BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pengertian kalimat efektif.
2. Memahami penerapan kalimat efektif dengan EYD yang benar.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.2.3 Objek
Objek bukan termasuk unsur wajib dalam suatu pembentukan kalimat.
Keberadaan objek ini pada umumnya terletak setelah predikat yang berkategori
verbal transitif. Dalam KBBI verba dapat didefinisikan sebagai kata yang
menggambarkan proses, perbuatan atau keadaan. Verba adalah kategori yang
dominan berfungsi sebagai predikat (P) dalam klausa. Dengan kata lain verba
dapat diartikan sebagai kata kerja yang biasanya berfungsi sebagai predikat (P)
dalam kalimat. Verba (kata kerja) dapat digolongkan menjadi 2, yaitu: verba
transitif dan verba intransitif.
Verba transitif adalah kata kerja yang membutuhkan objek (O). Kata kerja
transitif dapat diubah menjadi bentuk pasif. Dalam bahasa Indonesia, verba (kata
kerja) transitif terdiri dari verba atau kata kerja yang berimbuhan sebagai berikut:
1.) Berafiks me-
Contoh : membawa, menolong, membahas
Saya membawa makan siang dari rumah
– Andi menolong rika yang terjatuh dari sepedah
– Partono sedang membahas materi mengenai pertumbuhan tulang
2.) Berafiks memper-
Contoh : memperbesar
– Kepala sekolah berencana memperbesar ruang seminar pada 15 Oktober
tahun ini
3.) Berafik memper–kan
Contoh : memperkenalkan
– Pada hari pertama masuk sekolah para siswa baru memperkenalkan diri
masing-masing didepan kelas
4.) Berafiks me–i
Contoh : mengurangi
– Pemerintah mengurangi pasokan BBM bersubsidi.
5.) Berafiks memper–i
Contoh : memperistri
– Joni memperistri Tuti si kembang desa.
4
keterangan) sebuah kalimat dengan kalimat lain, dan sebuah paragraf dengan
paragraf lain. Contoh penggunaan konjungsi, dengan kata yang di cetak miring,
adalah sebagai berikut:
(1) Presiden beserta rombongannya segera meninjau lokasi bencana alam.
(2) semua soal ujian dapat kukerjakan dengan baik. Dengan demikian,
harapan lulus semakin besar bagiku.
2.2.7 Modalitas
Modalitas dalam sebuah kalimat sering disebut keterangan predikat.
Modalitas dapat mengubah keseluruhan makna sebuah kalimat. Contoh
penggunaan modalitas adalah sebagai berikut:
(1) Adik saya kemungkinan besar seorang politikus.
(2) Dia sebetulnya seorang artis.
Fungsi modalitas dalam kalimat:
(1) Mengubah nada:
Dari nada tegas menjadi nada ragu atau sebaliknya, dan nada keras
menjadi lembut atau sebaliknya. Ungkapan yang dapat digunakan antara
lain: barangkali, tentu, mungkin sering, dan lain-lain. Contoh: Ia sungguh
beruntung mendapat pekerjaan itu.
(2) Menyatakan sikap:
Pengungkapan kalimat dengan nada kepastian dapat menggunakan
ungkapan: pasti, pernah, tentu, sering, jarang, kerapkali. Contoh: Saya
pasti datang ke rumahmu.
(1) Kalimat tunggal berupa satu S, satu P, satu O, satu per satu K
(2) Selalu diawali dengan subjek (S)
(3) Berbentuk kalimat aktif
(4) Unsur tersebut ada berupa kata atau berupa frasa
(5) Dapat di kembangkan menjadi kalimat luas dengan memperluas S, P, O,
dan K
Contoh :
(1) Mereka (S)/ menjuluki (P)/dia(O)/sang penyelamat (pel)
(2) Beberapa karyawan (S) / membahas (P) / kasus bisnis (O) / di ruang rapat
(K)
(3) Mahasiswa unggulan itu (S) / sedang mempelajari (P) / struktur cahaya
matahari (pel)
2.3.1.2 Pola Kalimat Majemuk
1. Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk dasar bersifat koordinatif, tidak saling menerangkan.
Macam – macam kalimat majemuk, yaitu :
(1) Kalimat majemuk : dan, serta
Contoh:
Dosen menerangkan kalimat majemuk dan mahasiswa mendengarkannya
dengan cermat
(2) Kalimat majemuk : atau
Contoh :
Anda harus ke kampus atau menghadiri seminar ?
(3) Kalimat majemuk : lalu, lantas, kemudian
Contoh :
Ia pulang lalu pergi menjemput anaknya.
Kami menyelesaikan kuliah lantas bekerja.
(4) Kalimat majemuk menggunakan tetapi, melainkan, sedangkan
Contoh :
Mahasiswa itu mengharapkan nilai ujian tinggi, tetapi dia malas
belajar.
Orang itu giat bekerja, sedangkan adiknya malas.
7
sistematis, dan sesuai dengan kaidah tata bahasa, pembaca tidak akan
mengalami salah tangkap maksud dari suatu kalimat.
2.4.3 Ciri-ciri kalimat efektif:
2.4.3.1 Kesepadanan struktur
Pastikan kalimat yang dibuat mengandung unsur klausa minimal yang
lengkap, yakni terdiri dari subjek dan predikat. Jangan meletakkan kata depan
(preposisi) di depan subjek karena akan mengaburkan pelaku dalam kalimat.
Contoh:
1. Bagi semua peserra diharapkan hadir tepat waktu. (tidak efektif)
2. Semua peserta diharapkan hadir tepat waktu. (efektif)
Penggunaan konjungsi yang di depan kalimat karena membuatnya menjadi
perluasan dari subjek.
Contoh:
1. Dia yang pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
2. Dia pergi meninggalkan saya. (tidak efektif)
Tidak memiliki subjek ganda, tetapi lebih mengarah kepada
menggabungkan subjek yang sama.
Contoh:
1. Adik demam sehingga adik tidak dapat masuk sekolah. (tidak efektif)
2. Adik demam sehingga tidak dapat masuk sekolah. (efektif)
2.4.3.2 Kehematan kata
Karena salah satu syarat dari kalimat efektif adalah ringkas dan tidak
bertele-tele, maka hindari penggunaan kata-kata yang memiliki makna sama
dalam sebuah kalimat. Seperti dalam sebuah kalimat terdapat kata jamak dan kata-
kata ayng bersinonim.
Contoh kata jamak:
1. Para siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan
tinggi. (tidak efektif)
2. Siswa-siswi sedang mengerjakan soal ujian masuk perguruan tinggi
negeri. (efektif)
Contoh kata sinonim:
1. Ia masuk ke dalam ruang kelas. (tidak efektif)
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kalimat efektif merupakan sarana untuk mengungkapkan suatu ide atau
gagasan dalam sebuah tulisan atau pembicaraan, dimana penerapannya
dimaksudkan agar pembaca atau pendengar dapat dengan tepat dan baik
memahami maksud dari narasumber. Dalam kasus sehari-hari percakapan yang
terjadi antara orang satu dengan yang lainnya seringkali melupakan penggunaan
bahasan yang baik dan benar. Dalam hal ini setiap orang memiliki gaya berbicara
yang berbeda, termasuk dengan sikap seringkali mengabaikan pentingnya
penggunaan kalimat efektif dalam suatu pembicaraan.
Kalimat efektif sangat disarankan untuk digunakan pada saat seseroang
diharuskan untuk berbicara di muka umum, terutama jika pokok bahasan yang
dibahas adalah mengenai keilmuan dan pendidikan. karena pendengar dan
pembaca berasal dari banyak kalangan di seluruh negeri yang tentunya
mengharapkan dapat mengerti apa tujuan dan maksud dari sebuah pembicaraan
tersebut. agar pendengar dan pembaca dapat dengan mudah mengerti gagasan inti
sebuah kalimat, maka disarankan agar selalu memperhatikan penggunaan kaidah-
kaidah EYD bahasa Indonesia, dalam hal ini adalah penggunaan kalimat efektif.
3.2 Saran
Sebaiknya dalam penggunaan bahasa sehari-hari, dibiasakan untuk menggunakan
kalimat efektif dalam berkomunikasi dengan lawan bicara. Hal ini dimaksudkan
agar semakin terbiasa untuk menggunakan bahasa yang lebih mudah dipahami
agar konmunikasi dapat terjalin dengan baik, dengan penangkapan maksud dan
inti pembicaraan diperoleh dengan tepat.
12
DAFTAR PUSTAKA
Razak, Abdul. 1992. Kalimat Efektif: Struktur, Gaya, dan Variasi. Jakarta: PT.
Gramedia Pustaka Utama.