Anda di halaman 1dari 12

1.

Pengertian Kalimat
Menurut Fachruddin A.E mendefinisikan bahwa kalimat adalah kelompok kata yang
mempunyai arti tertentu, terdiri atas subjek dan predikat dan tidak tergantung pada suatu
konstruksi gramatikal yang lebih besar.Kalimat adalah satuan bahasa berupa kata atau
rangkaian kata yang dapat berdiri sendiri dan menyatakan makna yang lengkap. Kalimat
adalah satuan bahasa terkecil yang mengungkapkan pikiran yang utuh, baik dengan cara lisan
maupun tulisan.
Dalam wujud lisan, kalimat diucapkan dengan suara naik turun dan keras lembut, disela jeda
dan diakhiri dengan intonasi akhir. Sedangkan dalam wujud tulisan berhuruf latin, kalimat
dimulai dengan huruf kapital dan diakhiri dengan tanda titik (.) untuk menyatakan kalimat
berita atau yang bersifat informatif, tanda tanya (?) untuk menyatakan pertanyaan dan tanda
seru (!) untuk menyatakan kalimat perintah.
Sekurang-kurangnya kalimat dalam ragam resmi, baik lisan maupun tertulis, harus memiliki
sebuah subjek (S) dan sebuah predikat (P). Bila tidak memiliki kedua unsur tersebut,
pernyataan itu bukan kalimat, melainkan hanya sebuah frasa. Di sini, kalimat dibagi menjadi
dua, yakni kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
1. Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri dari satu pola kalimat, yaitu terdiri dari satu
subjek, satu predikat, dan bisa dilengkapi dengan objek dan keterangan. Contoh: Kakak
berlari. Adik bermain.

2.Kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah sebuah kalimat yang terdiri dari dua klausa utama atau lebih, dan
masing-masing dapat berdiri sebagai kalimat yang lepas.

2. Struktur Kalimat
Struktur kalimat adalah pola atau unsur untuk membentuk komponen kata menjadi kalimat
yang benar dan sesuai penulisan dalam bahasa Indonesia. Untuk penggunaan kalimat efektif,
ada 4 komponen struktur tetap, yaitu subjek, predikat, objek, dan keterangan, yang mana
lebih dikenal dengan singkatan SPOK.
a. Subjek
Pola paragraf yang pertama adalah subjek. Ini merupakan komponen paling awal atau
berada di posisi depan pada sebuah kalimat. Subjek ini bisa berupa kata atau frasa benda,
yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan.
b. Predikat
Sementara itu, untuk membuat pola paragraf yang baik, dibutuhkan kalimat dengan SPOK
yang baik pula. Setelah menentukan subjek, Anda harus memilih predikat. Predikat
merupakan unsur yang menjelaskan suatu subjek yang sedang dibicarakan. Struktur
kalimat berupa predikat umumnya memuat kata kerja yang bisa bersifat aktif maupun
pasif. Karena berisi kata kerja, pada umumnya kata tersebut menjelaskan pekerjaan yang
sedang dilakukan oleh subjek.
c. Objek dan Keterangan
Pada penyusunan struktur kalimat pun harus memiliki objek dan keterangan. Objek dan
keterangan mempunyai kemiripan. Perbedaannya terletak pada penggunaan dan
peletakan. Objek bisa berperan sebagai subjek ketika Anda membuat kalimat pasif.
Namun keterangan tidak bisa menjadi subjek untuk kalimat pasif.
> Contoh struktur kalimat berpola S-P
Seperti yang telah disinggung pada bagian awal. Struktur kalimat pada kalimat lengkap,
minimal terdiri atas subjek (S) dan predikat (P). Berikut ini adalah contoh struktur kalimat
lengkap dengan komponen paling minimal, yaitu kalimat dengan pola SP.
1.Ibu memasak.
Subjek = Ibu
Predikat = memasak
2.Adik sedang makan.
Subjek = Adik
Predikat = sedang makan
3.Kakak bermain.
Subjek = Kakak
Predikat=bermain
> Contoh struktur kalimat berpola S-P-O
Bahasan di atas sudah mewakili struktur kalimat lengkap, yaitu kalimat yang terdiri atas
subyek dan predikat. Meskipun struktur kalimat yang terdiri atas subyek dan presikat
sudah dapat mewakili kalimat lengkap, namun keberadaan obyek juga cukup penting.
Adanya obyek pada sebuah kalimat dapat membuat kalimat menjadi lebih memiliki
makna/arti.
Berikut ini adalah contoh kalimat yang disusun dengan pola Subyek – Predikat – Obyek.
1.Ibu memasak mie goreng.
Subjek = Ibu
Predikat = memasak
Objek = mie goreng
2.Adik sedang makan buah mangga.
Subjek = Adik
Predikat = sedang makan
Objek = buah mangga
3.akak bermain catur.
Subjek = Kakak
Predikat = bermain
Objek = catur
>Contoh Struktur Kalimat yang Benar
Contoh struktur kalimat yang benar membahas bagaimana susunan kalimat yang sesuai
dengan aturan penulisan dalam Bahasa Indonesia. Di mana, penulisan struktur kalimat
yang benar diawali dengan huruf kapital (huruf besar) dan diakhiri dengan titik (.), tanda
tanya(?), atau tanda seru(!). Komposisi struktur kalimat yang benar sebagai kalimat
lengkap memuat sekurang-kurangnya atas satu subjek dan predikat. Kalimat yang memuat
kedua komponen ini disebut dengan kalimat lengkap.
Struktur kalimat adalah rangkaian kata yang membentuk sebuah kalimat dan dibangun
oleh unsur-unsur yang sifatnya relatif tetap, berupa subjek, predikat, obyek, pelengkap,
dan keterangan.
Subyek merupakan unsur yang berfungsi sebagai pokok pembicaraan dalam suatu
kalimat, dapat berupa kata atau frase benda. Sebagian besar subyek berada di depan
predikat. Namun, ada beberapa struktur kalimat yang meletakkan subyek setelah predikat.
Jenis kalimat dengan struktur seperti ini disebut sebagai kalimat inversi.
Predikat ialah unsur kalimat yang berfungsi menjelaskan subyek. Karakteristik dari
predikat dapat dilihat dari perannya dalam menjelaskan pekerjaan yang dilakukan oleh
subyek. Dalam susunan kalimat, predikat yang biasa digunakan berupa kata kerja, baik
atif atau pasif.
Obyek dan pelengkap pada sebuah kalimat biasanya sama-sama terletak di belakang
predikat. Kesamaan letak dari kedua jenis struktur kalimat ini membuat keduanya sering
dianggap sama. Padahal nyatanya berbeda. Perbedaan antara objek dan pelengkap terletak
