Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BILANGAN PRIMA

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Somakim , M.Pd.
Jeri Araiku, S.Pd., M.Pd.

DISUSUN OLEH:
Ragil Indah Pratiwi (06081281823068)
Mustika Khoirunnisa (06081281823029)
Umi Suryaningtyas (06081181823072)
Wisnu Maulana (06081181823067)

UNIVERSITAS SRIWIJAYA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
PENDIDIKAN MATEMATIKA
2018/2019
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ............................................................................................................ i


KATA PENGANTAR ............................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang............................................................................................. 1
B. Rumusan masalah ....................................................................................... 1
C. Tujuan .......................................................................................................... 1
BAB. II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BILANGAN PRIMA .................... 2
1. Penemuan Tulang Ishango, Bukti Terkuno Bilangan Prima .................... 2
2. Kata Euclides “Bilangan Prima Tak Hingga Jumlahnya” ........................ 3
3. Saringan Eratosthenes .............................................................................. 6
4. Bilangan Prima Mersenne ........................................................................ 8
5. Teorema Kecil Pierre de Fermat............................................................... 9
6. Rumus Euler, Gauss dan Legendre ........................................................ 11
B. PERUMUSAN BILANGAN PRIMA YANG GAGAL ............................ 13
C. MANFAAT BILANGAN PRIMA ............................................................ 13
BAB III PENUTUP .............................................................................................. 15
A. KESIMPULAN .......................................................................................... 15
B. SARAN ...................................................................................................... 15

i
ii

KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas
semua limpahan nikmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Sejarah dan Perkembangan Bilangan Prima” dengan
baik dan tepat pada waktunya.

Adapun maksud dan tujuan kami untuk menyusun makalah ini, yaitu
dalam rangka memenuhi tugas dalam matakuliah Sejarah Matematika.

Tidak lupa, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Somakim,
M. Pd. Dan Jeri Araiku, S. Pd., M. Pd. selaku dosen pengampu matakuliah
Sejarah Matematika yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami menyadari masih banyak terdapat kekurangan yang ditemukan


dalam makalah ini. Oleh sebab itu, kami mengharapkan masukan-masukan dan
kritik yang bersifat membangun sebagai bahan evaluasi guna memperbaiki
makalah ini.

Ogan Ilir, Januari 2019

Penyusun

ii
i

i
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam pembelajaran matematika, kita telah mengetahui ada berbagai


macam bentuk bilangan. Seperti bilangan genap, bilangan ganjil, bilangan bulat,
bilangan asli, bilangan real dan salah satunya yakni bilangan prima. Sejak sekolah
dasar tentu kita telah mengetahui apa itu bilangan prima. Bilangan prima adalah
bilangan yang hanya mempunyai dua fakor yaitu satu dan dirinya sendiri.
Bilangan yang lebih dari 1 tapi bukan merupakan bilangan prima, maka bilangan
tersebut disebut bilangan komposit. Bagi sebagian orang, tentu belum banyak
yang tau tentang bagaiman sejarah bilangan prima, manfaat dan keuntngan apa
saja yang dapat dihasilkan dengan operasi pada bilangan prima, sifat sifat
bilangan prima, cara menentukan bilangan prima dll. Dengan makalah ini akan
dibahas lebih lanjut tentang bilangan prima.

B. Rumusan masalah

1. Bagaimana sejarah dan perkembangan bilangan prima?


2. Apa manfaat bilangan prima?
3. Bagaimana dengan perumusan bilangan prima yang gagal?

C. Tujuan
Pembuatan makalah ini bertujuan agar:
1. Mengetahui sejarah dan perkembangan bilangan prima.
2. Mengetahui manfaat bilangan prima.
3. Dan mengetahui perumusan bilangan prima yang gagal.

