Oleh :
Nama : Maya Restanti Devi
NPM : 120401080094
1.1 Latar Belakang
2) Konteks adalah benda atau hal yang berada bersama teks dan menjadi
lingkungan atau situasi penggunaan bahasa. Dengan demikian, konteks
adalah hal-hal yang bukan unsur bahasa. Unsur-unsur konteks sebuah
wacana sangat penting karena pengguna bahasa harus memperhatikan
konteks agar dapat menggunakan bahasa secara tepat dan menentukan
makna secara tepat pula.
1.2.2 Pembatas Masalah
3.3.1 Data
Adapun data dalam penelitian ini adalah Data yang
dikumpulkan berupa teks pidato tentang bagamana struktur dan
konteks pidato (Penampih Pasrah) dalam Adat Pernikahan Jawa di desa
Baujeng Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan.
Pengelolaan data yang ada dalam penelitian ini dilakukan dengan tiga
cara yaitu reduksi data, klarifikasi data, dan kodifikasi data.
(1) Reduksi Data
Peneliti perlu mereduksi data atau merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang yang tidak penting.
No Kode Konteks Data Pengantin Ke-1 Pengantin Ke-2 Pengantin Ke-3 Deskripsi
Pidato
(Penampih
Putri Putra Putri Putra Putri Putra
Pasrah)
1 B1AB
Pada dasarnya kesimpulan yang disajikan merupakan temuan dari analisis data
yang telah dilakukan. Temuan tersebut dapat merupakan temuan utama dan
temuan tambahan, sesuai dengan metode analisis data serta pengujian penelitian.
3.6 Prosedur Penelitian
Ada tiga tahapan penelitian yang dilakukan peneliti, yakni (1) tahap
persiapan, (2) tahap pelaksanaan, (3) tahap penyelesaian.
3.6.1 Tahap Persiapan
Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah pemilihan judul,membuat
proposal penelitian, membuat peta konsep, membuat kisi-kisi, melakukan
pemilihan data.
Penutur Bapak Asmurizen, seorang laki-laki yang berumur lima puluh tujuh tahun, seorang guru.
Beliau pihak yang mewakili keluarga mempelai putra. Dalam berpidato beliau memakai bahasa Indonesia
B1B dan Jawa, intonasi jelas dan suaranya lantang dalam berpidato.
2. B2 Pendengar Pendengar di dalam acara pernikahan ini adalah semua orang yang hadir dalam acara pernikahan kedua
mempelai.
3. B3 Topik Pembicaraan Topik pembicaraan adalah tentang sebuah pernikahan serta nasihat yang diberikan penutur dari pihak
mempelai pengantin putri.
4. B4 Latar Peristiwa Berlangsungnya acara pernikahan disuatu tempat. Latar peristiwa terjadi di rumah mempelai putra,
desa Pohkecik. Berlangsungnya acara pada sore hari.
5. B5 Penghubung Menggunakan Bahasa lisan: bahasa Indonesia, bahasa Jawa, bahasa Arab (ayat-ayat al-qur’an).Melalui
medium bahasa yang dapat dipahami dan dimengerti oleh pendengar.
6. B6 Kode bahasa Sebagian besar dalam acara pernikahan adat jawa menggunakan dialek bahasa Jawa untuk berpidato
(Penampih Pasrah).
7. B7 Bentuk Pesan Bentuk pesan merupakan nasihat-nasihat yang diberikan kepada kedua mempelai pada umumnya
bersifat umum bisa di pahami khalayak umum.
8. B8 Peristiwa Tutur Berbahasa lisan dan penutur memberikan nasihat kepada kedua mempelai pengantin. Peristiwa tutur
terjadi karena penutur menyyampaikan pidato (Penampih Pasrah).