pada perannya dalam membuat kalimat pasif. Sebuah objek dapat menjadi subyek pada
kalimat pasif. Namun, pelengkap tidak dapat menjadi subyek dalam kalimat pasif.
Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P
Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – O
Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – Pelengkap
Contoh Struktur Kalimat yang Benar denggan Pola S – P – O – K
Jabatan Kata pada Kalimat
Setelah mengetahui unsur-unsur yang terdapat struktur kalimat, yaitu berupa subyek,
predikat, obyek, pelengkap, dan keterangan. Apakah kata terebut termasuk ke dalam
subyek, predikat, obyek, pelengkap, atau keteranga.
Sekarang, coba perhatikan cara menguraikan struktur kalimat pada contoh struktur
kalimat yang benar.
Ayah Budi bertindak sebagai subyek, yaitu potongan kata yang melakukan kegiatan.
Ayah budi melakuakn pekerjaan berupa sering menulis, sehingga jabatan kata sering
menulis pada kalimat di atas adalah predikat. Dalam kalimat ini, jabatan kata novel adalah
obyek.
Mengapa novel bukan sebagai pelengkap? Karena kata novel dapat menjadi subyek pada
kalimat pasif, yaitu Novel sering ditulis Ayah Budi di ruang kerja. Jadi, jabatan kata yang
tepat untuk novel adalah obyek. Sedangkan jabatan untuk kaya di ruang kerja adalah
keterangan, yaitu keterangan tempat.
Selanjutnya, simak contoh struktur kalimat yang benar dalam berbagai pola kalimat yang
akan diberikan pada contoh-contoh kalimat di bawah.
Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P
Seperti yang telah disinggung pada bagian awal. Struktur kalimat pada kalimat lengkap,
minimal terdiri atas subjek (S) dan predikat (P). Berikut ini adalah contoh struktur kalimat
lengkap dengan komponen paling minimal, yaitu kalimat dengan pola SP.
Ibu memasak.
Subjek = Ibu
Predikat = memasak
Adik sedang makan.
Subjek = Adik
Predikat = sedang makan
Kakak bermain.
Subjek = Kakak
Predikat = bermain
Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – O
Bahasan di atas sudah mewakili struktur kalimat lengkap, yaitu kalimat yang terdiri atas
subyek dan predikat. Meskipun struktur kalimat yang terdiri atas subyek dan presikat
sudah dapat mewakili kalimat lengkap, namun keberadaan obyek juga cukup penting.
Adanya obyek pada sebuah kalimat dapat membuat kalimat menjadi lebih memiliki
makna/arti.
Berikut ini adalah contoh kalimat yang disusun dengan pola Subyek – Predikat – Obyek.
Ibu memasak mie goreng.
Subjek = Ibu
Predikat = memasak
Objek = mie goreng
Adik sedang makan buah mangga.
Subjek = Adik
Predikat = sedang makan
Objek = buah mangga
Kakak bermain catur.
Subjek = Kakak
Predikat = bermain
Objek = catur
Contoh Struktur Kalimat Berpola S – P – Pelengkap
Struktur kalimat yang terdiri atas subyek – predikat – pelengkap memiliki bentuk yang
hampir sama dengan pola sebelumnya, yaitu kalimat dengan pola S – P – O. Jika tidak
hati-hati, kita bisa salah dalam menguraikan jabatan kata yang seharusnya pelengkap jadi
obyek.
Kata kunci untuk membedakan jabatan kata setelah predikat berupa objek atau pelengkap
adalah dengan cara membuatnya menjadi kalimat pasif. Di mana subyek pada kalimat
tersebut dikenai tindakan, sedangkan objek pada kalimat aktif akan menggantikan posisi
subjek.
Jika kata setelah predikat dapat menjadi subjek pada kalimat pasif, maka jabatan kata
tersebut adalah objek. Sebaliknya, jika kata setelah predikat tidak dapat menjadi subjek
pada kalimat pasif, maka jabatan kata tersebut adalah pelengkap
Masih bingung?
Perhatikan contoh kalimat berikut.
Kasus pertama:
jabatan kata setelah predikat adalah objek.
Diberikan sebuah kalimat aktif: Dia makan bakso. Bentuk kalimat pasif nya adalah,
Bakso dimakan dia. Terlihat bahwa kata bakso pada kalimat tersebut dapat menjadi
subyek. Sehingga jabatan yang tepat untuk bakso adalah obyek.
Kasus ke dua:
jabatan kata setelah predikat adalah pelengkap.
Sebuah kalimat aktif: Dia makan dengan lahap. Bentuk kalimat pasif dari kalimat aktif
tersebut adalah, Dengan lahap dimakan dia. Terlihat aneh bukan? Bahwa kata dengan
lahap pada kalimat tersebut tidak dapat menjadi subyek. Posisi kata tersebut menjadi
