Anda di halaman 1dari 14

PAPER 4

Nama : Ulyatus Sufi Burma

NIM : 12211675025

Program Studi : Bimbingan dan Konseling Pendidikan Islam

Kalimat Dasar

Sebelum kita lebih memahami tentang kalimat dasar, ada baiknya kita mengetahui
tealebih dahulu apa yang pengertian dari kalimat itu sendiri. Kalimat adalah satuan bahasa
terkecil yang dapat mengungkapkan pikiran yang utuh, atau setiap tuturan yang dapat
mengungkapkan suatu informasi secara lengkap disebut kalimat. Beberapa pakar
mendefinisikan kalimat dalam berbagai pengertian, diantaranya yaitu :

1. Fachruddin A.E menyatakan bahwa pengertian dari kalimat adalah sekelompok


kata-kata yang memiliki arti tertentu yang terdiri atas subjek dan predikat dan tidak
tergantung pada suatu konstruksi gramatikal yang lebih besar.

2. Sultan Takdir Alisyahbana menjelaskan bahwa kalimat adalah kumpulan kata-kata


terkecil dan mengandung pikiran lengkap.

3. Gorys Keraf mengemukakan bahwa kalimat adalah bagian ujaran yang di dahului
dan di ikuti oleh kesenyapan. Sedangkan pada intonasinya menunjukkan bahwa
pada bagian ujaran itu sudah lengkap.

Badudu (1994) mengungkapkan bahwa sebagai sebuah satuan, kalimat memiliki


dimensi bentuk dan dimensi isi. Kalimat tersebut perlu memenuhi kesatuan bentuk sebab
kesatuan bentuk karna kesatuan bentuk itulah yang menjadikan kesatuan arti dari kalimat.
Kalimat yang mempunyai kesatuan arti dan kesatuan bentuk yang benar pasti terciptanya
oleh adanya struktur kalimat yang benar. Isi suatu kalimat adalah gagasan yang dibangun
oleh rangkaian konsep yang terkandung dalam susunan kata-kata. Setiap kalimat yang
benar mestilah didalamnya terdapat unsur-unsur pada posisi yang jelas, seperti jelas dalam
hubungan nya antara satu sama lain.

Kalimat adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks (wacana) yang
mengungkapkan pikiran yang utuh secara ketatabahasaan [Dardjiwidojo (1988)].

Berdasarkan pernyataan-pernyataan di atas, maka kesimpulan poin yang dapat


diambil adalah, bahwa kalimat merupakan kumpulan dari kata –kata yang mempunyai
pengertian lengkap dan dibangun oleh kontruksi fungsional dan tidak bergantung pada
kontruksi gramatikal yang tidak lebih besar. Contoh dari pernyataan kontruksi gramatikal
yang tidak lebih besar yaitu:

a. Dua bangun runtuh rumah


b. Kue penuh kucing telat
c. Jumpa tidak

Ketiga contoh diatas hanyalah merupakan kumpulan dari beberapa kata dan tidak
memiliki makna (bukan kalimat).

d. Nenek jatuh sakit


e. Warga Madura mengungsi kemarin.
f. Joko Widodo berangkat lagi ke Australia.

Ketiga contoh tersebut merupakan contoh dari kalimat yang memiliki konstruksi
gramatikal yang tidak lebih besar, mempunyai makna dan tujuan penulisan
(kalimat).

Kalimat terdiri atas beberapa unsur yang membentuknya. Berikut akan dijelaskan
mengenai unsur-unsur kalimat menurut Alwi (2003: 326), Widjono (2011: 148), dan
Mulyono (2012: 47), yaitu :
1.Subjek (pelaku).

Subjek merupakan pelaku dari suatu tindakan dalam kalimat. Subjek atau pokok
kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat.
Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek
dalam kalimat berfungsi sebagai :

(1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk,

(2) memperjelas makna,

(3) menjadi pokok pikiran,

(4) menegaskan/memfokuskan makna,

(5) memperjelas pikiran ungkapan, dan

(6) membentuk kesatuan pikiran (Widjono, 2011: 148).

