Subjek dan
predikat tersebut, baik disertai dengan objek, pelengkap, dan keterangan, atau
tidak disertai dengan ketiga hal tersebut. Klausa berbeda dengan kalimat, sebab
tidak menggunakan unsur intonasi.Klausa menggunakan bagian dari suatu
kalimat. Sama hal nya dengan pendapat lain yang menyatakan bahwa klausa
merupakan suatu kumpulan kata yang setidaknya atau sedikitnya memiliki satu
objek dan satu predikat. Klausa tidak mengandung jeda, intonasi, tempo, dan
nada, seperti dalam sebuah kalimat.
Klausa terdiri dari dua bagian, yaitu klausa utama dan klausa bawahan. Masing –
masing dari kedua klausa tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut.
Klausa bawahan merupakan suatu klausa yang tidak dapat berdiri sendiri dan isi
dalam klausa tersebut belum lengkap.
Klausa utama merupakan suatu klausa yang dapat berdiri sendiri dan isi dari
klausa tersebut dapat dipahami
Contoh dari klausa utama dan klausa bawahan, yaitu sebagai berikut:
Ketika hujan turun, para siswa memakai jas hujan dengan baik
Ketika hujan turun (merupakan klausa bawahan)
Para siswa memakai jas hujan dengan baik (merupakan klausa utama)
Baik klausa utama maupun klausa majemuk, dapat digunakan dalam kalimat
majemuk bertingkat dan campuran. Dalam sebuah kalimat majemuk, klausa
utama dapat disebut juga sebagai induk kalimat, klausa atasa, maupun klausa
utama.
Selanjutnya, selain klausa utama dalam dapat digunakan dalam sebuah kalimat
majemuk, klausa bawahan pun juga bisa. Dalam kalimat majemuk, klausa
bawahan merupakan bentuk perluasan dari satu fungsi yang ada dalam kalimat.
Klausa bawahan dapat dikatakan sebagai anak kalimat. Bahkan, klausa
bawahan juga dapat ditandai dengan menggunakan kata sambung.
Klausa bawahan dinamakan dengan anak kalimat, disebabkan kedudukannya
yang rendah dalam kalimat majemuk bertingkat. Sedangkan klausa utama
memiliki kedudukan yang lebih tinggi dalam kalimat majemuk bertingkat.
2. Klausa utama adalah klausa yang dapat berdiri sendiri sebagai kalimat dan isinya
sudah dapat kita pahami. Dalam kalimat majemuk bertingkat, klausa utama
berfungsi sebagai inti kalimat.
2.Klausa bawahan adalah klausa yang belum lengkap isinya sehingga klausa itu
tidak dapat berdiri sendiri.
3. S
4. Pengertian Verba Transitif
Verba atau kata kerja transitif adalah kata kerja yang memerlukan objek atau
pelengkap dalam kalimatnya. Verba transitif berbeda dengan kata kerja intransitif,
karena verba transitif bisa dirubah menjadi bentuk pasif dimana tidak berlaku untuk
kata kerja intransitif.
Contoh Verba Transitif:
1. S P
Kalimat yang memiliki unsur S P adalah kalimat yang paling sederhana. Kalimat ini memiliki
unsur subjek dan predikat.
Contoh :
Aku berlari
S P
Contoh Kalimat:
Adik menangis
Shinta belajar
Ayah bekerja
2. S P O
Kalimat ini memiliki unsur – unsur subjek, predikat, dan objek. Susunan unsur – unssur di
atas dapat berubah.
Contoh :
Contoh Kalimat S P O:
3. S P Pel
Kalimat yang memiliki pola ini mengandung unsur – unsur subjek, predikat dan pelengkap.
Contoh:
Baca Juga: Contoh Teks Pidato Tentang Bahaya Merokok di Kalangan Pelajar
4. S P Pel K
Kalimat ini tersusun atas unsur – unsur subjek, pelengkap, dan keterangan.
Contoh :
7. Ffe
Frasa adalah gabungan atau kesatuan kata yang terbentuk dari dua kelompok
kata atau lebih yang memiliki satu makna gramatikal (makna yang berubah-
ubah menyesuaikan dengan konteks). Singkatnya frasa adalah gabungan dari
dua kata atau lebih namun tidak dapat membentuk kalimat sempurna karena
tidak memiliki predikat.
Ciri-ciri frasa
Adapun ciri-ciri frasa adalah sebagai berikut:
1. Dalam frasa harus terdiri setidaknya minmal dua kata atau lebih.
2. Menduduki atau memiliki fungsi gramatikal dalam kalimat.
3. Dalam frasa harus memiliki satu makna gramatikal.
4. Frasa bersifat nonpredikatif.
Contoh Frasa
Berdasarkan pengertian dan ciri-ciri diatas kita dapat menyimpulkan bahwa frasa
adalah gabungan dari dua kata atau lebih yang tidak dapat membentuk kalimat
sempurna. Maka kita dapat membuat contoh frasa sebagai berikut:
Nasi goreng
Sedang Tidur
Sedang makan
Banting tulang
Tidur siang
Dengan tangan kanan
Baca Juga : Contoh Frasa Nominal Dan Verbal
Kategori Frasa
Berdasarkan Jenisnya, frasa terbagi menjadi sebagai berikut.
Frasa verbal, yaitu frasa yang memiliki inti kata kerja dalam unsur
pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti kedudukan kata kerja
dalam kalimat.
Contoh:
Sedang tidur
Akan muncul
Baru datang
Tidak makan
Frasa Nominal, yaitu frasa yang memiliki inti kata benda dalam unsur
pembentukannya serta dapat berfungsi sebagai pengganti dari kata benda.
Contoh:
Rumah kayu
Sepatu kaca
Lemari besi
Buku gambar
Frasa ajektiva, yaitu frasa yang memilik inti berupa kata sifat dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Sangat baik
Cukup hebat
Sangat cepat
Mahal sekali
Lumayan dekat
Frasa preposisional, yaitu frasa yang menggunakan kata depan dalam unsur
pembentukannya.
Contoh:
Dari sana
Ke Pasar
Dengan kaki
Di Solo
Kepada guru
Oleh saya
Berdasarkan Fungsi unsur pembentukannya frasa terbagi sebagai berikut :
Frasa Endosentris, yaitu frasa yang salah satu unsur atau keduanya
merupakan unsur inti atau pusat.
Contoh:
Kuda hitam
Anak sapi
Sudah selesai
Dua orang
Frasa endosentris sendiri memiliki 4 macam sebagai berikut
Pada contoh diatas tangan panjang dapat berarti tangan yang panjang dan juga
bisa diartikan sebagai orang yang suka mencuri.
10. Jj
11. Subjek (S) adalah suatu kata yang menjadi bagian dari kalimat yang menandai sesuatu
yang disampaikan oleh pembicara. Contoh subjek meliputi aku, kamu, dia, mereka, kita,
kami, mereka, Desi, Putra, meja, kayu, pemakan, dll.
12. Kalimat aktif yang tidak bisa diubah ke pasif adalah kalimat aktif
yang tidak memiliki objek. Contoh :
Saya menangis
Dia menjerit