Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH BAHASA INDONESIA

KALIMAT EFEKTIF

DOSEN PENGAMPU

Ripi Hamdani, M. Pd.

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 6
Armayadha Sihombing 12010520055
Devhita Hemadwi Cahya 12010524351
Hana Rezki Yana 12010523011
Nadia Amanda Sari 12010522371
Rona Dwi Ayu Pitaloka 11715201683
Syarwani Ab'dan 12010510087

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN SYARIF KASIM RIAU
1442/2021
KATA PENGANTAR

Dengan mengucap syukur Alhamdulillah kehadirat Allah, hanya dengan limpahan


rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kalimat Efektif” dengan lancar. Kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada
Bapak Ripi Hamdani, M. Pd. selaku dosen pengampu yang sudah memberikan tugas dan
arahan, serta kepada seluruh pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah.

Kami sadar bahwa dalam pembuatan makalah ini terdapat banyak kesalahan. Untuk
itu kami meminta maaf apabila ada kekurangan. Kami mengharapkan kritik dan saran para
pembaca guna meningkatkan kualitas makalah penulis selanjutnya. Semoga makalah ini
dapat memberikan manfaat dan berguna pagi penyusun serta pembaca.

Duri, 3 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii

BAB I Pendahuluan .......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah .................................................................................. 1
1.3 Tujuan Penulisan .................................................................................... 1

BAB II Pembahasan ......................................................................................... 2

2.1 Pengertian Kalimat Efektif ..................................................................... 2


2.2 Syarat-Syarat Kalimat Efektif ................................................................ 2
2.3 Pola-Pola Kalimat Dasar dalam Bahasa Indonesia................................. 4
2.4 Jenis-Jenis Kalimat ................................................................................. 6

BAB III Penutup ............................................................................................... 11

3.1 Kesimpulan ............................................................................................. 11


3.2 Saran ....................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 12

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Bahasa adalah alat komunikasi yang tumbuh di masyarakat. Komunikasi
merupakan proses penyampaian dan penerimaan gagasan yang dilakukan oleh
manusia dengan bahasa yang baik yang dapat diwujudkan apabila menggunakan
kalimat-kalimat yang sesuai dengan kalimat efektif.
Kalimat efektif dapat mengemukakan gagasan secara tepat dan mudah dimengerti
oleh pendengar atau pembaca. Akan tetapi, dalam kehidupan sehari-hari kita sering
menemukan kalimat yang tidak memenuhi kaidah yang berlaku, seperti di dalam
artikel dan karya ilmiah. Hal ini menyebabkan isinya menjadi bertele-tele dan sulit
dipahami.
Agar kalimat lebih mudah dipahami, ada dua syarat yang harus dipenuhi.
Pertama, kalimat tersebut mewakili gagasan pembicara atau penulis. Kedua, kalimat
tersebut mampu memunculkan gagasan yang sama pada pikiran pendengar atau
pembaca. Syarat ini dapat dilakukan dengan memahami kaidah bahasa yang berlaku.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk menuliskan makalah yang
berjudul “Kalimat Efektif”.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Apakah pengertian dari kalimat efektif?
2. Apa sajakah syarat-syarat kalimat efektif?
3. Bagaimana bentuk pola kalimat dasar?
4. Apa sajakah jenis-jenis kalimat?
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan adalah berikut ini :
1. Mengetahui apakah pengertian dari kalimat efektif.
2. Mengetahui apa sajakah syarat-syarat kalimat efektif.
3. Mengetahui bentuk pola kalimat dasar.
4. Mengetahui apa sajakah jenis-jenis kalimat.

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kalimat Efektif
Menurut Sabarti Akhadiah (1989) kalimat efektif adalah kalimat yang benar dan
jelas serta mudah dipahami orang secara tepat. Kemudian, menurut Abdul Razak
(1998) kalimat efektif adalah kalimat yang mudah mengantarkan pembaca pada
maksud yang dipaparkan penulisnya. Selanjutnya, menurut Suparman (1986) kalimat
efektif adalah kalimat yang menurut tata bahasa Indonesia yang setiap masa
kalimatnya berfungsi.
Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang berisi gagasan penulis ataupun pembicara secara singkat, jelas, dan tepat
sehingga tidak terjadi keraguan dan kesalahan pengertian. Singkat, berarti hemat
dalam penggunaan kata. Jelas, berarti mudah dipahami oleh pembaca ataupun
pendengar. Tepat, berarti sesuai kaidah bahasa yang berlaku.
2.2 Syarat-Syarat Kalimat Efektif
1. Kesatuan
Kalimat tunggal atau kalimat majemuk harus mengandung satu ide pokok,
karena syarat minimal dari suatu kalimat terdapat subjek dan predikat. Subjek dan
predikat merupakan unsur yang wajib ada dalam sebuah kalimat. Subjek dalam
sebuah kalimat merupakan unsur inti atau pokok pembicaraan.
Contoh : Matematika merupakan mata pelajaran yang paling digemari.
2. Kepaduan (Koherensi)
Ada hubungan harmonis antar unsur pembentuk kalimat, baik subjek,
predikat, objek, pelengkap dan keterangan.
Contoh : Ayah menyiram sayur di belakang rumah.
Kalimat ini jelas maknanya, karena ada hubungan antar unsurnya yaitu Ayah
sebagai subjek, menyiram sebagai predikat, sayur sebagai objek, dan di belakang
rumah sebagai keterangan.
3. Keparalelan (Kesejajaran)
Kesejajaran sama jenis katanya, pola atau susunan kata dan frasa yang
dipakai dalam sebuah kalimat. Jika unsur pertama verba, maka unsur kedua harus
verba. Jika unsur pertama nomina, maka unsur kedua harus nomina. Jika kalimat

2
pertama menggunakan kata kerja berimbuhan me-, maka kalimat selanjutnya juga
harus menggunakan imbuhan me-.
Contoh : Untuk meningkatkan hasil produksinya, biasanya petani melakukan
pemupukan dan penyemprotan pestisida terhadap hama tanaman.
4. Ketepatan
Selaras dengan penggunaannya dalam menyampaikan sebuah gagasan yang
meliputi gaya bahasa, ungkapan, pilihan kata, sehingga didapatkan informasi
yang sesuai dengan yang diinginkan.
Contoh : Rakyat Indonesia dijajah selama ratusan tahun yang membuat ribuan
penduduk gugur.
Gugur → Tewas
5. Kehematan
Tidak melakukan pemborosan kata. Dalam arti, tidak menjamakkan kata
yang sebenarnya sudah menunjukkan kata jamak.
Untuk menghindari pemborosan kata, hal yang harus diperhatikan adalah :
a. Menghindari unsur yang sama pada kalimat majemuk
Contoh : Saya suka Matematika dan saya suka Fisika. (tidak hemat)
Saya suka Matematika dan Fisika. (hemat)
b. Menghindari kesinoniman dalam kalimat
Contoh : Saya hanya mempunyai satu pena saja. (tidak hemat)
Saya mempunyai satu pena saja. (hemat)
Saya hanya mempunyai satu pena. (hemat)
c. Menghindari penjamakkan kata dari kata jamak
Contoh : Para menteri-menteri datang dari Jakarta kemarin. (tidak hemat)
Para menteri datang dari Jakarta kemarin. (hemat)
6. Kelogisan
Kalimat yang bisa diterima sesuai dengan penalaran. Ide kalimat dalam
kalimat efektif dapat diterima atau dimengerti oleh akal dan sesuai dengan kaidah
PUEBI.
Contoh : Untuk mempersingkat waktu, silakan kalian langsung mulai
mengerjakan latihan soal. (tidak logis)

