Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH BAHASA INDONESIA

(KATA, FRASA, KALIMAT)

Disusun oleh:

1.Winda Marlina (2311060006)


2. Aura Amalia Al Kautsar (2311060014)
3. Annisa Nafis Naqiyah (2311060032)
4. Naicha Dwi Indah Nur Afifah (2311060033)
5. Nailah Caesaria Safitri (2311060034)
6. Fania Sofiyanti (2311060046)
7. Syafitri Herawati (2311060164)
8. Khaerun Nisa Amalliyah (2311060166)

KEBIDANAN S1
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-nya
kepada kita semua sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Kata,
Frasa, Kalimat” ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah
untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia. Selain itu, makalah ini juga bertujuan
untuk menambah wawasan tentang Kata, Frasa, Kalimat.
Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masi jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kami mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini, dapat dipahami oleh semua orang, dan dapat menambah
wawasan. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila terdapat kata yang kurang
berkenan.

Terima kasih.
Banyumas, 29 Februari 2024
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................. i


DAFTAR ISI ............................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................................................ 1
C. Tujuan Penulisan .............................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN
A. Kalimat............................................................................................................. 2
B. Frasa ................................................................................................................. 5
C. Kata ................................................................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 9
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Kata, sebagai elemen dasar Bahasa, memiliki peran yang sangat penting dalam
menyampaikan makna, sementara frasa dan kalimat membentuk struktur yang lebih
kompleks untuk mengungkapkan ide dan informasi. Dengan memahami hubungan
antara kata, frasa, dan kalimat, kita dapat menjelajahi kompleksitas Bahasa serta
dampaknya dalam komunikasi di berbagai lingkungan sosial dan budaya. Selain itu,
pemahaman tentang kata, frasa, dan kalimat juga bermanfaat dalam pembelajaran
Bahasa kedua dan pengembangan teknologi komunikasi otomatis seperti mesin
penerjemah dan pengenal ucapan.
Kategori kata menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia merujuk pada kelas atau
golongan kata berdasarkan bentuk, fungsi, atau maknanya. Untuk membuat kalimat
yang baik dan benar, pengguna bahasa harus memahami jenis dan fungsi kata.
Pentingnya kalimat sebagai bidang studi bahasa karena melalui kalimatlah seseorang
dapat menyampaikan maksudnya dengan jelas. Unit bahasa yang sudah kita kenal
sebelum mencapai tingkat kalimat adalah kata dan frasa. Baik kata maupun frasa tidak
dapat menyampaikan maksud dengan jelas kecuali keduanya berperan sebagai
kalimat. Untuk berkalimat dengan baik, kita perlu memahami struktur dasar suatu
kalimat. Kalimat terdiri dari minimal subyek dan predikat serta intonasinya
menunjukkan keseluruhan makna ujaran itu. Penetapan struktur minimal subyek dan
predikat menunjukkan bahwa kalimat bukanlah sekadar gabungan kata tanpa kesatuan
bentuk. Keseluruhan makna menunjukkan bahwa sebuah kalimat harus mengandung
pokok pikiran yang lengkap sebagai ungkapan maksud penuturannya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian kalimat, jenis kalimat dan contohnya?
2. Apa pengertian frasa, jenis frasa dan contohnya?
3. Apa pengertian kata, jenis kata dan contohnya?

