Dalam proses belajar mengajar penggunaan media sangat berpengaruh besar dalam
pencapaian hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
digariskan. Untuk itu seorang guru tidak hanya dituntut menguasai bahan pelajaran
tetapi juga terampil menggunakan media dalam proses belajar mengajar tersebut. Salah
satu alasan penggunaan media pembelajaran adalah terkait dengan manfaat media
pembelajaran bagi keberhasilan belajar mengajar di kelas. Media yang dipergunakan
tentunya disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran itu sendiri, sebab tidak
semua media cocok untuk setiap jenis materi pelajaran.
Penggunaan LCD Proyektor saat ini merupakan hal yang sudah biasa, mengingat tuntutan
pendidikan yang harus lebih canggih dari waktu ke waktu. Tidak hanya berkutat pada
papan tulis dan kapur, serta penyajian materi yang monoton. Manusia harus lebih kreatif
untuk memanfaatkan teknologi yang sudah ada, termasuk LCD Proyektor ini.
2. Ramah Lingkungan
Karena LCD Proyektor hanya menggunakan tenaga listrik, maka dapat dikatakan sangat
ramah lingkungan dari pada menulis di whiteboard dengan spidol, atau menulis di papan
tulis dengan kapur. Selain tidak mencemari lingkungan yang akibatnya dapat
mengganggu kesehatan.
Itulah gambaran singkat kelebihan jika kita menggunakan LCD dalam pembelajaran, akan
tetapi pada realitanya penggunaan LCD Proyektor juga memiliki banyak kekurangan atau
lebih tepatnya dampak penyalahgunaan. Banyak guru malah tergantung dengan media ini
bahkan dijadikan sebagai kambing hitam sehingga mereka malas atau bahkan tidak mau
menuliskan materi di papan tulis khususnya kasus teori hitungan. Selain materi
pelajaran yang berbasis hitungan pun, terdapat masalah juga pada materi yang tidak
menggunakan hitungan, karena materi yang diberikan oleh guru malah banyak yang
berasal dari meng-copy-paste dari suatu sumber dan tidak mau mengolahnya kembali,
sehingga membuat materi yang ditampilkan terlalu sulit untuk dipelajari siswa.
Harapan ke depan semoga guru maupun siswa dapat memanfaatkan sebaik-baiknya
teknologi yang sudah banyak tersedia saat ini dalam proses pembelajaran terlebih
penggunaan LCD ini yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar..
LCD Proyektor dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan in-focus, yang sebenarnya
istilah itu salah karena infocus adalah salah satu merek dagang dari produk lcd
proyektor. Bagaimana cara mengoperasikannya ?
Solusi yang menurut saya paling mungkin diterapkan adalah solusi pertama, yaitu
mengadakan seminar khusus untuk guru-guru, agar mereka mampu membuat atau
menjadikan infokus sebagai media pembelajaran. Mengadakan seminar seperti ini akan
memberikan pengetahuan lebih bagi para guru. Juga bertujuan untuk mempersiapkan
guru untuk mampu membuat rencaana pembelajaran dengan infokus sebagai media
pembelajarannya.Karna keinginan dari guru biasanya ada tapi masalah yang di hadapi
adalah karna kurangnya pengetahuan menggunakan Media Infokus.
E. Tujuan Penerapan Media Infokus sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Dasar Tujuan
dari penerapan infokus sebagai media pembelajaran di SD negeri 1 Raman Jayaadalah:
Membuat pembelajaran di kelas menjadi gembira, menyenangkan dan tidak
membosankan.
Membuat peserta didik tidak merasa ketinggalan zaman
Melalui media infokus, siswa dapat melihat benda-benda lain di seluruh dunia.apalagi
saat menggunakan media Infokus bisa terhubung dengan internet,siswa bisa kita ajak
menjelajahi dunia dengan mengklik Gogle,tentunya dengan membuka situs pendidikan.
Di SD Negeri 1 Raman Jaya memang ada bebarapa Orang Guru yang sering menggunakan
Media Infokus tapi dengan cara di bongkar-pasang, namun menurut saya itu sedikit
merepotkan, Melihat kondisi ini saya kira dilingkungan sekolah SD Negeri1 Raman
Jayasudah siap Menggunakan Media Infokus sebagai media pembelajaran kalau didukung
Oleh Medianya sendiri maupun oleh Gurunya .
G. Kesiapan Penyelenggara Pendidikan dan Peserta Didik dalam Penerapan Infokus
sebagai Media Pembelajaran di Sekolah SD Negeri1 Raman Jaya
Penyelenggara pendidikan disini harus disiapkan untuk mampu menjadikan infokus
sebagai salah satu media pembelajaran. Di sekolah ini terdapat guru honorer yang masih
muda, dan guru PNS yang usianya agak tua. Untuk guru yang usianya masih muda saya
kira mereka pasti akan mampu menjadikan infokus sebagai media pembelajaran.
Tidak menutup kemungkinan guru senior pun bisa memanfaatkan infokus sebagai media
pembelajaran. Guru-guru senior harus diberikan sosialisasi bagaimana cara dan manfaat
menggunakan infokus sebagai media pembelajaran. kepala sekolah menurut saya Sangat
mendukung program belajar dengan menggunakan media Infokus.
Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses
kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya
antara lain:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem
pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang
digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu.
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.
3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang
digunakan.
4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang
mengunakannya.
6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat
memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar
dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM,
yakni:
1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4. Media pengajaran juga harus sesuai denga kondisi individu siswa.
5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:
1. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi
pelajaran) disampaikan.
2. Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang
diajak ke lokasi objek tersebut.
3. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau
tiruannya.
4. Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek
yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
5. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media
sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
6. Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk
mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis
lingkaran [1]
1. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual
aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi
pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah
instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya,
sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya
media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar
offline dan Web sebagai bahan ajar online.[2]
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu:
1. Fungsi atensi,
2. Fungsi afektif,
3. Fungsi kognitif,
4. Fungsi kompensatoris.
1. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh
mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang
diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian
mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.
1. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah social atau ras.
1. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
1. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar
jumlahnya, yaitu :
Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis
dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan
dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]
1. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:
1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau
model;
b. Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;
c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-
speed photography;
d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,
video, film bingkai, foto maupun secara verbal;
e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain, dan
f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di
visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.
1. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar;
b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan;
1. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda,, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini
akan lebih sulit bila latar belakan lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini
dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama;
b. Mempersamakan pengalaman;
1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain