Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

KALIMAT EFEKTIF

Diusun untuk memenui tugas kelompok Mata Kuliah Bahasa Indonesia

DOSEN PENGAMPU:
Ibu Humaeroh, S.Ag., M.pd.

DISUSUN OLEH,
KELOMPOK VI:

Adrial Adam Prasetyo (211120063)

Fistia Maulida Oktafiyana (211120057)

Novantia Rahma Ramadhani (211120049)

JURUSAN HUKUM TATA NEGARA


FAKULTAS SYARIAH
UIN SULTAN MAULANA HASANUDDIN BANTEN
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kehadirat Allah.Swt, atas segala rahmat dan karunia-Nya

yang diberikan, kami dapat menyelesaikan makalah ini tepat waktu.

Tidak lupa kami ucapkan terima kasih kepada Ibu Humaeroh S.Ag., M.pd.

yang telah memberi kami dukungan dalam pengerjaan makalah ini. Kami juga

mengucapkan terima kasih atas bantuan kawan-kawan dengan memberikan

masukan berupa saran dan materi, dalam makalah tentang “Kalimat Efektif”.

Kami sadar bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.

Kami pun sangat mengharapkan kritik dan saran dari kawan-kawan maupun dosen,

agar dapat menjadi makalah yang baik.

Serang, oktober 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar....................................................................................................2
Daftar isi...............................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................4
Latar belakang......................................................................................................4
Rumusan Masalah................................................................................................5
Tujuan...................................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN........................................................................................6
Pengertian Kalimat Efektif....................................................................................6
Syarat-Syarat Kalimat Efektif................................................................................7
1. Kesatuan....................................................................................................7
2. Kepaduan...................................................................................................8
3. Kepararelan................................................................................................9
4. Ketepatan.................................................................................................10
5. Kehematan...............................................................................................11
6. Kelogisan.................................................................................................12
Kesalahan Kalimat..............................................................................................12
1. Kesalahan Struktur..................................................................................12
2. Kesalahan Diksi.......................................................................................14
3. Kesalahan Ejaan......................................................................................15
BAB III PENUTUP..............................................................................................17
Kesimpulan dan Saran........................................................................................17
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................18

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Bahasa berisi pikiran, keinginan atau perasaaan yang ada dalam kata pada

pembicara, maupun penulis. Bahasa haruslah mengandung maksud yang jelas

agar apa yang dipikirkan, dirasakan dan diinginkan dapat diterima oleh

pendengan maupun pembaca.

Untuk mencapai maksud tersebut, kalimat haruslah disusun berdasarkan

kaidah-kaidah yang berlaku. Kaidah-kaidah tersebut meliputi: unsur-unsur

penting yang harus dimiliki setiap kalimat, kesepadanan dan kesatuan,

kesejajaran bentuk, penekanan dalam kalimat, kehematan dalam

mempergunakan kata, kevariasian dalam struktur kalimat. Hal-hal seperti itu

merupakan hal-hal penentu keeektifan suatu kalimat.

Dalam makalah kami yang berjudul “Kalimat efektif” ini kami akan

membahas tentang kalimat efektif, kesatuan dan kepaduan, kepararelan,

ketepatan, kehematan, kelogisan dan kesalahan kalimat. Diharapkan agar kita

bisa belajar tentang keefektifan kalimat dan agar bisa mengerti lebih baik lagi.

4
B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud kalimat efektif?

2. Apa syarat-syarat Kalimat Efektif?

3. Kesalahan Kalimat

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud kalimat efektif

2. Untuk mengetahui syarat-syarat kalimat efektif

3. Mengetahui kesalahan kalimat

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Kalimat Efektif

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kalimat adalah satuan

bahasa yang secara relatif berdiri sendiri, mempunyai pola intonasi final dan

secara aktual ataupun potensial terdiri atas klausa. Sementara, efektif dalam

KBBI diartikan sebagai ada efek (akibat, pengaruh, kesan).

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan maksud

pembicara/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat dipahami oleh

pendengar/pembaca secara tepat pula. Kalimat dikatakan efektif apabila berhasil

menyampaikan pesan, gagasan, perasaan, maupun pemberitahuan sesuai

dengan maksud si pembicara atau penulis, efektif dalam hal ini adalah ukuran

kalimat yang mampu menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara

penulis/penutur dan pembaca/pendengar. Kalimat efektif harus dapat mewakili

pikiran penulis/pembicara tersebut dengan mudah, jelas, dan lengkap seperti

yang dimaksud oleh penulis/pembicaranya.

Kalimat efektif juga dipahami sebagai kalimat yang dapat menyampaikan

informasi dan informasi tersebut mudah dipahami oleh pembaca. Kalimat sangat

penting dalam sebuah tulisan. Kalimat yang baik mudah dipahami oleh

pembaca.

6
B. Syarat-syarat Kalimat Efektif

1. Kesatuan

Sebuah kalimat dikatakan mempunyai sebuah kesatuan jika di dalamnya

hanya terdapat satu ide pokok. Dengan satu ide itu kalimat boleh panjang atau

pendek, menggabungkan lebih dari satu unsur pilihan, bahkan dapat

mempertentangkan unsur pilihan satu dengan yang lainnya asalkan ide atau

gagasan kalimatnya satu. Artinya dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud

penulis/pembicara, dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh

pembaca/ pendengar.

Contoh kalimat yang tidak jelas gagasannya:

(a) Peresmian gedung sekolah, kepala sekolah dibantu oleh para guru yang

mengatur acara. terdapat subjek ganda dalam satu kalimat. (1) peresmian

gedung sekolah, (2) kepala sekolah.

(b) Didalam kerangka kerja ini merupakan konsep yang dapat merealisasikan

perintah kerja Ibu. (Salah memakai kata depan Didalam sehingga

gagasan kalimat menjadi rancu).

(c) Berdasarkan agenda protokoler istana presiden akan memberikan

sambutan kepada duta besar indonesia.

(d) Di rumah Pak RT, para pejabat desa berdiskusi tentang masalah

keamanan masyarakat Kampung Baru

Contoh kalimat yang benar kesatuan gagasannya:

(a) Kepala sekolah dibantu oleh para guru yang mengatur acara untuk

peresmian gedung sekolah.

7
(b) Kerangka kerja ini merupakan konsep yang dapat merealisasikan perintah

kerja ibu.

(c) Presiden akan memberikan sambutan kepada duta besar indonesia

berdasarkan agenda protokoler istana.

(d) Para pejabat desa berdiskusi masalah keamanan masyarakat Kampung

baru di rumah Pak RT.

2. Kepaduan (Koherensi)

Koherensi artinya terdapat hubungan yang padu antar unsur-unsur

pembentukan kalimat. Syarat ini fungsi supaya setiap informasi yang diterima

oleh pembaca tidak terpecah-pecah. Kepaduan di dalam kalimat biasa akan

rusak jika disisipi sebuah kata seperti daripada atau tentang antara predikat

kata kerja dan objek penderita.

Koherensi akan tercipta jika terjadi hubungan padu antara unsur-unsur

pembentuk kalimat. Yang termasuk unsur pembentuk kalimat adalah kata, frasa,

kalusa, tanda baca, dan fungsi sintaksis (S-P-O-Pel-Ket).

Contoh kalimat yang unsurnya tidak koheren:

(a) Kepada setiap mahasiswa semester tujuh harus mengikuti praktikum mata

kuliah profesi. (Tidak mempunyai subjek/ subjeknya tidak jelas).

(b) Sayur bayam ibu memasak tadi pagi. (Struktur kalimat tidak benar/ rancu).

(c) Tentang keterlambatan mahasiswa sidang skripsi mendapat peringatan

para mahasiswa. (Unsur S-P-O tidak berkaitan erat).

