Anda di halaman 1dari 10

KALIMAT TUNGGAL DAN KALIMAT TURUNAN

KELAS 1J SOKA MALAM

NAMA KELOMPOK 3 :

1. Ni Luh Chintya Dewi 1902622010461 / 04


2. Ni Kadek Ayu Suardani 1902622010478 / 21
3. Ni Komang Seni Irmawati 1902622010480 / 23
4. Dewa Ayu Putri Dwi Pratiwi 1902622010483 / 26

FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI


UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR
TAHUN 2019 / 2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa / Tuhan Yang
Maha Esa, karena berkat rahmat beliau kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Kalimat Tunggal dan Kalimat Majemuk” ini dengan baik,tepat waktu dan sesuai dengan
harapan.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada dosen yang telah membimbing
kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada teman-
teman yang sudah memberi kontribusi, baik langsung maupun tidak langsung dalam
pembuatan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata kami ucapkan terimakasih.

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI ................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .....................................................................................
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................
1.3. Tujuan ...................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Kalimat Tunggal ...................................................................................
2.1 Kalimat Turunan atau Majemuk ...........................................................
2.1 Contoh Kalimat Majemuk yang Logis...................................................

BAB III PENUTUP


3.1. Simpulan ...............................................................................................
3.2. Saran ....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam berbahasa, baik secara lisan maupun tertulis, kita sebenarnya tidak
mengunakan kata-kata secara lepas. Akan tetapi, kata-kata itu terangkai mengikuti
aturan atau kaidah yang berlaku sehingga terbentuklah rangkaian kata yang dapat
mengungkapkan gagasan, pikiran, atau perasaan yang dinamakan kalimat.
Kalimat yang kita gunakan sesungguhnya dapat dikembalikan ke dalam
sejumlah kalimat dasar yang sangat terbatas. Dengan kata lain, semua kalimat
yang kita gunakan berasal dari beberapa pola kalimat dasar saja.
.

1.2 Rumusan Masalah


1 Apakah itu kalimat tunggal ?
2 Apakah pengertian dan ciri-ciri kalimat majemuk yang relevan ?
3 Apa saja pembentukan kalimat majemuk ?
4 Bagaimanakah cara pembetulan kesalahan kalimat tunggal dan majemuk
dalam skripsi mahasiswa
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian serta ciri-ciri kalimat tunggal
2. Untuk mengetahui pengertian dan ciri-ciri kalimat majemuk yang relevan
3. Untuk mengetahui pembentukan dari kalimat majemuk
4. Untuk mengetahui cara pembentulan kesalahan kalimat tunggal dan majemuk
dalam skripsi mahasiswa
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Kalimat Tunggal

2.1.1 Pengertian kalimat tunggal

Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa atau satu
konstituen SP. Jadi, unsur inti kalimat tunggal ialah subjek dan predikat. Hal ini
berarti konstituen untuk tiap unsur kalimat hanyalah satu atau merupakan kesatuan. Di
samping itu, tidak mustahil terdapat unsur manasuka dalam kalimat tunggal seperti
keterangan tempat dan waktu.

2.1.2 Ciri-ciri kalimat tunggal

1. Memiliki satu struktur wajib penyusun kalimat yaitu subjek dan predikat
Comtoh : Paramita pulang
2. Kalimat tunggal tidak menggunakan kata hubung
Contoh : Buruh itu mengambil bahan bangunan di gedung
3. Memiliki satu pokok bahasan
Contoh : Mereka mahasiswa asing

2.1.3 Unsur kalimat tunggal

Kalimat terdiri atas unsur-unsur fungsional yang disebut subjek ( S ), predikat


( P ), objek ( O ), pelengkap ( Pel. ), dan keterangan ( K ). Kelima unsur tersebut tidak
selalu bersama-sama digunakan dalam kalimat, terkadang ada yang S-P atau S-P-O
bahkan ada yang S-P-O-Ket.

