(1) Dalam musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi
bersama.
Ketidakbenaran kalimat (1) adalah bahwa kalimat itu tidak menampilkan apa
atau siapa yang menghasilka nlima ketetapan yang harus dipatuhi bersama. Bagian
itu dalam (1) dihilangkan sehingga pikiran yang diungkapakan kalimat tersebut
menjadi tidak utuh.
Dalam kalimat (2) kita tidak melihat bagian kaliimat yang menyatakan
perbuatan apa atau dalam keadaan apa yang dilakukan atau dialami oleh kegagalan
proyek itu sehingga dengan hilangnya bagian itu, kalimat menjadi tidak utuh lagi.
Lebih-lebih lagi dalam kalimat (3) ada beberapa bagian yang dihilangkan, yaitu
bagian yang menyatakan siapa yang berbuat dan jenis pebuatan apa yang
dilakukannya yang diterangkan oleh tentu ikat yang khas Timor-Timur itu. Jika
kalimat (1), (2), dan (3) dapat diperbaiki, kalimat itu menjadi
(1a) Dalam musyawarah itu mereka menghasilkan lima ketetapan yang dipatuhi
bersama.
(2a) Kegagalan proyek itu terjadi karena pernacangan yang tidak mantap.
(3a) Tenun ikat yang dipakai oleh Gubernur Kaltim tergolong ke dalam tenun
ikat yang khas, yaitu tenunu khas yang khas Samarinda.
Kalimat (1) dapat diperbaiki dengan menmbah bagian lain ke dalam kalimat,
tetapi dengan mengubah bentuk menghasilakn menjadi dihasilkan, seperti pada
kalimat (1b) dan dapat juga diperbaiki dengan cara mmenghilangkan kata dalam
seperti pada (1c) brikut ini.
(1b) Dalam musyawarah itu dihasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi
bersama.
(1c) Musyawarah itu menghasilkan lima ketetapan yang harus dipatuhi bersama.
Sepintas lalu kalimat (4-6) di atas termasuk kalimat yang benar, tetapi jika
diamati dengan seksama ternyata kalimat-kalimat itu menngandung kesalahan
fungsional, subjek yang dimaksudkan oleh penulis dalam kalimat itu ialah dari hasil
penelitian itu, di dalam keputusan itu, dan dalam pengujian hipotesis. Tentu saja,
frasa-frasa itu bukanlah frasa benda, malainkan frasa depan depan atau frasa
proposisional dengan kata depa dari, di dalam, dan dalam sebagai penandanya.
Dengan demikian, kalimat (4-6) belum memenuhi kaidah bahasa Indonesia karena
fungsi subjek-nya tidak diisi oleh kata atau frasa benda. Perbaikan terhadap kalimat-
kalimat tersebut dapat dilakukan dengan menghilangkan kata depan dari, di dalam,
dan dalam yang terdapat di temapat subjek sehingga kalimatnya berbentuk sebagai
berikut.
(4a) Hasil penelitian itu kelak akan dapat meningkatkan fungsi dan kedudukan
bahasa daerah pada umumnya dan bahasa Indonesia pada khususnya.
(6a) Pengujian hipotesis ini dilaksanakan dengan membagi responden menjadi dua
kelompok.
Penghilangan kata depan yang terdapat pada fungsi subjek bukanlah satu-
satunya cara unutk memperbaiki kalimat itu. Kalimat (4-6) ,misalnya, dapat
diperbaiki dengan cara megubah predikat kata keja meningkatkan dan menunjukkan
yang berawalan {meN-}menjadi P kata kerja yang berawalan {di-} ditingkatkan,
ditunjukkan, sehingga kalimat itu menjadi sebagai berikut.
(4b) Dari hasil penelitian kelak akan dapat ditingkatkan fungsi dan kedudukan
bahasa daerah pada umumnya dan bahasa Indonesia pada khususnya.
(5b) Di dalam keputusan itu ditunjukkan kebijaksanaan yang dapat menguntungkan
masyarakat umum.