subyek membuat kalimat menjadi tidak bermakna. Sehingga jabatan yang tepat untuk
dengan lahap adalah pelengkap.
Contoh struktur kalimat yang berpola S – P – Pel dapat dilihat pada daftar di bawah:
1.Ibu memasak dengan senang.
Subyek = Ibu
Predikat = memasak
Pelengkap = dengan senang
2.Adik sedang makan dengan lahap.
Subyek = Adik
Predikat = sedang makan
Pelengkap = dengan lahap
3.Kakak bermain sampai lelah.
Subyek = Kakak
Predikat = bermain
Pelengkap = sampai lelah
Contoh Struktur Kalimat yang Benar denggan Pola S – P – O – K
Ulasan yang terakhir adalah kalimat dengan struktur subjek – predikat – objek –
keterangan. Struktur kalimat yang benar dengan kombinasi subyek, predikat, obyekm
dan keterangan dapat dikatakan sebagai kalimat sempurna. Semua komponen penyusun
kalimat berada di sana.
Jabatan kata untuk keterangan pada suatu kalimat dapat berupa keterangan tempat,
keterangan waktu, keterangan cara, keterangan kondisi, dan lain sebagainya. Berikut ini
adalah struktur kalimat yang benar dengan pola SPOK:
1.Ibu memasak mie goreng di dapur.
Subjek = Ibu
Predikat = memasak
Pelengkap = mie goreng
Keterangan tempat = di dapur
2.Adik sedang makan buah mangga di ruang makan.
Subjek = Adik
Predikat = sedang makan
Pelengkap = buah mangga
Keterangan tempat = di ruang makan
3.Kakak bermain catur di malam hari.
Subjek = Kakak
Predikat = bermain
Pelengkap = catur
Keterangan waktu = di malam hari
3.Unsur-Unsur Kalimat
Gabungan kata dapat dianggap sebagai kalimat apabila memiliki unsur-unsur pembetuk
kalimat. Berikut ini unsur-unsur yang selalu terdapat pada sebuah kalimat, diantaranya:
1. S (Subjek)
Subjek sering disebut sebagai unsur inti atau unsur pokok pada sebuah kalimat, biasanya
berupa kata-kata benda dan biasanya terletak sebelum unsur Predikat. Subjek adalah bagian
yang berfungsi untuk menunjukkan pelaku dalam kalimat. Pada umumnya subjek terbentuk
dari kata benda (nomina) serta diletakkan di awal kalimat. Tidak hanya kata, subjek juga
bisa diisi dengan frasa ataupun klausa.
2. P (Predikat)
Predikat yaitu unsur yang fungsinya menerangkan yang sedang dilakukan subjek pada
kalimat. Predikat biasanya menggunakan kata kerja ataupun kata sifat. Namun, tidak hanya
itu saja loh, predikat juga dapat diisi dengan kata sifat dan kata benda. Letak predikat, yaitu
berada di antara subjek dan objek. Nah, cara untuk mengetahui predikat dalam kalimat,
kamu dapat memberikan pertanyaan “mengapa” dan “bagaimana” pada kalimat tersebut.
3. O (Objek)
Objek bisanya terletak sesudah predikat, dapat di katakan objek merupakan keterangan
yang berkaitan dengan predikat atau sesuatu yang menderita. Tapi pada kalimat pasif objek
menjadi subjek. Posisi objek harus selalu berada di belakang predikat. Dengan posisinya
yang berada di belakang predikat, maka objek tidak didahului oleh preposisi. Pada
umumnya, objek itu diisi oleh kelas kata nomina, frasa nomina, atau klausa.
4. K (Keterangan)
Keterangan pada suatu kalimat terletak di bagian akhir. Unsur keterangan biasanya di
jadikan pelengkap kalimat. Keterangan bisa diisi oleh frasa, kata, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa frasa akan ditandai dengan preposisi ke, di, dari, pada, dalam,
kepada, terhadap, untuk, oleh, dan tentang. Sedangkan keterangan yang berupa anak
kalimat ditandai dengan preposisi karena, ketika, jika, meskipun, supaya, dan sehingga.
5. Pelengkap
Meskipun berfungsi hanya melengkapi kalimat, pelengkap adalah unsur yang melengkapi
predikat. Hal inilah yang menunjukkan bahwa pelengkap posisinya berada di belakang
predikat. Namun, posisinya yang berada di belakang predikat terkadang agak menyulitkan
untuk membedakannya dengan objek. Ada satu cara yang dapat kamu lakukan untuk
mengidentifikasinya.
4. Jenis-jenis kalimat
4.1.Kalimat berdasarkan tujuan
Macam-macam kalimat berdasarkan tujuannya terbagi menjadi:
a.Kalimat perintah
Kalimat perintah adalah kalimat yang bertujuan untuk memberikan
perintah kepada seseorang untuk melakukan sesuatu. Kalimat ini akan
diakhiri tanda seru (!) yang pelafalannya dengan intonasi tinggi.
Contoh: Tolong buka pintu stoples itu!

