NIM : 12211675025
Kalimat Dasar
Sebelum kita lebih memahami tentang kalimat dasar, ada baiknya kita mengetahui
tealebih dahulu apa yang pengertian dari kalimat itu sendiri. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh, atau setiap tuturan yang dapat
mengungkapkan suatu informasi secara lengkap disebut kalimat. Beberapa pakar
mendefinisikan kalimat dalam berbagai pengertian, diantaranya yaitu :
3. Gorys Keraf mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang di dahului
dan di ikuti oleh kesenyapan. Sedangkan pada intonasinya menunjukkan bahwa
pada bagian ujaran itu sudah lengkap.
Kalimat adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan [Dardjiwidojo (1988)].
Ketiga contoh diatas hanyalah merupakan kumpulan dari beberapa kata dan tidak
memiliki makna (bukan kalimat).
Ketiga contoh tersebut merupakan contoh dari kalimat yang memiliki konstruksi
gramatikal yang tidak lebih besar, mempunyai makna dan tujuan penulisan
(kalimat).
Kalimat terdiri atas beberapa unsur yang membentuknya. Berikut akan dijelaskan
mengenai unsur-unsur kalimat menurut Alwi (2003: 326), Widjono (2011: 148), dan
Mulyono (2012: 47), yaitu :
1.Subjek (pelaku).
Subjek merupakan pelaku dari suatu tindakan dalam kalimat. Subjek atau pokok
kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat.
Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek
dalam kalimat berfungsi sebagai :
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,
Predikat merupakan sebuah kata yang menerangkan kepada suatu tindakan oleh
objek. Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit.
Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi untuk :
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk,
(2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang
diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat,
(3) menegaskan makna,
(4) membentuk kesatuan pikiran, dan
(5) sebagai sebutan (Widjono, 2011: 148)
3.Objek (Sasaran).
Objek adalah keterangan predikat yang mempunyai hubungan erat dengan predikat.
Objek bersifat wajib dalam sebuah susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama yaitu subjek, predikat, dan objek. Kehadiran objek
dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa
kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya mengambilkan, mengumpulkan,
mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi sebagai :
(1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
(2) memperjelas makna kalimat, dan
(3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran (Widjono, 2011: 149).
1. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
2. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).
4.Pelengkap.
Dibelakang predikat.
Maksudnya adalah,objek langsung dibelakang predikat, sedangkan pelengkap masih
dapat disisipi oleh nsur lainnya, seperti objek. Misalnya : buku baru, sepeda baru
Tidak di dahulukan oleh preposisi.
Keterangan adalah unsur kalimat yang didahului oleh preposisi
Contoh:
S// P// O
Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama - sama nominal Pancasila jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai
berikut.
S// P //Ket
Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karena posisi Pancasila
sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam
bentuk kalimat pasif). Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.
Pel bisa diisi oleh adjektiva, frasa adjektif, frasa verbal, dan frasa preposisional.
Contoh:
Keterangan merupakan unsur kalimat yang diawali atau didahului oleh preposisi.
Keterangan adalah unsur dari kalimat yang memberikan informasi yang lebih lanjut tentang
suatu yang dinyatakan dalam sebuah kalimat. Misalnya, memberikan informasi tentang
tempat, waktu, cara, sebab, serta tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan
kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan
kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang
terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain (Widjono, 2011:150)
Ciri-ciri dari unsur kalimat berupa keterangan antara lain :
Contoh :
6.Konjungsi.
7.Modalitas.
Nah, setelah kita mengetahui pengertian dari kalimat itu sendiri, sekarang dapat kita
mencari tahu dan memahami arti dari kalimat dasar.
Berdasarkan beberapa sumber referensi mengenai kalimat dasar yang saya baca dan
pahami, Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, lengkap unsur-
unsurnya, paling lazim pola urutannya. Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi
informasi informai pokok dalam stgruktur inti, dan belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur usnur, seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.
Kemudian, setelah memahami pengertian dari kalimat dasar, kita juga akan
membahas pola-pola, tipe- tipe atau bentuk struktur dari kalimat dasar. Pola struktur atau
bentuk kalimat dasar antara lain yaitu :
1. Subjek-predikat (S-P)
Yaitu memiliki unsur subjek dan juga predikat yang dapat berupa sebuah predikat
kata kerja, benda, sifat, ataupun kata bilangan.
Contoh nya,
Obat ini/sangat mujarab
Komputer itu/ sudah kuno
Kakinya/ terkilir
2. Subjek-predikat-objek (S-P-O)
Pada tipe ini, subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
transitif, dan objek nya berupa nomina dan frasa nominal
Contoh nya,
Ia/ sedang memprogram/ computer
Orang itu/ sedang memikirkan/ nasib anak-anaknya.
Peristiwa itu/ mengilhami/ imajinasinya
3. Subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel)
Kemudian pada tipe kalimat dasar S-P-Pel, wujud subjek nya adalah nomina atau
frasa nomina, predikat nya berupa verba intransitive atau kata sifat, dan pelenkap
berupa adjektiva atau nomina.
