Anda di halaman 1dari 7

FUNGSI DAN MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN

Dalam proses belajar mengajar penggunaan media sangat berpengaruh besar dalam
pencapaian hasil belajar yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
digariskan. Untuk itu seorang guru tidak hanya dituntut menguasai bahan pelajaran
tetapi juga terampil menggunakan media dalam proses belajar mengajar tersebut. Salah
satu alasan penggunaan media pembelajaran adalah terkait dengan manfaat media
pembelajaran bagi keberhasilan belajar mengajar di kelas. Media yang dipergunakan
tentunya disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran itu sendiri, sebab tidak
semua media cocok untuk setiap jenis materi pelajaran.

Penggunaan LCD Proyektor saat ini merupakan hal yang sudah biasa, mengingat tuntutan
pendidikan yang harus lebih canggih dari waktu ke waktu. Tidak hanya berkutat pada
papan tulis dan kapur, serta penyajian materi yang monoton. Manusia harus lebih kreatif
untuk memanfaatkan teknologi yang sudah ada, termasuk LCD Proyektor ini.

Manfaat Menggunakan LCD Proyektor dalam sistem belajar

1. Lebih Efektif dan Efisien


Dengan menggunakan LCD Proyektor, waktu yang digunakan untuk mengajar tidak
terbuang sia-sia hanya untuk menulis di papan tulis, dan membuat catatan. Selain itu
kualitas visual akan lebih nyaman dengan materi yang dapat terlihat dengan jelas di
banding dengan menulis di papan tulis. Hal inilah yang dapat membuat waktu belajar
menjadi efektif, dan suasana belajar mejadi efisien

2. Ramah Lingkungan
Karena LCD Proyektor hanya menggunakan tenaga listrik, maka dapat dikatakan sangat
ramah lingkungan dari pada menulis di whiteboard dengan spidol, atau menulis di papan
tulis dengan kapur. Selain tidak mencemari lingkungan yang akibatnya dapat
mengganggu kesehatan.

3. Membiasakan peserta didik dengan teknologi


Secara tidak langsung, penggunaan LCD Proyektor dapat mendidik siswa agar lebih
mengeluarkan ide-ide kreatifnya dalam penggunaan teknologi. Yang dapat brguna bagi
perkembangan dirinya di era modernisasi yang semakin berkembang.

4. Mengikuti Standar Pendidikan

Hampir disetiap sekolah di perkotaan menggunakan media pembelajarn berupa LCD


Proyektor. Lambat laun sistem pembelajaran yang seperti ini akan semakin berkembang
hingga ke sekolah yang letaknya di desa atau pedalaman. Jadi dengan mengikuti standar
pendidikan seperti ini, Maka pendidikn di Indonesia akan terus berkembang.

Itulah gambaran singkat kelebihan jika kita menggunakan LCD dalam pembelajaran, akan
tetapi pada realitanya penggunaan LCD Proyektor juga memiliki banyak kekurangan atau
lebih tepatnya dampak penyalahgunaan. Banyak guru malah tergantung dengan media ini
bahkan dijadikan sebagai kambing hitam sehingga mereka malas atau bahkan tidak mau
menuliskan materi di papan tulis khususnya kasus teori hitungan. Selain materi
pelajaran yang berbasis hitungan pun, terdapat masalah juga pada materi yang tidak
menggunakan hitungan, karena materi yang diberikan oleh guru malah banyak yang
berasal dari meng-copy-paste dari suatu sumber dan tidak mau mengolahnya kembali,
sehingga membuat materi yang ditampilkan terlalu sulit untuk dipelajari siswa.
Harapan ke depan semoga guru maupun siswa dapat memanfaatkan sebaik-baiknya
teknologi yang sudah banyak tersedia saat ini dalam proses pembelajaran terlebih
penggunaan LCD ini yang efektif dan efisien dalam proses belajar mengajar..

LCD Proyektor dalam istilah sehari-hari sering disebut dengan in-focus, yang sebenarnya
istilah itu salah karena infocus adalah salah satu merek dagang dari produk lcd
proyektor. Bagaimana cara mengoperasikannya ?