3
Untuk menghemat waktu, silakan kalian mulai mengerjakan latihan
soal. (logis)
7. Ketegasan
Kalimat efektif memberikan penegasan kepada ide pokoknya sehingga ide
pokoknya menonjol di dalam kalimat tersebut. Cara memberikan penegasan pada
kalimat efektif.
a. Meletakkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat
Contoh : Sudah saya ambil buku itu. (penekanan pada ambil buku).
Buku itu sudah saya ambil. (penekanan pada Buku itu)
b. Mengurutkan kata secara bertahap.
Contoh : Pertemuan rapat itu dihadiri oleh guru, orang tua murid dan kepala
sekolah. (Tidak efektif)
Pertemuan rapat itu dihadiri oleh kepala sekolah, guru dan orang
tua murid. (Efektif)
c. Mempertentangkan ide yang ditonjolkan
Contoh : Perusahaan itu tidak bangkrut, tetapi berkembang dengan pesat.
Surti kurus, tetapi jago makan.
d. Menggunakan partikel penekanan
Contoh : Buanglah semua sampah itu!
Jangankan emas uang pun aku tak punya.
e. Mengulang kata
Contoh : Suroto ayah yang baik, ayah yang rela berkorban demi anak-
anaknya.
Sudah merupakan kewajiban bagi mahasiswa untuk belajar,
belajar, dan belajar.
2.3 Pola-Pola Kalimat Dasar dalam Bahasa Indonesia
1. Subjek-Predikat
Pola ini termasuk dalam pola kalimat yang paling dasar dan sederhana.
Sebab, pola ini hanya berupa subjek (S) dan predikat (P) saja.
Contoh : Ayah Bekerja. (S = Ayah, P = bekerja).
2. Subjek-Predikat-Objek

4
Pola yang terdiri dari subjek (S), predikat (P), dan objek (O) ini biasanya
dipakai pada contoh kalimat deklaratif aktif transitif dan kalimat aktif transitif
Contoh : Ibu menanak nasi. (S = Ibu, P = menanak, O = nasi).
3. Subjek-Predikat-Pelengkap
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan pelengkap (Pel). Biasanya,
pola ini digunakan dalam contoh kalimat deklaratif aktif intransitif, contoh
kalimat deklaratif semitransitif, contoh kalimat aktif intransitif, dan contoh
kalimat aktif semitransitif.
Contoh : Tubuhnya berlumuran keringat. (S = tubuhnya, P = berlumuran, Pel =
keringat)
4. Subjek-Predikat-Keterangan
Pola yang terdiri atas subjek (S), predikat (P), dan keterangan (K) biasanya
dijumpai pada kalimat deklaratif aktif intransitif dan kalimat aktif intransitif.
Contoh : Anak-anak bermain di lapangan. (S = anak-anak, P = bermain, K = di
lapangan)
5. Subjek-Predikat-Objek-Keterangan
Pola ini merupakan pola yang paling umum dan paling dikenal di
masyarakat. Sebagaimana yang telah diketahui, bahwa pola ini terdiri atas subjek
(S), predikat (P), objek (O), dan keterangan (K).
Contoh : Ibu membeli sayur-sayuran di pasar tradisional. (S = Ibu, P = membeli,
O = sayur-sayuran, K = di pasar tradisional).
6. Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), objek (O), dan pelengkap (Pel).
Contoh : Ibu membelikan adik pakaian baru. (S = Ibu, P = membelikan, O = adik,
Pel = pakaian baru)
7. Subjek-Predikat-Pelengkap-Keterangan
Pola ini terdiri atas subjek (S), predikat (P), pelengkap (Pel), dan keterangan
(K).
Contoh : Tubuhnya berlumuran keringat karena bekerja keras seharian. (S =
tubuhnya, P = berlumuran, Pel = keringat, K = karena bekerja keras
seharian).
8. Subjek-Predikat-Objek-Pelengkap-Keterangan

5
Pola ini merupakan bentuk kalimat yang paling kompleks dan lengkap karena
semua unsur kalimat terkandung di dalamnya.
Contoh : Ibu membelikan adik sepatu baru pada hari Minggu lalu. (S = Ibu, P =
membelikan, O = adik, Pel = sepatu baru, K = pada hari Minggu lalu)
2.4 Jenis Jenis Kalimat
1. Kalimat Menurut Bentuk
Menurut bentuk kalimat terdiri atas kalimat tunggal dan kalimat majemuk.
a. Kalimat Tunggal
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Pola
kalimatnya dibentuk oleh subjek dan predikat. Ada pula yang lebih lengkap
lagi, yakni terdiri atas subjek, predikat, objek, dan atau pelengkap.
Contoh : Andi sedang belajar di kelas.
Andi : subjek kalimat
sedang belajar : predikat kalimat
di kelas : keterangan kalimat
b. Kalimat Majemuk
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas dua pola kalimat atau
dua klausa atau lebih. Kalimat majemuk dapat dibentuk dari beberapa buah
kalimat tunggal. Ada beberapa jenis kalimat majemuk di antaranya adalah
kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk
campuran.
1) Kalimat Majemuk Setara
Kalimat majemuk setara adalah kalimat majemuk yang terdiri atas dua
kalimat tunggal atau lebih yang digabungkan dengan kata penghubung
yang menunnjukkan kesetaraan atau derajat. Dalam kalimat majemuk
setara tidak mempunyai anak kalimat. Kalimat majemuk setara ditandai
oleh kata penghubung lalu, dan, kemudian, atau, tetapi, namun,
sedangkan, dan melainkan.
Contoh : Ayah membaca buku dan ibu menyapu lantai
2) Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalimat majemuk bertingkat, yakni kalimat yang berbentuk apabila
hubungan kedua kalimat itu tidak sederajat. Artinya, salah satu bagian

