Anda di halaman 1dari 4

KALIMAT DASAR

A. INFORMASI UMUM

Mata Kuliah : Bahasa Indonesia


SKS :3
Pokok bahasan : Kalimat Dasar
Pertemuan Ke :4
Dosen : Yulia Helti, M.Pd

B. Capaian Pembelajaran :
Mahasiswa mampu mengetahui, memahami, dan membuat kalimat dengan tepat.

C. Materi :
Mengacu kepada capaian pembelajaran di atas, ada beberapa materi yang akan dijelaskan
untuk menambah pemahaman dan wawasan peserta didik.
1. Hakikat Kalimat
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil dalam wujud lisan atau tulisan yang
mengungkapkan pikiran yang utuh, yang mana dalam wujud lisan diucapkan dengan suara naik
dan turun, sedangkan dalam bentuk tulisan dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan
tanda titik, tanda tanya, atau tanda seru (Alwi, 2010). Lebih lanjut dijelaskan bahwa kalimat
dalam tulisan formal atau resmi harus kalimat dalam ragam baku, selain itu kalimat yang
dibentuk dalam tulisan terdiri dari lapisan bentuk dan makna yang dinyatakan dalam bentuk
tersebut (Emidar dan Ermanto, 2018). Mengacu kepada hal tersebut, maka kalimat memiliki
unsur-unsur pembentuknya agar membentuk sebuah makna yang tepat. Unsur-unsur kalimat
membantu pembaca atau pendengar untuk memahami kalimat dengan baik, dengan syarat unsur-
unsur pembentuk kalimat tersebut disusun sesuai dengan aturan dan teratur sehingga membentuk
makna yang tepat. Masing-masing unsur memiliki ciri-ciri yang membedakan antara unsur yang
satu dengan unsur yang lain. Sugono menjelaskan ciri-ciri dari masing-masing unsur kalimat
sebagai berikut.

a. Subjek
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan
makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat dapat mengaburkan makna kalimat.
Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi (1) membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat
tunggal, kalimat majemuk, (2) memperjelas makna, (3) menjadi pokok pikiran, (4)
menegaskan/memfokuskan makna, (5) memperjelas pikiran ungkapan, dan (6) membentuk
kesatuan pikiran (Widjono, 2011). Lebih lanjut dijelaskan ciri-ciri subjek yaitu:
1) jawaban atas pertanyaan apa atau siapa,
2) berupa kata benda (nomina) atau frase nomina,
3) disertai kata itu,
4) didahului kata bahwa
5) disertai pewatas yang
6) tidak didahului preposisi, seperti: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut,
berdasarkan, dan lain-lain.

b. Predikat
Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi (1) membentuk kalimat dasar, kalimat
tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk, (2) menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran
atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat, (3) menegaskan
makna, (4) membentuk kesatuan pikiran, dan (5) sebagai sebutan (Widjono, 2011). Ciri-ciri
predikat, yaitu :
1) jawaban atas pertanyaan mengapa (melakukan apa) atau bagaimana,
2) berupa kata adalah atau ialah,
3) dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan,
4) dapat didahului keterangan aspek: akan, sudah, sedang, selalu, hampir,
5) dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, seyogyanya, mesti, selayaknya,
dan lain-lain,
6) predikat dapat berupa kata atau frasa benda, kerja, sifat, atau bilangan,

c. Objek
Pada kalimat, objek berfungsi (1) membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat
transitif, (2) memperjelas makna kalimat, dan (3) membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran
(Widjono, 2011). Ciri-ciri objek menurut Widjono (2011) yaitu sebagai berikut.
1) Berada langsung di belakang predikat,
2) Dapat menjadi subjek pada kalimat pasif,
3) tidak didahului kata depan,

d. Pelengkap
Pelengkap adalah unsur kalimat yang berfungsi melengkapi informasi, mengkhususkan
objek, dan melengkapi struktur kalimat (Widjono, 2011). Ciri-ciri pelengkap menurut Widjono
(2011) yaitu sebagai berikut.
1) terletak di belakang predikat
2) Tidak didahului preposisi.
3) Kategori katanya dapat berupakata benda, kata kerja, atau kata sifat.

