NAMA KELOMPOK 3 :
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................
1.3. Tujuan ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kalimat Tunggal ...................................................................................
2.1 Kalimat Turunan atau Majemuk ...........................................................
2.1 Contoh Kalimat Majemuk yang Logis...................................................
PENDAHULUAN
PEMBAHASAN
Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu
konstituen SP. Jadi, unsur inti kalimat tunggal ialah subjek dan predikat. Hal ini
berarti konstituen untuk tiap unsur kalimat hanyalah satu atau merupakan kesatuan. Di
samping itu, tidak mustahil terdapat unsur manasuka dalam kalimat tunggal seperti
keterangan tempat dan waktu.
1. Memiliki satu struktur wajib penyusun kalimat yaitu subjek dan predikat
Comtoh : Paramita pulang
2. Kalimat tunggal tidak menggunakan kata hubung
Contoh : Buruh itu mengambil bahan bangunan di gedung
3. Memiliki satu pokok bahasan
Contoh : Mereka mahasiswa asing
Kalimat seringkali terdiri bukan hanya atas unsur wajib, melainkan juga atas
unsur tidak wajib. Dari sedi struktur, kehadiran unsur tidak wajib itu memperluas
kalimat,dan dari segi makna, unsur tidak wajib itu membuat informasi yang terkadang
dalam kalimat menjadi lebih lengkap. Perluasan kalimat tunggal dapat dilakukan
dengan cara :
1. Unsur keterangan
Pada umumnya, unsur keterangan dalam kalimat tidak wajib sehingga keterangan
diperlakukan sebagai unsur tidak wajib. Artinya tanpa keterangan pun kalimat
masih mempunyai makna mandiri
Contoh :Pemburu membunuh binatang buas itu.
Pemburu membunuh binatang buas itu di pinggir hutan.
Dalam Bahasa Indonesia, lazim dibedakan menjadi 9 macam keterangan yang
dapat berupa kata atau frase, sebagian dapat juga berupa klausa. 9 macam
keterangan itu yaitu :
a. Keterangan waktu
Keterangan waktu memberikan informasi mengenai waktu terjadinya suatu
peristiwa. Pada umumnya keterangan waktu diletakan di bagian belakang
kalimat,tetapi dapat pula di bagian tengah atau depan kalimat. Keterangan
waktu mencangkup kata pernah,sering,selalu, biasanya, sekarang, besok,
lusa dan lainnya.
Contoh :Dekan mengumumkan acara rapat itu kemarin
b. Keterangan tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat
terjadinya peristiwa atau keadaan. Dalam keterangan tempat hanya dapat
diisi oleh frase preposisional, preposisi yang dipakai antara lain di,ke ,dari,
sampai, dan pada. Sesudah preposisi itu terdapat kata yang mempunyai
ciri tempat seperti di sana dan sebagainya.
Contoh : Saya meletakkan batu permata ini di sana.
c. Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan arah,jurusan, atau
maksud perbuatan atau kejadian. Keterangan yang biasa digunakan adalah
demi, bagi, guna, untuk,dan buat.
Contoh : pejuang itu bersedia berkorban demi kepentingan Negara.
d. Keterangan cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan jalannya suatu
peristiwa yang berlangsung. Keterangan cara yang biasanya digunakan
adalah seenaknya, semaumu,secepatnya dan lain sebagainya.
Contoh : Pegawai itu berbicara seenaknya dengan atasannya.
e. Keterangan penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya
orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu perbuatan.
Contoh: Adik ke sekolah dengan saya.
f. Keterangan alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya alat
yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan. Pengertian alat dalam hal
ini tidak harus selalu dalam bentuk benda kongkret, namun berwujud frase
preposisional memakai dengan atau tanpa.
Contoh : Pegawai itu biasanya pergi ke kantor dengan bus.
g. Keterangan pembandingan
Keterangan pembandingan adalah keterangan yang menyatakan
keterangan atau kemiripan antara suatu keadaan,kejadian atau perbuatan
dengan keadaan, kejadian, atau perbuatan lain.
Contoh : Tekadnya untuk merantau teguh laksana gunung karang.
h. Keterangan sebab
Keterangan sebab adalah keterangan yang menyatakan sebab atau alasan
terjadinya suatu kejadian ,keadaan,atau perbuatan.
Contoh : Banyak pemimpin dunia jatuh karena wanita.
i. Keterangan kesalingan
Keterangan kesalingan adalah keterangan yang menyatakan bahwa suatu
perbuatan dilakukan secara berbalasan.
Contoh : Ketua dan sekretaris organisasi itu saling membenci satu sama
lain.
2. Nomina vokatif
Nomina vokatif adalah konstituen tambahan dalam ujaran berupa nomina atau
frase nominal yang menyatakan orang yang disapa. Unsur vokatif bersifat
manasuka, dan letaknya dapat di awal, di akhir atau di tengah kalimat. Nomina
vokatif dapat berupa nama orang, istilah kekerabatan, ungkapan kasih sayang, dan
ungkapan penanda profesi.
Contoh : Intan, tolong belikan minum
3. Aposisi
Aposisi adalah penjelasan atau keterangan pengganti yang menggantikan unsur
yang ada di depannya. Karena itu aposisi disebut juga keterangan pengganti
Contoh : Ir. Soekarno, presiden Indonesia pertama adalah tokoh pendiri gerakan
non-blok.
Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu proposisi
sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan suatu
kesatuan. Karena sifat itu, maka kalimat majemuk selalu berwujud dua klausa atau
lebih.
Contoh :