Anda di halaman 1dari 2

Baha Indonesia 046

Kelompok IX
1.Nurul Amalia R.
2.A. Inayah E. Yustin
3.Syifa Aulya M.
4.A. Rifky Septian H.
5.Nursaidatulnisyah
6.Andi Arsy Anggreyani P.A

RINGKASAN MATERI TENTANG PEMBENTUKAN KALIMAT (KELOMPOK V)


Kalimat menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah “satuan bahasa yang sevara relatif berdiri sendiri,
mempunyai pola intonasi final dan secara actual ataupun potensial terdiri atau klausa” sehingga dari definisi
tersebut, sebuah kalimat dapat dikatakan tersususn atas kata, frasa, atau klausa.
1. Kata
Kata merupakan morfem atau kombinasi morfem yang oleh bahasawan dianggap sebagai satuan
terkecil yang dapat diujarkan sebagai bentuk yang bebas. Misalnya saya, duduk, makan, dll.
2. Frasa
Frasa merupakan gabungan dua kata atau lebih yang bersifat nonpredikatif. Misalnya gunung tinggi,
sapu tangan, anak pertama, dll.
3. Klausa
Klausa merupakan satuan gramatikal yang sekurang-kurangnya terdiri atas subjek (S) dan predikat
(P) dan berpotensi menjadi kalimat. Misalnya dia datang, saya membaca, Fikal menulis, dll.

Bagian-bagian Kalimat
Setidak-tidaknya sebuah kalimat harus memiliki subjek (S) dan predikat (P). Sedangkan, bagian
yang lainnya adalah objek (O) apabila menggunakan kata kerja aktif transitif, serta pelengkap (pel)
dan keterangan (K) sebagai penjelas terhadap predikat kalimat. Berikut penjelasan dari bagian-
bagian tersebut.
1. Subjektif (S)
Subjek merupakan bagian dari kalimat yang menandai pembicaraan atau yang menjadi pokok
pembahasan. Unsur inilah yang wajib ada pada suatu kalimat. Kadang-kadang, subjek juga
merupakan pelaku yang ada pada sebuah kalimat

2. Predikat (P)
Predikat adalah bagian kalimat yang menandai pembicaraan atau Tindakan subjek serta
penjelas dari subjek yang dapat berupa kata atau frasa.

3. Objek (O)
Objek adalah perkara atau orang yang menjadi pokok pembicaraan. Objek berada di belakang
predikat apabila bentuk kalimatnya aktif transitif dan dapat berubah menjadi subjek (S) apabila
kalimatnya berbentuk pasif.
4. Pelengkap (pel)
Pelengkap merupakan unsur yang melengkapi predikat verbal dan berada d ibelakang
predikat. Berbeda dengan objek, pelengkap tidak dapat berubah menjadi subjek Ketika
dipasifkan.

5. Keterangan (K)
Sesuai Namanya, unsur keterangan berfungsi sebagai penjelas kata atau bagian kalimat yang
lain. Posisi keterangan tidaklah menentu, sehingga dapat berada pada posisi manapun di
dalam sebuah kalimat.

Pola-pola Kalimat
Suatu kalimat tersusun atas pola-pola tertentu tergantung dari seberapa banyak kata di dalam
kalimat tersebut. Telah di jelaskan sebelumnya bahwa kalimat setidaknya memiliki subjek (S) dan
objek (O). Jadi pola kalimat yang palong sederhana yaitu S P. Berikut macam-macam kalimat
berpola
 Kalimat berpola S P
 Kalimat berpola S P O
 Kalimat berpola S P Pel.
 Kalimat berpola S P O Pel.
 Kalimat berpola S P K
 Kalimat berpola S P O K
 Kalimat berpola S P Pel. K
 Kalimat berpola S P O Pel. K

Macam-macam dan perluasan kalimat


Menuruts struktur gramatikalnya, kalimat dapat dibedakan menjadi kalimat Tunggal dan kalimat
majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat Tunggal merupakan kalimat yang terdiri dari satu klausa. Kalimat ini merupakan
kalimat paling sederhana. Kalimat Tunggal setidaknya memiliki satu subjek (S) dan satu
predikat (P)

b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang berpola dua atau lebih. Kalimat majemuk ini terdiri
dari induk kalimat dan anak kalimat. Cara membedakan anak kalimat dan induk kaliamat
yaitu dengan melihat leyak konjungsi. Konjungsi hanya terdapat pada anak kalimat.
Kalimat ini juga telah mengalami perluasan karena telah memiliki dua kalimat atau lebih.

Anda mungkin juga menyukai