Anda di halaman 1dari 3

INISIASI 7

Assalamuaikum W.W.

Kita bertemu dalam pertemuan ke-7 tuton ini dalam kajian modul 7 tentang Hakikat
Menulis. Agar Anda lebih cepat memahami materi tersebut maka Anda perlu mengetahui
kompetensi khusus dalam bahasan modul ini, yaitu : (1) Anda dapat menjelaskan
pengertian menulis, (2) Anda dapat mengembangkan paragraf dengan menggunakan
kalimat-kalimat efektif.

Baca dan kajilah dengan cermat materi inisiasi 7 dari modul 7 berikut ini. Selanjutnya,
kerjakanlah tugas 3 (tugas terakhir) yang telah tersedia pada ruang tugas Anda.

MENULIS KALIMAT & PARAGRAF.

Saudara/i mahasiswa, pada inisiasi 7 diawali dengan pembahasan menulis kalimat,


selanjutnya tentang menulis paragraf. Untuk itu mari kita mulai pembahasannya sebagai
berikut:

Kalimat
Sebuah bacaan atau wacana disusun berdasarkan kalimat-kalimat yang terwujud karena
adanya kata-kata. Kalimat yang digunakan dalam sebuah wacana yang baik adalah
kalimat efektif. Sebuah kalimat dikatakan efektif bila dia berterima. Artinya tidak ada
keluhan, gangguan, atau kebingungan pada diri pembaca. 

Kalimat efektif dapat ditandai oleh beberapa ciri, yaitu: (1) kelogisan, (2) kehematan,
(3) kesepadanan dan kesatuan, dan (4) kesejajaran bentuk. Perhatikan contoh ciri-ciri
kalimat efektif berikut ini.

(1) Kesepadanan dan Kesatuan

Syarat sebuah kalimat adalah keberadaan unsur subjek dan objek. Mari kita lihat contoh
berikut ini.

1. Adikku yang sedang menyiram bunga di kebun belakang.

2. Adikku sedang menyiram bunga di kebun belakang.

Sekalipun kalimat 1 kelihatan lebih panjang dibandingkan kalimat 2, tetapi kalimat 1


tidak dapat dikatakan kalimat karena hanya menduduki satu fungsi yakni subjek (tidak
memiliki predikat). Berbeda dengan kalimat 2. Adikku (subjek), sedang menyiram
(predikat), bunga (objek), di kebun belakang (keterangan tempat), sehingga tampak
adanya kesepadanan/kesatuan pada struktur (SPOK).
(2) Kelogisan

Sebuah kalimat dikatakan efektif bila mengandung unsur logis. Bila makna kalimat tidak
logis atau tidak dapat diterima nalar maka kalimat tersebut tidak efektif.

1. Bebek menggiring Pak Tani.

2. Pak Tani menggiring bebek.

Dilihat dari segi struktur kedua kalimat di atas benar yaitu berstuktur: subjek - predikat
- objek (SPO). Namun kalimat 1 tidak dapat diterima nalar/tidak logis, maka kalimat 1
bukanlah kalimat efektif dan ini tidak bisa digunakan di dalam tulisan.

(3) Kehematan

Kehematan tidak hanya harus diterapkan di dalam kehidupan/keseharian tetapi juga di


dalam menyusun kalimat.

1. Para hadirin yang duduk di belakang silakan maju ke depan.

2a. Hadirin yang duduk di belakang silakan ke depan.

2b. Hadirin yang duduk di belakang silakan maju.

Pada kalimat 1 kata hadirin sudah menunjukkan jamak, dengan demikian tidak
diperlukan lagi penanda jamak yaitu penggunaan kata para. Kemudian kata maju
menunjukkan ke depan, dengan demikian kata ke depan tidak diperlukan.

(4) Kesejajaran Bentuk

Kesejajaran atau paralelisme dalam kalimat adalah penggunaan bentuk-bentuk bahasa


yang sama atau konstruksi yang sama dalam susunan serial.

1. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok, memasang 


listrik, dan penataan taman.

2a. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah pengecatan tembok, pemasangan
listrik, dan penataan taman.

2b. Tahap terakhir penyelesaian rumah ini adalah mengecat tembok, memasang listrik,
dan menata taman.

Sampai di sini saya yakin Anda dapat menunjukkan mana yang tidak efekif dan mana
yang efektif. Kita akhiri bahasan kita tentang kalimat efektif. Pahami dan camkan untuk
nanti Anda terapkan dalam kegiatan menulis.
Paragraf
Bila kalimat efektif memiliki ciri-ciri sebagai penanda, paragraf yang memiliki syarat-
syarat. Syarat paragraf yang baik harus memenuhi kriteria (a) kelengkapan, (b)
kesatuan, dan (3) kepaduan.

(1) Kelengkapan

Paragraf adalah susunan beberapa kalimat yang terdiri atas satu ide pokok disertai
kalimat-kalimat penjelas. Pengertian tersebut sudah menyiratkan bahwa sebuah
paragraf minimal terdiri atas dua kalimat, kalimat inti dan kalimat penjelas. Jumlah
kalimat penjelas bergantung pada seberapa perlu ide pokok atau kalimat inti
mendapatkan penjelasan.

(2) Kesatuan (kohesi)

Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan bila semua kalimat yang ada di dalamnya
berfokus pada topik atau ide pokok paragraf. Semua kalimat yang membangun paragraf
itu saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya membentuk satu kesatuan.
Jika terdapat satu kalimat saja yang menyimpang dari ide pokoknya, kesatuan paragraf
itu akan menjadi rusak. (Perhatikan contoh pada modul 7 BMP MKDU 4110).

(3) Kepaduan (koherensi)

Kepaduan dalam sebuah paragraf dititikberatkan pada hubungan antarkalimat dalam


membangun sebuah paragraf. Antara kalimat yang satu dengan kalimat lainnya terjalin
dengan padu. Jika kesatuan berorientasi pada ide pokok, kepaduan lebih berorientasi
pada struktur dan sarana kebahasaannya. Sarana kebahasaan tersebut adalah:

o repetisi atau pengulangan kata kunci

o kata ganti orang dan kata ganti tunjuk (dia, mereka, ini, itu, dll)

o kata transisi/konjungsi

o paralelisme

Demikian Saudara pembahasan tentang paragraf pada tutorial kali ini. Contoh-contoh
penggunaan bahasa dan persyaratan paragraf yang lain dapat Anda lihat pada modul 7
(Hakikat Menulis) BMP MKDU 4110 Bahasa Indonesia. Pahami betul contoh-contoh
tersebut. Semoga Anda dapat menyelesaikan tugas 3 dengan baik.

SELAMAT BELAJAR & MENGERJAKAN TUGAS…!!!

SEMOGA SUKSES…!!!

Anda mungkin juga menyukai