Kalimat (6) berbeda dengan kalimat yang lain. Perbaikan yang mungkin
dilakukan hanyalah perbaikan dengan cara menghilangakan kata depan dalam. Hal ini
disebabkan yang terletak di belakang predikat dilaksanakan bukanlah fungsi subjek,
melainkan fungsi sebagai keteranagan.
(8) Vegetasi yang mempunnyai perakaran yang besar dan dapat mempengaruhi
tingkat kelongsoran tanah
(9) Tesis ini akan menitikberatkan pada penelitian dimensi sintaktik awalan
meN-.
Kalimat (7-9) di atas memiliki objek yang berfrasa depan, yaitu kelompok kata
yang didahului oleh kata depan. Objek yang dimaksud adalah akan pentingnya
kesehatan lingkungan terhadap tingkat kelongsoran tanah, dan pada penelitian
dimensi sintaktik awalan meN-. Objek yang diisi oleh kata depan itu harus dihindari
sebab objek kalimat tidak boleh berupa kelompok kata depan. Oleh karena itu,
kalimat (7-9) di atas perlu diperbaiki dengan cara menghilangkan kata depannya,
menjadi sebagai berikut.
(8a) Vegetasi yang mempunyai perakaran yang besar dan dapat. mempengaruhi
tingkat kelongsoran tanah.
(9a) Tesis ini akan menitikberatkan penelitian dimensi sintaktik awalan meN-.
(11) Masalah kata majemuk dalam bahasa Indonesia kiita akan bicarakan nanti.
Sepintas lalu kalimat (10- 11) di atas merupakan kalimat yang benar, tetapi
jika diperiksa lebih teliti, ternyata kalimat itu salah. Kesalahan itu terletak pada
penggunaan kamu harus perhatikan daan kita akan bicarakan. Kesalahan ini dapat
dibetulkan dengan mengubah susunannya menjadi kalimat (10a) dan (11a) berikut ini.
(10a) Rambu-rambu yang terdapat di jalan raya harus kamu perhatikan.
(11a) Masalah kata mejemuk dalam bahasa Indonesia akan kita bicarakan nanti.
2.5 Pemakaian Kata atau Ungkapan Penghubung yang Tidak Tepat
Kalimat majemuk memiliki bentuk yang lebih kompleks daripada kalimat tunggal
karena jumlah klausanya yang membentuknya lebih banyak. Kalimat tunggal hanya
terdiri dari sebuah klausa, sedangkan kalimat majemuk tediri atas dua klausa atau
lebih. Sebenarnya, kalimat majemuk terbentukdari penggabungan kalimat tunggal.
Dalam penggabungan itu sering terjadi penggantian dan pnghilangan serta
pengulangan unsure-unsur yang sama. Berdasarkan kedudukan klausa-klausa
pembentuknya, kalimat majemuk dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalimat
majemuk setara dan kalimat majemuk bertingkat. Sehubungan dengan penyusunan
kalimat majemuk tersebut, terdapat dua jenis kesalahan yang sering ditemui, yaitu
penggunaan kata penghubung yang kuarang tepat dan penggunaan kata penghubung
setara pada awal kalimat. Kesalahan kalimat berikut ini disebabkan oleh
kekurangtepatan pemilihan kata penghubung.
(13) Pemasukan Negara dari sector pariwisata cukup besar, maka pemerintah
berusaha terus membangun daerah-daerah wisata yang baru.
Pamakaian kata juga dalam kalimat (12) di atas kurang tepat. Seharusnya,
kata itu diganti dengan kata dan sebab kata juga tidak lazim digunakan untuk
menghubungkan klausa-klausa yang kedudukannya setara. Pamakaian kata maka
dalam kalimat (13) juga kurang tepat karena kata maka biasanya hadir bersama
dengan kata penghubung karena untuk membentuk penghubung korelatif yang
sifatnya opsional atau manasuka. Untuk itu, kalimat (12) seharusnya diubah menjadi
(12a) dan kalimat (13) diubah menjadi (13a) berikut.
(12a) Penanaman rumput gajah bagi masyarakat pedesaan berguna untuk
menyediakan makanan ternak dan mencegah adanya penggembalaan liar.