(d) Rapat itu membahas daripada keamanan Kampung Baru. (Kalimat

daripada membuat kepaduan didalam kalimat rusak antara P-O).

8
Contoh kalimat yang unsurnya koheren:

(a) Setiap mahasiswa semester tujuh harus mengikuti praktikum mata kuliah

profesi.

(b) Ibu memasak sayur bayam tadi pagi.

(c) Para mahasiswa mendapat peringatan tentang keterlambatan sidang

skripsi.

(d) Rapat itu membahas keamanan Kampung Baru.

3. Kepararelan

Kalimat dikatakan mengandung keparalelan atau kesejajaran jika di dalam

terdapat unsur-unsur yang sama derajatnya, sama jenis katanya, sama pola atau

susunan kata dan frasanya. Umpamanya dalam sebuah perincian, jika unsur

pertama berbentuk verba. Jika unsur pertama nomina, unsur berikutnya juga

harus nomina.

Contoh kesejajaran atau pararelisme yang salah:

(a) Kegiatan masa orientasi siswa baru di sekolah meliputi pengenalan

lingkungan, membuat hasil karya, dan guru-guru diperkenalkan.

(b) Ayahmu menjadi dosen atau sebagai konsultan?

(c) Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatiannya saya ucapkan

terimakasih.

Contoh kesejajaran atau pararelisme yang benar:

(a) Kegiatan masa orientasi siswa baru di sekolah meliputi pengenalan

lingkungan, pembuatan hasil karya, dan pengenalan guru.

9
(b) Ayahmu menjadi dosen atau menjadi konsultan?

(c) Demikianlah agar ibu maklum, dan atas perhatian ibu, saya ucapkan

terimakasih.

4. Ketepatan

Ketepatan adalah kesesuaian/ kecocokan pemakaian unsur yang

membentuk kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti.

Contoh penulisan kata yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:

(a) Mahasiswa teladan itu memang tekun belajar dari pagi sehingga petang.

(Salah memakai sehingga).

(b) Acara pentas musik batal dilaksanakan karena bukan personil band yang

tidak siap, namun belum ada izin kegiatan. (Salah memilih kata namun

sebagai pasangan kata bukan).

(c) Peredaran narkoba yang terjadi di negara indonesia merusak moral

pelajar, mahasiswa, dan karyawan atau masyarakat pada umumnya.

Maka, pemberian hukuman berupa ksekusi mati bagi para gembong

pengedar narkoba layak diapresiasi oleh masyarakat indonesia. (Salah,

karena tidak diberi koma antara karyawan dan atau, sehingga klasifikasi

anggota kelompok yang dirinci masing berkurang satu).

Contoh penulisan kata yang meperhatikan faktor ketepatan:

(a) Mahasiswa teladan itu memang tekun belajar dari pagi sampai petang.

(b) Acara pentas musik batal dilaksanakan karena bukan personil band yang

tridak siap, melainkan belum ada izin kegiatan.

10
(c) Peredaran narkoba yang terjadi di negara indonesia merusak moral

pelajar, mahasiswa, dan karyawan atau masyarakat pada umumnya.

Maka, pemberian hukuman berupa eksekusi mati bagi para gembong

pengedar narkoba layak diapresiasi oleh masyarakat indonesia.

5. Kehematan

Kehematan ialah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak

perlu. Hemat disini berarti tidak mubadzir memakai kata-kata; tidak mengulang

subjek; tidak menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak dengan

hemat kata, kalimat akan menjadi padat dan berisi.

Contoh kalimat yang tidak hemat kata:

(a) Saya melihat dengan mata kepala saya sendiri bahwa bapak itu

menyaksikan pertandingan bola di televisi dari petang sampai pagi.

(b) Mahasiswa itu dengan segera mengubah judul proposal laporan

penelitian setelah dia bertemu dengan pembimbingnya.