Petunjuk Pengoperasian secara umum :


Hubungkan proyektor dengan listrik mengunakan kabel power, apabila lampu indikator
power menyala orange, berarti proyektor siap dipakai
Buka tutup lensa
Tekan tombol power sekitar 2 detik (di panel proyektor atau remote), tunggu sampai
indikator berwarna hijau dan display tampil penuh selama 10 - 30 detik
Nyalakan semua peralatan yang menjadi input (CPU, Notebook, video player dll)
Tekan source (input) untuk memilih input yang akan didisplaykan atau automaticsource
dalam kondisi "On", silahkan menunggu 5 - 10 detik untuk pencarian input terdekat
Port LCD dihubungkan ke PC ataunotebook melalui kabel USB , begitu juga kabel VGA
dan kabel audio LCD Proyektor dapat dihubungkan dengan monitor komputer melalui
VGA kabel Port Video dan audio dalam LCD dapat dihubungkan vga adapter kabel dan
kabel audio ke computer

Hal - hal yang perlu diperhatikan dalam mengkoneksikan LCD ke komputer :


Jangan membuka chasing proyektor, karena didalamnya ada komponen yang tidak boleh
diservice selain service center resmi.
Sebelum menggunakan proyektor sebaiknya membaca buku petunjuk penggunaan
terlebih dahulu.
Jangan melihat secara langsung lensa proyektor saat kondisi hidup, karena akan
membahayakan bagi mata.
Jangan menganalisis dan menyimpulkan serta melakukan perbaikan sendiri
Selalu membuka penutup lensa saat proyektor dalam kondisi hidup.
Sebaiknya menggunakan stabilizer atau UPS untuk menghindari kerusakan
Jangan menggunakan lampu yang sudah lewat umur pakainya, karena akan meng
akibatkan ledakan dan kerusakan bagian lain.
Jangan pernah melepas lampu dan semua komponen yang ada saat listrik masih
terhubung dengan proyektor
Jangan meletakkan proyektor di tempat yang tidak stabil, karena akan jatuh atau rusak
Jangan menutup lubang ventilasi dengan peralatan yang akan menghalangi proses
pendinginan
Jangan menggunakan pengatur keystone bagian depan lebih dari 10 derajat dan bagian
belakang lebih dari 15 derajat
Jangan meletakkan proyektor dalam posisi vertikal (berdiri)
Jangan meletakkan peralatan lain diatas proyektor
Jangan menutup lensa dengan bahan yang mudah terbakar saat proyektor hidup.
Jangan meletakkan cairan didekat proyektor maupun listrik.
Gunakan celling mount/bracket untuk instalasi diatas plafon
Penggunaan infokus sebagi media pembelajaran ini mempunyai kelebihan dan
kekurangannya, diantaranya sebagai berikut:
1. Kelebihan infokus sebagai media pembelajaran:
Dapat digunakan untuk semua bidang studi
Infokus dapat memancarkan berbagai jenis bahan audio-visual termasuk gambar diam,
film, objek, spesimen, drama.
Infokus ukuran tampilannya dapat disesuaikanl besar atau kecilnya.
2. Kelemahan infokus sebagai media pembelajaran:
Dalam penggunaanya harus memerlukan perangkat lain
Harus digunakan dalam ruangan yang digelapkan supaya tampilan lebih jelas terlihat.
Harus ada aliran Listrik
Untuk daerah pulau yang belum ada aliran listrik tidak bisa menggunakan media Infokus
Dengan melihat kelebihan dan kelemahan infokus sebagai media pembelajaran di atas,
saya menghadirkan sebuah masalah, “Bagaimana guru sekolah dasar dapat
memanfaatkan infokus sebagai media pembelajaran di dalam setiap kegiatan
pembelajaran?”.solusi yang telah saya rumuskan, diantaranya adalah sebagai berikut:
guru-guru sekolah dasar pada umumnya memakai metode ceramah yang membuat
murid-muridnya bosan belajar di ruangan kelasnya. Saran saya adalah mengadakan
semacam seminar ilmiah yang diikuti guru-guru sekolah dasar yang tujuannya agar guru-
guru tersebut mampu merancang pembelajaran dengan menggunakan infokus sebagai
media pembelajarannya.
Guru harus mampu memanfaatkan media Infokus,apalagi banyak bantuan media
pembelajaran infokus yang diberikan kepada sekolah sekolah khususnya di batam yang
harus dimanfaatkan karna banyak bantuan yang diberikan oleh pemerintah hanya
tersimpan digudang.
Harus dikondisikan lagi dalam menggunakan media infokus ke setiap sekolahsekolah.
Hal ini tentunya memerlukan sosialisasi dari pemerintah kota Khususnya kedinas
pendidikaan dan diteruskan kesekolah-sekolah
kepala sekolah harus menggalakan kepada para guru-guru agar selalu menggunakan
media pembelajaran dalam mengajar khususnya media Infokus,tidak harus selalu
mengandalkan buku pegangan Guru.