2.1.4 Perluasan kalimat tunggal

Kalimat seringkali terdiri bukan hanya atas unsur wajib, melainkan juga atas
unsur tidak wajib. Dari sedi struktur, kehadiran unsur tidak wajib itu memperluas
kalimat,dan dari segi makna, unsur tidak wajib itu membuat informasi yang terkadang
dalam kalimat menjadi lebih lengkap. Perluasan kalimat tunggal dapat dilakukan
dengan cara :
1. Unsur keterangan
Pada umumnya, unsur keterangan dalam kalimat tidak wajib sehingga keterangan
diperlakukan sebagai unsur tidak wajib. Artinya tanpa keterangan pun kalimat
masih mempunyai makna mandiri
Contoh :Pemburu membunuh binatang buas itu.
Pemburu membunuh binatang buas itu di pinggir hutan.
Dalam Bahasa Indonesia, lazim dibedakan menjadi 9 macam keterangan yang
dapat berupa kata atau frase, sebagian dapat juga berupa klausa. 9 macam
keterangan itu yaitu :
a. Keterangan waktu
Keterangan waktu memberikan informasi mengenai waktu terjadinya suatu
peristiwa. Pada umumnya keterangan waktu diletakan di bagian belakang
kalimat,tetapi dapat pula di bagian tengah atau depan kalimat. Keterangan
waktu mencangkup kata pernah,sering,selalu, biasanya, sekarang, besok,
lusa dan lainnya.
Contoh :Dekan mengumumkan acara rapat itu kemarin
b. Keterangan tempat
Keterangan tempat adalah keterangan yang menunjukkan tempat
terjadinya peristiwa atau keadaan. Dalam keterangan tempat hanya dapat
diisi oleh frase preposisional, preposisi yang dipakai antara lain di,ke ,dari,
sampai, dan pada. Sesudah preposisi itu terdapat kata yang mempunyai
ciri tempat seperti di sana dan sebagainya.
Contoh : Saya meletakkan batu permata ini di sana.
c. Keterangan tujuan
Keterangan tujuan adalah keterangan yang menyatakan arah,jurusan, atau
maksud perbuatan atau kejadian. Keterangan yang biasa digunakan adalah
demi, bagi, guna, untuk,dan buat.
Contoh : pejuang itu bersedia berkorban demi kepentingan Negara.
d. Keterangan cara
Keterangan cara adalah keterangan yang menyatakan jalannya suatu
peristiwa yang berlangsung. Keterangan cara yang biasanya digunakan
adalah seenaknya, semaumu,secepatnya dan lain sebagainya.
Contoh : Pegawai itu berbicara seenaknya dengan atasannya.
e. Keterangan penyerta
Keterangan penyerta adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya
orang yang menyertai orang lain dalam melakukan suatu perbuatan.
Contoh: Adik ke sekolah dengan saya.
f. Keterangan alat
Keterangan alat adalah keterangan yang menyatakan ada tidaknya alat
yang dipakai untuk melakukan suatu perbuatan. Pengertian alat dalam hal
ini tidak harus selalu dalam bentuk benda kongkret, namun berwujud frase
preposisional memakai dengan atau tanpa.
Contoh : Pegawai itu biasanya pergi ke kantor dengan bus.
g. Keterangan pembandingan
Keterangan pembandingan adalah keterangan yang menyatakan
keterangan atau kemiripan antara suatu keadaan,kejadian atau perbuatan
dengan keadaan, kejadian, atau perbuatan lain.
Contoh : Tekadnya untuk merantau teguh laksana gunung karang.
h. Keterangan sebab
Keterangan sebab adalah keterangan yang menyatakan sebab atau alasan
terjadinya suatu kejadian ,keadaan,atau perbuatan.
Contoh : Banyak pemimpin dunia jatuh karena wanita.
i. Keterangan kesalingan
Keterangan kesalingan adalah keterangan yang menyatakan bahwa suatu
perbuatan dilakukan secara berbalasan.
Contoh : Ketua dan sekretaris organisasi itu saling membenci satu sama
lain.
2. Nomina vokatif
Nomina vokatif adalah konstituen tambahan dalam ujaran berupa nomina atau
frase nominal yang menyatakan orang yang disapa. Unsur vokatif bersifat
manasuka, dan letaknya dapat di awal, di akhir atau di tengah kalimat. Nomina
vokatif dapat berupa nama orang, istilah kekerabatan, ungkapan kasih sayang, dan
ungkapan penanda profesi.
Contoh : Intan, tolong belikan minum
3. Aposisi
Aposisi adalah penjelasan atau keterangan pengganti yang menggantikan unsur
yang ada di depannya. Karena itu aposisi disebut juga keterangan pengganti
Contoh : Ir. Soekarno, presiden Indonesia pertama adalah tokoh pendiri gerakan
non-blok.

2.2 Kalimat Majemuk

2.2.1 Pengertian kalimat majemuk

Kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri atas lebih dari satu proposisi
sehingga mempunyai paling tidak dua predikat yang tidak dapat dijadikan suatu
kesatuan. Karena sifat itu, maka kalimat majemuk selalu berwujud dua klausa atau
lebih.

