Indonesian
Minggu ke-4
Kalimat Efektif
LEARNING OUTCOMES
1. Pola kalimat
2. Jenis kalimat
4. Kesalahan kalimat
ISI MATERI
1. Pola Kalimat
2. Jenis Kalimat
a. Menurut Jumlah Klausanya
1) Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal hanya
mengandung satu unsur S, P, O, Pel dan Ket.
Contoh:
Kami mahasiswa Binus.
2) Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih kalimat
tunggal.
Contoh:
Seorang spesialis media sosial harus memiliki kemampuan mengembangkan rencana
konten dalam media sosial yang sesuai dan konsisten dengan identitas merek produk.
Indonesian
b. Menurut Fungsi
1) Kalimat berita
Contoh:
Pembagian kalender tahun baru di Kelurahan Cijantung dilakukan pada tanggal 1
Januari.
2) Kalimat tanya
Contoh:
Apakah ini akun Tiktok milik Anda?
3) Kalimat perintah
Contoh:
Tolonglah perbaiki laptopku ke pusat servis elektronik
4) Kalimat seru
Contoh:
Aduh, powerbank-ku ketinggalan!
Indonesian
1) Subjek dan Predikat
Sebuah kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek di dalam
sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan. Predikat dalam kalimat adalah
kata yang berfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau bagaimana subjek itu.
(1a) Kepada para peserta seminar diharapkan duduk di tempat yang paling depan.
(1b) Di dalam keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
Predikat dari kalimat di atas adalah diharapkan dan mengandung. Subjek dari kalimat diatas
adalah para peserta seminar, dan Keputusan itu. Akan tetapi, karena kata-kata itu didahului oleh
partikel kepada dan di dalam, kata-kata itu tidak berfungsi sebagai subjek. Kata-kata Pada,
didalam, kepada, haarus dihilangkan agar subjeknya menjadi jelas dan keseluruhan kalimat
menjadi padu.
(1a) Para peserta seminar diharapkan duduk di tempat yang paling depan.
(1b) Keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat menguntungkan umum.
Indonesian
3) Gagasan pokok
Dalam menyusun kalimat, kita harus mengemukakan gagasan pokok diletakan pada
bagian depan kalimat. Biasanya ide pokok diletakan pada bagian depan kalimat atau di akhir
kalimat.
(3a) Ia tertabrak motor ketika ia masih menggenggam telepon seluler.
(3b) Ia masih menggenggam telepon seluler ketika ia tertabrak motor.
Gagasan pokok kalimat (3a) ialah ‘ia tertabrak motor’ merupakan induk kalimat, di
kalimat ke (3b) ‘ia masih menggenggam telepon seluler’ merupakan induk kalimatnya.
Indonesian
Kalimat (a) dan (b) keduanya sudah tepat. Penggunaannya bergantung pada jalan pikiran
penulis apakah ia mementingkan hubungan waktu atau hubungan sebab. Yang perlu diperhatikan
ialah pilihan penggabungan itu harus sesuai dengan konteks kalimat.
(6c) Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak bertindak sendiri-
sendiri.
(6d) Semua peraturan telah ditentukan agar para mahasiswa tidak bertindak sendiri-sendiri.
b. Keparalelan/Kesejajaran
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat
tertentu. Semisal dalam suatu perincian, jika unsur pertama menggunakan verba, dan seterusnya
harus verba. Jika unsur pertamanya nomina, bentuk berikutnya juga nomina.
Contoh:
1) Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan, pelebaran jalan
desa, dan membuat tali air. (salah)
2) Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan, melebarkan jalan
desa, dan membuat tali air. (benar)
Indonesian
c. Kecermatan
Kalimat yang efektif adalah kalimat yang tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tepat dalam
pilihan kata.
Contoh:
1) Dosen baru datang (salah)
2) Dosen baru saja datang (benar)
3) Dosen baru itu sudah datang (benar)
4) Mahasiswa perguruan tinggi terkenal itu menerima hadiah (salah)
5) Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah (benar)
d. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat menggunakan kata, frasa, atau bentuk lain
yang dianggap tidak perlu.Kehematan dalam kalimat efektif merupakan kehematan dalam
pemakaian kata, frasa atau bentuk lain yanng dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu
menyangkut soal gramatikal dan makna kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang
diperlukan atau yang menambah kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan.