1
2

BAB. II

PEMBAHASAN
A. SEJARAH DAN PERKEMBANGAN BILANGAN PRIMA
1. Penemuan Tulang Ishango, Bukti Terkuno Bilangan Prima

Manusia telah mengenal bilangan prima sejak 6500 SM. Tulang Ishango yang
ditemukan pada tahun 1960 (sekarang disimpan di Musee d’Histoire Naturelle di
Brussels) membuktikan hal tersebut. Tulang Ishango ditemukan di dekat batang
air Sungai Nil (Timur Laut Kongo), berisi sederetan tanda lidi yang digoreskan di
tiga lajur memanjang pada tulang itu. Salah satu lajurnya memiliki 11, 13, 17, dan
19 tanda lidi, yang merupakan bilangan-bilangan prima antara 10 hingga
20. Tafsiran umum adalah bahwa Tulang Ishango itu menunjukkan peragaan
terkuno yang sudah diketahui tentang barisan bilangan prima atau kalender lunar
enam bulan.

2
3

2. Kata Euclides “Bilangan Prima Tak Hingga Jumlahnya”

(Gambar. EUCLIDES)

EUCLIDES, adalah seorang matematikawan dari Alexandria, Mesir,


karyanya yang terkenal adalah bukunya yang berjudul “The Elements” yang
terdiri dari 13 jilid.

Buku “The Elements” karya Euclid diterbitkan sekitar 300 tahun sebelum
masehi yang menjadi bukti beberapa hasil terkait bilangan prima. Pada bagian IX
dari “The Elements”, Euclid menulis kemungkinan terdapat begitu banyak
bilangan prima, mendekati tak hingga. Euclid juga memberi bukti teori dasar dari
Aritmatika, dimana setiap bilangan bulat dapat ditulis sebagai hasil perkalian
bilangan prima secara unik.

“The Elements”, Euclid menyelesaikan masalah tentang bagaimana


menciptakan angka sempurna, dimana bilangan bulat positif setara dengan jumlah
dari pembagi positif, menggunakan bilangan prima Mersenne.

3
4

Teorema Euclid:
Terdapat bilangan prima yang tak terhingga banyaknya.

Bukti:
Misalnya terdapat suatu daftar bilangan prima berlainan sebanyak yang telah
diketahui sebelumnya. Bila i menyatakan urutan bilangan prima
berlainan maka daftar bilangan prima tersebut adalah :

Dimisalkan bilangan prima berikutnya ialah berlainan juga dengan yang ada
di daftar sebelumnya .

Jika

dan adalah suatu bilangan asli, maka sesuai dengan Teorema Fundamental
Aritmetika (FTA), faktorisasi prima dari adalah :

dimana ialah bilangan prima faktor dari ke-i (yang boleh sama) dan .

Jika faktor prima pertama dari ialah yaitu bilangan prima ke-i yang
terdapat pada daftar sebelumnya, maka habis membagi , atau ditulis .
Begitu juga,

Jadi,

yang merupakan suatu kontradiksi.

4
5

Jadi bilangan prima tidak terdapat di daftar melainkan suatu bilangan


prima berikutnya , atau bilangan prima berikutnya yang merupakan
faktor prima dari n.

Algoritma pembuktian melalui Kontradiksi :

Pernyataan yg akan disanggah :


Terdapat sebanyak (terhingga) bilangan prima berlainan, didaftar :

Hitung :

dan tentukan faktorisasi prima dari n.

Kontradiksi :
Terdapat di daftar yang habis membagi yang habis juga membagi 1, adalah
tidak mungkin terjadi.

Jadi ialah bilangan prima berikutnya atau bilangan asli yang habis terbagi oleh
bilangan prima baru yg tidak ada di daftar sebelumnya.

Contoh :
enam bilangan prima pertama jika dikalikan dan menambahkan satu :

Ternyata 30031 bukan bilangan prima , tapi 30031 habis


terbagi oleh bilangan prima berikutnya, yaitu 59 dan 509.

Jadi terdapat bilangan prima berikutnya dari daftar bilangan prima sebelumnya
baik secara langsung dengan mengalikan mereka dan menambahkan
1 atau sebagai faktor dari suatu bilangan asli yang komposisi faktor primanya
telah diketahui sebelumnya.

5
6

3. Saringan Eratosthenes

(Gambar. SEIVE OF ERATOSTHENES)

Pada tahun 240 sebelum masehi, Seive of Eratosthenes membuat algoritma


untuk menghitung bilangan prima, yang dikenal juga sebagai Saringan
Eratosthenes. Saringan Eratosthenes adalah suatu cara untuk menemukan
semua bilangan prima di antara 1 dan suatu angka n. Cara ini merupakan cara
paling sederhana dan paling cepat untuk menemukan bilangan prima,
sebelum Saringan Atkin ditemukan pada tahun 2004.