2.2.2 Ciri-ciri kalimat majemuk

1. Terdiri dari dua klausa yang saling berhubungan


Contoh : Tabrakan itu terjadi di jalan Tamrin dan dua orang meninggal
2. Membentuk kalimat baru yang dihasilkan dari perluasan kalimat inti
Contoh : Anak itu menendang bola
Anak yang kau sebut kemarin itu, menendang bola
2.3 Pembentukan Kalimat Majemuk
1. Kalimat majemuk setara
Kalimat majemuk setara adalah gabungan dari beberapa kalimat tunggal yang
unsur-unsurnya tidak ada yang dihilangkan. Dapat juga dikatakan, bahwa antara
unsur-unsur kalimat tunggal yang digabungkan kedudukannya setara. Kalimat
majemuk setara dapat dibagi tiga yaitu :
a. Kalimat majemuk setara sejalan
Kalimat majemuk setara sejalan adalah kalimat-kalimat yang digabungkan itu
tidak berlawanan atau pengertiannya sejalan. Kalimat majemuk setara sejalan
dapat dirinci lagi menjadi tiga bagian yaitu : KMS sejalan biasa, KMS sejalan
mengatur, KMS sejalan menguatkan.
Contoh :
- K1 : Matahari terbit di ufuk timur
- K2 : Margasatwa mulai mencari mangsanya
- K3 : Petani-petani berangkat ke ladang
KMS : Matahari terbit di ufuk timur, margasatwa mulai mencari
mangsanya, dan petani-petani berangkat ke ladang.
b. Kalimat majemuk setara berlawanan
Kalimat majemuk setara berlawanan adalah kalimat-kalimat yang
digabungkan itu mengandung makna pertentangan. Kalimat majemuk setara
berlawanan ada tiga macam yaitu KMS berlawanan biasa, KMS berlawanan
mengganti, KMS berlawanan mewatasi.
Contoh :
- Pamannya pendiam sekali tetapi bibinya luar biasa cerewet.
- Kau mau menerima lamarannya atau kau akan menjadi perawan tua
c. Kalimat majemuk setara penunjuk
Kalimat majemuk setara penunjuk adalah bagian kalimat satu menunjuk
kembali pada bagian kalimat lain. KMS penunjuk memiliki pengertian
bermacam-macam seperti KMS penunjuk sebab-akibat, KMS penunjuk
perlawanan, KMS penunjuk waktu, KMS penunjuk tempat, dan KMS
penunjuk syarat.
Contoh : Petugas pemeriksa bangunan sudah tiba, sementara itu para pekerja
tetap berada di posnya.
2. Kalimat majemuk rapatan
Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat majemuk yang terjadi dari
penggabungan beberapa kalimat tunggal yang unsur-unsurnya sama dirapatkan
atau dituliskan sekali lagi. Kalimat majemuk rapatan terdiri dari 4 macam yaitu :
a. KMR Sama Subjek
KMR Sama Subjek, artinya subjek-subjek dirapatkan.KMR Sama Subjek
merupakan struktur yang baik sekali untuk menyusun gaya bahasa klimaks
dan antiklimaks.
Contoh : Benteng itu ditembaki, dibom bertubi-tubi, dan diratakan dengan
tanah.
b. KMR Sama Predikat
Contoh : sawahnya, pekarangannya, dan rumahnya digadaikan.
c. KMR Sama Objek
KMR sama objek, artinya objek-objek dirapatkan. Objek dapat dibedakan
menjadi empat yaitu objek penderita ( open ), objek pelaku ( opel ), objek
berkepentingan ( okep ), dan objek berkata depan ( odep ).
Contoh : Baju itu dijahit dan celana itu dicuci oleh ayah ( opel ).
d. KMR Sama Keterangan
Contoh : Adik menimba air dan kakak mencuci pakaian di sumur.
3. Kalimat Majemuk Bertingkat
Kalau sebuah unsur dari kalimat sumber ( kalimat tunggal ) dibentuk menjadi
sebuah kalimat, dan kalau kalimat bentukan ini digabungkan dengan sisa kalimat
sumbernya, maka akan terbentuklah kalimat majemuk bertingkat. Dengan
ketentuan :
a. Sisa kalimat sumber disebut induk kalimat
b. Kalimat bentukan disebut anak kalimat
c. Anak kalimat diberi nama sesuai dengan nama unsur kalimat sumber yang
digantikan

Contoh :

- K1 : Kedatangannya disambut oleh rakyat kemarin


- K2 : Ketika matahari mulai condong ke barat
KMB : Kedatangannya disambut oleh rakyat ketika matahari mulai
condong ke barat.

Anda mungkin juga menyukai