(c) Agar supaya anda berhasil dalam memperoleh kehidupan yang layak,

anda harus bekrja dan berdoa dengan sungguh-sungguh.

Contoh kalimat yang hemat kata:

(a) Saya melihat sendiri bapak itu menyaksikan pertandingan bola di televise

semalaman.

(b) Mahasiswa itu segera mengubah judul proposal laporan penelitian setelah

bertemu pembimbingnya.

11
(c) Agar berhasil memperoleh kehidupan yang layak, bekerjalah dan berdoa

dengan sungguh-sungguh.

6. Kelogisan

Kelogisan adalah arti kalimat harus masuk akal/ sesuai dengan jalan

pikiran manusia pada umumnya. Logis dalam hal ini juga menuntut pola pikir

yang sistematis (runtut/ teratur dalam penghitungan angka dan penomoran).

Contoh kalimat yang lemah dari segi logika:

(a) Ayah sangat senang memakai perhiasan. (padahal ayah tergolong

manusia anti perhiasan).

(b) Katak sangat senang musim kemarau. (padahal katak tergolong binatang

yang suka hujan).

(c) Kepada bapak Ahmad, waktu dan tempat kami persilahkan. (waktu dan

tempat tidak perlu dipersilahkan).

C. Kesalahan kalimat

Karangan ilmiah, laporan kerja, surat lamaran atau jenis komunikasi lain,

seluruhnya harus menggunakan kalimat yang baik dan benar. Kesalahan kalimat

dapat berakibat fatal, salah pengertian, salah tindakan, dan sebagainya.

1.kesalahan struktur

a. Kalimat aktif tanpa subjek

contoh:

menurut ahli pendidikan menyatakan bahwa lingkungan keluarga dapat

memengaruhi tumbuh kembang anak. (salah)

12
kalimat tersebut salah karena menempatkan kata depan menurut di

depan subjek. Dengan kata tersebut subjek berubah fungsi menjadi

keterangan.

Ahli pendidikan menyatakan bahwa lingkungan keluarga dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak. (benar)

b. Menempatkan kata depan di depan subjek, dengan katadepan ini subjek

berubah menjadi keterangan.

Contoh:

Di Banten Selatan memiliki pantai wisata yang sangat indah. (salah)

Banten selatan memiliki pantai wisata yang sangat indah. (benar)

c. Tanpa unsur predikat, menempatkan kata yang di depan predikat, dengan

kata ini predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek.

Contoh:

Penata rambut yang bekerja di salon. (salah)

Penata rambut bekerja di salon. (benar)

d. Menempatkan kata depan di depan objek, seharusnya kata kerja transitif

langsung diikutiobjek dan tidak disisipi kata depan.

Contoh:

Para pegawai mengharapkan tentang tunjangan hari raya segera

dibagikan. (salah)

Para pegawai mengharapkan tunjangan hari raya segera dibagikan.

(benar)

e. Menempatkan kata penghubung intrakalimat tunggal pada awal kalimat.

Contoh:

Ia dermawan. Sehingga selalu mendapat pujian. (salah)

13
Ia dermawan sehingga mendapat pujian. (benar)

f. Berupa anak kalimat atau klausa, atau penggabungan anak kalimat.

Contoh:

Meskipun sudah pandai, tetapi ia tetap belajar. (salah)

Meskipun sudah pandai, ia tetap belajar. (benar)

g. Salah urutan

contoh:

kue ini sudah saya makan. (salah)

saya sudah makan kue ini. (benar)

2. Kesalahan Diksi

a) Diksi kalimat salah jika:

1). menggunakan dua kata bersinonim dalam satu fase: agar supaya,

adalah merupakan, bagi untuk, demi untuk, naik ke atas, turun ke bawah,

dan lain-lain.

