Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Salah
satu kegiatan manusia yang setiap hari dilakukan adalah berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, bahasa memiliki peranan penting untuk menyampaikan berita.
Untuk menyampaikan berita (pesan, amanat, ide, dan pikiran) dibutuhkan bahasa
yang singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah agar segala sesuatu yang
disampaikan mudah dirnengerti. Namun, dalam menggunakan bahasa tersebut
pemakai bahasa tetaplah mengikuti kaidah-kaidah atau aturan yang benar karena
bahasa yang benar akan dijadikan acuan atau model oleh rnasyarakat pemakai
bahasa, dan ragam itu digunakan dalam situasi resmi. Apakah penggunaan bahasa
Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?”.
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan
penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun
bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-
kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita mengalisis bahasa
yang baik dan benar itu? Hal itu lah yang akan dibahasa dalam makalah ini.
Setelah mempelajari, kita dapat mempraktikannya dalam berbahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Kesalahan Berbahasa?
2) Apa saja taksonomi kesalahan berbahasa ?
3) Apa saja sumber kesalahan berbahasa ?

C. Tujuan Masalah

1) Untuk mengetahui pengertian analisis kesalahan berbahasa


2) Untuk mengetahui taksonomi kesalahan berbahasa
3) Untuk mengetahui sumber kesalahan berbahasa

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Analisis Kesalahan Berbahasa


Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi : kegiatan mengumpulkan sampel
kesalahan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan
kesalahan tersebut, mengklasifikasi kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf keseriusan
kesalahan itu (Tarigan, Djago & Lilis Siti Sulistyaningsih, 1996/1997 : 25).
a) Pranomo (1996)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teori yang dipergunakan untuk
menganalisis bahasa antara (interlanguage) pembelajar bahasa. Lebih lanjut Pranomo
memaparkan bahwa analisis kesalahan berbahasa merupakan usaha untuk membantu
tercapainya tujuan belajar bahasa pembelajar dengan mengetahui sebab-sebab dan
cara mengatasi kekeliruan-kekeliruan berbahasa yang mereka lakukan dalam proses
menguasai bahasa kedua.
b) Ellis (1987)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur yang digunakan oleh para
peneliti dan para guru, yang mencakup pengumpulan sampel bahasa pelajar,
pengenalan kesalahan-kesalahan itu, pengklasifikasiannya berdasarkan sebab-
sebabnya yang telah dihipotesiskan, serta pengevaluasian keseriusannya.
c) Crystal (1989)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu teknik untuk mengidentifikasikan,
mengklasifikasikan, dan menginterpretasikan secara sistematis kesalahan-kesalahan
yang dibuat siswa yang sedang belajar bahasa kedua atau bahasa asing dengan
menggunakan teori-teori dan prosedur-prosedur berdasarkan imu linguistik.
d) Indihadi (tanpa tahun)
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara yang dapat digunakan untuk
menjawab pertanyaan apakah penggunaan suatu bahasa sudah baik dan benar atau
belum.
e) Corder (2011)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu proses yang dilaksanakan dengan
menerapkan beberapa prosedur yang harus diikuti sebagai pedoman kerja, yaitu: 1)

2
memilih korpus bahasa, 2) mengenali kesalahan dalam korpus, 3) mengklasifikasikan
kesalahan, 4) menjelaskan kesalahan, dan 5) mengevaluasi kesalahan.
f) Tarigan dan Sulistyaningsih (1997)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel
kesehatan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan
kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf
keseriusan kesalahan itu.
g) Samsuri (1987)
Analisis kesalahan berbahasa adalah kegiatan pengkajian segala aspek
penyimpangan dalam bahasa itu sendiri yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
bahasa itu diucapkan, ditulis, disusun, dan berfungsi.

2.2 Taksonomi kesalahan berbahasa


Kesalahan berbahasa merupakan sisi yang memunyai cacat pada ujaran atau
tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi atau komposisi yang
menyimpang dari norma baku atau norma terpilih dari performansi bahasa orang
dewasa (Tarigan, 1988:141). Hal itu dapat diketahui bahwa kesalahan adalah
penyimpangan norma-norma bahasa yang telah ditetapkan dalam penggunaan bahasa.
Kesalahan berbahasa ini dapat dilakukan oleh siapa saja.
Menurut Tarigan (1988: 87), kesalahan berbahasa erat kaitannya dengan
pengajaran bahasa, baik pengajaran bahasa pertama maupun pengajaran kedua.
Kesalahan berbahasa tersebut mengganggu pencapaian tujuan pengajaran bahasa.
Kesalahan berbahasa harus dikurangi bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan
tersebut sering timbul dan banyak terjadi pada penulisan-penulisan ilmiah.
Ada empat pengklasifikasian atau taksonomi kesalahan berbahasa yang dikemukakan
Tarigan (1988), antara lain:
1) taksonomi kategori linguistik
Taksonomi kategori linguistik mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan berbahasa
berdasarkan komponen linguistik atau unsur linguistik tertentu yang dipengaruhi oleh
kesalahan. Komponen-komponen linguistik mencakup fonologi (ucapan), sintaksis
dan morfologi (tata bahasa, gramatikal), semantik dan leksikon (makna dan
kosakata), dan wacana (gaya) (Tarigan, 1988:145).

