Anda di halaman 1dari 16

Unsur-Unsur Kalimat

Setiap kalimat memiliki unsur penyusun kalimat. Gabungan dari unsur-


unsur kalimat akan membentuk kalimat yang mengandung arti. Unsur-
unsur inti kalimat antara lain SPOK :

1. Subjek / Subyek (S)


2. Predikat (P)
3. Objek / Obyek (O)
4. Pelengkap
5. Keterangan (K)

Berikut ini adalah ciri serta contoh dari masing-


masing unsur kalimat :

1. Subjek / Subyek (S)


Subjek adalah unsur pokok yang terdapat pada sebuah kalimat, di
samping unsur predikat. Dalam pola kalimat bahasa Indonesia, subjek
biasanya terletak sebelum predikat, kecuali jenis kalimat inversi. Subjek
umumnya berwujud nomina. Perhatikan contoh kalimat di bawah ini :

 a) Peserta audisi itu puluhan ribu orang.


 b) Dia datang dari Bogor.
 c) Agnes Monica adalah seorang penyanyi terkenal.
 d) Pak Aldy pergi ke Malaysia.

Dari contoh kalimat di atas, peserta audisi itu, dia, Agnes Monica dan
Pak Aldy adalah contoh dari subjek. Selain itu ada pula subjek yang
tidak berupa nomina. Perhatikan contoh di bawah ini :

 a) Berwudlu harus dilakukan sebelum sholat.


 b) Lima adalah sebuah angka.
 c) Sakit bisa dialami semua orang.

Ciri-ciri subjek :
– Jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.
– Disertai kata ‘itu’.
– Didahului kata ‘bahwa’.
– Mempunyai keterangan pewatas ‘yang’ (penghubung dengan
menggunakan kata ‘yang’).
– Tidak didahului preposisi seperti ‘dari’, ‘dalam’, ‘di’, ‘ke’,
‘kepada’, ‘pada’.
– Berupa Nomina atau Frasa Nominal

2. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek
yang merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat suatu kalimat
dapat berupa Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nominal, numeral
dan preposisional. Selain itu dapat pula berupa Frasa, misalnya frasa
verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Qiqi belajar di kamar.
b. Ibu memasak tumis kangkung.
c. Aldy sedang membaca Koran.
Dari contoh di atas, kata belajar, memasak dan membaca merupakan
contoh dari predikat.
Ciri-ciri predikat :
– Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’.
– Dapat berupa kata ‘Adalah’ atau ‘Ialah’.
– Dapat diingkarkan yang diwujudkan oleh kata ‘Tidak’.
– Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
seperti ‘telah’, ‘sudah’, ‘sedang’, ‘belum’, ‘akan’, ‘ingin’, ‘hendak’, ‘mau’,
dll.

3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya
terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif (kalimat aktif
transitif) yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat,
dan objek. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika
kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan
menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya
berkatagori nomina. Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Adik bermain layangan .
b. Aldy membeli sebuah buku.
c. kelinci itu memakan wortel.
layangan, sebuah buku, dan wortel pada tiga kalimat di atas adalah
contoh objek.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut:
– Langsung di belakang predikat.
– Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
– Tidak didahului preposisi.
– Didahului kata ‘bahwa’.

4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan pada ke dua unsur
kalimat ini adalah : bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba
predikat kalimat, menempati posisi di belakang predikat dan tidak
didahului preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif.
Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek
dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat
pasif, bukan pelengkap. Contoh kalimat pelengkap :

1. Indonesia berdasarkan Pancasila.


b. Aldy ingin selalu berbuat kebaikan.
c. Kaki Aji tersandung batu.
d. Mahkota itu bertahtakan berlian.

Berikut ciri-ciri pelengkap:


– Di Belakang Predikat
Ciri ini sama dengan objek. Perbedaannya, objek langsung di belakang
predikat, sedangkan pelengkap masih dapat disisipi unsur lain, yaitu
objek. Contohnya terdapat pada kalimat berikut.

1. a) Anggi mengirimi saya buku baru.


2. b) Mereka membelikan ayahnya kacamata baru.