6
kalimat menduduki fungsi yang lebih tinggi. Bagian yang lebih tinggi
disebut induk kalimat, sedangkan yang lebih rendah disebut anak
kalimat. Kalimat majemuk bertingkat ditandai oleh kata penghubung
antara lain ketika, sejak, setelah, jika, seandainya, agar, supaya,
meskipun, walaupun, seperti, dan sehingga.
Contoh : Jika hari ini tidak hujan, ia akan datang ke pesta itu.
anak kalimat induk kalimat
3) Kalimat Majemuk Campuran
Kalimat majekmuk campuran adalah gabungan antara kalimat majemuk
setara dengan kalimat majemuk bertingkat. Dalam kalimat majemuk
campuran sekurang-kurangnya terdapat tiga inti kalimat atau tiga klausa.
Contoh : Pekerjaan itu telah selesai ketika kakak datang dan ibu selesai
memasak.
Induk kalimat (Klausa inti) : Pekerjaan itu telah
usai
Anak kalimat 1 (Klausa bawahan) : kakak datang
Anak kalimat 1 (Klausa bawahan) : ibu selesai masak
2. Kalimat Menurut Fungsi
Berdasarkan fungsinya, kalimat dibedakan menjadi kalimat berita, kalimat
pertanyaan, kalimat perintah, dan kalimat seru. Semua jenis kalimat tersebut dapat
disajikan dalam bentuk positif atau bentuk negatif. Dalam ragam lisan, intonasi
yang khas dapat menjelaskan kapan kita berhadapan dengan salah satu jenis itu.
Dalam ragam tulis, perbedaan jenis itu ditentikan oleh bermacam-macam tanda
baca.
a. Kalimat Berita
Kalimat berita (deklaratif/pernyataan) adalah kalimat yang isinya
memberitakan sesuatu kepada pembaca atau pendengar. Pada ragam bahasa
lisan, bagian akhir kalimat berita ditandai dengan nada menurun. Sementara
itu, pada ragam bahasa tulis, bagian akhir kalimatnya ditandai dengan tanda
titik.
Bentuk kalimat berita bercama-macam, bisa berupa kalimat aktif atau
pasif, langsung atau tidak langsung, tunggal atau majemuk, dan sebagainya.

7
Kalimat berita dapat berbentuk apa saja, asalkan isinya merupakan
pemberitahuan.
Dalam penggunaannya, kalimat berita memiliki beragam tuuan antara
lain menyatakan pemberitahuan, laporan, pengharapan, permohonan,
perkenalan, undangan, dan sebagainya. Urainnya adalah sebagai berikut.
1) Pemberitahuan
Contoh : Minggu ini di desa kita akan diadakan kerja bakti.
2) Laporan
Contoh : Kami telah melaksanakan tugas tersebut dengan sebaik-
baiknya.
3) Pengharapan
Contoh : Saya sangat berharap kamu dapat lulus ujian lisan nanti.
4) Permohonan
Contoh : Saya mohon Anda dapat mematuhi peraturan di perusahaan ini.
5) Perkenalan
Contoh : Perkenalkan, saya siswa baru di sekolah.
6) Undangan
Contoh : Kami mengundang Saudara untuk hadir dalam acara pernikahan
putri kami.
b. Kalimat Pertanyaan
Kalimat pertanyaan (interogatif) adalah kalimat yang isinya menanyakan
sesuatu atau seseorang. Kalimat pertanyaan berfungsi untuk menanyakan
sesuatu. Kalimat ini memiliki pola intonasi yang berbeda dengan kalimat
berita. Perbedaannya terletak pada nada akhirnya. Pola intonasi kalimay
tanya bernada akhir naik.
Ada lima cara untuk membentuk kalimat tanya, yaitu sebagai berikut:
1) Dengan menambahkan kata tanya apa (kah)
Kata tanya apa dapat dibedakan menjadi dua macam. Pertama, kata tanya
apa yang digunakan untuk membentuk kalimat tanya yang memerlukan
jawaban ya atau tidak, belum atau sudah. Kedua, kata tanya apa yang
digunakan untuk membentuk kalimat tanya yang memerlukan jawaban
yang menjelaskan. Dalam hal ini, kata tanya apa digunakan untuk

