Anda di halaman 1dari 14

LECTURE NOTES

LANG6031
Indonesian

Minggu 4

Kalimat Efektif

LANG6031 – Bahasa indonesia


LEARNING OUTCOMES

LO 1: Membuat paragraf akademik dengan diksi dan kalimat efektif

OUTLINE MATERI (Sub-Topic):


• Pola kalimat
• Jenis kalimat
• Pengertian Kalimat Efektif
• Ciri Kalimat Efektif
• Kesalahan kalimat
• Kesimpulan

LANG6031 – Bahasa indonesia


ISI MATERI

A. POLA KALIMAT

B. JENIS KALIMAT

1. Menurut Jumlah Klausanya


a. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat tunggal
hanya mengandung satu unsur S, P, O, Pel dan Ket.
Contoh: Kami mahasiswa Indonesia.
b. Kalimat majemuk adalah kalimat yang merupakan gabungan dari dua atau lebih
kalimat tunggal.
Contoh:
Seorang manajer harus mempunyai wawasan yang luas dan harus menjunjung
tinggi etika profesi.
2. Menurut Fungsi
a. Kalimat berita
Contoh:
Pembagian beras gratis di kampungku dilakukan kemarin pagi.

LANG6031 – Bahasa indonesia


b. Kalimat tanya
Contoh:
Apakah barang ini milik Saudara?
c. Kalimat perintah
Contoh:
Tolonglah bawa sepeda motor itu ke bengkel
d. Kalimat seru
Contoh:
Aduh, peganggan saya terlepas!

C. PENGERTIAN KALIMAT EFEKTIF


Abdul Razak (1986:2) mendefinisikan kalimat efektif sebagai “konsep
yang dikenal dalam hubungan fungsi kalimat selaku alat komunikasi”. Dalam
hubungan ini, setiap kalimat terlibat dalam proses penyampaian dan penerimaan.
Kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau
dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan
dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan apa
yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis (Badudu, 1995).

Terdapat beberapa ciri kalimat efektif:


1. Keutuhan
2. Kesejajaran
3. Kecermatan
4. Kehematan
5. Kelogisan
6. Kefokusan

Sebagaimana penjelasan berikut ini:

D. CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF


1. KEUTUHAN
Kalimat efektif haris mempunyai keseimbangan pikiran atau gagasan dengan
struktur bahasa yang dipergunakan. Kesatuan kalimat diperlihatkan oleh
LANG6031 – Bahasa indonesia
kemampuan struktur bahasa dalam mendukung gagasan atau konsep yang
merupakan kepanduan pikiran.
1) Subjek dan Predikat
Kalimat sekurang-kurangnya memiliki unsur subjek dan predikat. Subjek
didalam sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokokn pembicaraan. Predikat
dalam kalimat adalah kata yngberfungsi memberitahukan apa, mengapa, atau
bagaimana subjek itu.
Contoh:
1. Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri
disekretariat.
2. Didalam Keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat
menguntungkan umum.
Predikat dari kalimat diatas adalh diharapkan dan mengandung. Subjek dari
kalimat diatas adalah para mahasiswa, Keputusan itu. Akan tetapi, karena kata-
kata itu didahului oleh partikel kepada dan didalam, kata-kata itu tidak berfungsi
sebagai subjek. Kata-kata Pada, didalam, kepada, haarus dihilangkan agar
subjeknya menjadi jelas dan keseluruhan kalimat menjadi padu.
(1a) Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
(2a) Keputusan itu mengandung kebijaksanaan yang dapat
menguntungkan umum

2) Kata penghubung intrakalimat dan antarkalimat


Kata penghubung atau konjungsi yang maenguhungkan kata dengan kata
dalam sebuah frase atau menghubungkan klausa dengan klausa didalam sebuah
kalimat disebut konjungsi intrakalimat.
Contoh:
1. Kami semua bekerja keras, sedangkan dia hanya bersenang-senang.
2. Proyek ini akan berhasil dengan baik jika semua anggota bekerja
sesuai dengan petunjuk.
Struktur kalimat (1) dan (2) terdapat perbedaan. Kalimat (1) urutan klausa tidak
dapat dipertukarkan sehingga kita tidak dapat meletakkan konjungsi sedangkan
pada awal kalimat. Sebaliknya, kalimat (2) urutan klausanya dapat dipertukarkan
sehingga kita dapat menempatkan konjungsi jika pada awal kalimat.

