Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA DALAM PENULISAN LATAR BELAKANG

SKRIPSI MAHASISWA A.
LATAR BELAKANG
Pada dasarnya, ketika berbahasa, manusia berkeinginan dapat melakukan komunikasi
dengan baik dan benar baik secara lisan maupun tertulis. Namun, Terkadang apa yang diinginkan
manusia ada yang terpenuhi dan terkadang juga tidak. Dalam berbahasa dapat terjadi hal yang
demikian. Tanpa disengaja penutur mengucapkan suatu kalimat yang tidak sesuai dengan kaidah
bahasa. Sering pula tanpa disadari kekeliruan dalam mengucapkan suatu kalimat. Kesalahan itu
dapat membuat orang lain tidak dapat memahami apa yang dikatakan. Dan terkadang kita
mengucapkan kalimat yang keliru, tetapi maknanya masih dapat dipahami orang lain. B.
TUJUAN PENELITIAN
Menganalisis atau menemukan kesalahan-kesalahan yang tidak disengaja dalam
penulisan latar belakang skripsi mahasiswa
C. OBJEK PENELITIAN
1. Skripsi mahasiswa FBS PBSI UNM angkatan 2004 (Husriyana) 2. Skripsi mahasiswa
FBS PBSI UNM angkatan 2008 (Afdhal Kusamanegara) D. LANDASAN TEORI Bahasa
Indonesia ragam tulis digunakan baik dalam tulisan tidak resmi maupun dalam tulisan resmi.
Dalam tulisan tidak resmi, seperti surat dan catatan pribadi, penggunaan kalimat yang teratur dan
lengkap serta penggunaan ejaan yang cermat tidak selalu diperlukan. Akan tetapi, dalam tulisan
resmi, seperti buku pelajaran, surat dinas, dan laporan, penggunaan kalimat yang teratur dan
lengkap serta penggunaan ejaan yang cermat diperlukan. Keteraturan dan kelengkapan kalimat
serta ejaan dalam sebuah tulisan dapat mengungkapkan gagasan atau pikiran yang jelas (Efendi,
1995: 10). Kejelasan gagasan dalam sebuah tulisan akan memudahkan pembaca memahami
tulisan itu. Tekanan, nada, jeda, atau lagu yang memudahkan pemahaman bahasa ragam lisan
tidak dituliskan secara lengkap dalam bahasa ragam tulis. Oleh karena itu, dalam memahami
sebuah tulisan, pembaca bertumpu pada keteraturan serta kelengkapan kalimat dan kecermatan
ejaan dalam tulisan itu. Hakikat Kesalahan Berbahasa Menurut Crystal (dalam Pateda 1989: 32),
analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk mengidentifikasi, mengklasifikasi,
menginterpretasi secara sistemik kesalahan-kesalahan yang dilaksanakan peserta didik yang
sedang mempelajari bahasa atau bahasa kedua dengan menggunakan teori dan prosedur
linguistik. Dalam kaiatanya dengan kesalahan linguistik dibedakan antara istilah kesalahan
berbahasa (error) dengan kekeliruan berbahasa (mistakes). Kesalahan berbahasa adalah
penyimpangan bersifat sistemik, konsisten, dan menggambarkan kemampuan peserta didik pada
tahap tertentu yang biasanya belum sempurna. Kesalahan berbahasa berada pada wilayah
kompetensi atau wilayah pengetahuan (Markhamah, 2011: 54). Ruang lingkup analisis kesalahan
berbahasa sebenarnya tidak jauh berbeda dengan ilmu yang digunakan sebagai dasar analisis
berbahasa, yaitu fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Jadi ruang lingkup analisis
kesalahan berbahasa adalah pada tataran fonologi, morfologi, sintaksis, dan semantik. Objek
analisis kesalahan berbahasa tidak berbeda dengan objek linguistik. Artinya yang dijadikan objek
analisis kesalahan berbahasa adalah secara umum pemakaian bahasa yang dilakukan oleh peserta
didik. Namun bukan semua jenis pemakaian bahasa menjadi objek analisis kesalahan berbahasa,
melainkan hanya pemakaian bahasa yang bersifat formal atau resmi, antara lain pemakaian
bahasa tulis pada laporan penelitian, karya ilmiah (skripsi, tesisi, disertasi, dan makalah), laporan
kegiatan (seperti kegiatan workshop, lokakarya, seminar, praktik kerja lapangan, dan lain-lain).
Di samping pemakaian bahasa tulis formal, pemakaian bahasa lisan formal menjadi objek
analisis kesalahan berbahasa. Objek itu berdasarkan bidangnya dapat dikelompokkan
sebagaimana bidang linguistik. Artinya, ada objek analisis berbahasa pada tataran fonologi,
objek analisis kesalahan bidang morfologi, sintaksis, dan semantik. Ada empat pengklasifikasian
atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan Tarigan (1988), antara lain: 1.
Taksonomi Kategori Linguistik Ada beberapa taksonomi kesalahan berbahasa yang telah
didasarkan pada hal linguistik yang dipengaruhi oleh kesalahan. Taksonomi kategori linguistik
tersebut mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa berdasarkan komponen linguistik
atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh kesalahan ataupun berdasarkan keduanya.
Taksonomi kategori linguistik membedakan kesalahan berdasarkan komponen bahasa dan
konsisten bahasa. Berdasarkan komponen bahasa, wilayah kesalahan dibedakan menjadi: a.
kesalahan tataran fonologi; b. kesalahan tataran morfologi dan sintaksis; c. kesalahan tataran
semantik dan kata; d. kesalahan tataran wacana. 2. Taksonomi Siasat Permukaan Taksonomi
siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) menyoroti bagaimana cara-caranya struktur-
struktur permukaan berubah (Tarigan, 1988:148). Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan
yang terkandung dalam siasat permukaan ini adalah: a. penghilangan (omission) penghilangan
(omission) adalah kesalahan-kesalahan yang bersifat “penghilangan” ini ditandai oleh
ketidakhadiran suatu butir yang seharusnya ada dalam ucapan yang baik dan benar. b.
Penambahan (addition) Penambahan ini adalah kebalikan dari penghilangan, yaitu kesalahan
penambahan ini ditandai oleh hadirnya suatu butir atau unsur yang seharusnya tidak muncul
dalam ucapan yang baik dan benar. c. Salah formasi (misformation) Kesalahan misformation ini
ditandai oleh pemakaian bentuk morfem atau struktur yang salah. Kalau dalam kesalahan
penghilangan, unsur itu tidak ada atau tidak tersedia sama sekali, maka dalam kesalahan formasi
ini sang pelajar menyediakan serta memberikan sesuatu, walaupun hal itu tidak benar sama
sekali. d. Salah susun (misodering) Salah susun ditandai oleh penempatan yang tidak benar bagi
suatu morfem atau kelompok morfem dalam suatu ucapan atau ujaran. (Tarigan, 1988:148-158)
E. HASIL PENELITIAN
Kesalahan-kesalahan yang saya temukan pada beberapa skripsi yang saya analisa adalah
sebagai berikut : 1. Tataran fonologi Dalam tataran fonologi, terdapat 5 kesalahan,
penjabarannya sebagai berikut : a) Penghilangan Penghilangan unsur fonologi dalam kalimat
yang ditemukan dalam skripsi mahasiswa yang dijadikan objek penelitian berjumlah 1 buah.
Berikut ini diuraikan data kesalahan penghilangan unsur fonem dalam kalimat yang ditemukan
dalam skripsi tersebut. (1) ...baik atau buruk kepada calon gubernur dengan analsis struktur
teks...(S2.16) Contoh pada data tersebut diketahui bahwa kata yang digarisbawahi mengalami
penghilangan fonem sehingga kata tersebut tidak sempurna. kata yang digarisbawahi mengalami
penghilangan fonem /i/ yang seharusnya kata tersebut adalah analisis. 2. Tataran Morfologi
Dalam tataran morfologi terdapat sebuah kesalahan dalam skripsi mahasiswa, yaitu : a.
Penghilangan Penghilangan unsur morfologi baik berupa afiksasi, partikel atau pun kata dalam
kalimat yang ditemukan dalam skripsi mahasiswa yang dijadikan objek penelitian berjumlah 1
buah. Berikut uraiannya : (1) Oleh karena itu, bahasa merupakan sarana penyampai cipta, rasa,
dan karsa manusia. (S1.2) Kata yang digarisbawahi pada data tersebut mengalami penghilangan
sufiks–an. Yang seharusnya menjadi kata penyampaian. b. Salah Formasi Salah formasi unsur
morfologi baik berupa afiksasi, partikel atau pun kata dalam kalimat yang ditemukan dalam
skripsi mahasiswa yang dijadikan penelitian berjumlah 1 buah. Berikut uraiannya : (1) dan
tergantung pula pada pengaruh khalayaknya baik secara individu maupun masyarakat luas atau
berkelompok…(S1.5) Seharusnya infiks ter- pada kata yang digarisbawahi diganti dengan infiks
ber-. o Tataran Sintaksis a. Salah Susun Bentuk salah susun unsur sintaksis dalam kalimat yang
ditemukan dalam skripsi mahasiswa yang dijadikan objek penelitian berjumlah 1 buah. Berikut
penjelasannya. (1) Pun beberapa hal mendasar lainnya sehingga penulis memilih fokus penelitian
ini (S2.18) Data tersebut mengalami penyusunan struktur yang tidak sesuai. Setelah kesalahan-
kesalahan pada kalimat tersebut diperbaiki. maka untuk penyusunan strukturnya masing-masing
adalah sebagai berikut: (1.a) Adapun beberapa hal mendasar lainnya sehingga penulis memilih
fokus penelitian ini. 3. Tataran Ejaan Dalam tataran ejaan, kesalahan yang ditemukan dalam
objek penelitian skripsi mahasiswa terdapat 6 kesalahan. 1. Penggunaan Tanda Baca Penggunaan
tanda baca baik itu berupa penggunanaan tanda koma ataupun penggunaan tanda lainnya dalam
kalimat yang ditemukan dalam skripsi mahasiswa yang dijadikan objek penelitian berjumlah 3
buah. Berikut penjelasannya. (1) Dan, fungsi interaksional,…(S1.4) Pada kalimat diatas,
seharusnya tanda koma setelah konjungsi (dan) dibuang. 2. Pemberian spasi (jarak) Pemberian
jarak pada beberapa kata tentunya berhubungan dengan pemaknaan kata atau kalimat yang
terdapat dalam kalimat, ketidaksesuaian dalam pemberian jarak ini ditemukan dalam beberapa
objek analisis data skripsi mahasiswa, ditemukan 2 buah kesalahan, berikut penjelasannya. (1)
Seperti hal-hal yang mendasari berita, kedudukannya, dan informasi-informasi lainnya.(S2.8)
Pada kalimat tersebut, pemberian jarak pada konjungsi dan dengan kata koma sebelumnya hanya
satu kali spasi bukan dua kali spasi. DAFTAR PUSTAKA Tarigan, Guntur dan Djago, Tarigan.
2011. Pengajaran Analisis Kesalahan Berbahasa. Bandung: Angkasa.

Make Money at : http://bit.ly/copy_win

Anda mungkin juga menyukai