Contoh:

Ibu selalu berdoa agar supaya anaknya lulus ujian. (salah)

Ibu selalu berdoa agar anaknya lulus ujian. (benar)

Ibu selalu berdoa supaya anaknya lulus ujian. (benar)

2). Menggunakan kata tanya yang tidak menanyakan sesuatu: di mana,

yang mana, bagaimana, mengapa, dan lain-lain.

Contoh:

Pesantren di mana saya menuntut ilmu dua puluh tahun yang lalu, kini

semakin terkenal. (salah)

Pesantren tempat saya menuntut ilmu dua puluh tahun yang lalu, kini

semakin terkenal. (benar)

14
Menggunakan kata berpasanagan yang tidak sepadan: tidak hanya-

tetapi juga seharusnya tidak…tetapi atau tidak hanya-tetapi juga, bukan

hanya-tetapi juga seharusnya bukan hanya-melainkan juga.

Contoh:

Sari tidak hanya cantik melainkan juga baik. (salah)

Sari bukan hanya cantik melainkan juga baik. (benar)

Sari tidak hanya cantik tetapi juga baik. (benar)

Menggunakan kata berpasangan secara idiomatik yang tidak

bersesuaian.

Misalnya sesuai bagi seharusnya sesuai dengan, membicarakan tentang

seharusnya berbicara tentang atau membicarakan sesuatu.

Contoh:.

Penilaian juri itu sesuai bagi suara indah penyanyi tersebut. (salah)

Penilaian juri itu sesuai dengan suara indah penyanyi tersebut. (benar)

b) Diksi atau kalimat kurang baik (kurang santun)

1) menonjolkan akunya dalam suasana formal, misalnya: aku dan saya.

2) pilihan kata yang mengekspresikan data secara subjektif, misalnya:

menurut pendapat saya…,sebaiknya menggunakan data menunjukan

bahwa…,

3) menggunakan kata yang tidak jelas maknanya.

4) diksi tidak sesuai dengan situasi yang dihadapi.

5) penolakan atau pembuktian tanpa makna kata yang pasti.

3. Kesalahan Ejaan

15
Kesalahan ejaan berengaruh terhadap kalimat efektif, bukan hanya

memperkecil kualitas kalimat melainkan juga dapat mengakibatkan kesalahan

kalimat.

Jenis kesalahan ejaan:

1) Penggunaan huruf kapital, huruf kecil, huruf miring, huruf tebal.

2) Penggalan kata.

3) Penulisan kata baku.

4) Penulisan unsur serapan.

5) Penulisan kata asing tidak dicetak miring.

6) Penggunaan tanda baca: titik, koma, tanda petik, titik dua, titik koma, tanda

petik satu (`….`), tanda penyingkatan (`…), dan lain-lain

7) Penulisan kalimat atau pararaf

8) Penulisan keterangan tambahan, penulisan aposisi

9) Penulisan judul buku, judul makalah, skripsi, disertasi, tesis, surat kabar,

majalah, jurnal.

10) Penulisan daftar pustaka dalam teks, catatan kaki, dan bibliografi.

16
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kalimat efektif adalah kalimat yang dapat mengungkapkan

maksud pembicara/penulis secara tepat sehingga maksud itu dapat

dipahami oleh pendengar/pembaca secara tepat pula. Tujuannya

untuk menjembatani timbulnya pikiran yang sama antara

penulis/penutur dan pembaca/pendengar.

B. SARAN

Kami mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang

sudah membantu kami, Kami sadar bahwa makalah ini masih kurang

sempurna karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang lebih

membangun lagi untuk kami. Kami juga mohon maaf bila ada

kesalahan kata-kata dalam pengetikan karena kami masih dalam

tahap pembelajaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Alwi, Hasan.dkk.1998. Tata Bahasa Baku Indonesia.


Edisi Ketiga, Jakarta: Balai Pustaka.
Badudu, J.S. 1983. Inilah Bahasa Indonesia yang Benar.
Jakarta: Gramedia

18

Anda mungkin juga menyukai