C. TUJUAN PENULISAN
1. Dapat menjelaskan kalimat, jenis kalimat dan contohnya
2. Dapat menjelaskan frasa, jenis frasa dan contohnya
3. Dapat menjelaskan kata, jenis kata dan contohnya
BAB II
PEMBAHASAN
A. KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat Mengungkapkan pikiran yang
utuh atau setiap tuturan yang Dapat mengungkapkan suatu informasi secara lengkap.
Jika terdapat sebuah tuturan yang menginformasikan sesuatu, Tetapi belum lengkap
atau belum utuh, tuturan itu belum Dapat disebut kalimat, mungkin hanya berupa kata
atau Mungkin hanya berupa kelompok kata atau frasa. Ciri lain Tuturan disebut
kalimat adalah adanya predikat di dalam Tuturan tersebut. Dalam bentuk lisan,
kalimat ditandai dengan alunan Titinada, keras lembutnya suara, dan disela jeda, serta
diakhiri Nada selesai. Dalam bentuk tulis, kalimat dimulai dengan Huruf kapital dan
diakhiri dengan tanda titik, tanda seru, atau Tanda tanya. Sementara itu, di dalamnya
dapat disertai tanda Baca lainnya seperti tanda koma, tanda titik koma, tanda Hubung,
dan/atau tanda kurung.
 KALIMAT DASAR
Struktur inti kalimat bahasa Indonesia ragam tulis Sebenarnya sangat
sederhana, yaitu hanya berupa subjek dan Predikat (S-P). Struktur inti tersebut
dapat diperluas menjadi Beberapa tipe kalimat dasar. Struktur inti kalimat bahasa
Indonesia adalah subjek + predikat Yang dapat ditambah dengan objek,
pelengkap, dan/atau Keterangan S + P + ({O} + {Pel} + {K}.
Struktur inti kalimat tersebut dapat diperluas menjadi Beberapa tipe kalimat
dasar. Yang dimaksud dengan kalimat Dasar adalah kalimat yang terdiri atas satu
klausa, lengkap Unsur-unsurnya, dan paling lazim pola urutannya. Struktur
Kalimat dasar bahasa Indonesia dapat dikelompokkan ke Dalam beberapa tipe
berikut.
1) Subjek-predikat (S-P)
2) Subjek-predikat-objek (S-P-O)
3) Subjek-predikat-pelengkap (S-P-Pel)
4) Subjek-predikat-objek-pelengkap (S-P-O-Pel)
5) Subjek-predikat-objek-keterangan (S-P-O-K)
6) Subjek-predikat-keterangan (S-P-K)

 JENIS KALIMAT
Kalimat bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi Kalimat simpleks, kompleks,
majemuk, dan majemuk campuran.
1. Kalimat Simpleks
Kalimat simpleks yang lazim disebut dengan kalimat Tunggal adalah
kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa atau Satu struktur predikat. Satu
struktur predikat di dalam kalimat Dapat berupa (a) subjek dan predikat (S-
P); (b) subjek, predikat, Dan objek (S-P-O); (c) subjek, predikat, dan
pelengkap (S-P-Pel); (d) subjek, predikat, objek, dan pelengkap (S-P-O-Pel);
Atau (e) subjek, predikat, dan keterangan (S-P-K). Bahkan, Dapat pula hanya
berupa (f) predikat (P).
Unsur inti (komponen Inti) yang terdapat di dalam kalimat simpleks pun juga
hanya Satu informasi. Satu informasi itu biasanya ditandai oleh Kehadiran
satu fungsi predikat.

Contoh kalimat simpleks


a) "Kucing tidur di atas sofa."
b) "Anak-anak bermain di taman."
c) "Ibu memasak di dapur."
d) "Bunga mekar di kebun."
e) "Saya suka cokelat."

2. Kalimat Kompleks
Kalimat kompleks yang lazim disebut kalimat majemuk Bertingkat
adalah kalimat yang terdiri atas klausa utama dan Klausa subordinatif.
Klausa utama lazim disebut induk Kalimat, sedangkan klausa subordinatif
lazim disebut anak Kalimat. Klausa utama dapat berdiri sendiri sebagai
kalimat Yang lepas yang tidak bergantung pada klausa yang lain, Sedangkan
klausa subordinatif selalu bergantung pada klausa Utama. Tanpa kehadiran
klausa utama, klausa subordinatif Tidak dapat mengungkapkan apa-apa
karena informasinya Belum jelas. Selain itu, klausa subordinatif merupakan
Pengembangan dari salah satu fungsi kalimat sehingga klausa Ini hanya
menduduki salah satu fungsi yang ada di dalam Kalimat. Oleh karena itu,
hubungan antar kedua klausa dalam Kalimat kompleks ini tidak sederajat
atau tidak sejajar.

Contoh kalimat kompleks :


a) "Ketika matahari terbenam, kami berkumpul di sekitar api unggun untuk
bercerita."
b) "Ketika cuaca mendung, mereka tetap bermain sepak bola di lapangan
terbuka."
c) "Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Maria membantu ibunya
menyiapkan makan malam."
d) "Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, saya boleh pergi bermain di
luar."
e) "Ketika saya tiba di bandara, saya menyadari bahwa saya lupa membawa
paspor."

3. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua Klausa utama atau
lebih yang dapat berdiri sendiri sebagai Kalimat yang lepas. Klausa yang satu
dalam kalimat majemuk Bukan merupakan bagian dari klausa yang lain atau
klausa Yang satu bukan merupakan pengembangan dari salah satu Fungsi
yang ada dalam klausa itu. Hubungan antara klausa Yang satu dan yang lain
dalam kalimat ini menyatakan Hubungan koordinatif.
Contoh kalimat majemuk
a) "Ketika matahari terbenam, kami berkumpul di sekitar api unggun untuk
bercerita."
b) "Ketika cuaca mendung, mereka tetap bermain sepak bola di lapangan
terbuka."
c) "Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, Maria membantu ibunya
menyiapkan makan malam."
d) "Setelah menyelesaikan pekerjaan rumah, saya boleh pergi bermain di
luar."
e) "Ketika saya tiba di bandara, saya menyadari bahwa saya lupa membawa
paspor."
4. Kalimat Majemuk Kompleks
Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri Atas tiga klausa
atau lebih. Dua di antara klausa dalam kalimat Majemuk ini merupakan
klausa utama, sedangkan klausa yang Lain merupakan klausa subordinatif
yang berfungsi sebagai Pemerluas salah satu atau kedua fungsi dalam klausa
utama. Kekompleksan dalam kalimat majemuk ini ditandai dengan Perluasan
salah satu atau lebih unsur (fungsi) dalam kalimat.
Contoh kalimat majemuk kompleks
a) "Ketika liburan tiba, kami berencana untuk pergi ke pantai, mengambil
foto indah, dan mencoba makanan lokal, selama cuaca mendukung."
b) "Ketika pergi ke pasar, saya selalu mencari sayuran segar dan buah-
buahan berkualitas, serta pastikan harga yang wajar."
c) "Ketika saya menyelesaikan tugas kuliah, saya suka membaca buku atau
menonton film untuk bersantai."
d) "Saat akhir pekan, kami suka piknik di taman, bermain game, dan
menikmati waktu bersama. Tetapi jika cuaca buruk, kita akan
menyesuaikan rencana dengan aktivitas dalam ruangan."
e) "Saat liburan, kami berencana mengunjungi tempat wisata sejarah,
mengeksplorasi keindahan alam, dan mencicipi kuliner lokal, karena
kami percaya perjalanan akan menjadi pengalaman yang berkesan dan
mendalam."
5. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
sesuai dengan yang diharapkan oleh si penulis Atau si pembicara. Artinya,
kalimat yang dipilih penulis/pembicara harus dapat digunakan untuk
mengungkapkan gagasan, Maksud, atau informasi kepada orang lain secara
lugas sehingga gagasan itu dipahami secara sama oleh pembaca atau
Pendengar. Dengan demikian, kalimat efektif harus mampu Menciptakan
kesepahaman antara penulis dan pembaca atau Antara pembicara dan
pendengar. Di dalam kamus kata efektif Pada kalimat efektif mempunyai
beberapa makna. Salah satu di Antaranya bermakna ‘membawa pengaruh’.
Dengan demikian, Kalimat efektif dapat dimaknai sebagai kalimat yang
membawa Pengaruh—terutama berupa kemudahan—bagi pembaca atau Bagi
pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan Oleh penulis atau
pembicara.
Ciri Kalimat Efektif
1) Kalimat efektif tidak berarti bahwa wujud kalimatnya
2) Harus pendek-pendek, tetapi yang dipentingkan adalah kesamaan
informasi. Bisa jadi kalimatnya pendek, tetapi membingungkan orang
dan bisa jadi kalimatnya panjang, tetapi Informasinya mudah dipahami.
Untuk itulah, kalimat efektif Harus bercirikan kelugasan, ketepatan, dan
kejelasan di Samping ciri yang lain, seperti kehematan dan kesejajaran.

Contoh kalimat efektif


a) "Melalui fokus pada inovasi produk dan pemasaran yang cerdas,
perusahaan ini berhasil membangun citra merek yang kuat di pasaran."
b) "Dengan belajar dengan giat dan tetap positif, saya yakin bisa
mencapai tujuan karier saya."
c) "Setelah saya mengatur waktu secara efisien dan konsisten belajar, saya
berhasil meningkatkan hasil akademis saya."
d) "Dengan mendengarkan dengan baik dan memberikan dukungan, kita
bisa memperkuat hubungan interpersonal kita."
e) "Menerapkan prinsip kesabaran dan ketekunan membantu saya
mengatasi tantangan di kehidupan sehari-hari."

