
Kegiatan Pascapenulisan
1. Pemeriksaan Keasalahan Draf Karangan
2. Revisi Draf Karangan
3. Penyuntingan Draf Karangan
4. Penerbitan Karangan

Anda mungkin juga menyukai