Cara mencari bilangan prima dengan saringan eratosthenes adalah:

 Urutkan angka 1 sampai n. Disini n=100


 Coret angka 1, karena angka 1 bukan bilangan prima
 Coret angka-angka yang merupakan bilangan kelipatan 2,
(4,6,8,…,100)
 Coret angka-angka yang merupakan bilangan kelipatan 3,
(6,9,12,…,99)
 Coret angka-angka yang merupakan bilangan kelipatan 5,
(10,15,20,…,100)
 Coret angka-angka yang merupakan bilangan kelipatan 7,

6
7

(7,14,21,…,98)

Dari langkah diatas akan didapatkan sebagai berikut:

(Angka pada table yang tidak tercoret adalah bilangan prima)

Jadi bilangan prima dari 1 sampai 100 adalah:

2,3,5,7,11,13,17,19,23,29,31,37,41,43,47,53,59,61,67,71,73,79,83,89,97

7
8

4. Bilangan Prima Mersenne

(Gambar. MARIN MERSENNE)

Bilangan prima Mersenne adalah bilangan prima dengan digit yang sangat
banyak yang dinotasikan adalah bilangan prima yang mempunyai
bentuk dengan juga bilangan prima.

Prima Mersenne sudah dipelajari oleh matematikana Yunani kuno, lebih


dari 2400 tahun yang lalu. Nama bilangn “Prima Mersenne” diambil dari nama
pendeta Jesuit asal Prancis yang hidup di abad pertengahan Marin Mersenne
(1588–1648). Pendeta ini merupakan orang yang membuat daftar Prima Mersenne
saat itu.

Empat bilangan prima Mersenne pertama adalah 𝑀2 = 3, 𝑀3 = 7, 𝑀5 = 31


dan 𝑀7 = 127 yang dikenal di zaman kuno.

Sampai detik ini para Matematikawan belum mengetahui apakah prima


Mersenne termasuk himpunan bilangan berhingga atau tak berhingga. Pencarian
prima Mersenne masih terus dilakukan. Bahkan, untuk menemukan bilangan besar
ini dibentuklah Great Internet Mersenne Prime Search (GIMPS).

GIMPS adalah proyek kerjasama global yang bersifat suka-rela untuk


mencari prima Mersenne. GIMPS bahkan menyediakan hadiah sampai US$
150.000,- bagi yang berhasil menemukan prima Mersenne baru.

8
9

5. Teorema Kecil Pierre de Fermat

(Gambar. PIERRE DE FERMAT)

Hingga dari temuan terakhir terjadi Dark Ages, dimana intelektual dan
sains mengalami tekanan, tidak ada lagi karya berikutnya yang membahas
bilangan prima. Hingga pada tahun 1640 dibuka oleh Pierre de Fermat yang
menyatakan (tanpa bukti), Teorema Kecil Fermat (yang kemudian dibuktikan oleh
Leibniz dan Euler).

Teorema kecil fermat berbunyi:

Jika bilangan prima dan bilangan bulat lebih dari 1,maka:

habis terbagi oleh ,

atau dalam pernyataan lain :

Jika bilangan prima dan bilangan bulat lebih dari 1, maka habis
terbagi oleh .

Contoh:
, maka yang habis terbagi oleh 13.

Catatan : Teorema Kecil Fermat ini hanya berlaku satu arah, atau dalam
pengertian lain “necessary, but NOT sufficient.” Maksudnya walaupun ia berlaku
untuk semua bilangan prima, tapi ia tidak berlaku hanya untuk bilangan prima

9
10

saja, yang kadang-kadang juga berlaku untuk bilangan komposit. Sebagai


contoh tapi 91 bukan bilangan prima.

Bilangan yang memenuhi Teorema Kecil Fermat tapi bukan bilangan


prima dinamakan Pseudoprime.

Lima puluh tahun setelahnya baru Euler memberi pembuktian teorema


kecil Fermat. Pembuktian yang diberikannya menggunakan induksi matematis.

Dalam pembuktiannya, Euler menggunakan teorema binomial.

dimana .

Untuk , maka

Diperoleh

Untuk kongruensi menjadi

Sekarang kurangkan masing-masing ruas dengan .

