DAFTAR ISI..........................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................2
1.1. Latar Belakang............................................................................................................2
1.2. Rumusan Masalah.......................................................................................................2
1.3. Tujuan.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................3
2.1. Pengertian Kalimat.....................................................................................................3
2.2. Unsur-unsur kalimat...................................................................................................7
2.3. Bagian-bagian kalimat................................................................................................7
2.4. Jenis-jenis kalimat......................................................................................................7
2.5. Pengertian kalimat efektif...........................................................................................7
2.6. Ciri-ciri kalimat efektif...............................................................................................8
2.7. Syarat kalimat efektif..................................................................................................8
2.8. Contoh kalimat efektif…………………………………………………………….13
BAB III KESIMPULAN......................................................................................................14
3.1. Kesimpulan………………………………….…………………………………….14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................15
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Tujuan
2. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi unsur-unsur dalam kalimat.
3. Untuk mengetahui susunan pola kalimat dasar.
4. Untuk mengetahui pembagian jenis kalimat.
5. Untuk mengetahui kalimat inti dan inti kalimat.
6. Untuk mengetahui apa itu kalimat efektif.
7. Untuk mengetahui apa saja yang menjadi kesalahan dalam kalimat efektif.
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Kalimat
Pengertian Kalimat – Kalimat adalah kumpulan dari beberapa kata yang tersusun untuk
menyatakan sebuah hal. Kata yang terbentuk memiliki makna di dalmnya untuk menyampaikan
sebuah informasi atau hal lainnya.
Kalimat menurut Soelistyowati (2015) adalah bagian terkecil ujaran atau teks yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara kebahasaan.Dalam wujud lisan kalimat diiringi oleh
alunan titinada, disela oleh jeda, diakhiri oleh intonasi selesai, dan diikuti oleh kesenyapan yang
memustahilkan adanya perpaduan atau amilasi bunyi.Dalam wujud tulisan huruf latin, sebuah
kalimat ditandai dengan adanya berbagai tanda baca yang menunjukan seperti apa kalimat harus
seperti apa dibaca.
Menurut Kridalaksana (2001), kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa; klausa
bebas yang menjadi bagian kognitif percakapan; satuan proposisi yang merupakan gabungan
klausa atau merupakan satu klausa, yang membentuk satuan bebas; Jawaban minimal, seruan,
salam, dan sebagainya.
Kalimat menurut Arifin dan Tasai (2002) adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau
tulisan, yang mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam
resmi baik lisan dan tulisan harus memiliki subjek dan predikat.
Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), kalimat /Ka-li-mat/ adalah Kesatuan ujar yang
mengungkapkan suatu konsep pikiran dan perasaan perkataan linguistic satuan bahasa yang
secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan secara aktual maupun potensial
terdiri atas klausa.
3
2.2. Ciri-Ciri Kalimat
Adapun beberapa ciri – ciri kalimat adalah sebagai berikut :
Kalimat aktif memiliki bentuk sederhana setidaknya terdapat subjek dan predikat.
Predikat yang transitif memiliki objek dan predikat yang intransitif terdapat pelengkap.
Memiliki pikiran yang untuh.
Penggunaan urutan yang logis dengan terdapat fungsi.
Terdapat makna, ide aatu pesan.
Di dalam paragraf memiliki 2 kalimat atau lebih.
4
2. Berdoa’a harus di lakukan sebelum mengerjakan sesuatu.
3. Cendrawasih adalah seekor burung.
Ciri-ciri subjek adalah sebagai berikut :
1. Mengandung jawaban dari pertanyaan apa atau siapa
2. Terkadang disertai kata itu
3. Terkadang di dahului dengan kata bahwa
4. Terdapat kata penghubung “yang”
5. Tidak terdapat jata preposisi pada awal kalimat seperti dari, ke, di dan lain – lain.
6. Berbentuk nomina atau frasa nomina
Predikat (P)
Predikat adalah unsur kalimat yang berada sebelum subjek dan termasuk dalam kalimat inti.