Unsur kalimat buku baru dan kacamata baru di atas berfungsi sebagai
pelengkap dan tidak mendahului predikat.
– Tidak Didahului Preposisi

5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih
lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi
informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini
dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa
frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika,
dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan:
– Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat,
objek dan pelengkap ).
– Tidak Terikat Posisi (memiliki kebebasan tempat di awal/ di akhir ,
atau di antara subjek dan predikat).
– Jenis Keterangan.

Keterangan dibedakan berdasarkan perannya


di dalam kalimat.
1. Keterangan Waktu
Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat.
Keterangan yang berupa kata adalah kata-kata yang menyatakan
waktu, seperti kemarin, besok, sekarang, kini, lusa, siang, dan malam.
Keterangan waktu yang berupa frasa merupakan untaian kata yang
menyatakan waktu, seperti kemarin pagi, hari Senin, 7 Mei, dan minggu
depan. Keterangan waktu yang berupa anak kalimat ditandai oleh
konjungtor yang menyatakan waktu, seperti setelah, sesudah, sebelum,
saat, sesaat, sewaktu, dan ketika.
contoh : Minggu depan akan dilaksanakan ujian tengah semester.

2. Keterangan Tempat

Keterangan tempat berupa frasa yang menyatakan tempat yang ditandai


oleh preposisi, seperti di, pada, dan dalam.
contoh : Super Junior akan konser di Indonesia.

3. Keterangan Cara

Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang
menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan
perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh
kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
4. Keterangan Sebab

Keterangan sebab berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan sebab


yang berupa frasa ditandai oleh kata karena atau lantaran yang diikuti
oleh nomina atau frasa nomina. Keterangan sebab yang berupa anak
kalimat ditandai oleh konjungtor karena atau lantaran.
contoh : Ibu menyuruhku cepat pulang karena cuaca sudah mendung.

5. Keterangan Tujuan

Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan
tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar,
atau untuk.
Contoh : Sebelum berangkat ke sekolah, Ricky menyisir
rambutnya agar terlihat rapi.
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau
objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–),
atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Margareta, terpilih sebagai dosen teladan.

7. Keterangan Tambahan

Keterangan tambahan memberi penjelasan nomina (subjek ataupun


objek), tetapi berbeda dari keterangan aposisi. Keterangan aposisi dapat
menggantikan unsur yang diterangkan, sedangkan keterangan
tambahan tidak dapat menggantikan unsur yang diterangkan.
Contoh : Rizaldi, mahasiswa tingkat tiga, mendapat beasiswa.
8. Keterangan Pewatas

Keterangan pewatas memberikan pembatas nomina, misalnya, subjek,


predikat, objek, keterangan, atau pelengkap. Jika keterangan tambahan
dapat ditiadakan, keterangan pewatas tidak dapat ditiadakan.
Contoh : Mahasiswa yang mempunyai IP tiga lebih mendapat beasiswa.

Struktur Kalimat
Semua kalimat yang kita pakai berasal dari beberapa struktur ataupun
pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut bisa dikembangkan berdasarkan kaidah yang
berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Kalimat dasar berpola S P
Kalimat dasar semacam ini hanya mempunyai unsur subjek dan
predikat. Predikatnya bisa berupa kata kerja, kata benda, kata sifat,
ataupun kata bilangan.
Contohnya :
Mobil itu besar.
S P
2. Kalimat dasar berpola S P O
Pola kalimat ini sering kali dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Unsurnya ada subjek predikat dan objek.
Contohnya :
Ari mengemudikan mobil.
S P O

3. Kalimat dasar berpola S P Pel


Contohnya :
Keluarganya pergi liburan.
S P Pel

4. Kalimat dasar berpola S P O Pel


Contoh :
Supir bus mengemudikan busnya sembarangan.
S P O Pel

5. Kalimat dasar berpola S P K


Contoh :
Andi menjahit tadi pagi.
S P K
6. Kalimat dasar berpola S P O K
Contoh :
Indah merapikan kamarnya seminggu lalu.
S P O K

7. Kalimat dasar berpola S-P-O-Pel-K


Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, objek,
pelengkap, keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal,
Predikat berupa verba dwitransitif, Objek berupa nomina atau frasa
nominal, Pelengkap berupa nomina atau frasa nominal dan keterangan
berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Ayah membelikan Aldy sepatu baru di margo city

8. Kalimat dasar berpola S-P-Pel-K.


Kalimat dasar tipe ini mempunyai unsur subjek, predikat, pelengkap dan
keterangan. Subjek berupa nomina atau frasa nominal, predikat berupa
verba intransitif, kata sifat dan pelengkap berupa nomina atau adjektiva
dan keterangan berupa frasa berpreposisi.
Contoh : Aku sedih ketika mama masuk rumah sakit.