Selanjutnya dengan menggunakan pembuktian induksi matematis. Diketahui


untuk , diperoleh , sehingga untuk terbukti benar.

Setelah itu, misalnya , asumsikan benar,


sehingga karena untuk , benar, maka
terbuktilah bahwa teorema kecil Fermat benar.

10
11

6. Rumus Euler, Gauss dan Legendre

(Gambar. LEONHARD EULER)

Leonhard Euler adalah seorang matematikawan dan fisikawan pionir dari


Swiss pada abad ke 18. Euler menyebutkan bahwa bilangan prima itu berbentuk :

n2 - n + 41 ntuk n = 1, 2, 3, ..., 40

n2 + n + 17 untuk n = 0, 1, 2, ..., 15

(Gambar.FRIEDRICH GAUSS)

11
12

Pada awal abad ke-19, Legendre dan Gauss secara independen menduga
bahwa sebagai x cenderung, jumlah bilangan prima sampai dengan x adalah
asimtot ke x / ln (x), dimana ln (x) adalah logaritma natural dari x..

(Gambar. MARIE LEGENDRE)

Legendre juga menyebutkan bilangan prima yang berbentuk :

n2 + n + 41 untuk n = 1, 2, 3, ..., 39

n2 + 29 untuk n = 0, 1, 2, ..., 28

Beberapa matematikawan lain juga menyebutkan beberapa formula untuk


mencari bilangan prima. Seperti Escott, yaitu bilangan prima yang berbentuk :

n2 - 79n + 6101 untuk n = 0, 1, 2, ..., 79

n3 + n2 + 71 untuk n = -14, -13, -11, ..., 9, 10

n2 + n + 41 untuk n = -40, -39, -38, ..., -1

Miot, yaitu bilangan prima yang berbentuk :

n2 – 2999 + 2248541 ntuk n bilangan bulat dan 1460 > n >1539.

n3 + n2 - 17 untuk n = 0, 1, 2, 3, ..., 24

Charbert , yaitu bilangan prima yang berbentuk :

3n2 + 3n – 1 untuk n = 1, 2, 3, ..., 11

12
13

B. PERUMUSAN BILANGAN PRIMA YANG GAGAL

Di bawah ini akan diberikan beberapa perumusan yang gagal menghasilkan


bilangan prima secara keseluruhan:

 F(n) = n2 – n + 41 (Euler)

Pernah diduga bahwa fungsi F(n) = n2 – n + 41 menghasilkan bilangan prima


untuk n bilangan asli. Bisa dicheck untuk n = 1, 2, 3, 4, dst. Tetapi ternyata rumus
ini gagal ketika n = 41. Karena F(41) = 412 – 41 + 41. F(41) = 412. Yang bukan
merupakan bilangan prima. Sekarang bagaimana dengan rumus ini. F(n) = n2 + n
+ 41. Coba temukan, untuk n berapakah dia tidak prima.

 2p-1 Terkaan arsenne

2p – 1. Dinyatakan oleh Marin Marsenne dari Perancis. Dia menyatakan bahwa


untuk p bilangan prima maka bentuk 2p – 1 merupakan bilangan prima. Marsenne
tahu bahwa untuk p = 11 akan didapatkan 2047. Yang ternyata angka tersebut
bukan merupakan bilangan prima karena 2047 = 23 x 89, akan tetapi Marsenne
yakin bahwa untuk p > 11, bilangan yang dihasilkan pasti bilangan prima. Tetapi
pada tahun 1903, untuk p = 67 dihasilkan 147.573.952.588.676.412.927 yang
bukan merupakan bilangan prima karena bilangan itu sama dengan perkalian dari
193.707.721 x 761.838.257.287

C. MANFAAT BILANGAN PRIMA

Saat ini bilangan prima dapat dimanfaatkan pada RSA dan El-Gamel yaitu suatu
usaha penggunaan sandi rahasia untuk kepentingan pengamanan (Semantical
Security). Dalam El-Gamel, dibutuhkan sebuah grup Zp *, yaitu grup dengan Z
adalah himpunan bilangan prima dan operasi *. Kemudian El-gamel tidak hanya
membutuhkan grup tetapi juga subgrup dari Zp* dengan generatornya diambil
dari Grup Zp*. Hal tersebut diperlukan karena pengamanan dengan hanya
menggunakan Plain Group, membuat kode keamanan El-Gamel menjadi kurang

13
14

terjamin. Implikasi kebermanfaatan bilangan prima sekarang ini, digunakan untuk


kode-kode rahasia kartu ATM suatu bank

Sampai saat ini bilangan prima masih terus menerus dikembangkan.


