Yusak Hudiyono
1. Pendahuluan
Kegiatan mengarang merupakan kegiatan bertahap. Pada umunya, para
pakar membagi kagiatan mengarang itu menjadi tiga tahap, yakni (1) tahap
kegiatan prapenulisan (prewriting), (2) tahap kegiatan penulisan (writing), dan (3)
tahap kegiatan pascapenulisan (postwriting). Dengan kata lain, kegiatan
mengarang adalah kegiatan yang mengikuti alur proses yang bertahap dan
berurutan. Dapat diperkirakan bahwa alur proses itu menentukan kualitas produk,
yakni kualitas karangan, karena dengan alur itu, arah penulisan karangan menjadi
jelas. Di samping itu, penggunaan tenaga dan waktu dalam menyusun karangan
juga menjadi efektif dan efesien.
Sesuai dengan taahapan itu, tahapan prapenulisan merupakan tahap
kegiatan yang paling awal. Tahap itu yang anda ikuti dalam kegiatan belajar dini.
Sebagaimana diungkapkan dalam bagian pengantar modul ini. Dalam kegiatan
belajar anda akan mempelajari hal-hal berikut: penentuan topik karangan,
penentuan tujuan penulisan karangan, dan penyusunan rancangan karangan.
Setiap butir hal tersebut akan diuraikan lebih lanjut dalam penjelasan berikut.
Kemanfaatan
Karangan ditulis untuk pembaca. Karena itu, manfaat yang di harapkan akan
di peroleh pembaca layak di pertibangkan. Jadi, kalau anda menulis, pertanyaan
pemandu yang perlu anda jawab sendiri adalah manfaat apa yang akan dipetik
oleh penulis karangan yang akan anda tuliskan itu.
Pertimbangan tersebut berarti juga menjadi pertimbangan dalam memilih
topik. Dalam kaitan itu, perlu anda lakukan analisis kebutuhan (need analysis)
dengan analisis kebutuhan itu, anda akan dapat mengetahui apa yang dibutuhkan
oleh pembaca. Ingat bahwa pertimbangan pemanfaatan berhubungan dengan
kebutuhan pembaca. Suatu topik dirasakan bermanfaat jika topik itu memenuhi
kebutuhan pembaca.
Banyak contoh topik yang dapat ditentukan berdasarkan hasil analisis
kebutuhan pembaca. Dalam kondisi mahalnya harga obat-obatan produksi pabrik
yang menyebabkan banyak orang tidak mampu membeli obat, topik yang
dibutuhkan oleh banyak orang orang adalah ”pengobatan alternatif”, topik
”penobatan dengan jamu tradisional”, bahkan ada topik yang sangat spesifik,
misalnya, ”30 penyakit yang dapat anda kemukakan dalam tulisan adalah topik
yang bermanfaat karena dibutuhkan oleh pembaca.
Kemenarikan
Kemanfaatan suatu topik merupakan salah satu daya tarik suatu topik karena
orang akan tertarik terhadap suatu tulisan karena ada manfaat yang diperolehnya.
Di samping itu, suatu topik akan menarik perhatian orang jika topik itu bersifat
aktual. Dengan sifatnya itu, topik yang di pilih adalah topik yang sesuai dengan
kondisi masa kini, bahkan topik yang terkini, sesuai dengan perkembangan situasi
dan zaman. Topik-topik berita di surat kabar pada umumnya dipilih berdasarkan
pertimbangan keaktualannya. Jangan lupa, jika anda akan mengarang, carilah
topik yang bersifat aktual!
Kemenarikan topik perlu di usahakan dalam kiat membuat judul tulisan. Judul
adalah nama karangan. Sebuah topik yang menarik belum tentu menarik perhatian
pembaca karena diungkapkan dengan judul yang kurang menarik. Topik
”perubahan nama Gelora Senayan menjadi Gelora Bung Karno” akan lebih
menarik jika diungkapkan dengan judul ”Gelora Bung Karno” gengsi sebuah
nama ”dibandingkan dengan judul” Gelora Senayan di ubah menjadi Gelora Bung
Karno” atau ”Gelora Bung Karno seabagai pengganti Gelora Senayan.
Ada baiknya anad tahu cara merumuskan judul karangan. Sebagaimana
dikemukakan oleh Keraf (1984), judul karangan yang baik hendaknya memenuhi
persyaratan berikut.
Fisibilitas
Apakah yang anda ketahui dari istilah fisibilitas? Makna istilah itu adalah
kelayakan dapat dikerjakan. Sebuah topik karangan anda pilih karena
pertimbangan bahwa topik itu akan dapat dikerjakan menjadi karangan. Dengan
kata lain, topik yang anda pilih adalah topik yang fisibel, yang dapat anda uraikan
menjadi karangan.
Fisibilitas ditentukan oleh kemampuan. Karena itu, dalam memilih topik,
tanyakan pada diri sendiri apakah topik yang akan anda pilih dapat anda kerjakan
dalam menuliskan karangan. Dalam kaitan ini, kriteri-kriteria berikut dapat anda
terapkan.
Pertama, topik yang anda pilih adalah yang betul-betul anda kenal dan anda
ketahui. Kegiatan menulis adalah kegiatan mengungkapkan apa yang diketahui
oleh pengarang. Dengan demikian, topik yang dipilih adalah topik yang benar-
benar di ketahui oleh pengarang. Sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia,
anda tentu lebih kenal dengan topik-topik dalam pengajaran Bahasa Indonesia
daripada topik-topik dalam mata pelajaran yang lain. Topik ”kesulitan siswa
SLTP dalam belajar menyusun kalimat tentunya lebih anda kenal daripada topik:
kesulitan siswa SLTP dalam belajar angka pecahan”.
Kedua, topik yang fisibel adalah topik yang cakupannya layak dalam
pengertian tidak terlalu luas. Topik yang demikian itu sudah menggambarkan
cakupan ruang lingkupnya yang jelas. Batas-batas cakupannya juga sudah jelas.
Cakupan yang jelas dan terbatas itu tidak hanya memudahkan pengarang untuk
melihat gambaran isi yang akan dituliskan, tetapi juga memberikan gambaran
kebutuhan waktu dan energi yang di perlukan untuk menyelesaikan karangan.
Topik ”pengajaran Bahasa Indonesia” memiliki cakupan ruang lingkup yang
sangat luas. Sebagai guru mata pelajaran Bahasa Indonesia, anda tentu tidak
segera melihat cakupan yang layak anda tuliskan. Sebaliknya, topik ”penerapan
pembelajaran menyimak di SLTP” sudah begitu terbatas cakupannya sehingga
ada gambaran pada anda tentang hal-hal yang perlu di tuliskan.
Sebagai produk tulis, kerangka karnagan, dalam batasan isi karangan secara garis
besar, sebenarnya sudah merupakan karangan. Sebagai karangan, ada bentuk yang
menandainya sebagao kerangka karangan, sebagaimana di uraikan berikut ini.
Ikutilah uraian tentang bentuk karangan itu secara seksama.
Bentuk Kerangka Karangan
Marilah kita bicarakan dulu kerangka karangan ini berdasrkan rumusan bagian
karangan. Berdasrkan redaksinya tersebut, anda dapat membedakan dua bentuk
kerangka karangan, yakni kerangka topik dan kerangka kalimat. Kerangka topik
adalah kerangka yang diredaksikan dengan kata atau frase. Setiap bagian kerangka
diungkapkan dengan kata frase. Pada umumnya kata frase yang digunakan dalam
kerangka karangan adalah kata benda (nomina) atau frase benda (frase nominal).
Perhatikan contoh berikut!