Teori Ordinal adalah pendekatan yang daya guna suatu barang tidak perlu diukur, cukup
untuk diketahui dan konsumen mampu membuat urutan tinggi rendahnya daya guna yang
diperoleh dari mengkonsumsi sekelompok barang. Dalam teori perilaku konsumen dengan
pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah:
a) Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan
yang dimilikinya.
b) Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering.
c) Konsumen lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya
semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya tingkat
kepuasan yang dimilikinya.
2. Bentuk kurva indiferen cembung ke titik origin (titik O), hal ini menunjukkan derajat
pengantian barang yang semakin menurun. Derajat penggantian ini dugunakan untuk
mengetahui berapa jumlah barang yang harus dikurangi untuk menambah barang lain
agar kepuasan yang diterima tetap sama.
3. Kurva indiferen tidak saling berpotongan, karena apabila saling berpotongan maka tidak
konsisten dengan difinisi yang telah dijelaskan diatas.
Penjelasan bahwa kurva indiferen tidak saling berpotongan dapat dijelaskan dengan bantuan
kurva berikut ini :
Seperti telah dijelaskan sebelumnya pada kurva indiferen yang sama akan memberikan
kepuasan yang sama. Berdasarkan gambar di atas menunjukkan kurva indiferen I1 berpotongan
dengan kurva indiferen I2 pada titik C. Kepuasan di titik A sama dengan kepuasan dititik C,
demikian juga kepuasan dititik B sama dengan kepuasan dititik C, sedangkan kepuasan dititik A
lebih besar dari dititik C karena kurva indiferen I2 lebih besar dari I1. Keadaan ini tidak mungkin
terjadi karena pada titik yang sama (titik C) kepuasan yang diterima konsumen berbeda.
Menurut Mankiw Garis Anggaran adalah “the limit on the consumption bundles that a
consumer can afford”. Dalam bahasa Indonesia berarti Garis Anggaran adalah berbagai
kemungkinan kombinasi konsumsi yang mampu diperoleh konsumen dengan pendapatannya.
Pada dasarnya setiap orang pasti menginginkan konsumsi yang banyak dan berkualitas
tinggi, karena hal tersebut memang sudah menjadi sifat dasar manusia. Namun, keinginannya
tersebut tidak akan selalu terpenuhi karena pengeluaran manusia dibatasi oleh anggaran yang
dimiliki. Itulah sebabnya Garis Anggaran sering juga disebut dengan “Kendala Anggaran”.