e. Keterangan
Keterangan adalah unsur yang fungsinya menerangkan seluruh fungsi kalimat atau unsur
kalimat tertentu dalam kalimat. Dengan perkataan lain, keterangan merupakan unsur kalimat
yang memberikan informasi lebih lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya,
memberi informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini dapat berupa
kata, frase, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa frase ditandai oleh preposisi, seperti di,
ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang, oleh, dan untuk. Keterangan yang berupa anak
kalimat ditandai dengan kata penghubung, seperti ketika, karena, meskipun, supaya, jika, dan
sehingga. Berbeda dengan fungsi-fungsi lainnya, kehadiran unsur keterangan dalam suatu
kalimat bersifat manasuka. Ketidakhadiran unsur/fungsi tersebut tidak akan mengganggu struktur
dan keseluruhan makna kalimat. Ada beberapa ciri-ciri keterangan yang membedakannya dengan
unsur yang lain, yaitu :
1) Bukan unsur utama,
2) Posisi keterangan tidak terikat atau dapat berpindah-pindah,
3) Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, dan
pengganti nomina.
4) Dapat berupa keterangan tambahan dapat berupa aposisi.

2. Pola Dasar Kalimat


Alwi (2010) mendefinisikan kalimat dasar sebagai kalimat yang terdiri atas satu klausa
dan memiliki unsur-unsur kalimat yang lengkap dan berurutan, serta tidak mengandung
pertanyaan atau pengingkaran. Selain itu, dijelaskan bahwa kalimat dasar adalah kalimat yang
belum mengalami perubahan (Gani, 2012). Lebih lanjut, Sugono (2009) menjelaskan bahwa
kalimat dasar adalah kalimat yang berisi informasi pokok dalam struktur inti (Sugono, 2009).
Perubahan yang terjadi dalam kalimat dapat berupa penambahan unsur, seperti penambahan
keterangan kalimat ataupun keterangan subjek, predikat, dan objek. Selain itu, perubahan yang
terjadi dalam kalimat dapat berupa perubahan urutan unsur atau perubahan bentuk kalimat dari
kalimat aktif menjadi kalimat pasif (Sugono, 2009). Alwi mendefinisikan enam pola dasar
kalimat.

a. Kalimat dengan Pola S-P


Kalimat dengan pola ini terdiri dari unsur subjek dan predikat saja. Kedua unsur ini
dimasukkan sebagai bagian kalimat maka tergolong sebagai kalimat dasar dengan pola S-P.
Misal :
Ayah sedang membaca.
Dia bijaksana.
Mengacu kepada ciri-ciri masing-masing unsur kalimat maka S-P dalam kalimat bisa berbentuk
kata atau frasa nominal atau adjektiva.

b. Kalimat dengan Pola S-P-O


Kalimat dengan pola yang menggunakan tiga unsur kalimat ini termasuk pola dasar
kalimat jika tidak ada penambahan atau perubahan urutan dari masing-masing unsur kalimat
tersebut. Pola kalimat ini terdiri dari unsur subjek, predikat, dan objek. Jenis kata pada masing-
masing unsur terdiri dari kata atau frasa nomina atau verba.
Misal :
Mahasiswa itu sedang mengerjakan tugas akhirnya.
Anggi mendapat IPK tertinggi.

c. Kalimat dengan Pola S-P-Pel


Kalimat dengan pola ini terdiri dari subjek, predikat, dan pelengkap. Ketiga pola ini
dikatakan sebagai pola dasar jika tidak ada perubahan urutan letak unsur.
Misal:
Mata Kuliah Bahasa Indonesia dipelajarinya dengan tekun.

d. Kalimat dengan Pola S-P-Ket


Kalimat dengan pola ini terdiri dari subjek, predikat, dan keterangan. Unsur dalam
kalimat disusun secara beraturan, sehingga membentuk satu kesatuan.
Misal:
Mahasiswa Sendratasik Menari di Pendopo Fakultas.
Dosen itu merupakan Angkatan Muda.

e. Kalimat dengan Pola S-P-O-Pel


Kalimat dengan pola ini terdiri dari subjek, predikat, objek, dan pelengkap. Kesemua
unsur kalimat akan membentuk pola dasar kalimat jika disusun secara berurutan. Masing-masing
unsur terdiri dari jenis kata yang berbeda tergantung pembentukan kalimatnya.
Misal:
Dosen meminta mahasiswa lebih teliti.
Penari itu membawa roknya dalam kantong besar.

f. Kalimat dengan Pola S-P-O-Ket


Unsur kalimat dalam pola ini terdiri dari subjek, predikat, objek, dan keterangan.
Keempat unsur ini saling melengkapi untuk membentuk satu
Misal:
Lelaki itu melemparkan batu ke jendela rumahnya.
Dosen itu memberikan ultimatum kepada mahasiswa.

Anda mungkin juga menyukai