Diversifikasi
Diversifikasi adalah suatu usaha yang dilakukan suatu perusahaan atau investor
untuk memaksimalkan keuntungan sehingga arus kas perusahaan dapat lebih stabil.
Tujuan dilakukannya diversifikasi adalah memaksimalkan keuntungan dengan
berinvestasi. Resiko yang dapat didiversifikasikan ( diversifiable risk ) adalah resiko yang
tidak sistematik atau resiko spesifik dan unik untuk perusahaan, contoh dari resiko yang
dapat diversifikasi adalah pemogokan buruh, tuntutan oleh pihak lain, penelitian yang
tidak berhasil, dan lain sebagainya. Selain itu, terdapat resiko yang tidak dapat
didiversifikasi ( nondiversifiable risk ), resiko ini terjadi karena kejadian-kejadian diluar
kegiatan perusahaan seperti inflasi, resesi, dan lain sebagainya. Diversifikasi resiko
penting untuk investor, karena dapat meminimumkan resiko tanpa harus mengurangi
return yang diterima. Diversifikasi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu :
a. Diversifikasi dengan banyak aktiva
Pada hukum statistik dijelaskan bahwa semakin besar ukuran sampel, semakin
dekat nilai rata-rata sampel dengan nilai ekspektasian dari populasi, hukum ini
disebut dengan hukum jumlah besar. Asumsi yang digunakan adalah tingkat hasil
untuk masing-masing sekuritas secara statistik adalah independen, ini berarti tingkat
hasil untuk satu sekuritas tidak terpengaruh oleh tingkat hasil sekutu lain. Deviasi
standar yang digunakan yaitu :
σi
σ p=
√n
Resiko dari portofolio akan menurun dengan cepat semakin besarnya jumlah
sekuritas (n). semakin banyaknya sekuritas yang dimasukkan ke portofolio, semakin
kecil resiko portofolionya. Namun kenyataannya, asumsi tingkat hasil (rate of return)
yang independen untuk masing-maisng sekuritas adalah kurang realistis, karena
umumnya return sekuritas berkorelasi satu dengan lainnya.
Maka diversifikasi akan menghilangkan efek dari varian, tetapi efek kovarian
masih tetap ada, yaitu sebesar nilai rata-rata semua kovarian.