Solusi yang menurut saya paling mungkin diterapkan adalah solusi pertama, yaitu
mengadakan seminar khusus untuk guru-guru, agar mereka mampu membuat atau
menjadikan infokus sebagai media pembelajaran. Mengadakan seminar seperti ini akan
memberikan pengetahuan lebih bagi para guru. Juga bertujuan untuk mempersiapkan
guru untuk mampu membuat rencaana pembelajaran dengan infokus sebagai media
pembelajarannya.Karna keinginan dari guru biasanya ada tapi masalah yang di hadapi
adalah karna kurangnya pengetahuan menggunakan Media Infokus.

E. Tujuan Penerapan Media Infokus sebagai Media Pembelajaran di Sekolah Dasar Tujuan
dari penerapan infokus sebagai media pembelajaran di SD negeri 1 Raman Jayaadalah:
Membuat pembelajaran di kelas menjadi gembira, menyenangkan dan tidak
membosankan.
Membuat peserta didik tidak merasa ketinggalan zaman
Melalui media infokus, siswa dapat melihat benda-benda lain di seluruh dunia.apalagi
saat menggunakan media Infokus bisa terhubung dengan internet,siswa bisa kita ajak
menjelajahi dunia dengan mengklik Gogle,tentunya dengan membuka situs pendidikan.

F. Kesiapan Lingkungan Sekolah dalam Penerapan Infokus sebagai Media Pembelajaran di


Sekolah SD
Ruangan-ruangan kelas di SD Negeri 1 Raman Jaya Saat ini memang belum
memungkinkan untuk meletakan Media Infokus diruangan kelas secara permanen
walaupun ada beberapa kelas yang sudah dipasangkan secara permanen, mengingat,
pintu dan jendela yang harus dipasang teralis untuk menghindari pencurian.

Di SD Negeri 1 Raman Jaya memang ada bebarapa Orang Guru yang sering menggunakan
Media Infokus tapi dengan cara di bongkar-pasang, namun menurut saya itu sedikit
merepotkan, Melihat kondisi ini saya kira dilingkungan sekolah SD Negeri1 Raman
Jayasudah siap Menggunakan Media Infokus sebagai media pembelajaran kalau didukung
Oleh Medianya sendiri maupun oleh Gurunya .
G. Kesiapan Penyelenggara Pendidikan dan Peserta Didik dalam Penerapan Infokus
sebagai Media Pembelajaran di Sekolah SD Negeri1 Raman Jaya
Penyelenggara pendidikan disini harus disiapkan untuk mampu menjadikan infokus
sebagai salah satu media pembelajaran. Di sekolah ini terdapat guru honorer yang masih
muda, dan guru PNS yang usianya agak tua. Untuk guru yang usianya masih muda saya
kira mereka pasti akan mampu menjadikan infokus sebagai media pembelajaran.

Tidak menutup kemungkinan guru senior pun bisa memanfaatkan infokus sebagai media
pembelajaran. Guru-guru senior harus diberikan sosialisasi bagaimana cara dan manfaat
menggunakan infokus sebagai media pembelajaran. kepala sekolah menurut saya Sangat
mendukung program belajar dengan menggunakan media Infokus.

H. Kesiapan Lingkungan Sosial dan orangtua siswa dalam Penerapan Infokus


sebagai Media Pembelajaran di Sekolah SD Negeri1 Raman Jaya Dilihat dari lingkungan
tempat tinggal dan pekerjaan orangtua siswa yang mayoritas bekerja dibidang
Industri,Para orang tua siswa sangat mendukung karna untuk menggunakan media
Infokus orang tua siswa sama sekali tidak dibebankan untuk membeli Infokus karna
Sebagian Sekolah di Batam banyak yang mendapatkan bantuan media Infokus dari
pemerintah. Dengan demikian lingkungan sosial di sekitar sekolah pun sangat
mendukung parogram tersebut, karena hal ini merupakan hal positif.

Media pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi mutu proses
kegiatan belajar-mengajar. Oleh karena itu harus diperhatikan prinsip-prinsip penggunaanya
antara lain:
1. Penggunaan media pengajaran hendaknya dipandang sebagai bagian integral dari suatu sistem
pengajaran dan bukan hanya sebagai alat bantu yang berfungsi sebagai tambahan yang
digunakan bila dianggap perlu dan hanya dimanfaatkan sewaktu-waktu.
2. Media pengajaran hendaknya dipandang sebagai sumber belajar yang digunakan dalam usaha
memecahkan masalah yang dihadapi dalam proses belajar-mengajar.
3. Guru hendaknya benar-benar menguasai teknik-teknik dari suatu media pengajaran yang
digunakan.
4. Guru seharusnya memperhitungkan untung ruginya pemanfaatan suatu media pengajaran.
5. Penggunaan media pengajaran harus diorganisir secara sistematis bukan sembarang
mengunakannya.
6. Jika sekiranya suatu pokok bahasan memerlukan lebih dari macam media, maka guru dapat
memanfaatkan multi media yang menguntungkan dan memperlancar proses belajar-mengajar
dan juga dapat merangsang siswa dalam belajar.
Beberapa syarat umum yang harus dipenuhi dalam pemanfaatan media pengajaran dalam PBM,
yakni:

1. Media pengajaran yang digunakan harus sesuai dengan tujuan pembelajaran yang telah
ditetapkan.
2. Media pengajaran tersebut merupakan media yang dapat dilihat atau didengar.
3. Media pengajaran yang digunakan dapat merespon siswa belajar.
4. Media pengajaran juga harus sesuai denga kondisi individu siswa.
5. Media pengajaran tersebut merupakan perantara (medium) dalam proses pembelajaran siswa.
Penggunaan media pengajaran seharusnya mempertimbangkan beberapa hal berikut ini:

1. Guru harus berusaha dapat memperagakan atau merupakan model dari suatu pesan (isi
pelajaran) disampaikan.
2. Jika objek yang akan diperagakan tidak mungkin dibawa ke dalam kelas, maka kelaslah yang
diajak ke lokasi objek tersebut.
3. Jika kelas tidak memungkinkan dibawa ke lokasi objek tersebut, usahakan model atau
tiruannya.
4. Bilamana model atau maket juga tidak didapatkan, usahakan gambar atau foto-foto dari objek
yang berkenaan dengan materi (pesan) pelajaran tersebut.
5. Jika gambar atau foto juga tidak didapatkan, maka guru berusaha membuat sendiri media
sederhana yang dapat menarik perhatian belajar siswa.
6. Bilamana media sederhana tidak dapat dibuat oleh guru, gunakan papan tulis untuk
mengilustrasikan objek atau pesan tersebut melalui gambar sederhana dengan garis
lingkaran [1]
1. FUNGSI MEDIA PEMBELAJARAN
Istilah media mula-mula dikenal dengan alat peraga, kemudian dikenal dengan istilah audio visual
aids (alat bantu pandang/dengar). Selanjutnya disebut instructional materials (materi
pembelajaran), dan kini istilah yang lazim digunakan dalam dunia pendidikan nasional adalah
instructional media (media pendidikan atau media pembelajaran). Dalam perkembangannya,
sekarang muncul istilah e-Learning. Huruf “e” merupakan singkatan dari “elektronik”. Artinya
media pembelajaran berupa alat elektronik, meliputi CD Multimedia Interaktif sebagai bahan ajar
offline dan Web sebagai bahan ajar online.[2]
Levie & Lents (1982) mengemukakan empat fungsi media pembelajaran, khususnya media visual,
yaitu:

1. Fungsi atensi,
2. Fungsi afektif,
3. Fungsi kognitif,
4. Fungsi kompensatoris.
1. Fungsi Atensi
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik dengan materi
pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan salah satu pelajaran yang tidak disenangi oleh
mereka sehingga mereka tidak memperhatikan. Media gambar khususnya gambar yang
diproyeksikan melalui overhead projector dapat menenangkan dan mengarahkan perhatian
mereka kepada pelajaran yang akan mereka terima. Dengan demikian, kemungkinan untuk
memperoleh dan mengingat isi pelajaran semakin besar.

1. Fungsi Afektif
Media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang
bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa, misalnya
informasi yang menyangkut masalah social atau ras.

1. Fungsi Kognitif
Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaiaan tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.

1. Fungsi Kompensatoris
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat dari hasil penelitian bahwa media visual yang
memberikan konteks untuk memahami teks membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan
memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.[3]
Media pembelajaran, menurut Kemp & Dayton (1985:28), dapat memenuhi tiga fungsi utama
apabila media itu digunakan untuk perorangan, kelompok, atau kelompok pendengar yang besar
jumlahnya, yaitu :

1. Memotivasi minat atau tindakan,


2. Menyajikan informasi,
3. Memberi instruksi.
Untuk memenuhi fungsi motivasi, media pembelajaran dapat direalisasikan dengan teknik drama
atau hiburan. Hasil yang diharapkan adalah melahirkan minat dan merangsang para siswa atau
pendengar untuk bertindak (turut memikul tanggung jawab, melayani secara sukarela, atau
memberikan subangan material). Pencapaian tujuan ini akan memperngaruhi sikap, nilai, dan
emosi.
Untuk tujuan informasi, media pembelajaran dapat digunakan dalam rangka penyajian informasi
dihadapan sekelompok siswa. Isi dan bentuk penyajian bersifat amat umum, berfungsi sebagai
pengantar, ringkasan laporan, atau pengetahuan latar belakang. Penyajian dapat pula berbentuk
hiburan, drama, atau teknik motivasi. Ketika mendengar atau menonton bahan informasi, para
siswa bersifat pasif. Partisipasi yang diharapkan dari siswa hanya terbatas pada persetujuan atau
ketidaksetujuan mereka secara mental, atau terbatas pada perasaan tidak/kurang senang, netral,
atau senang.