LANG6031 – Bahasa indonesia


3) Gagasan pokok
Dalam menyusun kalimat, kita harus mengemukakan gagasan pokok
diletakan pada bagian depan kalimat. Biasanya ide pokok diletakan pada bagian
depan kalimat atau di akhir kalimat.
Contoh:
1) Ia ditembak mati ketika masih dalam tugas militer.
2) Ia masih dalam tugas militer ketika ditembak mati.
Gagasan pokok kalimat (1) ialah ‘ia ditembak mati’ merupakan induk
kalimat, di kalimat ke (2) ‘ia masih dalam tugas militer’merupakan induk
kalimatnya.

4) Penggabungan dengan ‘yang’ dan ‘dan’


Jika kedua kalimat digabungkan dengan partikel ‘dan’ maka hasilnya kalimat
majemuk setara. Jika kedua kalimat digabungkan dengan partikel ‘yang’ maka
akan menghasilkan kalimat majemuk baertingkat.
Contoh:
1) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah.
2) Perbaikan mutu pendidikan adalah tugas utama perguruan tinggi.
Kalimat diatas mengandung gagasan pokok yang penting. Penggabungan
yang efektif untuk kedua kalimat tersebut adalah mengunakan partiken ‘dan’
sehinggak kalimat tersebut digabung menjadi
(1a) Masyarakat merasakan bahwa mutu pendidikan kita masih rendah
dan perbaikannya adalah tugas utama perguruan tinggi.

5) Penggabungan menyatakan ‘sebab’ dan’waktu’


Hubungan sebab dinyatakan dengan kata karena, sedangkan hubungan waktu
dinyatakan dengan kata ketika. Kedua kata itu sering digunakan pada kalimat
yang sama.
Contoh:
1) Ketika banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri
ke tempat-tempat yang lebih tinggi.

LANG6031 – Bahasa indonesia


2) Karena banjir besar melanda kampung itu, penduduk melarikan diri
ke tempat- tempat yang lebih tinggi.
Kalimat (1) dan (2) keduanya sudah tepat. Penggunaannya bergantung pada
jalan pikiran penulis apakah ia mementingkan hubungan waktu atau hubungan
sebab. Yang perlu diperhatikan ialah pilihan penggabungan itu harus sesuai
dengan konteks kalimat.

6) Penggabungan kalimat yang menyatakan hubungan akibat dan


hubungan tujuan.
Dalam menggabungakn kalimat perlu dibedakan penggunaan partikel
‘sehingga’ untuk menyatakan hubungan akibat, dan partikel ‘agar’ atau ‘supaya’
untuk menyatakan hubungan tujuan.
Contoh:
1) Semua peraturan telah ditentukan.
2) Para mahasiswa tidak bertindak sendir-sendiri.
Kedua kalimat tersebut digabungkan menjadi
1) Semua peraturan telah ditentukan sehingga para mahasiswa tidak
berindak sendiri-sendiri.
2) Semua peraturan telah ditentukan agar para mahasiswa tidak
bertindak sendiri-sendiri.

2. KEPARALELAN / KESEJAJARAN
Keparalelan adalah pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-
bagian kalimat tertentu. Semisal dalam suatu perincian, jika unsur pertama
menggunakan verba, dan seterusnya harus verba. Jika unsur pertamanya nomina,
bentuk berikutnya juga nomina.
Contoh :
1. Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan, pelebaran
jalan desa,dan membuat tali air (salah)
2. Kami telah merencanakan membangun pabrik, membuka hutan, melebarkan
jalan desa, dan membuat tali air (benar)

LANG6031 – Bahasa indonesia


3. KECERMATAN
Yang dimaksud dengan cermat adalah kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran
ganda, dan tepat dalam pilihan kata.
Contoh :

1. Guru barudatang(salah)
2. Guru barusaja dating atau Guru baruitusudahdatang (benar)
3.Mahasiswaperguruantinggiterkenalitumenerimahadiah(salah)
4.Mahasiswa dari perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah (benar)

4. KEHEMATAN
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa,
atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu.Kehematan dalam kalimat efektif
merupakan kehematan dalam pemakaian kata, frase atau bentuk lain yanng
dianggap tidak diperlukan. Kehematan itu menyangkut soal gramatikal dan makna
kata. Kehematan tidak berarti bahwa kata yang diperlukan atau yang menambah
kejelasan makna kalimat boleh dihilangkan.
1) Pengulangan subjek kalimat
Contoh:
1) Pemuda itu segera mengubah rencananya setelah dia bertemu dengan
memimpin perusahaan itu
2) Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui mempelai memasuki
ruangan.
Kalimat diatas perlu diperbaiki menjadi:
3) Pemuda itu segera mengubah rencana setelah bertemu dengan pimpinan
perusahaan itu.
4) Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui mempelai memasuki
ruangan.
2) Hiponimi
Dalambahasa ada kata yang merupakan bawahan makna kata atau ungkapan
yang lebih tinggi. Di dalam makna kata tersebut terkadang makna dasar kelompok

LANG6031 – Bahasa indonesia


makna kata yang bersangkutan. Kata merah sudah mengandung makna kelompok
warna. Kata desember sudah bermakna bulan.
Contoh:
1) Presiden Suharto menghadiri Rapim ABRI hari senin lalu
2) Mereka turun ke bawah melalui tangga samping kantor
Perbaikan untuk kalimat diatas yaitu
1) Presiden Suharto menghadiri Rapim ABRI senin lalu
2) Mereka turun melalui tangga samping kantor

5. KELOGISAN
Kelogisan kalimat adalah kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan
sesuatu dengan logika. Sebuah kalimat memiliki kelogisan jika masuk akal.Yang
dimaksud dengan kelogisan adalah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal
dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Contoh:
1. Waktu dan tempat kami persilahkan
2. Hermawan Susanto menduduki juara pertam Indonesia Terbuka
Kalimat itu tidak logis (tidak masuk akal). Yang logis adalah sebagai berikut
1. Bapak Menteri kami persilahkan
2. Hermawan Susanto menjadi juara pertama Cina Terbuka.

6. KEFOKUSAN
Kalimat efektif harus memfokuskan pesan terpenting agar mudah dipahami.
Kefokusan ditandai dengan adanya satu unsur
subjek/predikat/objek/keterangan. Kalimat dikatakan memenuhi syarat
kefokusan, apabila fokus dengan satu unsur S-P-O-K .
Contoh:

sampah itu saya buang


S S P
Kalimat tersebut tidak efektif karena memiliki dua unsur S (subjek) Supaya
efektif, dapat diubah menjadi:
saya membuang sampah itu
S P O

LANG6031 – Bahasa indonesia


E. KESALAHAN KALIMAT
Kesalahan Pembentukan dan Pemilihan Kata
a. Penanggalan awalan meng- pada judul berita dalam surat kabar
diperbolehkan. Namun, dalam teks beritanya awalan meng- harus eksplisit.
Contoh:
a) Amerika Serikat luncurkan pesawat bolak-balik Coumbia. (Salah)
b) Amerika Serikat meluncurkan pesawat bolak-balik Columbia. (Benar)

b. Penanggalan Awalan ber


Kata-kata yang berawalan ber- sering menanggalkan walan ber-.
Padahal,awalan ber- harus dieksplisitkan secara jelas. Di bawah ini dapat
dilihat bentuk salah dan benar dalam pemakaiannya.
a) Sampai jumpa lagi. (Salah)
b) Sampai berjumpa lagi. (Benar)

c. Peluluhan Bunyi /c/


Kata dasar yang diawal bunyi /c/ sering menjadi luluh apabila mendapat
awalan meng-. Padahal, sesungguhnya bunyi /c/ tidak luluh apabila
mendapat awalan meng-.
a) Wakidi sedang menyuci mobil. (Salah)
b) Wakidi sedang mencuci mobil. (Benar)

d. Penyegauan Kata Dasar


Adalah ragam lisan yang dipakai dalam ragam tulis. Akhirnya,
pencamuradukan antara ragam lisan dan ragam tulis menimbulkan suatu
bentuk kata yang salah dalam pemakaian. Contohnya yaitu mandang-
memandang, nyuap-menyuap, nabrak-menabrak.

e. Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang Berimbuhan meng-/peng-


Kata dasar yang bunyi awalnya /s/, /k/, /p/, atau /t/ sering tidak luluh jika
mendapat awalan meng- atau peng. Padahal, menurut kaidah baku bunyi-
bunyi itu harus menjadi bunyi sengau. Contoh: a) Eksistensi Indonesia
sebagai Negara pensuplai minyak sebaiknya dipertahankan. (salah) b)
Eksistensi Indonesia sebagai Negara penyuplai minyak sebaiknya
dipertahankan. (benar)
LANG6031 – Bahasa indonesia
f. Awalan ke- yang Keliru
Pada kenyataan sehari-hari, kata-kata yang seharusnya berawalan ter-
sering diberi berawalan ke-. Hal itu disebabkan oleh kekurangcermatan
dalam memilih awalan yang tepat.
Contoh:
a) Pengendara motor itu meninggal karena ketabra oleh metro mini.
(salah)
b) Pengendara motor itu meninggal karena tertabrak oleh metro mini.
(benar)
Perlu diketahui bahwa awalan ke- hanyadapat menempel pada kata
bilangan. Selain di depan kata bilangan, awalan ke- tidak dapat dipakai.
Pengecualian terdapat pada kata kekasih, kehendak, dan ketua.

g. Pemakaian Akhiran –ir


Pemakaian akhiran –ir sangat produktif dalam penggunaan bahasa
Indonesia sehari-hari. Padahal, dalam bahasa Indonesia baku, untuk
padanan akhiran ir- adalah asi atau –isasi.