1) Pengulangan subjek kalimat
Contoh:
(1a) William segera membatalkan pesanannya setelah dia menemukan harga yang lebih
murah di toko lain.
(1b) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki ruangan.
Indonesian
2) Hiponimi
Dalam bahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan yang lebih
tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkadang makna dasar kelompok makna kata yang
bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok warna. Kata desember sudah
bermakna bulan.
Contoh:
(2a) Saat masuk ke dalam bioskop, pengunjung harus menyimpan makanan yang dibawa
dari luar di petugas keamanan.
(2b) Mereka turun ke bawah melalui tangga samping kantor
e. Kelogisan
Kelogisan kalimat adalah kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan sesuatu
dengan logika. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika masuk akal atau ide kalimat dapat
diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
1) Waktu dan tempat kami persilahkan
2) Hermawan Susanto menduduki juara pertama Indonesia Terbuka Kalimat itu tidak logis
(tidak masuk akal).
Indonesian
f. Kefokusan
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah dipahami. Kefokusan
ditandai dengan adanya satu unsur subjek/ predikat/ objek/ keterangan. Kalimat dikatakan
memenuhi syarat kefokusan, apabila fokus dengan satu unsur S-P-O-K .
Contoh:
Printer itu saya perbaiki
S S P
Kalimat tersebut tidak efektif karena memiliki dua unsur S (subjek). Agar efektif, kalimat
tersebut dapat diubah menjadi:
4. Kesalahan Kalimat
Dalam menulis kalimat, terdapat kesalahan pembentukan dan pemilihan kata. Hal tersebut
dijabarkan sebagai berikut.
a. Penanggalan awalan meng- pada judul berita dalam surat kabar diperbolehkan. Namun,
dalam teks beritanya awalan meng- harus eksplisit.
Contoh:
1) Rusia luncurkan pesawat bolak-balik Ukraina (Salah)
2) Rusia meluncurkan pesawat bolak-balik Ukraina (Benar)
Indonesian
c. Peluluhan Bunyi /c/
Kata dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat awalan meng-.
Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila mendapat awalan meng-.
1) Nathalie lebih menyintai Steven daripada menyintai Arthur. (Salah)
2) Nathalie lebih mencintai Steven daripada mencintai Arthur. (Benar)
Indonesian
g. Pemakaian Akhiran –ir
Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa Indonesia sehari-hari.
Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk padanan akhiran ir- adalah asi atau –isasi.
Contoh:
1) Alfin lupa untuk mengkoordinir konsumsi cemilan untuk seminar siang ini. (salah)
2) Alfin lupa untuk mengoordinasi konsumsi cemilan untuk seminar siang ini. (benar)
i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap Dalam kehidupan
berbahasa sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan daripada sering dipertukarkan.
Contoh:
1) Topokki ini terbuat daripada tepung beras. (salah)
2) Topokki ini terbuat dari tepung beras. (benar)
Indonesian
k. Penggunaan dimana, yang mana, hal mana.
Kata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan. Kata di mana tersebut harus di
ubah menjadi yang, bahwa, tempat, dan sebagainya yang sesuai dengan konteks. Bias saja kata
di mana berkedudukan sebagai pengganti kata ketika, pada saat, tentang, dan bagi.
Indonesian
KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberap hal berikut:
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan dipahami oleh pendengar
(pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si
penutur atau si penulis.
2. Terdapat beberapa ciri kalimat efektif:
a. Kesatuan: Kalimat efektif haris mempunyai keseimbangan pikiran atau gagasan dengan
struktur bahasa yang dipergunakan.
b. Keparalelan: pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-bagian kalimat
tertentu.
c. Kecermatan: kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
d. Kehematan: Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu
e. Kelogisan: kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan sesuatu dengan logika.
f. Kevariasian: suatu paragraf dalam tulisan memerlukan bentuk pola dan jenis kalimat
yang bervariasi
3. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata, meliputi:
a. Penanggalan awalan meng-
b. Penanggalan Awalan ber
c. Peluluhan Bunyi /c/
d. Penyegauan Kata Dasar
e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang Berimbuhan meng-/peng-
f. Awalan ke- yang Keliru
g. Pemakaian Akhiran –ir
h. Padanan yang Tidak Serasi
i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada
j. Pemakaian Akronim (Singkatan)
k. Penggunaan dimana, yang mana, hal mana.
Indonesian
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, E.Z. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Presindo.
H.P. Achmad dan Alex. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Indonesian