0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
765 tayangan2 halaman
Teks akademik sering menggunakan sistem referensi esfora untuk menunjukkan konsep umum dan generalisasi. Referensi esfora mengacu pada kelompok nomina tanpa menunjuk langsung ke entitas sebelumnya. Lebih dari 50% kelompok nomina pada teks akademik menggunakan kualifikasi referensi esfora, menunjukkan sifat ilmiah teks tersebut.
Teks akademik sering menggunakan sistem referensi esfora untuk menunjukkan konsep umum dan generalisasi. Referensi esfora mengacu pada kelompok nomina tanpa menunjuk langsung ke entitas sebelumnya. Lebih dari 50% kelompok nomina pada teks akademik menggunakan kualifikasi referensi esfora, menunjukkan sifat ilmiah teks tersebut.
Teks akademik sering menggunakan sistem referensi esfora untuk menunjukkan konsep umum dan generalisasi. Referensi esfora mengacu pada kelompok nomina tanpa menunjuk langsung ke entitas sebelumnya. Lebih dari 50% kelompok nomina pada teks akademik menggunakan kualifikasi referensi esfora, menunjukkan sifat ilmiah teks tersebut.
4 Teks Akademik Banyak Memanfaatkan Sistem Pengacuan Esfora
Sebagai pengacuan di dalam kelopok nomina, pengacuan esfoa
dimanfaatkan pada teks akademik untuk menunjukkan prinsip generalitas, bahwa benda yang disebut di dalam kelompok nomina tersebut bukan benda yang mengacu kepada penyebutan sebelumnya.
Berikut di bawah ini contoh pengacuan esfora di dalam kelompok
nomina. Benda yang diacu berupa kalimat sematan yang diletakkan di dalam tanda [[...]]. atau kelompok adverbia yang diletakkan di dalam tanda [...].
a. Penyakit gugur dan corynespora (PGDC)” [[yang menyerang beberapa
tanaman karet]]
b. Huhungan [antara komitmen organisasi dan partisipasi penganggaran]
c. Wanita pekerja [di tobong gamping]
d. Semantik/makna [dalam perspektif komunikasi lintas budaya]
Pada contuh di atas, "penyakit gugui daun corynespora (PGDC)”
mengacu kepada “[[yang eg beberapa taama karet...]]”, "hubugan” mengacu kepada "[antara komitmen organisasi dan partisipasi penganggaran]", “wanita pekerja" mengacu kepada "[di tobong gamping]”, dan "semantik/makna" mengacu kepada [dalam perspektif komunikasi lintas budaya]”.
Pengacuan hanya ditujukan kepada substansi yang berada di dalam
kelompok nomina yang dimaksud. Sebagian besar partisipan yang ditemukan pada teks-teks tersebut adalah partisipan benda umum, bukan partisipan benda manusia. Benda yang disebut sesudahnya bukan selalu merupakan benda yang disebut sebelumnya, terutama dalam pengacan yang berjenis esfora. Kenyataan tersebut menunjukkan makna bahwa benda-benda yang dimaksud pada teks- teks tersebut adalah benda-benda yang memenuhi konsep generalitas, yaitu benda- benda yang sudah diabstrakkan untuk menyatakan generalisasi, bukan benda- benda yang secara eksperiensial berada di sekilar manusia.
Pada teks - teks akademik yang dicontohkan , sekitar 50 % dari jumlah
kelompok nomina yang ada mengandung penegas, yaitu benda pada kelompok nomina tersebut diberi penjelasan yang berupa kualifikasi. Berdasarkan kenyataan bahwa kelompok nomina (dengan penegas sebagai pengacuan esfora) menjadi ciri penting pada teks akademik, dan terbukti bahwa teks-teks akademik yang dicontohkan pada pembahasan ini menggunakan pengacuan esfora dengan persentase yang tinggi, dapat disimpulkan bahwa teks-teks tersebut menunjukkan ciri keilmiahan apabila dilihat dari pengacuan esfora.