Anda di halaman 1dari 5

MAKALAH

KALIMAT

(Frasa,Klausa,Kalimat)

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu: Ayunda Riska Puspita,S.Pd,M.A.

Oleh:

1. Rizki Eko Nugroho (203200094)


2. Rosyida Choirulnisa (203200096)
3. Roudhotul Janah (203200097)
4. Ruli Awaliya (203200098)
5. Safira Mifta Bachtiar (203200099)

KELAS C

JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO

2020
PERBEDAAN FRASA,KLAUSA,DAN KALIMAT

Berikut pengulangan pengertian dari frasa,klausa,dan kalimat:

 Frasa adalah gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif.


 Klausa adalah satuan gramatikal yang berupa kelompok kata, sekurang-kurangnya
terdiri atas subjek dan predikat dan berpotensi menjadi kalimat.
 Kalimat adalah satuan bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola
intonasi final, dan secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa

Disini penjelasan perbedaan secara singkat:

 kalimat yang relatif berdiri sendiri dan memiliki intonasi final. Kalimat tersebut
tersusun dari 12 kata yang dikenali sebagai satuan yang dipisahkan oleh spasi.
Kalimat adalah gabungan beberapa kata yang sedikitnya mengandung subjek dan
predikat. Kalimat bisa juga terbentuk dari gabungan frasa maupun klausa. Contohnya
seperti yang sudah dijelaskan di atas tadi, ya. Kalimat diawali dengan huruf kapital,
memiliki tanda baca, dan juga intonasi akhir.
 Kalimat yang lengkap memiliki lima buah unsur, yaitu subjek, predikat, objek,
keterangan, dan pelengkap. Meskipun begitu, adanya subjek dan predikat saja sudah
bisa membentuk sebuah kalimat. Subjek dan predikat merupakan unsur penting dalam
kalimat, sedangkan objek, keterangan, dan pelengkap merupakan unsur penunjang
sebuah kalimat.
 Klausa dikenali dari bagian yang memiliki subjek dan predikat serta memiliki potensi
menjadi kalimat. Kalimat itu memiliki 2 klausa yang dihubungkan dengan
kata bahwa. Pada klausa, terdapat hubungan antara subjek dengan predikat.
Tapi, klausa bukan kalimat karena nggak punya intonasi akhir dan tanda baca.
 Frasa paling sedikit harus terdiri dari dua kata dan tidak memiliki subjek-predikat.

Perbedaan fungsi kalimat (s-p-o-k)

1. Fungsi Predikat

 Predikat merupakan unsur paling penting untuk membuat klausa maupun kalimat.
Predikat dapat diisi oleh kata maupun frasa. Predikat atau biasa ditulis dengan P, biasa
berada di sebelah kanan unsur S, dan sebelah kiri dari unsur objek, pelengkap, dan
keterangan. Namun, predikat juga dapat berdiri sebelum subyek, biasanya ditulis
dengan pola PS.
 Ciri-ciri dari kalimat berpola SP, yakni memiliki frasa verbal, frasa adjektiva, frasa
nominal, atau frasa numeral, atau frasa prepsisional.

2.  Fungsi Subyek

 Subyek merupakan fungsi sintaksis paling penting, kedudukannya di bawah predikat.


Fungsi tersebut diisi oleh nomina, frasa nominal, atau klausa.(Pelengkap bukan objek)

 Terdapat pula ciri lainnya dari subyek yaitu dapat dilesapkan atau dihilangkan
keberadaannya. Hal tersebut terjadi pada kalimat imperatif, di mana orang kedua atau
orang pertama jamak tidak hadir.

3. Fungsi Objek

 Untuk membedakan objek dengan fungsi yang lain, sangatlah mudah. Keberadaan
objek selalu berada di belakang predikat dalam kalimat aktif transitif. Ingat, hanya
pada kalimat aktif transitif atau biasa ditandai dengan objek yang bisa diubah menjadi
fungsi subyek.

 Objek umumnya diisi oleh nomina atau frasa nomina, selain itu dapat juga diganti
dengan pronomina –nya, mu, dan ku. Selain frasa maupun kata, objek juga dapat
berupa klausa.

4. Fungsi Pelengkap

 Kebanyakan orang masih bingung membedakan antara objek dan pelengkap. Hal
tersebut dikarenakan kedua fungsi sintaksis ini terletak di belakang predikat. Selain
itu, kata, frasa, atau klausa pengisi objek maupun pelengkap pun mirip, yaitu nomina.
Selain itu, keduanya juga biasanya berada di belakang verba.

5. Fungsi Keterangan

 fungsi keterangan merupakan fungsi yang letaknya fleksibel. Artinya dapat


berpindah-pindah letaknya, dapat di awal, di akhir bahkan di tengah kalimat.
Memiliki sifat manasuka dan biasanya diisi oleh frasa nomina, frasa preposisional,
dan frasa adverbia.

Pola Dasar Kalimat Bahasa Indonesia


Untuk lebih jelasnya, berikut ini beberapa pola-pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia
dalam bentuk SPOK yang mungkin terbentuk. Syarat kumpulan kata dikatakan kalimat jika
ada unsur subjek dan predikat.

Contoh:Ibu    pergi.

S         P

Berikut contoh lainnya yang bisa saja terbentuk:


1. S-P

Contoh:           Ayah  makan

                        S         P

2. S-P-O

 Contoh:        Ayah   makan    pisang

                      S            P         O

3. S-P-Pel

Contoh:        Ayah      makan      yang manis

                     S                P                 Pel  

4. S-P-O-Pel

Contoh:         Ayah   makan   pisang   yang manis

                      S           P            O          Pel

5. S-P-O-Pel-K

Contoh:         Ayah   makan   pisang  yang manis   dengan lahap

                      S           P          O     Pel                        K

6. S-P-K

Contoh:        Ayah   makan  dengan lahap

                     S          P               K

7. S-P-O-K

Contoh:       Ayah  makan   pisang  dengan lahap

                    S        P             O           K

8. S-P-Pel-K

Contoh:      Ayah  memakan  yang manis   dengan lahap

                   S            P           Pel                   K

Kalimat S P O K juga bisa menjadi rujukan penulisan ilmiah karena hampir memiliki semua
informasi yang lengkap yang bisa ditemukan dalam sebuah kalimat.

Anda mungkin juga menyukai