b.Kalimat berita
Kalimat berita merupakan kalimat yang bertujuan untuk
memberitahukan atau menginformasikan suatu hal. Kalimat berita diakhiri
dengan tanda titik (.) yang dalam pelafalannya diakhiri dengan intonasi
menurun.
Contoh: Kita akan berangkat menonton pertandingan sepak bola sore nanti.
c.Kalimat seruan
Kalimat seruan yaitu kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan
perasaan. Kalimat ini diakhiri tanda seru (!) atau tanda titik (.) yang
pelafalannya dengan intonasi tinggi.
Contoh: Wah, hebat sekali kamu!
d.Kalimat tanya
Kalimat tanya adalah kalimat yang bertujuan untuk mengungkapkan
pertanyaan terhadap suatu hal.Kalimat ini berakhir dengan tanda tanya (?)
dengan di dalamnya terdapat kata tanya seperti bagaimana, di mana,
kemana, kapan, siapa, mengapa, dan berapa.
Contoh: Berapa berat mobil itu?

4.2.Kalimat berdasarkan pengucapan


Macam-macam kalimat berdasarkan pengucapan, yaitu:

a.Kalimat langsung
Kalimat langsung adalah kalimat yang penulisannya menirukan
omongan atau suara orang lain. Ciri dari kalimat ini adalah terdapat dua
tanda petik di awalan dan akhiran kalimat (“…”).
Contoh: Budi berkata, “Kamu sungguh cantik.”
b.Kalimat tidak langsung
Kalimat tidak langsung merupakan kalimat yang mengalami perubahan
dari kalimat langsung yang menggunakan tanda petik, ke bentuk berita
yang tidak menggunakan tanda petik.
Contoh: Rahman mengatakan bahwa ia menginginkan Rahma menjadi
pasangannya.
4.3. Kalimat berdasarkan cara penyajian
Macam-macam kalimat berdasarkan cara penyajiannya, adalah:
a.Kalimat melepas
Kalimat melepas adalah kalimat yang berbentuk kalimat majemuk yang
diawali dengan induk kalimat dan diikuti oleh anak kalimat.
Contoh: Adit diperbolehkan pulang dari kantor bila sudah menyelesaikan
tugas kantornya.
b.Kalimat klimaks
Kalimat klimaks merupakan kalimat yang berbentuk kalimat majemuk
dengan diawali anak kalimat lalu diikuti oleh kalimat utama. Contoh:
Karena tugas kantornya belum selesai, Adit tidak diperbolehkan untuk
pulang.
c.Kalimat berimbang
Kalimat berimbang adalah kalimat yang berbentuk kalimat majemuk
setara atau campuran.
Contoh: Harga PPN naik, pedagang dan konsumen mempermasalahkan
harga yang semakin naik.
4.4.Kalimat berdasarkan pola subyek dan predikat
Macam-macam kalimat berdasarkan pola subyek dan predikat, sebagai
berikut:
a.Kalimat versi
Kalimat versi adalah kalimat yang sesuai dengan susunan dasar pola
kalimat S-P-O-K (subyek-predikat-obyek-keterangan).
Contoh: Andi membeli makanan ringan di toko klontong.
Keterangan:
Andi: subyek
Membeli: predikat
Makanan ringan: obyek
Di toko klontong: keterangan
b.Kalimat inversi
Kalimat inversi adalah kalimat yang predikatnya sebelum subyek.
Biasanya kalimat ini dipakai untuk penegasan atau penekanan.
Contoh: Tutup pintu itu!
Keterangan:
Tutup: predikat
Pintu itu: subyek
4.5. Macam kalimat berdasarkan unsur kalimat
Macam-macam kalimat berdasarkan unsur kalimatnya, yaitu:
a.Kalimat lengkap
Kalimat lengkap adalah kalimat yang setidaknya mempunyai subyek dan
predikat.
Contoh: Andi menutup pintu.
b.Kalimat tidak lengkap
Kalimat tidak lengkap yaitu kalimat yang tidak sempuran. Kalimat tidak
lengkap berupa kalimat yang hanya mempunyai subyek atau hanya
predikat.
Contoh: Pulang, Yuk!
4.6.Macam kalimat berdasarkan jumlah frasa
Macam-macam kalimat berdasarkan jumlah fasa, terbagi menjadi:
a.Kalimat tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang hanya memiliki satu pola saja.
Kalimat tunggal terdiri dari dua macam, yaitu kalimat nominal dan kalimat
verbal. Penjelasannya:
b.Kalimat nominal
Adalah kalimat yang menggunakan kata benda sebagai predikatnya.
Contoh: Ibu saya adalah guru.
c.Kalimat verbal
Adalah kalimat yang menggunakan kata kerja sebagai predikatnya.
Contoh: Afifah mengepel.
4.7. Kalimat majemuk
Kalimat majemuk yakni kalimat yang mempunyai dua pola (klausa)
kalimat atau lebih. Kalimat majemuk terdiri dari induk dan anak kalimat.
Cara membedakan induk dan anak kalimat yaitu ditandai dengan konjungsi
atau kata penghubung. Terdapat empat macam kalimat majemuk, yaitu
majemuk setara, bertingkat, campuran, dan rapatan. Berikut ulasannya:
a.Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat gabungan antara dua kalimat
tunggal atau lebih yang kedudukannya sejajar atau sederajat.
Contoh: Rina menulis surat dan Rani yang mengirimnya.
b.Kalimat majemuk bertingkata
Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat gabungan antara dua kalimat
tunggal atau lebih yang kedudukannya berbeda.
Contoh: Adit pergi dari rumah karena bertengkar dengan adiknya.
c.Kalimat majemuk campuran
Kalimat majemuk campuran adalah kalimat gabungan antara majemuk
setara dengan majemuk bertingkat.
Contoh: Dani bermain game dengan Abid dan Ramdan mengerjakan tugas,
ketika Adit datang ke rumah Dani.
d.Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah gabungan beberapa kalimat tunggal
yang karena subyek, predikat, atau obyek yang sama. Bagian yang sama
hanya disebutkan sekali.
Contoh: Afifah pandai berbahasa Indonesia, Spanyol, dan Korea.

4.8.Macam kalimat berdasarkan subyek


Macam-macam kalimat berdasarkan subyek, yaitu:
1.Kalimat aktif
Kalimat aktif adalah kalimat yang unsur subyeknya melakukan suatu
tindakan atau pekerjaan. Terdapat dua macam kalimat aktif, yakni:
a.Kalimat aktif transitif
Kalimat aktif transitif adalah kalimat yang predikatnya berawalan ‘me-‘
dan selalu dapat diubah ke dalam bentuk kalimat pasif yang predikatnya
berawalan ‘di-‘.
Contoh: Rama menyapu halaman rumah (kalimat aktif). Dapat diubah
menjadi halaman rumah disapu oleh Rama (kalimat pasif).
b.Kalimat aktif intransitif
Kalimat aktif intransitif adalah kalimat yang predikatnya berawalan
‘ber-‘ dan tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Contoh: Kami berjaga di luar rumah.
c.Kalimat pasif
Kalimat pasif merupaka kalimat yang subyeknya melakukan suatu
tindakan. Kalimat pasif dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kalimat
pasif biasa dan zero.
>Kalimat pasif biasa
Kalimat pasif biasa adalah kalimat pasif yang predikatnya selalu
berawalan dengan imbuhan ‘di-‘, ‘ter-‘, dan ‘ke-an’.
Contoh: Halaman rumah disapu Budi.
>Kalimat pasif zero
Kalimat pasif zero yaitu kalimat pasif yang predikatnya berakhiran ‘-kan’
sehingga membuat awalan ‘di-‘ menghilang dari predikat.
Predikat juga bisa menggunakan kata dasar yang bersifat kata kerja,
kecuali kata kerja ‘aus’ yang tidak bisa menggunakan awalan ‘me-‘ dan
‘ber-‘.Contoh: Akan saya tunjukkan kepadamu…

Anda mungkin juga menyukai