Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

KONSEP DASAR KALIMAT DALAM BAHASA INDONESIA

OLEH: KELOMOK 1

1. FAJRI GUSNIL
2. RODERICK FEBRIARDI
3. GUSWATUL PUTRI

PROGRAM STUDI DIPLOMA III ILMU REKAM MEDIS


AKADEMI PEREKAM DAN INFORMASI KESEHATAN
(APIKES) IRIS
PADANG, 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang maha Esa karena
atas berkat, rahmat dan pertolongan-Nya kami bias menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini membahas tentang “Konsep Dasar Kalimat Dalam Bahasa
Indonesia”, semoga dengan makalah yang kami susun ini kita sebagai
mahasiswa Apikes Iris dapat menambah dan memperluas ilmu pengetahuan
kita.

Kami mengetahui bahwa makalah yang kami susun ini masih sangat
jauh dari kata sempurna, maka dari itu kami masih mengharapkan kritik dan
saran, karena kritik dan saran itu dapat membangun kami dari yang salah
menjadi benar.

Semoga makalah yang kami susun ini dapat berguna dan bermanfaat
bagi kita, akhir kata kami ucapkan terima kasih

Padang, September 2022

i
Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.........................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................iii
BAB I...................................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG.........................................................................1
B. RUMUSAN MASALAH.....................................................................1
C. MANFAAT...........................................................................................1
BAB II.................................................................................................................3
A. PENGERTIAN KALIMAT................................................................3
B. UNSUR KALIMAT.............................................................................4
C. POLA KALIMAT DASAR.................................................................5
D. JENIS KALIMAT...............................................................................7
E. KALIMAT EFEKTIF.........................................................................8
BAB III..............................................................................................................12
A. KESIMPULAN..................................................................................12
B. SARAN...............................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................13

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan
pikiran yang utuh. Adapun pikiran yang utuh tersebut bisa diekspresikan
dalam bentuk lisan atau tulisan. Ekspresi dalam bentuk lisan, kalimat
ditandai dengan alunan titinada, keras lembutnya suara, disela dengan jeda,
dan diakhiri dengan nada selesai. Sementara, ekspresi dalam bentuk tulisan
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan


bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan
secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat yang paling
sederhana dalam bahasa Indonesia hanya mengandung dua unsur, yaitu
Subjek (S) dan Predikat (P). Subjek dalam kalimat merupakan topik
pembicaraan. Sedangkan predikat menerangkan tentang subjek. Namun,
sebuah kalimat biasanya disertai dengan pelengkap yang disebut juga
dengan objek (O).

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa itu kalimat ?
2. Apa saja unsur kalimat ?
3. Apa pola pola kalimat dasar ?
4. Apa saja jenis kalimat ?
5. Apa itu kalimat efektif ?

C. MANFAAT
Pembuatan makalah ini bertujuan agar mahasiswa dapat memahami :

1. Unsur kalimat

1
2. Pola kalimat dasar
3. Jenis kalimat
4. Kalimat efektif

2
BAB II
ISI

A. PENGERTIAN KALIMAT
Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan
pikiran yang utuh. Adapun pikiran yang utuh tersebut bisa diekspresikan
dalam bentuk lisan atau tulisan. Ekspresi dalam bentuk lisan, kalimat
ditandai dengan alunan titinada, keras lembutnya suara, disela dengan jeda,
dan diakhiri dengan nada selesai. Sementara, ekspresi dalam bentuk tulisan
kalimat dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik, tanda
seru, atau tanda tanya.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah


satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi
final dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Kalimat yang
paling sederhana dalam bahasa Indonesia hanya mengandung dua unsur,
yaitu Subjek (S) dan Predikat (P). Subjek dalam kalimat merupakan topik
pembicaraan. Sedangkan predikat menerangkan tentang subjek. Namun,
sebuah kalimat biasanya disertai dengan pelengkap yang disebut juga
dengan objek (O).

Sedangkan pengertian menurut para ahli adalah :

1. Soenjono Dardjowidjojo
Kalimat adalah bagian terkecil dari suatu ujaran atau teks
(wacana) yang mengungkapkan pikran yang utuh secara
ketatabahasaan.
2. Slamet Muljana
Kalimat sebagai keseluruhan pemakaian kata yang berlagu,
disusun menurut sistem Bahasa yang bersangkutan.
3. Gorys Keraf
Kalimat adalah bagian ujaran yang didahului dan diikuti oleh
kesenyapan.

3
B. UNSUR KALIMAT
Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki unsur-
unsur pembetuk kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu terdapat pada
sebuah kalimat, diantaranya:

1. S (Subjek)
Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada
sebuah kalimat, biasanya berupa kata-kata benda dan biasanya
terletak sebelum unsur Predikat. Subjek adalah bagian yang
berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Pada umumnya
subjek terbentuk dari kata benda (nomina) serta diletakkan di awal
kalimat. Tidak hanya kata, subjek juga bisa diisi dengan frasa
ataupun klausa.
2. P (Predikat)
Predikat yaitu unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang
dilakukan subjek pada kalimat. Predikat biasanya menggunakan kata
kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak hanya itu saja, predikat juga
dapat diisi dengan kata sifat dan kata benda. Letak predikat, yaitu
berada di antara subjek dan objek.
3. O (Objek)
Objek bisanya terletak sesudah predikat, dapat di katakan objek
merupakan keterangan yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu
yang menderita. Tapi pada kalimat pasif objek menjadi subjek.
Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan
posisinya yang berada di belakang predikat, maka objek tidak
didahului oleh preposisi. Pada umumnya, objek itu diisi oleh kelas
kata nomina, frasa nomina, atau klausa.
4. K (Keterangan)
Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur
keterangan biasanya di jadikan pelengkap kalimat. Keterangan bisa

4
diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa
frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam,
kepada, terhadap, untuk, oleh, dan tentang. Sedangkan keterangan
yang berupa anak kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika,
jika, meskipun, supaya, dan sehingga.
5. Pelengkap
Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah
unsur yang melengkapi predikat. Hal inilah yang menunjukkan
bahwa pelengkap posisinya berada di belakang predikat. Namun,
posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak
menyulitkan untuk membedakannya dengan objek. Ada satu cara
yang dapat kamu lakukan untuk mengidentifikasinya.

C. POLA KALIMAT DASAR


1. S-P
Pola ini terhitung pola kalimat yang paling dasar dan sederhana.
Sebab, pola ini hanya berupa subjek (S) dan predikat (P) saja.
Contohnya :
Petani bercocok tanam. (S= Petani, P= bercocok tanam)
2. S-P-O
Pola yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini
biasanya dipakai pada contoh kalimat deklaratif aktif transitif dan
kalimat aktif transitif. Contohnya :
Fajar sedang memainkan gitar. (S= Fajar, P= sedang memainkan,
O= gitar)
3. S-P-Pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan pelengkap (Pel).
Biasanya, pola ini digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif
intransitif, contoh kalimat deklaratif semitransitif, kalimat aktif
intransitif, dan contoh kalimat aktif semitransitif. Contohnya :
Langit malam ini bertaburan bintang-bintang. (S= langit malam ini,
P= bertaburan, Pel= bintang-bintang)

5
4. S-P-K
Merupakan pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan
Keterangan (K). Pola ini biasanya dapat dijumpai pada kalimat
deklaratif aktiif intransitif dan kalimat aktif intransitif. Contohnya :
Anak-anak bermain di lapangan. (S= anak-anak, P= bermain, K= di
lapangan)
5. S-P-O-K
Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di
masyarakat. Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa pola ini
terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K).
contohnya :
Para petani menanam padi di pagi hari. (S= para petani, P=
menanam, O= padi, K= di pagi hari)
6. S-P-O-Pel
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan
pelengkap (Pel). Contohnya :
Adik membelikan kucingnya makanan kucing. (S= Adik, P=
membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan kucing)
7. S-P-Pel-K
Adalah pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap
(Pel), dan keterangan (K). Contoh:
Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S=
tubuhnya, P= berlumuran, Pel= keringat, K= karena bekerja keras
seharian)
8. S-P-O-PeL-K
Merupakan pola kalimat yang paling kompleks dan lengkap karena
semua unsur kalimat terkandung di dalamnya. Contoh:
Adik membelikan kucingnya makanan kucing dengan uang sakunya
sendiri. (S= adik, P= membelikan, O= kucingnya, Pel= makanan
kucing, K= dengan uang sakunya sendiri)

6
D. JENIS KALIMAT
Secara umum, ada empat jenis kalimat yang perlu dipahami. Kalimat
dalam bahasa Indonesia dapat dibedakan menjadi kalimat simpleks,
kompleks, majemuk, dan majemuk campuran. Berikut penjelasannya :