8
menanyakan benda, tumbuh-tumbuhan, hewan, identitas. Selain itu, kata
tanya apa digunakan juga untuk menanyakan perbuatan, sejaajr dengan
pemakaian kata mengapa, apabila didahului kata tambah penunjuk aspek
Contoh : Apa yang kamu lakukan kemarin malam? (Jenis kedua).
Apakah ibumu sudah pulang? (Jenis pertama).
2) Dengan membalikkan urutan kata dengan ditambah partikel-kah
Contoh : Sudah adakah dia hari ini?
3) Dengan memakai kata bukan atau kata tidak
Kata tanya bukan atau bukankah digunakan untuk membentuk kalimat
tanya yang memerlukan jawaban yang mengiyakan atau menidakkan.
Kata tanya bukan selalu terletak di akhir kalimat, sedangkan kata tanya
bukankah terletak di awal kalimat.
Contoh : Buku ini berat, bukan?
Bukankah kemaren sudah ku kembalikan?
Kamu mengerti kasus ini, tidak?
4) Dengan mengubah intonasi kalimat
Contoh : Dia jadi pergi. (Intonasi datar)
Dia jadi pergi? (Intonasi bertanya)
5) Dengan memakai kata tanya seperti mengapa, bagaimana, berapa,
siapa, mana, di mana, ke mana, bilamana, bila, dan kapan.
Contoh : Bagaimana keadaan Ibu kamu di rumah?
Di mana kapal mereka berlabuh?
c. Kalimat Perintah
Kalimat perintah (imperatif) adalah kalimat yang maknanya memberikan
perintah untuk melakukan sesuatu. Kalimat perintah dipakai jika penutur
untuk melakukan (berbuat) sesuatu. Dalam bentuk tulis, kalimat perintah
seringkali dengan tanda seru meskipun tanda titik bisa pula dipakai. Dalam
bentuk lisan nadanya naik pada akhir kalimat.
Berdasarkan struktur kalimatnya, kalimat perintah atau disebut juga
kalimat suruh dapat digolongkan menjadi empat golongan yaitu:
1) Kalimat suruh yang sebenarnya
Contoh : Datanglah engkau ke rumahku!

9
2) Kalimat Persilahan
Contoh : Silakan bapak duduk disini!
3) Kalimat Ajakan
Contoh : Mari kita datang ke perkumpulan itu!
4) Kalimat Larangan
Contoh : Jangan sakiti aku!
d. Kalimat Seru
Kalimat seru (interjektif) adalah kalimat yang mengungkapkan perasaan
kagum. Kalimat seru juga digunakan jika penutur ingin mengungkapkan
perasaan yang kuat atau hal yang mendadak. Kata seru yang digunakan
antara lain adalah wah, aduh, alangkah, dan aduhai.
Contoh : Alangkah indahnya pemandangan ini!
e. Kalimat Efektif
Kalimat efektif merupakan kalimat yang dapat mewakili pikiran penulis
atau pembicara secara tepat sehingga pendengar/pembaca dapat memahami
pikiran tersebur dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti apa yang dimaksud
oleh penulis atau pembicaranya. Oleh karena itu, agar kalimat menjadi
efektif, kalimat tersebut harus memenuhi syarat-syarat berikut:
1) Kalimat efektif harus memiliki gagasan.
2) Kalimat efektif harus memenuhi syarat kesejajaran.
3) Kalimat efektif harus menggunakan kata dengan hemat.
4) Pada kalimat efektif, bagian yang ditonjolkan perlu diberi penekanan
dibanding yang lain.
5) Kalimat efektif harus logis.
6) Kalimat efektif, kata hubung dan, sehingga, dan sedangkan tidak boleh
di awal kalimat.
7) Jika keterangan diletakkan di posisi awal, sesudah keterangan tersebut
diberi tanda baca (,).