Contoh:
a) Saya sanggup mengkoordinir kegiatan itu. (salah)
b) Sayang sanggup mengoordinasi kegiatan itu. (benar)

h. Padanan yang Tidak Serasi


Karena pemakai bahasa kurang cermat memilih padanan kata yang serasi,
yang muncul dalam pembicaraan sehar-hari adalah padanan yang tidak
sepadan ata tidak serasi. Hal itu terjadi karena dua kaidah bahasa
bersilang, atau bergabung dalam sebuah kalimat.
a) Karena modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit. (salah)
b) Karena modal di bank terbatas, tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit. (benar)
c) Modal di bank terbatas sehingga tidak semua pengusaha lemah
memperoleh kredit. (benar)

LANG6031 – Bahasa indonesia


i. Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada, dan terhadap
Dalam kehidupan berbahasa sehari-hari, pemakaian di, ke, dari, bagi, dan
daripada sering dipertukarkan.
Contoh:
a). Meja ini terbuat daripada kayu. (salah)
b) meja ini terbuat dari kayu. (benar)

j. Pemakaian Akronim (Singkatan)


Yang dimaksud singkatan adalah hasil menyingkat atau memendekkan
berupa huruf atau gabungan huruf, seperti PLO,UI, DPR, BPK, KY, MK,
MA, KBK, dan KTSP. Seterusnya, yang dimaksud dengan bentuk singkat
ialah kontraksi bentuk kata sebagaimana dipakai dalam ucapan cepat,
seperti lab (laboratorium), memo (memorendum).

k. Penggunaan dimana, yang mana, hal mana.


Kata di mana tidak dapat dipakai dalam kalimat pernyataan. Kata di mana
tersebut harus di ubah menjadi yang, bahwa, tempat, dan sebagainya yang
sesuai dengan konteks. Bias saja kata di mana berkedudukan sebagai
pengganti kata ketika, pada saat, tentang, dan bagi

LANG6031 – Bahasa indonesia


KESIMPULAN
Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberap hal berikut:
1. Kalimat efektif adalah kalimat yang baik karena apa yang dipikirkan atau
dirasakan oleh si pembicara (si penulis dalam bahasa tulis) dapat diterima dan
dipahami oleh pendengar (pembaca dalam bahasa tulis) sama benar dengan
apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh si penutur atau si penulis
2. Terdapat beberapa ciri kalimat efektif:
• Kesatuan : Kalimat efektif haris mempunyai keseimbangan pikiran atau
gagasan dengan struktur bahasa yang dipergunakan
• Keparalelan : pemakaian bentuk gramatikal yang sama untuk bagian-
bagian kalimat tertentu.
• Kecermatan : kalimat itu tidak menimbulkan tafsiran ganda, dan tepat
dalam pilihan kata.
• Kehematan : Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat
mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu
• Kelogisan : kemampuan sebuah kalimat untuk menyatakan sesuatu dengan
logika.
• Kevariasian : , suatu paragraf dalam tulisan memerlukan bentuk pola dan
jenis kalimat yang bervariasi
3. Kesalahan pembentukan dan pemilihan kata, meliputi:
• Penanggalan awalan meng-
• Penanggalan Awalan ber
• Peluluhan Bunyi /c/
• Penyegauan Kata Dasar
• Bunyi /s/, /k/, /p/, dan /t/ yang Berimbuhan meng-/peng-
• Awalan ke- yang Keliru
• Pemakaian Akhiran –ir
• Padanan yang Tidak Serasi
• Pemakaian Kata Depan di, ke, dari, bagi, pada, daripada
• Pemakaian Akronim (Singkatan)
• Penggunaan dimana, yang mana, hal mana.

LANG6031 – Bahasa indonesia


DAFTAR PUSTAKA

Arifin, E.Z. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta:
Akademika Presindo.
H.P. Achmad dan Alex. (2016). Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Penerbit Erlangga.
Hs., Widjono. 2008. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian
di Perguruan Tinggi. Jakarta: PT Grasindo.

LANG6031 – Bahasa indonesia

Anda mungkin juga menyukai