Jenis-Jenis Kalimat
Jenis kalimat itu dibedakan berdasarkan berbagi kriteria atau sudut
pandang. Oleh karena itu, dalam kepustakaan linguistik dan berbagai
buku tata bahasa kita dapati banyak sekali istilah untuk menamakan
jenis-jenis kalimat, ini lah jenis-jenis kalimat :

Kalimat Dilihat dari Segi Maknanya


Jika kita tinjau dari segi maknanya (nilai komunikatifnya), maka kalimat
terbagi menjadi lima kelompok, yakni (1) kalimat berita, (2) kalimat
perintah, (3) kalimat tanya, (4) kalimat seru, dan (5) kalimat emfatik.

 a. Kalimat Berita
Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif, adalah
kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar. Jika suatu saat kita mengetahui ada kecelakaan lalu lintas
dan kemudian menyampaikan peristiwa itu kepada orang lain, maka kita
memberitakan kejadian itu. Kalimat berita dapat bermacam-macam,
sebagai berikut:

1. Kemarin sore ada angkutan kota menabrak pengendara motor.


2. Pada pagi terjadi kecelakaan beruntun yang menyebabkan
kemacetan lalu lintas.
3. Banjir yang terjadi di Bekasi merendam perumahan warga.
4. Terjadi kebakaran besar di pasar Obor Jakarta Timur.
Dari segi bentuknya, kalimat diatas bermacam-macam. Ada yang
memperlihatkan inversi, ada yang berbentuk aktif, ada yang pasif, dan
sebagainya. Akan tetapi, jika dilihat nilai komunikatifnya, maka kalimat
diatas adalah sama, yakni semua merupakan kalimat berita.
Dengan demikian, kalimat berita dapat berupa bentuk apa saja. Asalkan
isinya merupakan pemberitaan. Dalam bentuk tulisnya, kalimat berita
diakhiri dengan tanda titik. Dalam bentik lisan, nada suara berakhir
dengan nada turun.

 b.Kalimat Perintah
Kalimat perintah, atau kalimat imperatif, adalah kalimat yang maknanya
memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah
kalimat taktransitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Kalimat yang
predikatnya adjektiva kadang-kadang dapat juga memiliki bentuk
perintah, bergantung pada macam adjektivanya. Sebaliknya, kalimat
yang bukan verbal atau adjektival tidak memiliki bentuk perintah. Berikut
contoh kalimat perintah.

1. Buatlah satu kalimat yang berpola SPOK!


2. Pergilah ke sekolah!

Dalam bentuk tulis, kalimat perintah seringkali diakhiri dengan tanda


seru (!) meskipun tanda titik biasa pula dipakai. Dalam bentuk lisan,
nadanya agak naik sedikit.

 c. Kalimat Perintah Taktransitif


Kalimat perintah traktransitif dibentuk dengan mengikuti kaidah berikut.

1. Hilangkan subjek, yang umumnya berupa pronomina persona


kedua.
2. Pertahankan bentuk verba seperti apa adanya.
3. Tambahlah partikel –lah bila dikehendaki untuk sedikit
memperhalus isisnya. Dari contoh berikut.
4. Anda naik bus kota sekali-kali.
5. Naik bus kota sekali-kali!

Naiklah bus kota sekali-kali!

1. Kamu berlibur ke tempat nenekmu.


2. Berliburlah ke tempat nenekmu!

Baik verba traktransitif yang berupa kata dasar (naik), maupun yang
turunan (berlibur), tidak mengalami perubahan apa-apa.

 d. Kalimat Perintah Transitif Aktif


kaidah untuk membuat kalimat perintah yang verbanya transitif mirip
dengan kaidah yang untuk taktransitif kecuali mengenai bentuk
verbanya. Pada kalimat transitif, verbanya harus diubah menjadi bentuk
perintah terlebih dahulu dengan menanggalkan prefiks meng- dari
verbanya. Kalimat (a) adalah kalimat berita, sedangkan kalimat (b)
kalimat perintah.