(13a) Karena pemasukan Negara dari sector pariwisata cukup besar, (maka)
pemerintah berusaha terus membangun daerah-daerah wisata yang baru.
(14) Virus plu burung belum ditemukan di Samarinda. Tetapi masyarakat telah
mengantisipasinya.
(15) Jalan kutim-Berau rusak berat. Bahkan sekarang sebaikya jalan itu ditutup
total demi keselamatan.
Kata penghubung tetapi dan bahkan dalam klaimat (14) dan (15) di atas
adalah kata penghubung penanda hubungan setara yang tidak mungkin digunakan
untuk mengawali sebuah kalimat. Kalimat (14a) dan (15a) berikut.
(14a) Virus plu burung pada manusia belum ditemukan di Samarinda, tetapi
masyrakat telah mengantisipasimya.
(15a) Jalan Kutim-Berau rusak berat. Bahkan, sebaiknya sekarang ditutup total
demi keselamatan.
2.6 Pemakaian Bentuk-Bentuk di mana, di dalam mana, dalam mana, dari mana,
dan yang mana sebagai penghubung
Dalam bahasa Indonesia sering dijumapai pemakaian bentuk-bentuk di mana, di
dalam mana, dalam mana, dari mana, dan yang mana sebagai penghubung. Sebagai
contoh.
(16) Gedung di mana dilangsungkannya rapat akbar itu sangat luas dan megah.
(18) The building in where he large meeting is held is very large and luxurios.
(19) The education sector hadding wich is a spinal column of the advancement
of a nation must always be improved.
Dalam bahasa Indonesia, karena sudah ada penghubung yang lebih tepat,
yaitu kata tempat dan yang, kalimat (16-17) dapat diubah menjadi sebagai berikut.
(16a) Gedung tempat dilangsungkannya rapat akbar itu sangat luas dan megah.
(20) Sebagai warga yang baik daripada Negara ini, saya bersedia diperiksa lagi.
(20a) Sebagai warga yang baik Negara ini, saya bersedia diperiksa lagi.
(22) Membaca puisi itu seakan-akandibawa untuk lebih menghargai sesame umat
Tuhan yang Mahakuasa.
(22a) Dengan membaca puisi itu seakan-akan anak dibawa untuk lebih menghargai
sesame umat Tuhan yang Mahakuasa.
(23) Dalam makalh ini saya akan bicara korban narkoba di Samarinda.
(24) Pagi ini pemerintah berangkatkan lima puluh KK ke lokasi transmigrasi.
Bila dilihat dari segi tata bahasa, kalimat di atas sudah benar. Kata bahasa
menduduki fungsi subjek (S), sedangkan adalah merupakan alat pemersatu bangsa
menduduki fungsi predikat (P). akan tetapi, apabila diliahat dari segi kehematan,
kalimat tersebut mangandung unsure yang mubazir atau berlebihan sehingga sia-sia
atau tidak berguna. Kemubaziran terdapat pada kalimat (25) disebabkan penggunaan
kata adalah dan merupakan sekaligus. Kata adalah sama atau hamper samaartinya
dengan kata merupakan. Contoh lain, sebab karena, oleh sebab karena, lalu
kemudian, saling tolong-menolong, tanpa dengan, beberapa kaset-kaset dan lain-lain.
(27) Nanti malam di Jalan Kusuma Bangsa akan di adakan pawai akbar.
(28) Gedung Markas Besar TNI AU akan dibangun di Jalan Laksamana Laut
R.E.Martadinata.
Kata raya pada hari raya dalam kalimat (26) dapat diganti dengan kata
besar menjadi hari besar, tetapi tidak dapat digantikan dengan kata akbar. Kata
akbar pada kelompok pawai akbar dapat digantikan dengan besar, tetapi tidak dapat
digantikan dengan kata raya. Dengan demikian juga, kata besar pada markas besar
tidak dapat digantikan baik oleh kata raya maupun oleh kata akbar.
Tugas!
Buatlah power point dari tulisan di atas maksimal 8 tayangan.