Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

Pengertian, Fungsi, & Tujuan Al Washliyah


Disusun guna memenuhi tugas pada mata kuliah Kealwashliyahan
Dosen Pengampu:
Burhanuddin, SM., SE., SPd., ME

Oleh:
Kelompok 4
Maya Auliani Muhafiz (226114012)
Sheylla Audia (226114014)
Shella Anastasya (226114015)

ENGLISH LITERATURE DEPARTMENT


FACULTY OFF LITERATURE
UMN AL-WASHLIYAH
MEDAN
2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
limpahan rahmatnya kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu
tanpa ada halangan yang berarti dan sesuai dengan harapan.

Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada bapak Burhanuddin, SM., SE.,
SPd., ME sebagai dosen pengampu mata kuliah Kealwashliyahan yang telah
membantu memberikan arahan dan pemahaman dalam penyusunan makalah
ini.

Kami menyadari bahwa dalam penyususnan makalah ini masih banyak


kekurangan karena keterbatasan kami. Maka dari itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran untuk menyempurnakan makalah ini. Semoga
apa yang ditulis dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, 22 Februari 2023

Kelompok 4
CONTENTS
KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. 2
CONTENTS .............................................................................................................................................. 3
BAB 1 ......................................................................................................................................................... 4
PENDAHULUAN .................................................................................................................................... 4
1.1) Latar Belakang Masalah ............................................................................................. 4
1.2) Rumusan Masalah .......................................................................................................... 6
1.3) Tujuan ................................................................................................................................... 6
BAB 2 ......................................................................................................................................................... 7
PEMBAHASAN ....................................................................................................................................... 7
2.1) Pengertian Al Jam’iyatul Washliyah ................................................................... 7
2.2) Fungsi Al Jam’iyatul Washliyah ........................................................................... 10
2.3) Tujuan Al Jam’iyatul Washliyah .......................................................................... 12
BAB 3 ....................................................................................................................................................... 14
PENUTUP ............................................................................................................................................... 14
3.1) Kesimpulan ...................................................................................................................... 14
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1) Latar Belakang Masalah


Al-jamiyatul washliyah yang selanjutnya disebut “Al-washliyah” adalah
ormas islam yang lahir pada tanggal 30 November 1930 di Medan. Al
jamiyatul washliyah bermula dari sebuah kelompok studi yang dibentuk
oleh murid-murid MIT (Maktab Islamiyah Tapanuli) yang duduk dikelas
tertinggi pada tahun 1928. Pada perkembangan selanjutnya para anggota
kelompok diskusi merasakan perlunya wadah organisasi yang lebih besar
dari sekedar kelompok diskusi. Lalu upaya ke arah ini mulai dirintis dengan
melakukan beberapa kali pertemuan. Sehingga puncaknya pada tanggal
30 November 1930 dideklarasikanlah Organisasi Al Jamiyatul Washliyah
dengan pengurusnya Ismail Banda sebagai ketua I dan A. Rahman Syihab
sebagai ketua II.
Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir dan
besar di Sumatera Utara pada tahun 1930. Sejarah perkembangan Islam
di Sumatera Utara, mencatat nama-nama besar ulama Al Jam’iyatul
Washliyah sebagai orang-orang yang sangat menonjol dalam
memperjuangkan Islam, baik dalam bidang pendidikan, sosial, ekonomi,
politik dan dakwah. Sejauh ini Al Jam’iyatul Washliyah berkontribusi besar
terhadap perkembangan dakwah Islamiyah di Sumatera Utara, hal
tersebut dapat dilihat dari jumlah lembaga pendidikan Al Jam’iyatul
Washliyah yang tersebar di Sumatera Utara dari yang terendah sampai
tertinggi. Selain berdakwah secara terorganisir kegiatan dakwah juga
dilakukan secara perorangan, salah satu ulama yang paling gigih dalam
berdakwa adalah Muhammad Arsyad Thalib Lubis.
Al Jam'iyatul Washliyah dilahirkan untuk bisa menjadi wadah
berhimpunnya orang-orang yang memiliki tujuan yang mulia yaitu
membaikkan hubungan manusia dengan Allah (Hablun Minallah) dan
hubungan manusia dengan manusia (Hablun Minannas). Al-Washliyah
adalah sebagai wadah, organisasi ibadah, dakwah, pendidikan, sosial, dan
amar ma'ruf nahi munkar bagi umat islam. Adapun fungsi Al-Washliyah
meliputi bidang-bidang: pendidikan, pengajaran agama, peribadatan,
sosial ekonomi dan penyeruan pada kebajikan dan pencegahan
kemungkaran.
Salah satu tujuan didirikannya Al Washliyah di Medan pada tahun 1930,
adalah untuk mengisi kekosongan dunia dakwah di Sumatera Utara.
Pergerakan dakwah telah dilakukan sebelum kemerdekaan hingga saat ini.
Ulama Al Washliyah tidak menyia-nyiakan setiap waktu sebagai usaha
untuk merealisasikan tujuan dakwah dengan sistemik dan teratur. Ulama
Al Washliyah, senantiasa mencari jalan terbaik untuk menyukseskan
program-program dakwah yang telah direncanakan. Berbagai pendekatan
dilakukan dengan beberapa tahapan untuk memastikan masyarakat
Muslim benar-benar memahami syariat Islam semaksimal mungkin serta
berdakwah kepada non-Muslim.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk membahas
pengertian, tujuan dan fungsi dari Al Washliyah.Sehingga dapat dijabarkan
di bagian rumusan masalah.
1.2) Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Al Jam’iyatul Washliyah?
2. Apa saja fungsi dari Al Jam’iyatul Washliyah?
3. Apa saja tujuan dari Al Jam’iyatul Washliyah?

1.3) Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Al Jam’iyatul Washliyah.
2. Untuk mengetahui fungsi Al Jam’iyatul Washliyah
3. Untuk mengetahui tujuan Al Jam’iyatul Washliyah?
BAB 2

PEMBAHASAN

2.1) Pengertian Al Jam’iyatul Washliyah


Al Jam’iyatul Washliyah merupakan organisasi Islam yang lahir
pada 30 November 1930 dan bertepatan 9 Rajab 1349 H di kota Medan,
Sumatera Utara. Al Jam’iyatul Washliyah yang lebih dikenal dengan
sebutan Al Washliyah lahir ketika bangsa Indonesia masih dalam
penjajahan Hindia Belanda (Nederlandsh Indie). Sehingga para pendiri
Al Washliyah ketika itu turut pula berperang melawan penjajah Belanda.
Tidak sedikit para tokoh Al Washliyah yang ditangkap Belanda dan
dijebloskan ke penjara.
Arti Al Jam’iyatul Washliyah adalah ‘Perhimpunan yang
memperhubungkan’. Al Jam’iyah atau Jama’ah berarti Perkumpulan
atau perhimpunan. Al Washliyah atau Washolah artinya
menghubungkan. Sehingga arti dari Al Jam’iyatul Washliyah adalah
Perkumpulan atau Perhimpunan yang Menghubungkan. Yaitu
mengubungkan antara umat manusia dengan Allah Swt sebagai
penciptanya. Mengubungkan atau menghimpun manusia dengan
manusia lainnya agar bersatu dan menghubungkan manusia dengan
alam sekitarnya. Hal ini sesuai dengan makna Hablun-minallah wa
hablun minannaas (Hubungan manusia dengan Allah dan hubungan
manusia dengan sesama manusia).
Sejak awal Sejarah Berdirinya Al Washliyah, mereka sudah
meletakkan posisinya secara independent dan tidak berafiliasi ke partai
politik manapun. Meskipun begitu, organisasi ini tidak membatasi
anggotanya secara pribadi yang sebenarnya ingin mengembangkan
karirnya dalam rangka amal shalih kepada partai politik yang ada dan
ormas yang sah di mata peraturan pemerintah.
Pada umumnya, visi dari organisasi Islam adalah untuk
melakukan jihad fi sabilillah yang artinya untuk berjihad berjuang
dengan sungguh-sungguh di jalan Allah, dan mencari mardhatillah,
yang artinya untuk mencari ridha Allah. Maka dari itu, untuk mencapai
visi tersebut, Al Washliyah memiliki visi khusus yaitu membangun
washilah yang berarti sebagai suatu kelompok komunitas Islam yang
selalu berjuang untuk membangun dan memperkuat hubungan manusia
dengan Allan dan antar manusia dengan manusia.
Para pemuda seperti Abdurrahman Syihab , Ismail Banda, Yusuf
Ahmad Lubis, Adnan Nur, Abdul Wahab, dan M. Isa yang tergabung
sebagai santri atau pelajar di dalam Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT)
Medan, pada awalnya memang mempunyai ‘keresahan’ yang sama atas
permasalahan yang sedang terjadi di antara umat Islam pada saat itu,
yaitu timbulnya berbagai macam perpecahan yang dilandasi atas
perbedaan pendapat dan mahzab di kalangan umat Islam itu sendiri. Hal
itu juga diperparah oleh politik adu domba Belanda yang pada saat itu
masih menjajah Indonesia, sehingga perpecahan sangat mudah terjadi di
kalangan umat.
Maktab Islamiyah Tapanuli (MIT) Medan adalah sebuah sekolah
dimana para pemuda tersebut menimba ilmu. Dari sinilah otoritas mereka
sebagai pemuda terpelajar dapat berkembang dengan mengamalkan
keilmuan keislaman yang mereka dapatkan. Dan dari tempat menimba
ilmu ini juga merupakan awal starting point mereka dalam menyatukan
umat Islam, khususnya di Medan dan Sumatera Utara, bisa terlaksana
dan terwujud.
Pada awalnya, Al Washliyah merupakan Organisasi Masyarakat
Islam (Ormas Islam) yang didirikan pada tanggal 30 November 1930 di
Kota Medan Sumatra Utara. Pertama sekali ormas Islam yang berdiri di
Pulau Sumatra dan didirikan oleh para pendirinya yang bersuku bangsa
Melayu (Batak Mandailing, Melayu Deli, Aceh).
Hingga sekarang, Al Washliyah menjadi Ormas (Organisasi