B. FRASA
Berbicara tentang frasa dalam bahasa Indonesia memang sangat menarik dan
bervariatif sebab dapat dikaji dari berbagai sudut. Frasa merupakan satuan sintaksis di
samping klausa dan kalimat. Frasa dapat terbentuk dari dua kata atau lebih.
Keberadaan frasa dapat berdiri sendiri, yaitu tidak bergantung pada satuan bahasa
lain. Akan tetapi, suatu frasa dapat pula berada dalam kalimat, yaitu mengisi fungsi
sintaktis tertentu, misalnya, mengisi fungsi subjek, predikat, objek, pelengkap, atau
keterangan. Hal itu dapat dilihat pada ekspresi berikut.
“Kedua peneliti muda itu sedang mengkaji bahasa-bahasa Nusantara”. Kalimat
tersebut memiliki fungsi sintaktis SPO yang dibentuk oleh tiga frasa, yaitu frasa yang
mengisi fungsi subjek (kedua peneliti muda itu), frasa yang mengisi fungsi predikat
(sedang meneliti), dan frasa yang mengisi fungsi objek (bahasa-bahasa nusantara).
Frasa dapat diartikan satuan gramatik atau satuan bahasa yang berwujud dua kata atau
lebih yang tidak melebihi batas fungsi unsur klausa. Struktur suatu frasa ada yang
renggang, misalnya, mobil baru (mobil yang baru) dan ada pula yang rapat, misalnya,
di Bandung. Agar keberadaan frasa lebih jelas dan mudah dipahami, berikut ini adalah
klasifikasi frasa secara distributif dan secara inti kategorial. Frasa dapat
diklasifikasikan beradasrkan inti kate- gorinya, yaitu frasa verbal, frasa nominal, frasa
ajektival, frasa pronominal, frasa adverbial, frasa numeralia, dan frasa preposisional.
Berdasarkan urutan komponen pembentuknya, frasa di- bedakan menjadi frasa
endosentris dan frasa eksosenris. Kedua hal tersebut diuraikan berikut ini.
1. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang unsur-unsurnya mempunyai distribusi
(posisi/letak) yang sama dengan unsur lainnya di dalam frasa itu.
2. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang lingkungan dis- tribusinya tidak sama dengan
salah satu unsurnya sehingga salah satu unsurnya itu tidak ada yang dapat
menggantikan fungsi frasa tersebut.

 JENIS FRASA DAN CONTOHNYA


1. Frasa Nominal:
 "Pelajar yang rajin mendapatkan nilai tinggi."
 "Bunga berwarna merah di taman."
 "Kucing hitam dengan mata hijau."
 "Pria tua dengan janggut panjang."
 "Sekretaris yang bekerja dengan efisien."
2. Frasa Preposisional:
 "Di bawah meja kayu."
 "Dengan penuh antusiasme."
 "Ke toko buku di kota."
 "Melalui jalan yang ramai."
 "Pada waktu yang tepat."
3. Frasa Verbal:
 "Berbicara dengan penuh semangat."
 "Menyanyi di atas panggung besar."
 "Menggambar lukisan abstrak."
 "Mengikuti kursus online."
 "Menyelesaikan tugas rumah dengan cermat."
4. Frasa Partisipial:
 "Pekerjaan selesai tepat waktu."
 "Anak yang terkejut dengan kejutan ulang tahun."
 "Jendela yang terbuka lebar."
 "Lukisan yang dihias dengan indah."
 "Pertanyaan yang diajukan dengan hati-hati."
5. Frasa Infinitif:
 "Mau belajar bahasa baru."
 "Berusaha untuk menjadi lebih baik."
 "Niat untuk membantu sesama."
 "Pilihan untuk memulai bisnis sendiri."
 "Keinginan untuk berpetualang di alam."
6. Frasa Adjektival:
 "Bunga cantik yang mekar di taman."
 "Pria ramah dengan senyuman hangat."
 "Pengalaman menarik yang diingat sepanjang hidup."
 "Mobil tua yang masih handal."
 "Gedung tinggi dengan desain modern."
7. Frasa Adverbial:
 "Dengan cepat, dia menyelesaikan pekerjaannya."
 "Dengan hati-hati, mereka merakit puzzle itu."
 "Dengan senang hati, mereka menerima undangan tersebut."
 "Dengan sangat, ia menjawab pertanyaan tersebut."
 "Dengan tenang, dia menghadapi tantangan itu."