1. Engkau mencari pekerjaan apa saja.


2. Carilah pekerjaan apa saja.

1. Kamu membelikan adikmu seatu baru.


2. Belikanlah adikmu sepatu baru.

1. Saudara memberangkatkan kereta itu sekarang.


2. Berangkatkan kereta itu sekarang.
Perlu kiranya diperhatikan bahwa yang dihilagkan hanyalah prefiksnya
saja, sedangkan sufiksnya masih tetap dipertahankan. Jika prefiksnya
terdiri atas dua unsur, seperti memper- atau member- maka
hanya mem-nya yang dihilangkan.

 e. Kalimat Perintah Bentuk Pasif


Kalimat perintah dapat pula dinyatakan dalam bentuk pasif. Bentuk
verbanya masih tetap dalam bentuk pasif, dan urutan katanya juga tidak
berubah. Dalam bentuk tulis, bentuk itu ditandai lagi dengan tanda baca
seru (!). Sedangkan dalam bentuk lisan dengan nada yang agak naik.

1. Kontrak ini dikirim sekarang!


2. Konsep perjanjian itu diketik serapi-rapinya, ya!
3. Dijual saja mobil tua seperti itu.

Pemakai bentuk pasif dalam kalimat perintah sangat umum dalam bahsa
Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan keinginan penutur untuk
meminta agar orang lain melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak tidak
secara langsung.

 Penghalus Kalimat Perintah


Disamping bentuk pasif yang baru saja dibicarakan, bahasa Indonesia
juga memiliki sejumlah kata yang dipakai untuk menghaluskan perintah.
Kata seperti tolong, coba, dan silahkan sering dipakai untuk maksud itu.

 Bentuk Ingkar pada Kalimat Perintah


Kalimat perintah dapat dibuat ingkar dengan memakai kata jangan.
Sebagai mana tolong dan coba, jangan juga dapat ditempel partikel –
lah dalam kalimat perintah. Contoh:

1. Jangan dibuang dokumen itu.


2. Janganlah dokumen itu dibuang.
3. Jangan pergi sekarang.
4. Janganlah pergi sekarang.

 Kaliamat Tanya
Kalimat tanya, yang juga dinamakan kalimat interogatif, adalah kalimat
yang isisnya menanyakan sesuatu atau seseorang. Jika orang ingin
mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan, maka ia
menanyakannya dan kalimat yang dipakai adalah kalimat tanya.
Ada lima cara untuk membentuk kalimat tanya: (1) dengan
menambahkan kata apa(kah), (2) dengan membalikan urutan kata, (3)
dengan memakai kata bukan atau tidak, (4) dengan mengubah intonasi
kalimat, dan (5) dengan memakia kata tanya.

 Kalimat seru
Kalimat seru, yangjuga diamakan kalmat interjektif, adalah kalimat yang
mengungkap perasaan kagum. Karena rasakagum berkaitan, maka
dengan seru

2. Berdasarkan diathesis kalimat


a. Kalimat Aktif
Kalimat yang subjeknya langsung melakukan pekerjaan terhadap
objeknya. Kata kerja kalimat aktif umumnya ditandai oleh awalan me-.
Tapi tidak sedikit kalimat aktif yang predikatnya tidak disertai imbuhan
tersebut misal, makan dan minum..
Contohnya : Ani menggunakan kaleng untuk menciptakan bunyi.
b. Kalimat Pasif
Kalimat pasif kata kerjanya cenderung memakai di- atau ter-.
Contohnya : Bangunan itu dikerjakan dengan baik oleh para teknisi
ternama.