Unsur daru predikat adalah kata, adjektif, nominal, numeral dan lain – lain. Terdapat frasa di
dala predikat di antaranya sebagai berikut : frasa verbal, frasa adjektifa, frasa nominal, dan frasa
bilangan. Adapun beberapa contoh predikat adalah sebagai berikut :
1. Ayu sedang belajar di kamar.
2. Ibu memasak tumis sawi putih.
3. Aldi mencangkul sawah.
Ciri-ciri predikat adalah sebagai berikut :
1. Mengandung jawaban mengenai pertanyaan mengapa dan bagaimana
2. Biasanya terdapat kata adalah, ialah, yakni dan lain – lain.
3. Terdapat kata ingkar (tidak) biasanya
4. Terdapat kata modalitas seperti sedang, akan, ingin, mau dan lain – lain.
Objek (O)
Objek merupakan unsur yang boleh tidak ada di dalam kalimat. Pada umumnya prediktif akan di
kategorikan sebagi kalimat verbal transitif. Adapun beberapa contoh objek pada suatu kalimat
diantaranya adalah sebagai berikut :
1. Andi bermain layang – layang.
2. Aldi membaca buku.
3. Kelinci memakan wortel.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut:
5
1. Berada di belakan prediakt
2. Sebgai kalimat subjek aktif.
3. Awal kalimat tidak ada preposisi
4. Biasanya ada kata bahwa.
Pelengkap
Sebenranya objek sama dengan pelengkap karenabersifat wajib dengan tujuan melengkapi
predikat. Adapun beberapa contoh dari pelengkap adalah sebagai berikut :
1. Aldi memakan buah semangka yang manis
2. Kakak juara satu saat sekolah SD
3. Cincin itu memiliki berlian di dalamnnya
Berikut ciri-ciri pelengkap adalah :
1. Berada setelah predikat
2. Tidak di awali preposisi
Keterangan
Keterangan adalah unsur kalimat yang cukup penting untuk menyatakan kelanjutan kalimat.
Keterangan di lakukan dengan preposisi yakni seperti, di, ke dalam, kepada dan lain – lain.
Adapun beberapa contoh kalimatnnya sebagai berikut :
Ani belajar di sekolah SD Karang Jati
Fani meminum susu kambing pemberian dina
Tia meminjam buku di perpustakaan
Beberapa ciri – ciri dari unsur keterangan adalah sebagai berikut :
Tidak wajib
Tidak ada ikatan posisi
Jenis keterangan
6
Tulisan di atas dapat dipandang sebagai kalimat dan dapat juga dipandang sebagai klausa. Ini
disebabkan adanya struktur internal dari subjek dan predikat, lalu tidak dibaca hingga intonasi
akhir atau tanda baca terakhir, jika dipandang sebagai klausa, sedangkan jika Anda
memandangnya sebagai kalimat, maka struktur internal dari subjek dan predikat dapat dibaca
hingga intonasi terakhir atau tanda baca terakhir.
Konstituen Kalimat
Kalimat merupakan kumpulan kata untuk pemerian sintaksis dari kata yang terkecil.Satuan-
satuan yang membentuk suatu kontruksi disebut dengan konstituen.Analisis struktur pada suatu
kalimat pada dasarnya adalah menetapkan pola hubungan konstitutuen secara lengkap dengan
cara menggunakan diagram.Contoh konsituen kalimat, yaitu :
“Kami membangun perkebunan kopi di samping halaman sekolah.”
Unsur Wajib dan Unsur Tak Wajib
Kalimat minimal terdiri atas unsure subjek dan predikat. Berdasarkan uraian kalimat dibedakan
atas unsur wajib dan unsure tak wajib. Unsur wajib itu terdiri atas konstituen kalimat yang dapat
dihilangkan.
7
Ayah membaca koran, lalu minum kopi di teras rumah.
Ibu membaca buku dan aku berangkat ke sekolah.
Seseorang yang ramah, seperti mentari yang sedang tersenyum.
Anda membayar makananku atau saya yang membayar makanan Anda.
Saya tahu Anda sedih, tetapi saya ingin Anda harus berani melawan perjuangan hidup.
Hanya satu orang yang memberi saya makan, yaitu Ayah saya.