4.3 Klasifikasi Data
4.3.1 Klasifikasi Data Struktur dan Konteks Pidato (Penampih Pasrah)
Tabel 4.3.1.1 Klasifikasi Data Struktur Pidato (Penampih Pasrah)
B1B Penutur Bapak Asmurizen, seorang laki-laki yang berumur lima puluh tujuh tahun, seorang guru. Beliau
pihak yang mewakili keluarga mempelai putra. Dalam berpidato beliau memakai bahasa Indonesia dan Jawa,
intonasi jelas dan suaranya lantang dalam berpidato.
Penuturnya adalah orang yang mewakili dari pihak mempelai pengantin putri atau putra. Bapak H.Khudori,
B1C seorang laki-laki yang berumur enam puluh dua tahun, seorang pensiunan guru. Beliau pihak yang mewakili
keluarga mempelai putri. Dalam berpidato beliau memakai bahasa Indonesia dan Jawa, intonasi jelas dan suaranya
lantang serta memberikan efek bercanda agar pendengar tidak merasa jenuh dan bosan.
Bapak Ust. Efendi, seorang laki-laki yang berumur empat puluh delapan tahun. Beliau seorang guru mengaji,
B1D pihak yang mewakili keluarga mempelai putra. Beliau Intonasinya jelas dan nadanya cepat. Dalam berpidato beliau
memakai bahasa Indonesia dan Jawa.
Penuturnya adalah orang yang mewakili dari pihak mempelai pengantin putri atau putra. Ibu Imama, seorang
B1E perempuan yang berumur enam puluh tahun, seorang Ustadzah. Beliau pihak yang mewakili keluarga mempelai
putri. Dalam berpidato beliau memakai bahasa Jawa, intonasi jelas dan lantang. Serta memberikan efek bercanda
agar pendengar tidak merasa jenuh dan bosan.
Bapak Untung, seorang laki-laki, berumur lima puluh empat tahun. Beliau pihak yang mewakili keluarga
mempelai putra. Beliau intonasinya pelan, jelas, dan tenang. Dalam berpidato beliau memakai bahasa Indonesia
B1F
dan Jawa.
2. B2 Pendengar Pendengar di dalam acara pernikahan ini adalah semua orang yang hadir
dalam acara pernikahan kedua mempelai.
3. B3 Topik Topik pembicaraan adalah tentang sebuah pernikahan serta nasihat yang
Pembicaraan diberikan penutur dari pihak mempelai pengantin putri.
6. B6 Kode bahasa Sebagian besar dalam acara pernikahan adat jawa menggunakan dialek bahasa
Jawa untuk berpidato (Penampih Pasrah).
7. B7 Bentuk Pesan Bentuk pesan merupakan nasihat-nasihat yang diberikan kepada kedua
mempelai pada umumnya bersifat umum bisa di pahami khalayak umum.
8. B8 Peristiwa Tutur Berbahasa lisan dan penutur memberikan nasihat kepada kedua mempelai
pengantin. Peristiwa tutur terjadi karena penutur menyampaikan pidato
(Penampih Pasrah).
4.4 Pembahasan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pidato
(Penampih Pasrah) dalam Adat Pernikahan Jawa di desa Baujeng Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan, telah ditemukan beberapa temuan mengenai struktur dan
konteks pada pidato (Penampih Pasrah) dalam Adat Pernikahan Jawa di desa
Baujeng Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan. Data pidato (Penampih Pasrah)
dalam Adat Pernikahan Jawa di desa Baujeng Kecamatan Beji Kabupaten
Pasuruan, dikategorikan menjadi dua, yaitu berdasarkan struktur, dan
konteksnya.
4.4.1 Struktur Pada Pidato (Penampih Pasrah) Dalam Adat Pernikahan
Jawa Di Desa Baujeng Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap pidato
(Penampih Pasrah) dalam Adat Pernikahan Jawa di desa Baujeng Kecamatan Beji
Kabupaten Pasuruan, ditemukan temuan berupa struktur pidato pidato
(Penampih Pasrah). Struktur yang ditemukan adalah sebagai berikut:
4.4.1.1 Deskripsi Pidato (Penampih Pasrah) Dalam Adat Pernikahan
Jawa Di Desa Baujeng Kecamatan Beji Kabupaten Pasuruan