1. Kalimat simpleks
Kalimat simpleks atau sering disebut dengan kalimat tunggal adalah
kalimat yang hanya terdiri atas satu klausa atau satu struktur
predikat. Satu struktur predikat di dalam kalimat dapat berupa:
a. subjek dan predikat (S-P)
b. subjek, predikat, dan objek (S-P-O)
c. subjek, predikat, dan pelengkap (S-P-Pel)
d. subjek, predikat, objek, dan pelengkap (S-P-O-Pel)
e. subjek, predikat, dan keterangan (S-P-K)
Contoh kalimat simpleks :
- Orang itu guru kami. (S-P)
- Kartini sedang membuat surat jawaban. (S-P-O)
- Kepakaran Teguh diakui banyak orang. (S-P-Pel)
2. Kalimat kompleks
Kalimat kompleks atau sering disebut kalimat majemuk bertingkat
adalah kalimat yang terdiri atas klausa utama dan klausa
subordinatif. Klausa utama tersebut disebut induk kalimat,
sedangkan klausa subordinatif disebut anak kalimat. Klausa utama
dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas yang tidak
bergantung pada klausa yang lain, sedangkan klausa subordinatif
selalu bergantung pada klausa utama. Tanpa kehadiran klausa
utama, klausa subordinatif tidak dapat mengungkapkan apa-apa
karena informasinya belum jelas. Selain itu, klausa subordinatif
merupakan pengembangan dari satu di antara fungsi yang ada dalam
kalimat.

7
Oleh karena itu, hubungan antarkedua klausa dalam kalimat
kompleks ini tidak sederajat atau tidak sejajar. Berikut ini contoh
kalimat kompleks:
- Supriyati tetap berangkat meskipun hari telah gelap.
- Ketika hujan turun, Hermawan masih berada di atas bus.
3. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa utama
atau lebih, dan dapat berdiri sendiri sebagai kalimat yang lepas.
Klausa yang satu dalam kalimat majemuk bukan merupakan bagian
atau pengembangan dari klausa yang lain. Hubungan antara klausa
yang satu dengan yang lain dalam kalimat menyatakan hubungan
koordinatif. Berikut ini contoh kalimat majemuk:
- Yanto membaca stilistika dan istrinya membuatkan susu jahe.
- Gandung sedang belajar atau malah tidur di kamar depan.
- Peserta dilarang makan atau minum serta dilarang bergurau.
4. Kalimat majemuk kompleks
Kalimat majemuk kompleks adalah kalimat yang terdiri atas tiga
klausa atau lebih. Dua di antara klausa dalam kalimat majemuk ini
merupakan klausa utama. Sedangkan klausa yang lain merupakan
klausa subordinatif yang berfungsi sebagai pemerluas satu di antara
atau kedua fungsi dalam klausa utama. Kekompleksan dalam
kalimat majemuk ini ditandai dengan perluasan satu di antara atau
lebih unsur (fungsi) dalam kalimat. Berikut ini contoh kalimat
majemuk kompleks:
- Ayah sedang melukis dan adik sedang belajar ketika kebakaran itu
terjadi.
- Bahwa setiap amal ibadah akan mendapat 700 kali kebaikan sudah
diketahui banyak orang, tetapi tidak semua orang mau
melakukannya karena manusia cenderung kikir.
- Jika rapel penelitinya turun, Harno akan membelikan adiknya
sepatu basket, sedangkan Hardi akan membelikan istrinya ponsel.

8
E. KALIMAT EFEKTIF
Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis atau pembicara. Suatu kalimat
dapat dikatakan efektif jika si penerima pesan dapat menyampaikan kembali
gagasan, pesan, perasaan, ataupun pemberitahuan sebagaimana yang
dimaksud oleh pemberi pesan. Di dalam kamus, kalimat efektif juga
memiliki beberapa makna, salah satu di antaranya bermakna ‘membawa
pengaruh’. Artinya, kalimat efektif juga dapat dimaknai sebagai kalimat
yang membawa pengaruh–terutama berupa kemudahan–bagi pembaca atau
pendengar untuk memahami informasi yang disampaikan oleh pemberi
pesan.

Ciri-ciri Kalimat Efektif

1. Memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur


2. Subjek (S) dan Predikat (P). Taat terhadap tata aturan ejaan yang
berlaku. Menggunakan diksi yang tepat.
3. Menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran
yang logis dan sistematis.
4. Menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai.
5. Melakukan penekanan ide pokok. Mengacu pada kehematan
penggunaan kata.
6. Menggunakan variasi struktur kalimat.

Syarat-syarat kalimat efektif

1. Kelogisan
Suatu ide kalimat dapat dengan mudah dipahami dan penulisannya
sesuai dengan ejaan yang berlaku. Selain itu, unsur-unsur dalam
kalimat juga harus memiliki hubungan yang logis dan masuk akal.
2. Ketegasan
Melakukan penonjolan terhadap ide pokok dari suatu kalimat.
3. Kehematan

9
Gunakan kata-kata secara hemat, namun tidak mengurangi makna
atau mengubah informasi yang ingin disampaikan. Dalam menyusun
kalimat efektif, penggunaan kata, frasa, atau bentuk lain yang tidak
dibutuhkan harus dihindari.
4. Ketepatan
Informasi yang akan disampaikan dalam suatu kalimat harus jitu
(sesuai dengan sasaran), sehingga dibutuhkan ketelitian yang tinggi.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk menciptakan ketepatan
kalimat yaitu; memakai kata yang tepat, kata berpasangan harus
sesuai, dan hindari peniadaan preposisi.
5. Kecermatan
Kalimat efektif tidak boleh menimbulkan tafsir ganda/kalimat yang
ambigu. Perhatikan penggunaan kata atau diksi. Sebab kalimat
efektif hanya memiliki satu makna, tidak menyimpang ataupun
ambigu.
6. Kepaduan
Kepaduan artinya informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah
dan tidak bertele-tele. Tidak perlu menyisipkan kata seperti
‘daripada’ atau ‘tentang’ antara predikat kata kerja dan objek
penderita.
7. Kesejajaran
Kalimat efektif harus memiliki kesamaan bentuk kata atau makna
yang dipakai dalam kalimat. Kesejajaran terletak pada penggunaan
imbuhan, sedangkan dalam hal struktur, kesejajaran ada pada
klausa-klausa yang mengisi kalimat majemuk.
8. Kesepadanan
Struktur kalimat efektif wajib memenuhi unsur gramatikal yaitu
unsur SPOK, minimal Subjek (S) dan Predikat (P).

Contoh kalimat efektif

1. Itu buku saya sudah baca tiga kali.

10
Buku itu sudah saya baca tiga kali.
2. Bagi seluruh peserta ujian diharapkan hadir tepat waktu.
Seluruh peserta ujian diharapkan hadir tepat waktu.
3. Kami ketinggalan bus. sehingga kami datang agak terlambat.
Kami ketinggalan bus. Oleh karena itu, kami datang agak terlambat.
4. Baik mahasiswa baru atau mahasiswa lama dikenakan peraturan
yang sama
Seluruh mahasiswa dikenakan peraturan yang sama
5. Sekolah kami yang terletak di belakang Kantor Gubernur Jawa Barat
Sekolah kami terletak di belakang Kantor Gubernur Jawa Barat

F.

11
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
1. Kalimat adalah satuan bahasa terkecil yang dapat mengungkapkan
pikiran yang utuh.
2. Unsur kalimat berupa S (subjek), P (predikat), O (objek), K
(keterangan) dan P (pelengkap)
3. Pola kalimat bermacam-macam yaitu pola kalimat SP, SPO, SPPel,
SPK, SPOK, SPOPel, SPPelK dan SPOPelK
4. Jenis kalimat berupa kalimat simpleks, kalimat kompleks, kalimat
majemuk dan kalimat majemuk kompleks
5. Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan gagasan
sesuai dengan yang diharapkan oleh penulis atau pembicara

B. SARAN
Kami menyadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu
diperlukan penelitian lanjutan, baik dengan pendekatan yang sama maupun
pendekatan yang berbeda. Dengan demikian, diperoleh hasil yang sesuai
dengan harapan semua pihak

12
DAFTAR PUSTAKA

Marlina, K., 2014. Makalah Bahasa Indonesia Tentang Kalimat. Jakarta: s.n.

Putrayasa, I. N. K., 2016. Jenis-Jenis Pola Kalimat Bahsa Indonesia, Denpasar:


Universitas Udayana Fakultas Sastra Dan Budaya Jurusan Sastra Indonesia.

SUPARWA, I. N., SUKARTHA, I. N., PUTRAYASA, I. G. & TEGUH, I. W.,


2015. Bahasa Indonesia Akademik Untuk Perguruan Tinggi. Denpasar:
Udayana University Press.

13

Anda mungkin juga menyukai