Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan
maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.
Dengan kata lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan
pada pendengar atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
Mengingat hal tersebut betapa pentingnya penggunaan kalimat efektif, sehingga
diperlukan pengetahuan lebih lanjut mengenai pengertian, macam-macam dan
pengunaan kalimat efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat disimpulkan bahwa rumusan masalah dari
makalah ini adalah "Bagaimanakah penggunaan kalimat efektif ?"
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui penggunaan kalimat
efektif.
BAB II
1
ISI
Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik ejaan maupun
tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya. Dengan kata
lain, kalimat efektif mampu menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pendengar
atau pembacanya seperti apa yang dimaksudkan oleh penulis.
1. Sesuai EYD
Sebuah kalimat efektif haruslah menggunakan ejaan maupun tanda baca yang
tepat. Kata baku pun mesti menjadi perhatian agar tidak sampai kata yang di tulis
ternyata tidak tepat ejaannya.
2. Sistematis
Sebuah kalimat paling sederhana adalah yang memiliki susunan subjek dan
predikat, kemudian ditambahkan dengan objek, pelengkap, hingga keterangan. Sebisa
mungkin guna mengefektifkan kalimat, buatlah kalimat yang urutannya tidak
memusingkan. Jika memang tidak ada penegasan, subjek dan predikat diharapkan
selalu berada di awal kalimat.
4. Tidak Ambigu
Syarat kalimat efektif yang terakhir, kalimat efektif menjadi sangat penting untuk
menghindari pembaca dari multiftafsir. Dengan susunan kata yang ringkas,
sistemastis, dan sesuai kaidah kebahasaan; pembaca tidak akan kesulitan mengartikan
ide dari kalimat kalian sehingga tidak ada kesan ambigu.
2
1. Kepaduan
2. Kelogisan
Ide kalimat dalam kaliamat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan
sesuai dengan kaidah EYD.
Contoh:
a. Waktu dan tempat kami persilahkan (Tidak efektif)
b. Bapak kepala sekolah kami persilahkan (Efektif)
3. Kehematan Kata
Kalimat efektif tidak menggunakan kata-kata atau frasa yang tidak perlu digunakan.
Untuk menghindari pemborosan kata di dalam kalimat, hal yang harus diperhatikan
4. Penekanan
Kalimat yang dipentingkan harus diberi penekanan. Cara memberi penekanan pada
kalimat :
a. Mengubah posisi dalam kalimat, yakni dengan cara meletakkan bagian yang
penting di depan kalimat.
3
Contoh :
1) Harapan kami adalah agar soal ini dapat kita bicarakan lagi pada kesempatan
lain
2) Pada kesempatan lain, kami berharap kita dapat membicarakan lagi soal ini.
b. Menggunakan partikel, penekanan bagian kalimat dapat menggunakan partikel
–lah, -pun, dan –kah.
Contoh :
1) Saudaralah yang harus bertanggung jawab dalam soal itu.
2) Kami pun turut dalam kegiatan itu.
3) Bisakah dia menyelesaikannya?
c. Menggunakan repetisi, yakni dengan mengulang-ulang kata yang dianggap penting.
Contoh :
Dalam membina hubungan antara suami istri, antara guru dan murid, antara orang
tua dan anak, antara pemerintah dan rakyat, diperlukan adanya komunikasi dan
sikap saling memahami antara satu dan lainnya.
d. Menggunakan pertentangan, yakni menggunakan kata yang bertentangan atau
berlawanan makna atau maksud dalam bagian kalimat yang ingin ditegaskan.
Contoh :
1) Anak itu tidak malas, tetapi rajin.
2) Ia tidak menghendaki perbaikan yang sifatnya parsial, tetapi total dan
menyeluruh.
5. Kevariasian (Variety)
Ciri kevariasian akan diperoleh jika kalimat yang satu dibandingkan dengan
kalimat yang lain. Kemungkinan variasi kalimat tersebut sebagai berikut :
Contoh:
1) Mang Usil dari kompas menganggap hal ini sebagai suatu isarat sederhana
untukbertransmigrasi (Frase benda)
2) Dibuangnya jauh-jauh pikiran yang menghantuinya selama ini (Frase Kerja)
3) Karena bekerja terlalu berat dia jatuh sakit (frase Penghubung)
4
b. Variasi dalam pola kalimat
Untuk efektifitas kalimat dan untuk menghindari suasana menoton yang dapat
menimbulkan kebosanan, pola kalimat subjek – Predikat – Objek dapat diubah
menjadi predikat – objek – Subjek atau yang lainnya.
Contoh :
Contoh:
Dalam kutipan tersebut terdapat satu kalimat yang dinyatakan dalam bentuk
tanya. Penulis tentu dapat mengatakannya dalam kalimat berita. Akan tetapi untuk
mencapai efektifitas, ia memakai kalimat tanya.
Contoh:
1) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Kita dengan mudah dapat menanamnya dan
memeliharanya. Lagi pula kita tidak perlu memupuknya. Kita hanya menggali
lubang, menanam, dan tinggal menunggu buahnya.
2) Pohon pisang itu cepat tumbuh. Dengan mudah pohon pisang itu dapat ditanam
dan dipelihara. Lagi pula tidak perlu dipupuk kita hanya menggali lubang,
menanam dan tinggal menunggu buahnya.
5
kalimat pada paragraf 1) tidak bervariasi sedangkan paragraf 2) bervariasi, namun
hanya variasi aktif – pasif.
e. Penggunaan Ejaan
Suatu kalimat dapat dikatakan efektif jika menggunakan ejaan secara tepat.
Kalimat efektif menggunakan penempatan tanda baca, penulisan huruf, dan
penulisan kata yang tepat.
Contoh :
1) Pak, guru Toni pandai bermain sepak bola ( Tidak Efektif )
2) Pak guru Toni, pandai bermain sepak bola ( Efektif )
3) Pak guru Toni pandai bermain sepak bola ( Efektif )
4) Tikus, mati di makan kucing ( Tidak Efektif )
5) Tikus mati di makan kucing ( Efektif )
6
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kesimpulannya Kalimat efektif adalah kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa baik
ejaan maupun tanda bacanya sehingga mudah dipahami oleh pembaca atau pendengarnya.
Syarat-syarat kalimat efektif adalah Sesuai EYD, Sistematis, Tidak Boros dan Bertele-Tele
serta Tidak Ambigu dan ciri- ciri kalimat efektif adalah kepaduan, kelogisan, kehematan kata,
penekanan dan variasi.
B. Saran