Masyarakat) Islam yang bersifat sosial dan memiliki tujuan untuk
mengamal ajaran Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain
itu, organisasi ini juga serta merta mewujudkan masyarakat yang
beriman, bertaqwa, aman, damai, adil, makmur, dan diridhai oleh Allah
SWT dalam negara Indonesia yang didasarkan dengan Pancasila.
2.2) Fungsi Al Jam’iyatul Washliyah
Berbicara tentang organisasi Al- Washliyah tidak terlepas dari
istilah manajemen (kepemimpinan). Pakar Manajemen Modern GR.
Terry menyebutkan fungsi managemen yaitu: Planing (perencanaan),
organizing (pengorgani sasian), actuating (pengarahan) dan controling
(pengawasan).
Bila salah satu tidak berfungsi atau tidak difungsikan, maka
organisasi mengalami hambatan bahkan tidak jalan sebagaimana
mestinya atau bisa disebut Mismanajemen. Yaitu organisasi yang salah
urus, misalnya: salah dalam merencanakan, keliru dalam pembagian
tugas atau pendelegasian dan tidak diarahkan kepada yang sebenarnya,
atau lemahnya pengawasan.
Salah satu saja dari pada fungsi tersebut tidak normal
(terlaksana) mengakibatkan organisasi merugi apalagi seluruhnya,
jadilah ia bagaikan kerakap tumbuh di atas batu, mati segan hidup tak
mau.
Adapun fungsi Al-Washliyah meliputi bidang-bidang: Tarbiyah
(pendidikan),dakwah (penyiaran dan pengajaran agama), ubudiyah
(peribadatan), muamalat (sosial ekonomi), dan amar ma'ruf nahi
munkar (penyeruan pada kebajikan dan pencegahan kemungkaran).
Tapi pokok semua itu adalah dakwah.
Artinya: "Serulah (manusia) kepada jalan Tuhanmu dengan
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu dialah yang lebih mengetahui
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan dialah yang lebih
mengetahui orang-orang yang mendapat petunjuk". (Q.S.An-Nahl;
016: 125).
Sejarah menceritakan kepada kita bahwa Islam dikembangkan
melalui dakwah Nabi Muhammad SAW. bersama para
sahabat,dilanjutkan oleh para Tabi'-tabi'in, para Ulama, Da'i dan
sampailah kepada kita seruan Islam itu dan dengan dakwah Islam akan
lestari hingga akhir zaman.
Nilai dakwah adalah asas semua nilai, dasar semua maksud dan
pangkal semua perbuatan. Berbicara tentang dakwah, ada dakwah
dengan lisan (bil qoul) seperti : Ceramah-ceramah agama, pengkajian
dan pengajaran serta kegiatan ilmiah lainnya. Ada pula dakwah dengan
tindakan nyata (bil hal) yaitu menjalankan syariat Islam dalam praktek
sehari-hari dimulai dari diri pribadi dan seterusnya, keluarga, kaum
kerabat dan masyarakat lainnya.
Dasar pokok Islam adalah jamaah, ujung tombak syiar Islam
adalah dakwah. Ujung tombak dakwah adalah kunjungan (silaturahmi).
Hakikat amal adalah niatnya. Dan ketinggian amal pada ikhlasnya
artinya semata-mata dilakukan lillahi ta'ala.
Fungsi Al-Washliyah pada dasarnya adalah bagaimana agar bisa
mengembang kan Islam dengan dakwah seperti yang telah dicontohkan
oleh Rasulullah Muhammad SAW, dengan hikmah, arif dan bijaksana
serta dengan pelajaran atau contoh dan keteladanan yang baik. Dan
secara umum hal ini sudah dilaksanakan oleh Pengurus Al-Washliyah.
Dimana setiap kegiatan, seiring amal dan lain-lain itu dilakukan
tetap berdasar dan yang bernilai dakwah. Misalnya: dalam berbagai
pembangunan yang dilakukan sarana dan prasarananya, pendidikan
bernilai dakwah, membangun rumah sakit dan sosial lainnya yang
bernilai dakwah, bahkan pada hal-hal lain yang bersifat umum (public
service), katakanlah restauran, pertamanan dan sebagainya agar
diusahakan dengan dasar dan nilai dakwah, tidak boleh terhenti dengan
alasan-alasan global. Sebab dimensi dakwah meliputi kekuatan jiwa
yang ikhlas dan keteguhan hati (komitmen), keyakinan dan keuletan
dengan orientasi manfaat yang lebih besar bagi kemaslahatan umat
ridho illah