Ciri-ciri dari subjek itu sendiri adalah:

 Jawaban atas pernyataan Apa dan Siapa


 Didahului kata Bahwa
 Dapat berupa nomina, verba, atau adjektiva
 Disertai kata itu
 Mempunyai keterangan pewatas Yang
 Tidak di dahului preposisi

Contoh bentuk subjek (S) :

1. Kakek itu sedang melukis (S yang diisi kata benda/frasa nominal).

2. Berjalan kaki menyehatkan badan (S yang diisi kata keija/frasa verbal).

3. Gunung Kidul itu tinggi (S yang diisi kata benda/frasa nominal)


2.Predikat (tindakan).

Predikat merupakan sebuah kata yang menerangkan kepada suatu tindakan oleh
objek. Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit.
Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi untuk :
(1) membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk,
(2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang
diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat,
(3) menegaskan makna,
(4) membentuk kesatuan pikiran, dan
(5) sebagai sebutan (Widjono, 2011: 148)

Ciri-ciri predikat antara lain :

 Jawaban atas pertanyaan Mengapa atau Bagaimana


 Kata Adalah dan Ialah dapat berupa predikat
 Dapat di ingkarkan (didahului kata tidak, bukan, atau merupakan)
 Dapat disertaai kata-kata aspek atau modalitas (telah, sedang, sudah, ingin, mau)
 Predikat dapat berupa kata (verba, adjektiva, atau nomina) dan Frasa seperti frasa
verbal, adjectival, nominal, ataupun bilangan).

Contoh dari predikat yaitu :


1. Ibu sedang tidur siang (P yang diisi dengan kata keija/frasa verbal).
2. Soal ujian ini sulit sekali (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
3. Karangan itu sangat bagus (P yang diisi dengan kata sifat/frasa adjektif).
4. Santi adalah seorang kolektor (P dengan pemakaian kata adalah pada frasa nominal).

3.Objek (Sasaran).

Objek adalah keterangan predikat yang mempunyai hubungan erat dengan predikat.
Objek bersifat wajib dalam sebuah susunan kalimat aktif transitif yaitu kalimat yang
sedikitnya mempunyai tiga unsur utama yaitu subjek, predikat, dan objek. Kehadiran objek
dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri.
Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa
kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya mengambilkan, mengumpulkan,
mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi sebagai :
(1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif,
(2) memperjelas makna kalimat, dan
(3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran (Widjono, 2011: 149).

Ciri-ciri dari objek yaitu:

 Langsung di belakang predikat


 Dapat menjadi subjek kalimat pasif
 Tidak didahului preposisi
 Didahului kata Bahwa

Contoh Objek dalam kalimat :

1. Mereka memancing ikan Pari (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

2. Orang itu menipu adik saya (O yang diisi dengan kata benda/frasa nominal).

4.Pelengkap.

Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi,


mengkhususkan objek, dan melengkapi struktur kalimat (Widjono, 2011: 150). Dalam
kalimat pasif, pelengkap tidak menjadi sebuah subjek. Bila terdapat objek dan pelengkap
dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat pasif, bukan pelengkap.

Ciri-ciri dari unsur kalimat berupa pelengkap yaitu :

 Dibelakang predikat.
Maksudnya adalah,objek langsung dibelakang predikat, sedangkan pelengkap masih
dapat disisipi oleh nsur lainnya, seperti objek. Misalnya : buku baru, sepeda baru
 Tidak di dahulukan oleh preposisi.
Keterangan adalah unsur kalimat yang didahului oleh preposisi

Contoh:

Ketua MPR //membacakan //Pancasila.

S// P// O

Banyak orsospol // berlandaskan // Pancasila

S// P// Pel

Kedua kalimat aktif di atas yang Pel dan O-nya sama - sama nominal Pancasila jika
hendak dipasifkan ternyata yang bisa hanya kalimat pertama dengan ubahan sebagai
berikut.

Pancasila //dibacakan // oleh Ketua MPR

S// P //Ket

Pancasila dilandasi oleh banyak orsospol (tidak gramatikal karena posisi Pancasila
sabagai Pel pada kalimat kedua ini tidak dapat dipindahkan ke depan menjadi S dalam
bentuk kalimat pasif). Hal lain yang membedakan Pel dengan O adalah jenis pengisiannya.
Pel bisa diisi oleh adjektiva, frasa adjektif, frasa verbal, dan frasa preposisional.

