Dari contoh kalimat di atas, peserta audisi itu, dia, Agnes Monica dan
Pak Aldy adalah contoh dari subjek. Selain itu ada pula subjek yang
tidak berupa nomina. Perhatikan contoh di bawah ini :
Ciri-ciri subjek :
– Jawaban atas pertanyaan ‘apa’ atau ‘siapa’.
– Disertai kata ‘itu’.
– Didahului kata ‘bahwa’.
– Mempunyai keterangan pewatas ‘yang’ (penghubung dengan
menggunakan kata ‘yang’).
– Tidak didahului preposisi seperti ‘dari’, ‘dalam’, ‘di’, ‘ke’,
‘kepada’, ‘pada’.
– Berupa Nomina atau Frasa Nominal
2. Predikat (P)
Predikat juga merupakan unsur utama suatu kalimat di samping subjek
yang merupakan inti dari kalimat. Unsur pengisi predikat suatu kalimat
dapat berupa Kata, misalnya verba, adjektiva, atau nominal, numeral
dan preposisional. Selain itu dapat pula berupa Frasa, misalnya frasa
verbal, frasa adjektival, frasa nominal, frasa numeralia (bilangan).
Perhatikan beberapa contoh kalimat di bawah ini:
a. Qiqi belajar di kamar.
b. Ibu memasak tumis kangkung.
c. Aldy sedang membaca Koran.
Dari contoh di atas, kata belajar, memasak dan membaca merupakan
contoh dari predikat.
Ciri-ciri predikat :
– Jawaban atas pertanyaan ‘Mengapa’ atau ‘Bagaimana’.
– Dapat berupa kata ‘Adalah’ atau ‘Ialah’.
– Dapat diingkarkan yang diwujudkan oleh kata ‘Tidak’.
– Dapat Disertai Kata-kata Aspek atau Modalitas
seperti ‘telah’, ‘sudah’, ‘sedang’, ‘belum’, ‘akan’, ‘ingin’, ‘hendak’, ‘mau’,
dll.
3. Objek (O)
Objek bukan unsur wajib dalam kalimat. Keberadaanya umumnya
terletak setelah predikat yang berkatagori verbal transitif (kalimat aktif
transitif) yang sedikitnya mempunyai tiga unsur utama, subjek, predikat,
dan objek. Objek pada kalimat aktif akan berubah menjadi subjek jika
kalimatnya dipasifkan. Demikian pula, objek pada kalimat pasif akan
menjadi subjek jika kalimatnya dijadikan kalimat aktif. Objek umumnya
berkatagori nomina. Berikut contoh objek dalam kalimat:
a. Adik bermain layangan .
b. Aldy membeli sebuah buku.
c. kelinci itu memakan wortel.
layangan, sebuah buku, dan wortel pada tiga kalimat di atas adalah
contoh objek.
Ciri-ciri objek ini sebagai berikut:
– Langsung di belakang predikat.
– Dapat menjadi subjek kalimat pasif.
– Tidak didahului preposisi.
– Didahului kata ‘bahwa’.
4. Pelengkap
Pelengkap dan objek memiliki kesamaan. Kesamaan pada ke dua unsur
kalimat ini adalah : bersifat wajib ada karena melengkapi makna verba
predikat kalimat, menempati posisi di belakang predikat dan tidak
didahului preposisi. Perbedaannya terletak pada kalimat pasif.
Pelengkap tidak menjadi subjek dalam kalimat pasif. Jika terdapat objek
dan pelengkap dalam kalimat aktif, objeklah yang menjadi subjek kalimat
pasif, bukan pelengkap. Contoh kalimat pelengkap :
Unsur kalimat buku baru dan kacamata baru di atas berfungsi sebagai
pelengkap dan tidak mendahului predikat.
– Tidak Didahului Preposisi
5. Keterangan
Keterangan merupakan unsur kalimat yang memberikan informasi lebih
lanjut tentang suatu yang dinyatakan dalam kalimat; misalnya, memberi
informasi tentang tempat, waktu, cara, sebab, dan tujuan. Keterangan ini
dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Keterangan yang berupa
frasa ditandai oleh preposisi,
seperti di, ke, dari, dalam, pada, kepada, terhadap, tentang,oleh,
dan untuk. Keterangan yang berupa anak kalimat ditandai dengan kata
penghubung, seperti ketika, karena, meskipun,supaya, jika,
dan sehingga. Berikut ini beberapa ciri unsur keterangan:
– Bukan Unsur Utama (tidak bersifat wajib seperti subjek, predikat,
objek dan pelengkap ).
– Tidak Terikat Posisi (memiliki kebebasan tempat di awal/ di akhir ,
atau di antara subjek dan predikat).
– Jenis Keterangan.