2.3) Tujuan Al Jam’iyatul Washliyah


Al Washliyah menjadi Ormas (Organisasi Masyarakat) Islam yang
bersifat sosial dan memiliki tujuan untuk mengamal ajaran Islam untuk
kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain itu, organisasi ini juga serta
merta mewujudkan masyarakat yang beriman, bertaqwa, aman, damai,
adil, makmur, dan diridhai oleh Allah SWT dalam negara Indonesia yang
didasarkan dengan Pancasila.
Tujuan utama untuk mendirikan organisasi Al Washliyah ketika itu
adalah untuk mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda
pandangan. Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu
strategi Belanda untuk terus berkuasa di bumi Indonesia. Oleh karena
itu, Organisasi Al Washliyah turut pula meraih kemerdekaan Indonesia
dengan menggalang persatuan umat di Indonesia.
Penjajah Belanda yang menguasai bumi Indonesia terus berupaya
agar bangsa Indonesia tidak bersatu, sehingga mereka terus mengadu
domba rakyat. Segala cara dilakukan penjajah agar rakyat berpecah
belah. Karena bila rakyat Indonesia bersatu maka dikhawatirkan bisa
melawan pejajah Belanda.
Upaya memecah belah rakyat terus merasuk hingga ke sendi-
sendi agama Islam. Umat Islam kala itu dapat dipecah belah lantaran
perbedaan pandangan dalam hal ibadah dan cabang dari agama
(furu’iyah). Kondisi ini terus meruncing, hingga umat Islam terbagi
menjadi dua kelompok yang disebut dengan kaum tua dan kaum
muda. Perbedaan paham di bidang agama ini semakin hari semakin
tajam dan sampai pada tingkat meresahkan.
Sesuai dengan yang direncanakan, pertemuan yang lebih besar
berlangsung di MIT Medan. Pertemuan itu dihadiri para ulama, guru-
guru, pelajar dan pemimpin Islam di kota Medan dan sekitarnya.
Setelah melakukan pembicaraan yang cukup panjang dan mendalam,
maka seluruh peserta yang hadir kala itu sepakat membentuk sebuah
perkumpulan yang bertujuan memajukan, mementingkan dan
menambah tersyiarnya agama Islam.
Pada umumnya, visi dari organisasi Islam adalah untuk
melakukan jihad fi sabilillah yang artinya untuk berjihad berjuang
dengan sungguh0sungguh di jalan Allah, dan mencari mardhatillah,
yang artinya untuk mencari ridha Allah. Maka dari itu, untuk mencapai
visi tersebut, Al Washliyah memiliki visi khusus yaitu membangun
washilah yang berarti sebagai suatu kelompok komunitas Islam yang
selalu berjuang untuk membangun dan memperkuat hubungan manusia
dengan Allan dan antar manusia dengan manusia.
Selain itu, Al Washliyah juga mengembangkan usaha dan kegiatan
untuk mewujudkan tujuannya. Ada lima macam usaha dan kegiatan
yang dijalankan oleh organisasi ini yang merupakan Panca Amal Al
Washliyah, yaitu:
1. Pendidikan dan kebudayaan
2. Dakwah dan kaderisasi
3. Amar makruf nahi munkar
4. Panti asuhan dan fakir miskin
5. Ekonomi dan kesejahteraan umat.
BAB 3