C. KATA
Kata atau ayat merupakan satuan bahasa yang mempunyai arti atau satu
pengertian. Dalam bahasa Indonesia kata adalah satuan bahasa terkecil yang mengisi
salah satu fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, atau keterangan) dalam suatu
kalimat. Kata "kata" dalam bahasa Melayu dan Indonesia diambil dari bahasa Ngapak
kathā. Dalam bahasa Sanskerta, kathā sebenarnya bermakna "konversasi", "bahasa",
"cerita" atau "dongeng". Dalam bahasa Melayu dan Indonesia terjadi penyempitan arti
semantis menjadi "kata". Makna kata dalam bahasa Indonesia merupakan hubungan
antara ujaran dengan arti dari sebuah kata. Makna kata juga dapat diartikan sebagai
maksud yang terkandung dari sebuah kata baik itu dalam bentuk kalimat
maupun paragraf.
Berdasarkan bentuknya, kata bisa digolongkan menjadi empat: kata dasar, kata
turunan, kata ulang, dan kata majemuk. Kata dasar adalah kata yang merupakan dasar
pembentukan kata turunan atau kata berimbuhan. Perubahan pada kata turunan
disebabkan karena adanya afiks atau imbuhan baik di awal (prefiks atau awalan),
tengah (infiks atau sisipan), maupun akhir (sufiks atau akhiran) kata. Kata ulang
adalah kata dasar atau bentuk dasar yang mengalami perulangan baik seluruh maupun
sebagian sedangkan kata majemuk adalah gabungan beberapa kata dasar yang berbeda
membentuk suatu arti baru.
Dalam tata bahasa baku bahasa Indonesia, kelas kata terbagi menjadi tujuh
kategori, yaitu:

1. Nomina (kata benda); nama dari seseorang, tempat, atau semua benda dan segala
yang dibendakan, misalnya buku, kuda.
2. Verba (kata kerja); kata yang menyatakan suatu tindakan atau pengertian dinamis,
misalnya baca, lari.
 Verba transitif (membunuh),
 Verba kerja intransitif (meninggal),
 Pelengkap (berumah)
3. Adjektiva (kata sifat); kata yang menjelaskan kata benda, misalnya keras, cepat.
4. Adverbia (kata keterangan); kata yang memberikan keterangan pada kata yang
bukan kata benda, misalnya sekarang, agak.
5. Pronomina (kata ganti); kata pengganti kata benda, misalnya ia, itu.
 Orang pertama (kami),
 Orang kedua (engkau),
 Orang ketiga (mereka),
 Kata ganti kepunyaan (-nya),
 Kata ganti penunjuk (ini, itu).
6. Numeralia (kata bilangan); kata yang menyatakan jumlah benda atau hal atau
menunjukkan urutannya dalam suatu deretan, misalnya satu, kedua.
 Angka kardinal (duabelas),
 Angka ordinal (keduabelas).
7. Kata tugas atau partikel adalah jenis kata di luar kata-kata di atas yang
berdasarkan peranannya dapat dibagi menjadi lima subkelompok:
 preposisi (kata depan) (contoh: dari),
 konjungsi (kata sambung) - Konjungsi koordinasi (dan, atau), Konjungsi
subordinat (karena);
 artikula (kata sandang) (contoh: sang, si);
 interjeksi (kata seru) (contoh: wow, wah);
 partikel penegas berprilaku mirip dengan akhiran yang melekat dengan di
belakang kata yang ditegaskannya, contohnya: -lah, -kah, -tah, -nya, dan -pun.
BAB III
KESIMPULAN
Dari pembahasan mengenai kalimat, frasa, dan kata, dapat disimpulkan bahwa pemahaman
yang baik mengenai struktur dan jenis-jenis kalimat, frasa, serta kelas kata merupakan hal
yang penting dalam memahami dan menghasilkan teks yang efektif dalam bahasa Indonesia.
Kalimat yang efektif harus mampu mengungkapkan gagasan secara jelas dan tepat, serta
dapat dimengerti dengan mudah oleh pembaca atau pendengar. Untuk mencapai hal ini,
penulis perlu memperhatikan struktur kalimat, penggunaan frasa yang tepat, dan pilihan kata
yang sesuai dengan konteksnya. Selain itu, pengetahuan mengenai jenis-jenis kalimat, frasa,
dan kelas kata memungkinkan penulis untuk memperkaya ragam kalimat dalam teksnya,
sehingga teks menjadi lebih variatif dan menarik untuk dibaca. Dengan demikian,
pemahaman yang baik mengenai kalimat, frasa, dan kata merupakan pondasi penting dalam
membangun kemampuan berbahasa yang efektif dalam bahasa Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA
Maryani, Yeyen. 2014. Seri Penyuluhan Bahasa Indonesia-Kalimat. Jakarta : Pusat
Pembinaan dan Pemasyarakatan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
Agus Nero Sofyan. 2015. Frasa Direktif Yang Berunsur Di, Dari, Dan Untuk Dalam
Bahasa Indonesia: Kajian Sintaktis Dan Semantis. Fakultas Ilmu Budaya Universitas
Padjadjaran : Sosiohumaniora.

Anda mungkin juga menyukai