3
Taksonomi kategori linguistik dijadikan sebagai dasar penelitian kesalahan berbahasa.
Unsur-unsur kesalahan berbahasa yang termasuk dalam kategori linguistik adalah
a) kesalahan fonologis, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi
bahasa tulis.
b) Kesalahan morfologis, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks,
simulfiks, dan perulangan kata.
c) kesalahan sisntaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat.
d) kesalahan leksikal atau pilihan kata (Tarigan, 1988:196).

2) Taksonomi Siasat Permukaan


Taksonomi siasat permukaan (atau surface strategy taxonomy) menyoroti
bagaimana cara-caranya struktur-struktur permukaan berubah (Tarigan, 1988:148).
Secara garis besarnya, kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam siasat permukaan
ini adalah:
1. Penanggalan (omission), penutur bahasa menanggalkan satu atau lebih
unsur- unsur bahasa yang diperlukan dalam suatu frase atau kalimat.
Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
2. Penambahan (addition), penutur bahasa menambahkan satu atau lebih
unsur- unsur bahasa yang tidak diperlukan dalam suatu frase atau kalimat.
Akibatnya terjadi penyimpangan konstruksi frase atau kalimat.
3. Kesalahbentukan (misformation), penutur membentuk suatu frase atau
kalimat yang tidak sesuai kaidah bahasa itu. Akibatnya konstruksi frase
atau kalimat menjadi salah (penyimpangan) kaidah bahasa.
4. Kesalahurutan (misordering), penutur menyusun atau mengurutkan unsur-
unsur bahasa dalam suatu konstruksi frase atau kalimat di luar kaidah
bahasa itu. Akibatnya frase atau kalimat itu menyimpang dari kaidah
bahasa.
3) Taksonomi kooperatif
Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif (atau
comparative taxonomy) didasarkan pada perbandingan-perbandingan antara
struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe konstruksi tertentu lainnya
(Tarigan, 1988:158). Sebagai contoh kalau kita menggunakan taksonomi
komparatif untuk mengklasifikasikan kesalahan-kesalahan pelajar Indonesia

4
yang belajar bahasa Inggris, maka kita dapat membandingkan struktur
kesalahan pelajar yang memeroleh bahasa Inggris sebagai B1.
Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat
dibedakan:
a) kesalahan perkembangan (development errors) adalah kesalahan-
kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar
bahasa sasaran sebagai B1 mereka.
b) kesalahan antarbahasa (interlingual errors) adalah kesalahan-kesalahan
yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan
struktur bahasa asli atau bahasa ibi, tanpa menghiraukan proses-proses
internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya.
Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam
struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam
bahasa ibu sang pelajar.
c) kesalahan taksa (atau ambiguous errors) adalah kesalahan yang dapat
diklasifikasikan sebagi kesalahan perkembangan ataupun kesalahan
antarbahasa.
d) kesalahan lain (other errors) menurut Dulay dan Burt (1974), dalam
membuat analisis komparatif kesalahan anak-anak, menyebutnya sebagai
kesalahan unik (Unique errors) yang mengacu pada keunikannya bagi para
pelajar B2.

4) Taksonomi Efek Komunikatif


Taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadapi
kesalahan-kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca
(Tarigan, 1988:164).
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-
kesalahan yang ada, maka dapatlah dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu:
a) kesalahan global (global errors)
Kesalahan global adalah kesalahan yang memengaruhi kesalahan
organisasi kalimat sehingga benar-banar mengganggu komunikasi. Menurt
Burt dan Kiparsky, kesalahan gobal mencakup:
a. Salah menyusun unsur pokok.
b. Salah menempatkan atau tidak memakai kata sambung.