Contoh:

1. Kita benci pada kemunafikan (Pel-nya frase preposisional).

2. Mayang bertubuh mungil (Pel-nya frase adjektiva).

3. Sekretaris itu mengambilkan bosnya air minum (Pel-nya frase nominal).

4. Pak Lam suka bermain tenis (Pel-nya frase verbal).


5.Keterangan

Keterangan merupakan unsur kalimat yang diawali atau didahului oleh preposisi.
Keterangan adalah unsur dari kalimat yang memberikan informasi yang lebih lanjut tentang
suatu yang dinyatakan dalam sebuah kalimat. Misalnya, memberikan informasi tentang
tempat, waktu, cara, sebab, serta tujuan. Keterangan ini dapat berupa kata, frasa, atau anak
kalimat. Keterangan kalimat berfungsi menjelaskan atau melengkapi informasi pesan-pesan
kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan
kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang
terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain (Widjono, 2011:150)
Ciri-ciri dari unsur kalimat berupa keterangan antara lain :

 Bukan merupakan unsur utama


 Keterangan tidak terikat pada posisi
 Ada beberapa jenis keterangan seperti keterangan waktu, tempat,, cara, alat, sebab,
tujuan, aposisi, tambahan dan pewatas.

Contoh :

1. Antoni menjilid makalah kemarin pagi.

2. Antoni kemarin pagi menjilid makalah.

3. Kemarin pagi Antono menjilid makalah.

Keterangan terbagi menjadi beberapa jenis, diantaranya keterangan waktu, tempat,


cara, alat, alasan/sebab, tujuan, similatif, dan penyerta. Contoh :

1. Aulia memotong tali dengan gunting. (Ket.alat)

2. Mahasiswa fakultas Hukum berdebat bagaikan pengacara. (Ket. similatif)

3. Karena malas belajar, mahasiswa itu tidsk lulus ujian. (Ket.sebab)

4. Polisi menyelidiki masalah narkoba dengan cara hati-hati.(Ket.cara)


5. Amir pergi dengan teman-teman sekelasnya. (Ket.penyetara) 6. Karena malas belajar,
Petrus tidak lulus ujian. (Ket.penyebab)

6.Konjungsi.

Menurut Widjono, konjungsi adalah bagian kalimat yang berfungsi menghubungkan


(merangkai) unsur-unsur kalimat dalam sebuah kalimat (yaitu subjek, predikat, objek,
pelengkap, dan keterangan), sebuah kalimat dengan kalimat lain, dan sebuah paragraf
dengan paragraf lain.

7.Modalitas.

Menurut Widjono, modalitas dalam sebuah kalimat sering disebut keterangan


predikat. Modalitas dapat mengubah keseluruhan makna sebuah kalimat. Dengan modalitas
tertentu makna kalimat dapat berubah menjadi sebuah pernyataan yang tegas, ragu, lembut,
pasti, dan sebagainya

Nah, setelah kita mengetahui pengertian dari kalimat itu sendiri, sekarang dapat kita
mencari tahu dan memahami arti dari kalimat dasar.

Berdasarkan beberapa sumber referensi mengenai kalimat dasar yang saya baca dan
pahami, Kalimat dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa, lengkap unsur-
unsurnya, paling lazim pola urutannya. Kalimat dasar merupakan kalimat yang berisi
informasi informai pokok dalam stgruktur inti, dan belum mengalami perubahan.
Perubahan itu dapat berupa penambahan unsur usnur, seperti penambahan keterangan
kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, objek, ataupun pelengkap.

Pola Kalimat Dasar

Kemudian, setelah memahami pengertian dari kalimat dasar, kita juga akan
membahas pola-pola, tipe- tipe atau bentuk struktur dari kalimat dasar. Pola struktur atau
bentuk kalimat dasar antara lain yaitu :
1. Subjek-predikat (S-P)
Yaitu memiliki unsur subjek dan juga predikat yang dapat berupa sebuah predikat
kata kerja, benda, sifat, ataupun kata bilangan.
Contoh nya,
Obat ini/sangat mujarab
Komputer itu/ sudah kuno
Kakinya/ terkilir

2. Subjek-predikat-objek (S-P-O)
Pada tipe ini, subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba
transitif, dan objek nya berupa nomina dan frasa nominal
Contoh nya,
Ia/ sedang memprogram/ computer
Orang itu/ sedang memikirkan/ nasib anak-anaknya.
Peristiwa itu/ mengilhami/ imajinasinya

3. Subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel)
Kemudian pada tipe kalimat dasar S-P-Pel, wujud subjek nya adalah nomina atau
frasa nomina, predikat nya berupa verba intransitive atau kata sifat, dan pelenkap
berupa adjektiva atau nomina.
Contoh nya,
Sukarno/ dikenal/ sebagai penyambung lidah bangsa Indonesia
Ia/ termasuk/ tokoh yang lua pemikirannya
Janji-janji jepang/ hanya merupakan/ isapan jempol

4. Subjek-predikat-keterangan (S-P-K)
Pada tipe kalimat dasar S-P-K, unsur subjek, predikat, dan harus memiliki unsur
keterangan karena di perlukan oleh predikat. Subjek nya berupa nominna atau frasa
nominal, predikat berupa verba intransitive, dan keterangan berupa frasa
berpreposisi.
Misalnya :
Kebakaran itu/ terjadi/ setiap tahun
Keluarganya/ pindah/ ke Bandung
Perjanjian itu/ dibuat/ secara sepihak

5. Subjek-predikat-objek-pelengkap (S-P-O-Pel)
Subjek dari tipe ini berupa nomina atau frasa nominal, predikat nya berupa verba
intransitive, sedangkan objek nya berupa nomina atau frasa nominal, dan pelengkap
berupa nomina atau frasa nominal.
Contohmya,
Dia/ mencarikan/ adiknya/ computer.
Adik saya/ sedang membuatkan/ temannya/ sebuah puisi.

6. Subjek-predikt-objek-keterangan (S-P-O-K)
Subjek nya berupa nomina atau frasa nomina, predika berupa verba intransitive,
obejek tipe ini berupa nomina atau fras nominal, dan keterangan nya frasa
berprepoisi.
Contoh nya,
Orang itu/ mengobati/ pasiennya/ dengan air putih.
Pak joni/ selalu ,melibatkan/ iswanya/ dalam setiap kegiatan kemasyarakatan.

7. Subjek-predikat-pelengkap-keterangan (S-P-Pel-K)
S berupa nomina atau frasa nominal, predikat nya verba intransitive atau kata sifat,
pelengkap nomina /adjektiva, dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Misalnya :
Ungu/ bermain/ musik/ diatas panggung

8. Subjek-predikat-objek-pelengkap-keterangan (S-P-O-Pel-K)
Tipe ini, subje berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa verba intransitive,
objek berupa nomina atau frasa nominal, pelengkap berwujud nomina atau frasa
nominal dan keterangan yaitu frasa berpreposisi.
Misalnya :
Dia/ mengirimi/ ibunya/ uang/ setiap bulan

.Hakikat Kalimat

Hakikat merupakan intisari atau kenyataan yang sebenarnya dari sebuah benda atau
situasi, ini di dasarkan dari penjelasan definisi hakikat menurut KBBI, berikut di bawah ini
penjelasan definisi hakikat menurut KBBI.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI, Hakikat memiliki dua definisi, yaitu :
1. Intisari atau dasar. Contoh : dia yg menanamkan “hakikat” ajaran Islam di hatiku;
2. Kenyataan yg sebenarnya (sesungguhnya): Contoh : pada “hakikat”nya mereka orang
baik-baik; syariat palu-memalu, pd -- nya adalah balas-membalas, pb kebaikan harus
dibalas dengan kebaikan

Kata hakikat (Haqiqat)  merupakan kata benda yang berasal dari bahasa Arab yaitu
dari kata “Al-Haqq”, dalam bahasa indonesia menjadi kata pokok yaitu kata “hak“ yang
berarti milik (ke¬punyaan), kebenaran, atau yang benar-¬benar ada, sedangkan secara
etimologi Hakikat berarti inti sesuatu, puncak atau sumber dari segala sesuatu.

Dapat disimpulkan bahwa Hakikat adalah kalimat atau ungkapan yang digunakan
untuk menunjukkan mak¬na yang yang sebenar¬nya atau makna yang paling dasar dari
sesuatu seperti benda, kondisi atau pemikiran, Akan tetapi ada beberapa yang menjadi
ung¬kapan yang sudah sering digunakan dalam kondisi tertentu, sehingga menjadi
semacam konvensi, hakikat seperti disebut sebagai haki¬kat secara adat kebiasaan.
Bahasa terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan bentuk dan lapisan makna yang
dinyatakan oleh lapisan bentuk tersebut. Bentuk bahasa terdiri atas satuan-satuan yang
dapat dibedakan menjadi dua satuan, yaitu satuan fonologi dan satuan gramatikal. Satuan
fonologi meliputi fonem dan suku, sedangkan satuan gramatikal meliputi wacana, kalimat,
klausa, frase, dan morfem.