2. Keterangan Tempat
3. Keterangan Cara
Keterangan cara dapat berupa kata ulang, frasa, atau anak kalimat yang
menyatakan cara. Keterangan cara yang berupa kata ulang merupakan
perulangan adjektiva. Keterangan cara yang berupa frasa ditandai oleh
kata dengan atau secara. Terakhir, keterangan cara yang berupa anak
kalimat ditandai oleh kata dengan dan dalam.
contoh : Ibu memotong bawang dengan menggunakan pisau.
4. Keterangan Sebab
5. Keterangan Tujuan
Keterangan ini berupa frasa atau anak kalimat. Keterangan tujuan yang
berupa frasa ditandai oleh kata untuk atau demi, sedangkan keterangan
tujuan yang berupa anak kalimat ditandai oleh konjungtor supaya, agar,
atau untuk.
Contoh : Sebelum berangkat ke sekolah, Ricky menyisir
rambutnya agar terlihat rapi.
6. Keterangan Aposisi
Keterangan aposisi memberi penjelasan nomina, misalnya, subjek atau
objek. Jika ditulis, keterangan ini diapit tanda koma, tanda pisah (–),
atau tanda kurang.
Contoh : Dosen saya, Bu Margareta, terpilih sebagai dosen teladan.
7. Keterangan Tambahan
Struktur Kalimat
Semua kalimat yang kita pakai berasal dari beberapa struktur ataupun
pola kalimat dasar saja. Sesuai dengan kebutuhan kita masing-masing,
kalimat dasar tersebut bisa dikembangkan berdasarkan kaidah yang
berlaku. Pola dasar kalimat bahasa Indonesia yaitu sebagai berikut :
1. Kalimat dasar berpola S P
Kalimat dasar semacam ini hanya mempunyai unsur subjek dan
predikat. Predikatnya bisa berupa kata kerja, kata benda, kata sifat,
ataupun kata bilangan.
Contohnya :
Mobil itu besar.
S P
2. Kalimat dasar berpola S P O
Pola kalimat ini sering kali dipakai dalam kehidupan sehari-hari.
Unsurnya ada subjek predikat dan objek.
Contohnya :
Ari mengemudikan mobil.
S P O
Jenis-Jenis Kalimat
Jenis kalimat itu dibedakan berdasarkan berbagi kriteria atau sudut
pandang. Oleh karena itu, dalam kepustakaan linguistik dan berbagai
buku tata bahasa kita dapati banyak sekali istilah untuk menamakan
jenis-jenis kalimat, ini lah jenis-jenis kalimat :
a. Kalimat Berita
Kalimat berita, yang sering pula dinamakan kalimat deklaratif, adalah
kalimat yang isinya memberitakan sesuatu kepada pembaca atau
pendengar. Jika suatu saat kita mengetahui ada kecelakaan lalu lintas
dan kemudian menyampaikan peristiwa itu kepada orang lain, maka kita
memberitakan kejadian itu. Kalimat berita dapat bermacam-macam,
sebagai berikut:
b.Kalimat Perintah
Kalimat perintah, atau kalimat imperatif, adalah kalimat yang maknanya
memberikan perintah untuk melakukan sesuatu.
Kalimat yang dapat memiliki bentuk perintah pada umumnya adalah
kalimat taktransitif atau transitif (baik aktif maupun pasif). Kalimat yang
predikatnya adjektiva kadang-kadang dapat juga memiliki bentuk
perintah, bergantung pada macam adjektivanya. Sebaliknya, kalimat
yang bukan verbal atau adjektival tidak memiliki bentuk perintah. Berikut
contoh kalimat perintah.
Baik verba traktransitif yang berupa kata dasar (naik), maupun yang
turunan (berlibur), tidak mengalami perubahan apa-apa.
Pemakai bentuk pasif dalam kalimat perintah sangat umum dalam bahsa
Indonesia. Hal itu mungkin berkaitan dengan keinginan penutur untuk
meminta agar orang lain melakukan sesuatu untuknya, tetapi tidak tidak
secara langsung.
Kaliamat Tanya
Kalimat tanya, yang juga dinamakan kalimat interogatif, adalah kalimat
yang isisnya menanyakan sesuatu atau seseorang. Jika orang ingin
mengetahui jawaban terhadap suatu masalah atau keadaan, maka ia
menanyakannya dan kalimat yang dipakai adalah kalimat tanya.
Ada lima cara untuk membentuk kalimat tanya: (1) dengan
menambahkan kata apa(kah), (2) dengan membalikan urutan kata, (3)
dengan memakai kata bukan atau tidak, (4) dengan mengubah intonasi
kalimat, dan (5) dengan memakia kata tanya.
Kalimat seru
Kalimat seru, yangjuga diamakan kalmat interjektif, adalah kalimat yang
mengungkap perasaan kagum. Karena rasakagum berkaitan, maka
dengan seru