Media berfungsi untuk tujuan instruksi di mana informasi yang terdapat dalam media itu harus
melibatkan siswa baik dalam benak atau mental maupun dalam bentuk aktivitas yang nyata
sehingga pembelajaran dapat terjadi. Materi harus dirancang secara lebih sistematis dan psikologis
dilihat dari segi prinsip-prinsip belajar agar dapat menyiapkan instruksi yang efektif. Di samping
menyenangkan, media pembelajaran harus dapat memberikan pengalaman yang menyenangkan
dan memenuhi kebutuhan perorang siswa.[4]
1. MANFAAT MEDIA PEMBELAJARAN
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis (dalam bentuk kata-kata
tertulis atau lisan belaka).
2. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti misalnya:
a. Objek yang terlalu besar, bisa digantikan dengan realita, gambar, film bingkai, film, atau
model;

b. Objek yang kecil-dibantu dengan proyektor mikro, film bingkai, film, atau gambar;

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan timelapse atau high-
speed photography;

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi di masa lalu bisa ditampilkan lagi lewat rekaman film,
video, film bingkai, foto maupun secara verbal;

e. Objek yang terlalu kompleks (misalnya mesin-mesin) dapat disajikan dengan model,
diagram, dan lain-lain, dan

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain) dapat di
visualkan dalam bentuk film, film bingkai, gambar, dan lain-lain.

1. Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat mengatasi sikap pasif anak
didik. Dalam hal ini media pendidikan berguna untuk:
a. Menimbulkan kegairahan belajar;

b. Memungkinkan interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan
kenyataan;

c. Memungkinkan anak didik belajar sendiri-sendiri menurut kemampuan dan minatnya.

1. Dengan sifat yang unik pada tiap siswa ditambah lagi dengan lingkungan dan pengalaman yang
berbeda,, sedangkan kurikulum dan materi pendidikan ditentukan sama untuk setiap siswa,
maka guru banyak mengalami kesulitan bilamana semuanya itu harus diatasi sendiri. Hal ini
akan lebih sulit bila latar belakan lingkungan guru dengan siswa juga berbeda. Masalah ini
dapat diatasi dengan media pendidikan, yaitu dengan kemampuannya dalam:
a. Memberikan perangsang yang sama;

b. Mempersamakan pengalaman;

c. Menimbulkan persepsi yang sama.[5]


Dale (1969:180) mengemukakan bahwa bahan-bahan audio-visual dapat memberikan banyak
manfaat asalkan guru berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hubungan guru-siswa tetap
merupakan elemen paling penting dalam system pendidikan modern saat ini. Guru harus selalu
hadir untuk menyajikan materi pelajaran dengan bantuan media apa saja agar manfaat berikut ini
dapat terealisasi:

1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas;


2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah lalu siswa;
3. Menunjukkan hubungan antar mata pelajaran dan kebutuhan dan minta siswa dengan
meningkatnya motivasi belajar siswa;
4. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa;
5. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa;
6. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan
imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar;
7. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa
banyak telah mereka pelajar;
8. Melengkapi pengalaman yang kaya dengan pengalaman itu konsep-konsep yang berkala dapat
kembangkan;
9. Memperluas wawasan dan pengalaman siswa yang mencerminkan pembelajaran nonverbalistik
dan membuat generalisasi yang tepat;
10. Meyakinkan diri bahwa urutan dan kejelasan pikiran yang siswa butuhkan jika mereka
membangun struktur konsep dan system gagasan yang bermakna.
Sudjana dan Rivai (1992;2) mengemukakan manfaat media pembelajaran dalam proses belajar
siswa, yaitu:

1. Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga dapat menumbuhkan motivasi
belajar;
2. Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya sehingga dapat lebih dipahami oleh siswa dan
memungkinkannya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran;
3. Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui
penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga,
apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran;
4. Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian
guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan,
memerankan, dan lain-lain

Anda mungkin juga menyukai