Electronic Frontier Foundation (EFF) sebuah lembaga yang berkutat dibidang
elektronik di Amerika telah membuat kompetisi untuk menemukan bilangan
prima Mersenne yang diberi nama Great Internet Mersenne Prime Search
(GIMPS). EFF menawarkan hadiah US$100,000 untuk penemu pertama bilangan
prima dengan jumlah digit minimum 10 juta buah. Mereka juga menawarkan
hadiah US$150,000 untuk 100 juta buah jumlah digit bilangan prima, dan
US$250,000 untuk 1 milyar buah jumlah digit bilangan prima. Pada bulan
September 2008, matematikawan di UCLA berpartisipasi dalam GIMPS
memenangkan bagian dari $ 100.000 hadiah dari Electronic Frontier Foundation
untuk penemuan mereka sangat hampir 13 juta digit Mersenne prima. Pada tahun
2013, EFF memberikan hadiah US$3,000 untuk bilangan prima yang punya
jumlah digit 17.425.17. Bilangan prima terbesar tersebut adalah 2 pangkat
57.885.161 minus satu (257.885.161.- 1). Bilangan prima terbesar ini ditemukan
oleh matematikawan University of Central Missouri, Curtis Cooper sebagai
bagian dari jaringan komputer raksasa yang digunakan untuk menghitung
bilangan prima.. Bilangan prima kali ini juga adalah angka ke-48 yang masuk
kelas bilangan prima Mersenne.

14
15

BAB III

PENUTUP
A. KESIMPULAN

Bilangan prima termasuk salah satu misteri alam semesta yang belum dapat
terpecahkan. Banyak bilangan prima tak terhingga, tak perduli berapa banyak kita
meghitung pasti bertemu dengan bilangan prima. Bilangan ini memiliki
keistimewaan, yaitu tidak adanya pola yang mengatur kemunculannya, bilangan
prima ini nampak muncul secara acak. Dari riset-riset yang telah dilakukan
sebelumnya, ditemukan beberapa teknik dalam pencarian apakah sebuah bilangan
adalah bilangan prima atau bukan, seperti Fermat Little Test. Definisi bilangan
prima yang sederhana tersebut tidak menjamin bahwa bilangan prima muncul
dengan pola-pola yang teratur, bahkan sebaliknya; tidak ada yang dapat
memprediksi kemunculan bilangan prima yang selanjutnya. Maka, masih banyak
yang perlu dikaji atau diteliti, untuk mencari suatu kepastian dari rumus bilangan
prima itu sendiri.

B. SARAN

Dari uraian di atas penulis menyarankan bagi pembaca, bila ingin jadi penemu
didalam bidang matematika masih terbuka lebar. Pembaca bisa mencari yang baru
(rumus matematika ), atau pembaca juga bisa mengkaji rumus – rumus
sebelumnya dan mencari kesalahan dengan membuktikan kebenaran yang ada.
Mudah-mudahan dari tulisan ini dapat menjadi penyemangat pembaca untuk
melakukan penelitian dalam dunia matematika.

15
16

DAFTAR PUSTAKA
https://www.slideshare.net/vhiEmutyabarley/sejarah-bilangan-prima pada 24
januari 2019 pukul 13.34

https://abdurtraks.wordpress.com/2017/07/12/bilangan-prima-mersenne/ pada 25
januari 2019 pukul 22.32

https://id.wikipedia.org/wiki/Saringan_Eratosthenes pada 25 januari 2019 pukul


22.50

https://auliazami.wordpress.com/2018/09/16/teorema-kecil-fermat/ pada 25
januari 2019 pukul 23.10

http://semuamakalahpembelajaran.blogspot.com/2017/06/makalah-bilangan-
prima.html pada 26 januari 2019 pukul 19.50

16

Anda mungkin juga menyukai