Contoh nya,
Sukarno/ dikenal/ sebagai penyambung lidah bangsa Indonesia
Ia/ termasuk/ tokoh yang lua pemikirannya
Janji-janji jepang/ hanya merupakan/ isapan jempol
4. Subjek-predikat-keterangan (S-P-K)
Pada tipe kalimat dasar S-P-K, unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena di perlukan oleh predikat. Subjek nya berupa nominna atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitive, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Misalnya :
Kebakaran itu/ terjadi/ setiap tahun
Keluarganya/ pindah/ ke Bandung
Perjanjian itu/ dibuat/ secara sepihak
5. Subjek-predikat-objek-pelengkap (S-P-O-Pel)
Subjek dari tipe ini berupa nomina atau frasa nominal, predikat nya berupa verba
intransitive, sedangkan objek nya berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap
berupa nomina atau frasa nominal.
Contohmya,
Dia/ mencarikan/ adiknya/ computer.
Adik saya/ sedang membuatkan/ temannya/ sebuah puisi.
6. Subjek-predikt-objek-keterangan (S-P-O-K)
Subjek nya berupa nomina atau frasa nomina, predika berupa verba intransitive,
obejek tipe ini berupa nomina atau fras nominal, dan keterangan nya frasa
berprepoisi.
Contoh nya,
Orang itu/ mengobati/ pasiennya/ dengan air putih.
Pak joni/ selalu ,melibatkan/ iswanya/ dalam setiap kegiatan kemasyarakatan.
7. Subjek-predikat-pelengkap-keterangan (S-P-Pel-K)
S berupa nomina atau frasa nominal, predikat nya verba intransitive atau kata sifat,
pelengkap nomina /adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :
Ungu/ bermain/ musik/ diatas panggung
8. Subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan (S-P-O-Pel-K)
Tipe ini, subje berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berwujud nomina atau frasa
nominal dan keterangan yaitu frasa berpreposisi.
Misalnya :
Dia/ mengirimi/ ibunya/ uang/ setiap bulan
.Hakikat Kalimat
Hakikat merupakan intisari atau kenyataan yang sebenarnya dari sebuah benda atau
situasi, ini di dasarkan dari penjelasan definisi hakikat menurut KBBI, berikut di bawah ini
penjelasan definisi hakikat menurut KBBI.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki dua definisi, yaitu :
1. Intisari atau dasar. Contoh : dia yg menanamkan “hakikat” ajaran Islam di hatiku;
2. Kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): Contoh : pada “hakikat”nya mereka orang
baik-baik; syariat palu-memalu, pd -- nya adalah balas-membalas, pb kebaikan harus
dibalas dengan kebaikan
Kata hakikat (Haqiqat) merupakan kata benda yang berasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata “Al-Haqq”, dalam bahasa indonesia menjadi kata pokok yaitu kata “hak“ yang
berarti milik (ke¬punyaan), kebenaran, atau yang benar-¬benar ada, sedangkan secara
etimologi Hakikat berarti inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.
Dapat disimpulkan bahwa Hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan
untuk menunjukkan mak¬na yang yang sebenar¬nya atau makna yang paling dasar dari
sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran, Akan tetapi ada beberapa yang menjadi
ung¬kapan yang sudah sering digunakan dalam kondisi tertentu, sehingga menjadi
semacam konvensi, hakikat seperti disebut sebagai haki¬kat secara adat kebiasaan.
Bahasa terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang
dinyatakan oleh lapisan bentuk tersebut. Bentuk bahasa terdiri atas satuan-satuan yang
dapat dibedakan menjadi dua satuan, yaitu satuan fonologi dan satuan gramatikal. Satuan
fonologi meliputi fonem dan suku, sedangkan satuan gramatikal meliputi wacana, kalimat,
klausa, frase, dan morfem.
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti
oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun
proses fonologis lainnya.
Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di
dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-),
dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir,
sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda
tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan. (Alwi, dkk. 2003: 311). Sedangkan
menurut Putrayasa (2008: 20), kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya
jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun.
Dari beberapa pendapat pakar di atas, penulis mengacu pada pendapat Alwi dkk.,
dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang mengemukakan bahwa kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Menurut penulis pendapat Alwi dkk. Sangat lengkap dan jelas. Hal itu karena
Alwi dkk. memberikan batasan dari segi lisan dan tulisan serta mengungkapkan cara
penulisan sebuah kalimat.
Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan
pula.
Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.), tanda
Tanya (?), serta tanda seru(!).
Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan
pelengkap.
Mengandung anggapan yang lengkap.
Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang
dimana mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan
fungsinya.
Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.
Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut
disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin melalui
konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur sejajar.
Kalimat terhubung dari berbagai unsur-unsur pembentuknya, meliputi subjek,
predikat, objek, pelengkap, keterangan, konjungsi, modalitas. Kesemuanya saling terkait
dan mengandung pikiran yang utuh.