5
c. hilangnya ciri kalimat pasif.

b) kesalahan local (local errors)


Kelahan lokal adalah kesalahan yang memepengaruhi sebuah unsur
dalam kalimat yang biasanya tidak mengganggu komunikasi secara signifikan.
Keslahan-kesalahan ini hanya terbatas pada suatu bagian kalimat saja, maka
burt dan Kiparsky menyebutnya kesalahan “lokal”

2.3 Sumber Kesalahan Berbahasa


Kesalahan, sebagaimana telah disebutkan di atas akan senaniasa terjadi
pada setiap pebelajar B2. Menurut teori netral, kesalahan (error) itu dapat
diklasifikasikan menjadi 3 yaitu (1) development error, (2) interferensi, dan (3)
Unique error. Development eror merupakan kesalahan yang terjadi seperti
ketika seseorang dalam tahap perkembangan untuk memperoleh B1. Interfernsi
merupakan kesalahan yang terjadi ketika sistim B1 digunakan pada waktu
berbicara dalam B2 sementara itu kedua sistim dari kedua bahasa tersebut jelas
berbeda. Unique error merupakan kesalahan yang terjadi yang bukan
disebabkan oleh adanya perkembangan maupun interferensi.
Ada dua sumber utama penyebab kesalahan berbahasa yaitu interlingual
dan intralingual. Kesalahan yang bersumber pada interlingual maksudnya
adalah bahwa kesalahan itu disebabkan oleh adanya kontak antara dua bahasa.
Kontak antara dua bahasa akan mengakibatkan adanya transfer. Sebagaimana
telah dijelaskan dalam pendahuluan, transfer yang mengakibatkan pebelajar
bahasa semakin mudah dalam mempelajari B2 (karena kebetulan kedua isitim
bahasa tersebut memiliki sistim yang sama) disebut transfer positif, sedangkan
apabila menyebabkan pebelajar B2 mengalami kesulitan disebut transfer
negatif (sebab sistim kedua bahasa yang mengalami kontak tersebut
memang tidak sama).
Sumber kesalahan yang kedua adalah intralingual. Kesalahan yang
bersumber pada intralingual maksudnya adalah bahwa kesalahan pebelajar B2
itu disebabkan oleh kerumitan sistim B2 itu sendiri. Karena ketidaktahuannya,
seorang pebelajar B2 sangat dimungkinkan untuk mengucapkan kalimat
‘Pekerjaan itu adalah merupakan pekerjaan yang sia-sia.’ Berdasarkan kaidah
bahasa Indonesia, kalimat tersebut termasuk kalimat yang salah sebab kata
adalah dan merupakan pada kalimat tersebut adalah sama. Oleh karena itu,
cukup digunakan salah satunya saja. Namun demikian, bagi pebelajar bahasa
Indonesia sebagai B2, hal tersebut dianggap sebagai suatu bentuk yang betul
(padahal salah). Kesalahan itu terjadi karena kerumitan yang terjadi pada
sistim B2 itu sendiri, bukan karena pengaruh sistim B1.

6
1. Kesalahan Bidang Fonologi

Kesalahan bidang fonologi merupakan kesalahan yang terjadi karena


pebelajar B2 salah dalam hal pengucapan. Kesalahan pengucapan tersebut
dimungkinkan karena si pebelajar terinterferensi logat B1-nya (bahasa daerah).

2. Kesalahan Bidang Leksikal


Kesalahan bidang leksikal merupakan kesalahan yang terjadi karena
masuknya unsur-unsur leksikal bahasa satu ke dalam kalimat bahasa lain.
Hal ini terjadi biasanya dikarenakan (1) pengaruh bahasa yang telah
dikuasainya, (2) untuk tujuan bergaya, (3) untuk tujuan penghormatan
(kesopanan).
Bagi orang dewasa yang pernah hidup pada masa penjajahan Belanda
dan dahulunya biasa menggunakan bahasa belanda, kosakata belandanya
biasanya masih muncul juga ketika mereka berbicara dalam bahasa
Indonesia. Hal ini menandakan bahwa bahasa yang (pernah) dikuasainya
mempengaruhi penggunaan bahasa Indonesia yang sedang digunakannya.
+ “Bagaimana anak jij yang sulung itu? Apakah masih pemalu seperti
dulu?
- “Bagaimana ya, anak ike yang satu ini memang mempunyai sikap
minder.
(jij = Anda, Kamu, engkau. Ike = saya, aku. Minder = rendah diri)
Orang jawa yang sudah kental dengan kejawaanya, dalam berbahasa
Indonesiapun seringkali memasukkan leksikal bahasa jawa ke dalam bahasa
Indonesia (yang sedang digunakan) dikarenakan leksikal bahasa Jawa
tersebut merupakan idiom yang sulit dicari padanannya dalam bahasa
Indonesia.
+ “Orang hidup itu sak drema nglakoni, tidak perlu berbuat yang neka-
neka.”
+ “Penjelasan orang itu tumpang tindih, sehingga sulit saya pahami.
Bagi remaja, biasanya dalam berbahasapun sering menggunakan
leksikal bahasa lain (asing) dengan tujuan sekedar bergaya. Leksikal bahasa
lain itu biasanya dimasukkan begitu saja ke dalam struktur kalimat bahasa
yang sedang digunakannya.
+ “Bagi saya oke-oke saja, yang penting apa kata boss.
- “Good kalau begitu, saya sependapat dengan You”
Di lingkungan masyarakat jawa, kesopanan biasanya masih

7
diutamakan. Hal demikian ini terbawa sampai ketika mereka harus
berbahasa. Dalam pemakaian bahasa Indonesia sebagai B2, biasanya
leksikal bahasa jawa dimasukkan juga untuk tujuan kesopanan atau
penghormatan.
+ “Nyuwun sewu pak, Bapak diminta panita untuk memberikan sepatah-
dua patah kata.
+ “Apabila tidak ada acara lain, Bapak saya minta untuk rawuh pada
acara reuni nanti.

3. Kesalahan Bidang Morfologi


Kesalahan pada bidang morfologi biasanya terjadi karena morfem-
morfem tertentu pada B2 ada yang ditanggalkannya atau diganti dengan
morfem B1. Kesalahan seperti ini biasanya terjadi karena kuatnya pengaruh
B1 (bahasa yang telah dikuasainya) atau karena over generalisasi. Contoh-
contoh kesalahan dalam bidang morfologi antara lain:
1 Mereka sudah lama tidak ketemu (pengaruh B1, ketemu Jawa,
bertemu Indonesia)
2 Hati-hati jangan sampai kesepak kuda. (pengaruh B1, kesepak Jawa,
tersepak Indonesia).
3 Jam 2 siang nanti kita kumpul di ruang sidang (pengaruh B1, kumpul
Jawa, berkumpul  Indonesia).
4 Ia ziarah ke kuburan moyangnya (pengaruh B1, kuburan Jawa, kubur
Indonesia).
5 Ia sekarang melola usaha percetakan pamannya. (over generalisasi,
dianggap dari kata dasar lola kemudian mendapat awalan me-N
sebagaimana pada kata melamar dari kata lamar mendapat awalan me-N,
padahal tidak demikian. Yang benar adalah mengelola dari kata dasar
kelola mendapat imbuhan me-N.
6 Ia baru saja menraktir temannya. (overgeneralisasi, dianggap dari kata da-
sar traktir kemudian mendapat awalan me-N sebagaimana pada kata
menu-lis dari kata tulis mendapat awalan me-N, padahal tidak demikian.
Yang benar adalah mentraktir.
Kata dasar traktir mendapat imbuhan me-N tidak mengalami peluluhan
sebab suku pertamanya terbentuk dari cluster tr).

4. Kesalahan Bidang Sintaksis


Kesalahan pada bidang sintaksis ini juga dimungkinkan karena pengaruh

8
B1 (Interlangual) atau mungkin juga karena faktor dalam B2 itu sendiri
(Intralingual). Beberapa contoh kesalahan dalam bidang sintaksis adalah
sebagai berikut:

1 “Bukunya Anton terbawa oleh Tini”.

Bentuk nya pada kata buku merupakan bentukan yang kurang tepat sebab
bentuk itu terpengaruh struktur kalimat bahasa Jawa (Interlingual) “Bukune
Anton kegowo ning Tini.” Dalam struktur bahasa Indonesia, bentuk
kepemilikan itu ditunjukkan dengan langsung disertakannya pemilik dibelakang
kata yang menunjukkan yang dimiliki. Bentuk yang benar dari kalimat di atas
adalah “Buku Anton terbawa oleh Tini”

2 “Di dalam masyarakat Madura mengenal juga dua golongan itu.”

Kalimat ini salah karena kerumitan dalam sistim bahasa itu sendiri
(Intralingual). Kesalahan kalimat tersebut berkaitan dengan pengisi fungsi
subjek. Berdasarkan analisis fungsional, S yang dimaksudkan oleh penulis
dalam kalimat tersebut adalah “masyarakat Madura.” Namun demikian,
karena di depan ”masyarakat Madura” diletakkan kata depan “di dalam”
maka fungsi subjek pada kalimat tersebut menjadi kacau. Kalimat (2) tersebut
dapat dikembalikan pada dua kalimat yang benar :
(1) “Di dalam masyarakat Madura dikenal juga dua golongan itu.”
(2) “Masyarakat Madura mengenal juga dua golongan itu.”

3 “Rumah di mana ia tinggal sangat luas.”

Kalimat ini kemungkinan besar dipengaruhi struktur bahasa asing


khususnya bahasa Inggris (Interlingual). Bentuk “di mana” pada kalimat
tersebut disejajarkan dengan penggunaan “where” pada kalimat bahasa Inggris
“The house where he lives is very large.” Karena dalam bahasa Indonesia ada
penghubung yang lebih tepat yaitu kata “tempat” , maka kalimat (3) itu dapat
dibetulkan sehingga menjadi “Rumah tempat ia tinggal sangat luas.”

4 “Ibu daripada anak itu sering sakit.”

Kesalahan kalimat ini termasuk kesalahan (Intralingual) sebab

9
merupakan kesalahan yang ditimbulkan oleh kerumitan sistim bahasa itu
sendiri. Kata “daripada” digunakan untuk membandingkan dua hal yang
bertentangan misalnya “Ali lebih pandai daripada adiknya.” Pembetulan
kalimat (4) itu adalah dengan menghilangkan kata “daripada” sehingga
menjadi “Ibu anak itu sering sakit.”

5 “Sektor pariwisata yang mana merupakan tulang punggung perekonomian


Negara harus senantiasa ditingkatkan.”

Kesalahan kalimat ini disebabkan oleh penggunaan kata “yang mana.”


Penggunaan kata “yang mana” dalam kalimat itu tampaknya disejajarkan
dengan penggunaan “which” dalam bahasa Inggris pada kalimat “The tourism
sector which is the economical back bone of the country must always be
intensified.” (Interlingual). Namun demikian, karena dalam bahasa Indonesia
sudah ada kata hubung yang lebih tepat yaitu kata “yang,” maka kalimat (5) di
atas sebaiknya diperbaiki sehingga menjadi “Sektor pariwisata yang merupakan
tulang punggung perekonomian negara harus senantiasa ditingkatkan.”

10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa kesalahan adalah sisi
yang memiliki cacat pada ujaran atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-
bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma atau norma yang
dipilih dari penampilan orang dewasa. Hal itu dapat diketahui bahwa kesalahan
adalah norma-norma bahasa yang telah disebutkan dalam bahasa Indonesia.
Kesalahan bisa dilakukan oleh siapa saja. Kesalahan akademik dengan penulisan
bahasa,baik Perjuangan bahasa pertama juga Perjuangan kedua. Kesalahan geografis
tersebut ganti pencapaian tujuan bahasa kiamat Kesalahan Berbahasaharus dikurangi
bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dan banyak terjadi
pada diskusi-sentuhan ilmiah.
Dalam analisis kesalahan berbahasa dibahas masalah tentang kesalahan
bahasa (error) dan kekhilafan atau kekeliruan (mistake). Kesalahan bahasa mengacu
pada penyimpangan kaidah (struktur atau tata bahasa) bahasa yang baku. Kekhilafan
atau kekeliruan mengacu pada penyimpangan tataran strategi performasi bahasa.
Ukuran atau parameter penyimpangan untuk bahasa Indonesia terjadi apabila
penggunaan bahasa Indonesia itu tidak baik dan tidak benar. Kekhilafan atau
kekeliruan (mistake) selalu terjadi pada anak (siswa) yang berada dalam proses
pemerolehan dan pembelajaran bahasa. Kekhilafan itu memiliki sifat yang acak, tidak
sistematis, tidak permanen (temporer) dan bersifat individual. Itu merupakan wujud
kreativitas anak dalam mengonstruksi kemampuan berbahasanya.

11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7440902/MAKALAH_ANALISIS_KESALAHAN_BER
BAHASA_INDONESIA
https://www.slideshare.net/AnasSetiaji/makalah-analisis-kesalahan-berbahasa-
indonesia
https://massofa.wordpress.com/2008/08/27/permasalahan-dalam-analisis-kesalahan-
berbahasa-dan-analisis-kontrastif/
http://adazdasrun.blogspot.com/2012/05/analisis-kesalahan-berbahasa.html
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/analisis-kesalahan-berbahasa.html
https://gemasastrin.wordpress.com/2009/06/14/analisis-kesalahan-berbahasa/
http://mencariilmuriri.blogspot.com/2014/11/analisis-kesalahan-berbahasa.html
http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA
_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf

12

Anda mungkin juga menyukai