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kalimat efektif adalah
kalimat yang berisi gagasan penulis ataupun pembicara secara singkat, jelas, dan tepat
sehingga tidak terjadi keraguan dan kesalahan pengertian. Singkat, berarti hemat
dalam penggunaan kata. Syarat-syarat untuk menulis kalimat efektif adalah adanya
kesatuan, kepaduan, keparalelan, kelogisan, ketepatan, kehematan, dan ketegasan.
Terdapat beberapa pola kalimat dasar dalam bahasa Indonesia, yaitu kalimat yang
berpola subjek-predikat, subjek-predikat-objek, subjek-predikat-pelengkap, subjek-
predikat-keterangan, subjek-predikat-objek-keterangan, subjek-predikat-objek-
pelengkap, subjek-predikat-pelengkap-keterangan, dan subjek-predikat-objek-
pelengkap-keterangan.
Ada banyak jenis-jenis kalimat. Berdasarkan bentuknya, ada kalimat tunggal,
majemuk,dan majemuk campuran. Menurut fungsinya, kalimat terbagi menjadi lima,
yaitu kalimat berita, kalimat pertanyaan, kalimat perintah, kalimat seru, dan kalimat
efektif.
3.2 Saran
Adapun saran penulis makalah ini, agar dapat menggunakan makalah
sebagaimana mestinya, sehingga memberikan manfaat dan pembaca dapat mengetahui
kalimat efektif serta pola dan jenis kalimat. Penulis mohon maaf jika terdapat
kekurangan dan ketidaksempurnaan dalam makalah ini.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ahsa. 2018. Kalimat Efektif [Lengkap] : Pengertian, Ciri-Ciri, Syarat, Contoh.


https://www.materibindo.com/2018/07/kalimat-efektif.html. (Diakses pada
tanggal 24 Maret 2021).

Gultom, Fita Delia. 2018. Kemampuan Penguasaan Kalimat Efektif Siswa Smp Di
Padangsidimpuan. Jurnal Paidagogeo, 3.3 : 26-36.

Hardika, Egen. 2019. Struktur Kalimat Efektif.


https://egenhardika.blogspot.com/2019/12/kalimat-efektif.html?m=1 (Diakses
pada tanggal 24 Maret 2021).

Isriani, Hardini. 2019. Mengenal Kalimat Bahasa Indonesia. Banten : Kenanga Pustaka
Indonesia.

Kalimat Efektif. 2021. https://www.gurupendidikan.co.id/kalimat-efektif//. (Diakses pada


tanggal 24 Maret 2021).

Maruka Sarima R. 2018. Penggunaan Kalimat Efektif dalam Poster pada Majalah
Dinding. Jurnal Bahasa dan Sastra. Vol 3, No 1.

Putrayasa, Ida Bagus. 2007. Kalimat Efektif. Bandung : Refika Aditama.

Putri, Liemphawaty. 2016. Makalah Bahasa Indonesia “Kalimat Efektif”.


https://www.academia.edu/30700260/MAKALAH_BAHASA_INDONESIA_KA
LIMAT_EFEKTIF_ (Diakses pada tanggal 3 April 2021).

Razak, Abdul. 1985. Kalimat Efektif. Jakarta : Gramedia.

Sumarni, Ratna. 2017. 8 Pola Kalimat Dasar beserta Contohnya dalam Bahasa Indonesia.
https://dosenbahasa.com/pola-kalimat-dasar-beserta-contohnya/amp . (Diakses
pada tanggal 25 Maret 2021).

Supriadin, Supriadin. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Menulis Kalimat Efektif Dalam
Paragraf Argumentasi Melalui Kegiatan Peer Correction Pada Siswa Kelas Viii
Smpn 1 Ambalawi Kabupaten Bima Tahun Pelajaran 2014/2015. Jurnal Ilmiah
Mandala Education, 2.1 : 33-38.

12

Anda mungkin juga menyukai