3. Berdasarkan urutan kata


a. Kalimat Normal
Kalimat yang subjeknya mendahului predikatnya. Kalimat berpola dasar
b. Kalimat Inverse
Kalimat ini jenis ini adalah kebalikan dari kalimat normal. Dimana
predikatnya mendahului objek.
c. Kalimat Minor
Kalimat yang mempunyai satu inti fungsi gramatikalnya. Bentuk kalimat
minor seperti kalimat tambahan, kalimat jawaban, kalimat salam,
panggilan maupun judul.
d. Kalimat Mayor
Kalimat mayor hanya mempunyai subjek dan predikat. Objek, pelengkap
dan keterangan boleh ditambahkan sesuka hati. Sama seperti pola
dasar pertama.
4. Berdasarkan struktur gramatikalnya
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal hanya mempunyai Subjek dan Predikat. Bila dilihat dari
unsur penyusunnya, kalimat yang panjang dalam bahasa indonesia bisa
dikembalikan ke bentuk dasar yang sederhana.

Contoh kalimat tunggal :


Bapak-bapak bersalaman
S P
Pola contoh kalimat diatas hanya mempunyai subjek dan predikat
sehingga termasuk kedalam kalimat tunggal.
b. Kalimat Majemuk
Orang-orang sering kali menggabungkan beberapa pertanyaan ke
dalam satu kalimat untuk memudahkan dalam berkomunikasi. Hasilnya,
lahirlah penggabungan struktur kalimat yang didalamnya terdapat
beberapa kalimat dasar. Penggabungan inilah yang dinamakan kalimat
majemuk. Kalimat majemuk ini masih terbagi lagi dalam beberapa
jenis, yaitu sebagai berikut :

 Kalimat Majemuk Setara


Struktur kalimat ini mempunyai dua kalimat tunggal atau lebih yang
bila dipisahkan bisa berdiri sendiri. Kata penghubung kalimat
majemuk setara biasanya digunakan kata dan, serta, tanda koma
(,), tetapi, lalu, kemudian, atau. Contoh kalimat majemuk setara
: Indonesia tergolong negara berkembang tetapi Jepang telah
digolongkan negara maju.

 Kalimat Majemuk Bertingkat


Kalimat majemuk bertingkat mempunyai dua kalimat yang satunya
bisa berdiri sendiri (induk kalimat) atau bebas sedangkan yang
satunya lagi tidak(anak kalimat). Kata penghubung yang dipakai
dalam kalimat majemuk ini yaitu ketika, sejak, karena, oleh sebab
itu, hingga, sehingga, maka, jika, asalkan, apabila, meskipun,
walaupun, andai kata, seandainya, agar supaya, seperti, kecuali,
dengan. Contoh kalimat majemuk bertingkat : Ilmuan masih saja
mencari asal usul bulan
(induk kalimat) meskipun hingga sekarang masih belum ada
kepastian yang jelas (anak kalimat).

 Kalimat Majemuk Campuran


Kalimat majemuk campuran adalah dua jenis kalimat majemuk
(setara dan bertingkat) yang digabungkan.
Karena hujan turun dengan derasnya, kami tidak dapat pulang dan
menunggu di sekolah.

5. Berdasarkan unsur kalimat


a. Kalimat Lengkap
Kalimat lengkap mengikuti pola dasar dari kalimat baik yang sudah
dikembangkan maupun tidak. Penggunaan unsur-unsurnya jelas.
Sehingga mudah dipahami. Contoh : Warna merah melambangkan
keberanian
b. Kalimat tidak Lengkap
Kalimat yang satu ini tidak sempurna karena hanya memiliki salah satu
dari unsurnya saja. Kalimat ini biasanya berupa semboyan, salam,
perintah, pertanyaan, ajakan, jawaban, setuan, larangan, sapan dsb.
Contoh : Kapan pulang?
6. Berdasarkan Pengucapan
a. Kalimat Langsung
Kalimat yang secara detai meniru sesuatu yang diujarkan oranglain.
Tanda baca kutip tidak luput dalam jenis kalimat langsung. Kutipan
dalam kalimat langsung berupa kalimat tanya, kalimat berita ataupun
kalimat perintah.
Contohnya : “Letakkan senjatamu!” bentak pak polisi.
b. Kalimat Tak Langsung
Kalimat yang melaporkan kembali kalimat yang diujarkan orang lain.
Kutipan dalam kalimatnya senmuany berbentuk berita.
Contohnya : Bapak Budi berkata padaku bahwa lebih baik membaca
daripada main-main.

Itulah ulasan tentang Kalimat : Pengertian, Ciri, Unsur, Struktur, Dan


Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap Semoga apa yang diulas
diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai