PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa merupakan salah satu milik manusia yang tidak pernah lepas dari
segala kegiatan dan gerak manusia sebagai makhluk yang berbudaya dan
bermasyarakat. Tidak ada kegiatan manusia yang tidak disertai oleh bahasa. Salah
satu kegiatan manusia yang setiap hari dilakukan adalah berkomunikasi. Dalam
berkomunikasi, bahasa memiliki peranan penting untuk menyampaikan berita.
Untuk menyampaikan berita (pesan, amanat, ide, dan pikiran) dibutuhkan bahasa
yang singkat, jelas, dan padat. Fungsinya adalah agar segala sesuatu yang
disampaikan mudah dirnengerti. Namun, dalam menggunakan bahasa tersebut
pemakai bahasa tetaplah mengikuti kaidah-kaidah atau aturan yang benar karena
bahasa yang benar akan dijadikan acuan atau model oleh rnasyarakat pemakai
bahasa, dan ragam itu digunakan dalam situasi resmi. Apakah penggunaan bahasa
Indonesia saat ini masih belum baik dan benar?”.
Analisis kesalahan berbahasa adalah salah satu cara untuk menjawab
pertanyaan tersebut. Melalui analisis kesalahan berbahasa, kita dapat menjelaskan
penggunaan bahasa indonesia yang baik dan benar. Bahasa Indonesia yang baik
adalah bahasa Indonesia yang memenuhi faktor-faktor komunikasi, adapun
bahasa Indonesia yang benar adalah bahasa Indonesia yang memenuhi kaidah-
kaidah (tata bahasa) dalam kebahasaan. Bagaimana cara kita mengalisis bahasa
yang baik dan benar itu? Hal itu lah yang akan dibahasa dalam makalah ini.
Setelah mempelajari, kita dapat mempraktikannya dalam berbahasa Indonesia.
B. Rumusan Masalah
1) Apa pengertian Kesalahan Berbahasa?
2) Apa saja taksonomi kesalahan berbahasa ?
3) Apa saja sumber kesalahan berbahasa ?
C. Tujuan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
memilih korpus bahasa, 2) mengenali kesalahan dalam korpus, 3) mengklasifikasikan
kesalahan, 4) menjelaskan kesalahan, dan 5) mengevaluasi kesalahan.
f) Tarigan dan Sulistyaningsih (1997)
Analisis kesalahan berbahasa adalah suatu prosedur kerja yang biasa digunakan
oleh peneliti atau guru bahasa, yang meliputi kegiatan mengumpulkan sampel
kesehatan, mengidentifikasi kesalahan yang terdapat dalam sampel, menjelaskan
kesalahan tersebut, mengklasifikasikan kesalahan itu, dan mengevaluasi taraf
keseriusan kesalahan itu.
g) Samsuri (1987)
Analisis kesalahan berbahasa adalah kegiatan pengkajian segala aspek
penyimpangan dalam bahasa itu sendiri yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana
bahasa itu diucapkan, ditulis, disusun, dan berfungsi.
3
Taksonomi kategori linguistik dijadikan sebagai dasar penelitian kesalahan berbahasa.
Unsur-unsur kesalahan berbahasa yang termasuk dalam kategori linguistik adalah
a) kesalahan fonologis, yang mencakup ucapan bagi bahasa lisan, dan ejaan bagi
bahasa tulis.
b) Kesalahan morfologis, yang mencakup prefiks, infiks, sufiks, konfiks,
simulfiks, dan perulangan kata.
c) kesalahan sisntaksis, yang mencakup frasa, klausa, kalimat.
d) kesalahan leksikal atau pilihan kata (Tarigan, 1988:196).
4
yang belajar bahasa Inggris, maka kita dapat membandingkan struktur
kesalahan pelajar yang memeroleh bahasa Inggris sebagai B1.
Berdasarkan perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat
dibedakan:
a) kesalahan perkembangan (development errors) adalah kesalahan-
kesalahan yang sama dengan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar
bahasa sasaran sebagai B1 mereka.
b) kesalahan antarbahasa (interlingual errors) adalah kesalahan-kesalahan
yang semata-mata mengacu pada kesalahan B2 yang mencerminkan
struktur bahasa asli atau bahasa ibi, tanpa menghiraukan proses-proses
internal atau kondis-kondisi eksternal yang menimbulkannya.
Kesalahan antarbahasa merupakan kesalahan yang sama dalam
struktur bagi kalimat atau frasa yang berekuivalen secara semantik dalam
bahasa ibu sang pelajar.
c) kesalahan taksa (atau ambiguous errors) adalah kesalahan yang dapat
diklasifikasikan sebagi kesalahan perkembangan ataupun kesalahan
antarbahasa.
d) kesalahan lain (other errors) menurut Dulay dan Burt (1974), dalam
membuat analisis komparatif kesalahan anak-anak, menyebutnya sebagai
kesalahan unik (Unique errors) yang mengacu pada keunikannya bagi para
pelajar B2.
5
c. hilangnya ciri kalimat pasif.
6
1. Kesalahan Bidang Fonologi
7
diutamakan. Hal demikian ini terbawa sampai ketika mereka harus
berbahasa. Dalam pemakaian bahasa Indonesia sebagai B2, biasanya
leksikal bahasa jawa dimasukkan juga untuk tujuan kesopanan atau
penghormatan.
+ “Nyuwun sewu pak, Bapak diminta panita untuk memberikan sepatah-
dua patah kata.
+ “Apabila tidak ada acara lain, Bapak saya minta untuk rawuh pada
acara reuni nanti.
8
B1 (Interlangual) atau mungkin juga karena faktor dalam B2 itu sendiri
(Intralingual). Beberapa contoh kesalahan dalam bidang sintaksis adalah
sebagai berikut:
Bentuk nya pada kata buku merupakan bentukan yang kurang tepat sebab
bentuk itu terpengaruh struktur kalimat bahasa Jawa (Interlingual) “Bukune
Anton kegowo ning Tini.” Dalam struktur bahasa Indonesia, bentuk
kepemilikan itu ditunjukkan dengan langsung disertakannya pemilik dibelakang
kata yang menunjukkan yang dimiliki. Bentuk yang benar dari kalimat di atas
adalah “Buku Anton terbawa oleh Tini”
Kalimat ini salah karena kerumitan dalam sistim bahasa itu sendiri
(Intralingual). Kesalahan kalimat tersebut berkaitan dengan pengisi fungsi
subjek. Berdasarkan analisis fungsional, S yang dimaksudkan oleh penulis
dalam kalimat tersebut adalah “masyarakat Madura.” Namun demikian,
karena di depan ”masyarakat Madura” diletakkan kata depan “di dalam”
maka fungsi subjek pada kalimat tersebut menjadi kacau. Kalimat (2) tersebut
dapat dikembalikan pada dua kalimat yang benar :
(1) “Di dalam masyarakat Madura dikenal juga dua golongan itu.”
(2) “Masyarakat Madura mengenal juga dua golongan itu.”
9
merupakan kesalahan yang ditimbulkan oleh kerumitan sistim bahasa itu
sendiri. Kata “daripada” digunakan untuk membandingkan dua hal yang
bertentangan misalnya “Ali lebih pandai daripada adiknya.” Pembetulan
kalimat (4) itu adalah dengan menghilangkan kata “daripada” sehingga
menjadi “Ibu anak itu sering sakit.”
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Dari penjelasan diatas dapat kami simpulkan bahwa kesalahan adalah sisi
yang memiliki cacat pada ujaran atau tulisan. Kesalahan tersebut merupakan bagian-
bagian konversasi atau komposisi yang menyimpang dari norma atau norma yang
dipilih dari penampilan orang dewasa. Hal itu dapat diketahui bahwa kesalahan
adalah norma-norma bahasa yang telah disebutkan dalam bahasa Indonesia.
Kesalahan bisa dilakukan oleh siapa saja. Kesalahan akademik dengan penulisan
bahasa,baik Perjuangan bahasa pertama juga Perjuangan kedua. Kesalahan geografis
tersebut ganti pencapaian tujuan bahasa kiamat Kesalahan Berbahasaharus dikurangi
bahkan dapat dihapuskan. Kesalahan-kesalahan yang sering terjadi dan banyak terjadi
pada diskusi-sentuhan ilmiah.
Dalam analisis kesalahan berbahasa dibahas masalah tentang kesalahan
bahasa (error) dan kekhilafan atau kekeliruan (mistake). Kesalahan bahasa mengacu
pada penyimpangan kaidah (struktur atau tata bahasa) bahasa yang baku. Kekhilafan
atau kekeliruan mengacu pada penyimpangan tataran strategi performasi bahasa.
Ukuran atau parameter penyimpangan untuk bahasa Indonesia terjadi apabila
penggunaan bahasa Indonesia itu tidak baik dan tidak benar. Kekhilafan atau
kekeliruan (mistake) selalu terjadi pada anak (siswa) yang berada dalam proses
pemerolehan dan pembelajaran bahasa. Kekhilafan itu memiliki sifat yang acak, tidak
sistematis, tidak permanen (temporer) dan bersifat individual. Itu merupakan wujud
kreativitas anak dalam mengonstruksi kemampuan berbahasanya.
11
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/7440902/MAKALAH_ANALISIS_KESALAHAN_BER
BAHASA_INDONESIA
https://www.slideshare.net/AnasSetiaji/makalah-analisis-kesalahan-berbahasa-
indonesia
https://massofa.wordpress.com/2008/08/27/permasalahan-dalam-analisis-kesalahan-
berbahasa-dan-analisis-kontrastif/
http://adazdasrun.blogspot.com/2012/05/analisis-kesalahan-berbahasa.html
http://ithasartika91.blogspot.com/2011/04/analisis-kesalahan-berbahasa.html
https://gemasastrin.wordpress.com/2009/06/14/analisis-kesalahan-berbahasa/
http://mencariilmuriri.blogspot.com/2014/11/analisis-kesalahan-berbahasa.html
http://file.upi.edu/Direktori/DUALMODES/PEMBINAAN_BAHASA_INDONESIA
_SEBAGAI_BAHASA_KEDUA/10_BBM_8.pdf
12