Sehingga hakikat dari kalimat yaitu :

Kalimat biasanya didefinisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki pengertian


yang lengkap. Artinya, di dalam kalimat itu ada unsur subjek (S), yakni unsur yang
dibicarakan. Ada unsur predikat (P), yakni unsur yang menyatakan apa yang dilakukan oleh
unsur S atau apa yang dialami oleh unsur S itu. Mungkin ada unsur objek (O), yakni unsur
sasaran dari tindakan yang dilakukan oleh unsur S. Lalu mungkin juga ada unsur
keterangan (K), yakni unsur yang menerangkan tentang waktu, tempat, cara, dan
sebagainya (Chaer, 2010: 36). Dalam bukunya yang lain Chaer (2008: 5) menambahkan
bahwa kalimat adalah satuan sintaksis yang dibangun oleh konstituen dasar (biasanya
berupa klausa), dilengkapi dengan konjungsi (bila diperlukan), disertai dengan intonasi
final (deklaratif, interogatif, imperatif, atau interjektif).

Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang
mengungkapkan pikiran yang utuh. Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara
naik turun dan keras lembut, disela jeda, dan diakhiri dengan intonasi akhir yang diikuti
oleh kesenyapan yang mencegah terjadinya perpaduan ataupun asimilasi bunyi ataupun
proses fonologis lainnya.

Dalam wujud tulisan berhuruf Latin, kalimat dimulai dengan huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik (.), tanda tanya (?), atau tanda seru (!). Sementara itu, di
dalamnya disertakan pula berbagai tanda baca seperti koma (,), titik dua (:), tanda pisah (-),
dan spasi. Tanda titik, tanda tanya, dan tanda seru sepadan dengan intonasi akhir,
sedangkan tanda baca lain sepadan dengan jeda. Spasi yang mengikuti tanda titik, tanda
tanya, dan tanda seru melambangkan kesenyapan. (Alwi, dkk. 2003: 311). Sedangkan
menurut Putrayasa (2008: 20), kalimat adalah satuan gramatikal yang dibatasi oleh adanya
jeda panjang yang disertai nada akhir naik atau turun.

Dari beberapa pendapat pakar di atas, penulis mengacu pada pendapat Alwi dkk.,
dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia yang mengemukakan bahwa kalimat
adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulisan, yang mengungkapkan pikiran
yang utuh. Menurut penulis pendapat Alwi dkk. Sangat lengkap dan jelas. Hal itu karena
Alwi dkk. memberikan batasan dari segi lisan dan tulisan serta mengungkapkan cara
penulisan sebuah kalimat.

Adapun fugsi-fungsi dari kalimat diantaranya :

 Pada bahasa lisan diawali dengan kesenyapan serta diakhiri dengan kesenyapan
pula.
Pada bahasa tulis diawali dengan huruf kapital dan diakhiri dengan titik(.), tanda
Tanya (?), serta tanda seru(!).
 Kalimat aktif minimal terdiri dari subyek dan juga predikat.
 Predikat transitif disertai dengan objek, predikat intransitive bisa disertai dengan
pelengkap.
 Mengandung anggapan yang lengkap.
 Menggunakan urutan yang logis di setiap kata maupun kelompok kata yang
dimana mendukung fungsi (SPOK) dan disusun ke dalam satuan sesuai dengan
fungsinya.
 Mengandung: satuan makna, ide, atas pesan yang jelas.

Dalam paragraf yang terdiri dari dua kalimat atau lebih, kalimat-kalimat tersebut
disusun ke dalam satuan makna pikiran yang saling berkaitan. Hubungan dijalin melalui
konjungsi, pronominal/kata ganti, repetisi/struktur sejajar.
Kalimat terhubung dari berbagai unsur-unsur pembentuknya, meliputi subjek,
predikat, objek, pelengkap, keterangan, konjungsi, modalitas. Kesemuanya saling terkait
dan mengandung pikiran yang utuh.

Anda mungkin juga menyukai