Anda bukanlah wanita malas, melainkan usaha Anda belum maksimal dalam
mewujudkan mimpi Anda.
Saya atau Anda, tetap sama-sama berjuang dalam menghadapi UN.
Sesudah itu kue siap disajikan bersama teh.
Setelah itu, saya dan teman-teman saya berangkat ke sekolah.
Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang memiliki tingkatan antar klausa satu dengan
yang lainnya tidak seimbang.Klausa pada kalimat majemuk bertingkat terdiri atas klausa atas dan
klausa bawah. Klausa pertama biasa disebut klausa atas, sedangkan klausa kedua sering disebut
klausa bawah.Kedua klausa ini dihubungkan dengan konjungsi subordinatif dan ditandai dengan
kata berupa, meskipun, walaupun, karena, ketika, kalau, sebelum, bahwa, agar, sebab,
kendatipun, sebab, sehingga, setelah, jika, dan apabila.Kalimat majemuk bertingkat
memperlihatkan hubungan sematik antar klausanya.Berikut adalah beberapa contoh dari kalimat
majemuk bertingkat:
Kalau aku yang pergi, bisakah Ibu di rumah sendirian?
Ketika saya menyimak gagasan yang anda bicarakan, saya tertarik dengan hal
tersebut.
Ayah sekarang di sekolahku karena ibu tidak menjemputku pulang pada hari ini.
Walaupun Anda seorang manajer di perusahaan, hidup Anda sangat sederhana
dan sama sekali tidak menggambarkan sebagai seorang manajer.
Meskipun hari ini adalah hari libur, saya tetap masuk sekolah untuk persiapan
acara pentas seni besok.
Saya ingin Anda tetap menyelesaikan tugas kerjamu agar Anda dapat diangkat
menjadi seorang manajer.
8
Majemuk Campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat yang memiliki klausa sebanyak tiga atau lebih, tetapi
klausa tersebut dihubungkan secara subordinatif dan konjungtif.Contoh kalimat majemuk
campuran terdapat pada kalimat-kalimat berikut:
Dina berangkat ke sekolah dan adik tetap pergi ke pasar, meskipun panas di siang hari ini
semakin terik.
Jika Anda pernah belajar tentang ilmu Biologi di suatu universitas selama 3,5 tahun dan
Anda berhasil menyelesaikannya dengan baik, maka saya tawarkan Anda bekerja sebagai
asisten penelitian di INDOHUN (Indonesia One Health University Network).
Kita mengerti bahwa tidak semua orang bisa merasakan kesenangan dari apa yang kita
buat, tetapi kita mampu bersyukur dan bahagia dengan versi diri kita sendiri.
9
11. Didasarkan pada pilihan kata yang tepat dan benar.
12. Bentuk komunikasi nya yang berharkat.
13. Diwarnai kehematan / Singkat.
14. Didasarkan pada pilihan kata yang tepat dan benar.
10
2. Kehematan
Kehematan merupakan usaha menghindari pemakaian kata yang tidak perlu. Maksudnya tidak
menjamakkan kata yang sudah berbentuk jamak, dan tidak mengulang subjek.
Contoh kalimat kehematan:
Karena saya tidak diundang, saya tidak datang ke pesta itu. (Salah)
Karena tidak diundang, saya tidak datang ke pesta itu. (Benar)
Presiden jokowidodo menghadiri Rapin ABRI hari Senin (Salah)
Presiden Jokowidodo menghadiri rapat ABRI Senin itu. (Benar)
Mereka hanya membawa badannya saja (Salah)
Mereka membawa badannya saja / Mereka hanya membawa badannya. (Benar)
Para tamu-tamu undangan. (Salah)
Para tamu undangan. (Benar)
3. Keparalelan
Keparalelan adalah kesamaan bentuk yang dipakai dalam kalimat itu.
Artinya yakni apabila pada kata pertama berbentuk verba, maka kata kedua juga harus berbentuk
verba.
Contoh :
Sang motivator menjelaskan, dan penerapan sebuah aplikasi pada audien yang hadir. (Salah)
Sang motivator menjelaskan, memaparkan, dan menerapkan sebuah aplikasi pada audien yang
hadir (Benar).
4. Kelogisan
Kelogisan ialah ide kalimat nya dapat diterima oleh akal dan cara penulisannya sesuai dengan
ejaan yang berlaku.
Contoh :
Waktu dan tempat saya persilahkan. (Salah)
Bapak presiden saya persilahkan. (Benar)
5. Kepaduan (Koherensi)
Koherensi merupakan terjadinya hubungan yang padu antara unsur-unsur pembentukan kalimat.
Merupakan syarat dari kalimat efektif agar diharapakan nantinya setiap informasi yang diterima
tidak terpecah-pecah.
11
Contoh koherensi dibawah ini yakni koherensi yang rusak karena penempatan kata dalam
kalimat tidak sesuai dengan pola kalimat.
Misalnya seperti :
Ayam memakan ibu tadi siang (Salah)
Ibu memakan ayam tadi siang (Benar)
Di bawah ini adalah contoh lain dari koherensi yang rusak karena menyisipkan sebuah kata
seperti “daripada” atau tentang antara predikat kata kerja dan objek penderita.
Contoh :
Kami membahas daripada kehendak rakyat. (Salah)
Kami membahas kehendak rakyat. (Benar)
6. Ketepatan
Ketepatan merupakan kesesuaian pemakaian unsur-unsur yang membentuk suatu kalimat
sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti dan jelas.
Contoh kalimat ketepatan, dibawah ini tentang kesalahan dalam penggunaan tanda koma :
Angga lupa bagaimana cara melukis, mengecat dan berjahitan. (Salah)
Angga lupa bagaimana cara melukis, mengecat, dan menjahit.(Benar)
12
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan
maupun tertulis harus memiliki S dan P (Srifin dan Tasai, 2002: 58).Panjang atau pendek,
kalimat hanya dan harus terdiri atas subjek dan predikat. Kalimat pendek menjadi panjang atau
berkembang karena diberi tambahan-tambahan atau keterangan-keterangan pada subjek, pada
predikat, atau pada keduanya (Wijayamartaya, 1991: 9).
Kalimat dapat terdiri atas satu klausa jika kalimat itu merupakan kalimat tunggal yang berklausa,
sedangkan kalimat luas biasanya terdiri atas dua klausa atau lebih. “ Kalimat adalah kontruksi
gramatikal yang terdiri atas satu atau lebih klausa yang ditata menurut pola yang tertentu, dan
dapat berdiri sendiri sebagai satu satuan (Kridalaksana, 1984 : 83). Berdasarkan pernyataan di
atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa klausa merupakan salah satu unsur segmental
pembentuk kalimat, dengan kata lain klausa sebagai bagian dari kalimat.
Kalimat Majemuk adalah kalimat yang mempunyai dua pola atau lebih. Kalimat Majemuk terdiri
dari 4 macam, yaitu:
1. Pengertian Kalimat Majemuk Setara
Kalimat Majemuk Setara adalah kalimat majemuk yang terdidri atas beberapa
kalimat yang setara atau sederajat kedudukannya, yang masing-masing dapat berdiri
sendri.
2. Pengertian Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat Majemuk bertingkat ialah kalimat yang terjadi dari beberapa kalimat
tunggal yang kedudukanya tidak setara/ sederajat, yakni yang satu menjadi bagian yang
lain.
3. Pengertian Kalimat Majemuk Rapatan
Kalimat majemuk rapatan yaitu gabungan beberapa kalimat tunggal yang karena
subjek, predikat atau objeknya sama,maka bagian yang sama hanya disebutkan sekali.
4. Pengertian Kalimat Majemuk Campuran
13
Kalimat majemuk campuran yaitu gabungan antara kalimat majemuk setara dan
kalimat majemuk bertingkat.
Kalimat efektif merupakan susunan kata yang mengikuti kaidah kebahasaan secara baik dan
benar. Tentu saja karena kita berbicara tentang kalimat efektif yang ada kaitannya dengan bahasa
indonesia, kaidah yang menjadi patokan kalimat efektif dalam bahasan ini adalah kaidah bahasa
Indonesia menurut EYD (Ejaan Yang Disempurnakan)
14
DAFTAR PUSTAKA
15