PENUTUP

3.1) Kesimpulan
Berdasarkan hasil diskusi penulis dapat disimpulkan bahwa Al
Jam’iyatul Washliyah Arti Al Jam’iyatul Washliyah adalah ‘Perhimpunan
yang memperhubungkan’. Al Jam’iyah atau Jama’ah berarti
Perkumpulan atau perhimpunan. Al Washliyah atau Washolah artinya
menghubungkan. Sehingga arti dari Al Jam’iyatul Washliyah adalah
Perkumpulan atau Perhimpunan yang Menghubungkan. Yaitu
mengubungkan antara umat manusia dengan Allah Swt sebagai
penciptanya. Mengubungkan atau menghimpun manusia dengan
manusia lainnya agar bersatu dan menghubungkan manusia dengan
alam sekitarnya.
Adapun fungsi Al-Washliyah meliputi bidang-bidang: Tarbiyah
(pendidikan),dakwah (penyiaran dan pengajaran agama), ubudiyah
(peribadatan), muamalat (sosial ekonomi), dan amar ma'ruf nahi
munkar (penyeruan pada kebajikan dan pencegahan kemungkaran).
Tapi pokok semua itu adalah dakwah.
Selain memiliki fungsi Al Washliyah bertujuan untuk
mempersatukan umat yang berpecah belah dan berbeda pandangan.
Perpecahan dan perbedaan tersebut merupakan salah satu strategi
Belanda untuk terus berkuasa di bumi Indonesia. Oleh karena itu,
Organisasi Al Washliyah turut pula meraih kemerdekaan Indonesia
dengan menggalang persatuan umat di Indonesia. Serta untuk
mengamal ajaran Islam untuk kebahagiaan dunia dan akhirat. Selain
itu, organisasi ini juga serta merta mewujudkan masyarakat yang
beriman, bertaqwa, aman, damai, adil, makmur, dan diridhai oleh Allah
SWT dalam negara Indonesia yang didasarkan dengan Pancasila.
DAFTAR PUSTAKA

Butary, B. A. (2018). Ruh Pengembangan Al Jam'iyatul washliyah.

Dewi, H. &. (2019). Perkembangan Pendidikan Al-Jam’iyatul Washliyah pada

. 170.

Hasanudin, C. (1988). Al Jam’iyatul Washliyah 1930-1942: Api Dalam Sekam

di Sumatera .

Indonesia, D. A. (1994). Organisasi Al Washliyah di Sumatera Utara.

Munthe. (2017). Pendiri Washliyah Adalah Pahlawan Umat.

Anda mungkin juga menyukai